Irab Jazem
Jazem merupakan alamat yang terakhir yakni yang keempat dari urutan rafa, nashab, jar
(khafadz), dan jazem. Dan urutan ini sudah paten karena dari berbagai kitab nahwu dan
ulama nahwu tidak ada perbedaan terhadap urutan irab.
Dalam buku Ilmu Nahwu Terjemah Matan al-Jurumiyah dan Imrithy, karya Moch. Anwar
dijelaskan, sebagai berikut;
Irab jazem mempunyai dua alamat yaitu; sukun dan membuang.
Maksudnya; irab jazem itu mempunyai dua tanda, yaitu; sukun yang menjadi tanda pokok
dan membuang (menghilangkan) nun tanda rafa dan huruf illat. Contoh;
2. Membuang nun tanda rafa, seperti;
3. Membuang huruf illat, seperti;
Menjadi ,
menjadi
Kata Nadhim
*
Irab jazem pada fiil-fiil itu dengan mmakai sukun, atau membuang huruf illat, atau
membuang nun (tanda rafa) pada afalul khamsah.[1]
1. Harakat Sukun
Dalam buku Ilmu Nahwu Terjemah Matan al-Jurumiyah dan Imrithy, karya Moch. Anwar
dijelaskan, sebagai berikut;
Sukun menjadi alamat bagi irab jazem pada fiil mudhari yang pada bagian akhirnya tidak berhuruf
illat, yaitu alif, wawu, dan ya, seperti; [2
2. Hadfu (membuang)
Membuang itu menjadi tanda bagi irab jazem pada fiil mudhari yang mutal akhir (kata
yang akhirnya bertemu dengan huruf illat) dan pada fii-fiil yang di-rafa-kan nya dengan
nun tetap. Contoh;[3]
Menjadi ,
menjadi , menjadi
.
menjadi
Referensi
[1] Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemah Matan al-Jurumiyah dan Imrithy, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2014) cet. ke-33, hal. 41.
[2] Ibid. Hal. 42.
[3] Ibid. Hal. 42.