Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki

jumlah penduduk terbanyak kedua setelah kota Jakarta. Menurut data yang

diambil oleh Dispenduk capil Surabaya pada tahun 2013, jumlah penduduk di

Surabaya mencapai 3.153.298 Jumlah dan pertumbuhan penduduk di Surabaya

yang tinggi menimbulkan berbagai macam permasalahan yang sampai saat ini

masih menjadi pusat perhatian. Permasalahan tersebut meliputi masalah

kemacetan, kependudukan, kesehatan, kebersihan lingkungan hidup, pencemaran,

dan lain sebagainya.

Permasalahan yang saat ini sedang menjadi sorotan utama, dan sedang

diupayakan penyelesaiannya adalah masalah pencemaran dan kebersihan

lingkungan hidup. Pencemaran yang terjadi di Surabaya bisa dibilang cukup

tinggi. Pencemaran yang timbul didominasi oleh banyaknya sampah yang

dihasilkan dan kurangnya kemampuan untuk mengatasi secara signifikan.Tingkat

produksi sampah di Surabaya dari tahun ke tahun juga semakin meningkat.

Keadaan masyarakat di daerah Benowo yang tinggal dekat dengan TPS

(Tempat Pembuangan Sampah) juga tak kalah memprihatinkan.Volume sampah

yang semakin meningkat masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo

(Surabaya Barat) dari sebelumnya 88.000 m3 per hari kini menjadi sekitar 1.300

ton per hari. Hal tersebut tentu sangat memprihatinkan karena lahan yang tersisa

semakin sedikit sedangkan produksi sampah per harinya semakin meningkat.


Selain itu, tempat penimbunan sampah ini juga berdampak terhadap kenyamanan

dan keindahan lingkungan setempat. Di sepanjang tempat penimbunan sampah

tercium bau busuk yang menyengat serta keadaan lingkungan sekitar yang kumuh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah penyebab terjadinya kerusakan lingkungan di daerah Benowo?

2. Bagaimanakah solusi untuk megurangi kerusakan lingkungan?

1.3 Tujuan

Untuk lebih mengetahui kondisi lingkungan di daerah Surabaya dan cara

pencegahan maupun solusi untuk mengurangi kerusakan lingkungan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tempat Pembuangan Akhir

Tempat pembuangan akhir (TPA) merupakan bentuk perlakuan tertua

terhadap sampah, yakni segala sampah yang ada di setiap kota terkumpul di

tempat ini, setelah melalui Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Fasilitas tertua

ini ternyata tidak hanya menghasilkan dampak positif bagi lingkungan maupun

masyarakat yang ada disekitarnya tapi juga menimbulkan dampak negatif.

Berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari keberadaan TPA ini sangat

beragam, antara lain: Musibah fatal (misalnya longsoran perbukitan sampah),

kerusakan infrastruktur (misalnya kerusakan akses jalan akibat terlewati

kendaraan berat), pencemaran lingkungan setempat (seperti pencemaran air tanah

oleh kebocoran dan pencemaran tanah selama pemakaian TPA, maupun saat

selesai penutupan TPA), pelepasan gas metana yang disebabkan oleh

pembusukan sampah organik (metana merupakan gas rumah kaca yang berkali-

kali lebih potensial daripada gas karbon dioksida, dan lebih membahayakan bagi

penduduk setempat), selain itu keberadaan TPA juga melidungi hewan pembawa

penyakit seperti tikus dan lalat.

2.2 TPA Benowo Surabaya

Tempat Pembuangan Akhir TPA Benowo merupakan salah satu areal

tempat pembuangan akhir sampah sebagian Kota Surabaya yang terletak di

Kelurahan Romokalisari yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gresik,


dengan luas lahan kurang lebih 37 Ha sudah termasuk daerah pengembangan

seluas 3,43 Ha. Saat ini pengelolaan timbunan sampah di TPA Benowo dibagi

dalam 5 (lima) sel, dimana 2 (dua) sel timbunan sampah yaitu sel IA dan IB dalam

tahap stabilisasi dan 3 (tiga) sel lainnya masih dilakukan penambahan timbunan

sampah. Total volume sampah pada 2 (dua) sel timbunan sampah yang telah

ditutup tersebut adalah kurang lebih 312.960 m. Sel timbunan sampah yang

ditutup tersebut kemudian dilapisi tanah liat (clay) setebal 30 cm dan dipadatkan

dengan bantuan mesin pemadat tanah.

Gambar : Lokasi TPA Benowo

2.2.1 Kondisi Sekitar TPA Benowo

Penggunaan tanah di wilayah perencanaan terdiri dari industri dan

pergudangan, permukiman, fasilitas umum, tambak ikan dan tambak

garam, rel kereta api, serta sungai


Industri dan Pergudangan

Daerah industri dan pergudangan banyak ditemui dan merupakan

kegiatan yang mendominasi daerah sekitar TPA Benowo, khususnya yang

terletak di sebelah Timur jalan tol PT. MASPION IV merupakan daerah

industri dan pergudangan yang letaknya paling dekat dengan TPA

Benowo.

Pemukiman

Daerah perumahan di wilayah sekitar TPA Benowo sebagian besar

merupakan perumahan kampung yang lokasinya menempati stren-stren

sungai dan memanfaatkan tanah kosong yang ada. Persebaran perumahan

yang menempati stren sungai yaitu: di pinggir Kali Lamong. Permukiman

yang memanfaatkan tanah-tanah kosong awalnya hanya digunakan

bagi masyarakat yang mempunyai pekerjaan sebagai penjaga tambak

dengan persetujuan pemilik tambak, tetapi dalam perjalanan waktu

akhirnya dibangun menjadi perumahan yang permanen, berubah status

kepemilikan dan pada akhirnya sekaligus berfungsi sebagai tempat tinggal.

Jalan

Jalan arteri, yaitu Jl. Tambakdono, Jl. Pakal dan Jl. Tandes

Benowo, Jalan Tol Surabaya Gresik, mulai dari Jl. Margomulyo sampai

dengan Romokalisari. Rumija berkisar antara 40 m hingga 80 m, dimana

Rumija sebesar 40 m berada disekitar km 6 dan Rumija sebesar 80 m di

sekitar gerbang tol Romokalisari.


2.2.2 Karakteristik Sampah TPA Benowo

1. Sampah khusus

Sampah yang terdiri dari kaleng cat dan zat radioaktif. Sampah

ini memerlukan perlakuan khusus dalam pengolahannya

2. Sawage Solid

Sampah yang terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat

organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengolahan

air buangan.

3. Construction Waste

Sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan dan

pembaharuan gedung-gedung.

4. Demolition Waste

Sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.

5. Sampah Industri

Sampah padat yang berasal dari industri-industri dan pengolahan

hasil bumi.

6. Bangkai Kendaraan

Sampah yang terdiri dari bangkai-bangkai mobil, truk, dan kereta

api.

7. Sampah Pemukiman

Sampah yang terdiri dari garbage, rubbish and ashes yang

berasal dari perumahan.


8. Sampah Jalanan

Sampah yang berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik

dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri

dari kertas-kertas dan daun-daunan.

9. Garbage

Sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran

dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang

mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.

10. Rubbish

Sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar yang

berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, dan kantor-

kantor tapi yang tidak termasuk garbage

11. Bangkai Binatang

Sampah yang terdiri dari bangkai binatang yang mati karena

alam, penyakit, dan kecelekaan.

12. Abu

Sampah yang berasal dari sisa-sisa pembakaran yang mudah

terbakar baik dirumah, dikantor, dan industri.

2.2.3 Sistem Penanganan sampah di Benowo

Open Dumping/Semi Open Dumping

Pada umumnya penanganan sampah yang baik diterapkan pada

sebuah tempat pembuangan akhir yaitu dengan System Sanitary

Landfill yakni sampah yang telah masuk di TPA kemudian


ditutupi tanah lempung agar tidak menimbulkan bau yang

menyengat dan dilakukan setiap hari, namun pada tempat

pembuangan akhir Benowo tidak menggunakan system tersebut

melainkan sistem yang dipakai yaitu System Open Dumping atau

boleh dikatakan Semi Sanitary Landfill meskipun pada TPA

tersebut setiap 3 sampai 4 minggu bahkan terkadang satu tahun

sekali dilakukan penimbunan tanah lempung terhadap sampah

yang telah dipadatkan. Sampah yang diangkut oleh truk yang

masuk di lokasi TPA kemudian melewati jembatan timbang guna

untuk penimbang sampah yang dihasilkan Kota Surabaya setiap

tahunnya. Truk yang berisi sampah yang telah ditimbang kemudian

di buang ditempat pendumpingan sampah sesuai zona yang telah

ditentukan. Di lokasi pendumpingan sampah terdapat traktor yang

bertugas untuk menarik dan memadatkan sampah, sampah yang

telah menggunung setinggi 7 meter selama setahun kemudian

dipadatkan dengan traktor sehingga tinggi sampah tersebut

mencapai 1,5 2 meter. Dari informasi pihak pengelola bahwa

dalam setahun sampah mengalami penyusutan hingga 50 sampai

60 cm pada masing - masing zona. Pada TPA Site benowo juga

dilakukan pemberian cairan berupa EM 4, EM6 dan obat anti lalat

pada sore hari dengan tujuan untuk mengusir dan membasmi lalat

dengan takaran 2500 liter / hari


Proses Pengolahan Lindi

Selain penanganan sampah padat yang ditampung pada TPA

Benowo yang semakin hari semakin bertambah juga pihak

pengelola harus memikirkan limbah cair yang dihasilkan sampah

itu sendiri yakni berupa limbah cair atau sering disebut lindi.

Limbah cair tersebut sangat berbau dan juga apabila tidak ditangani

secara baik maka akan menimbulkan pencemaran baik pada tanah

maupun air yang ada disekitar TPA tersebut, oleh karena itu pihak

pengelola merancang sebuah pengolahan untuk menangani lindi

yang dihasilkan oleh sampah pada TPA tersebut, sehingga lindi

yang dihasilkan diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan

air dengan cara dibuatkan drainase atau parit disekitar timbunan

sampah. Untuk pengaliran air lindi menggunakan kemiringan

antara 1 2 % air lindi ini akan dikumpulkan dalam satu waduk

atau bak tekhnisi. Pada dasar dan pinggiran bak penampungan lindi

terdapat plastik yang berguna untuk menghindari terjadinya

pencemaran air permukaan pada waduk, sedangkan untuk


penanganan gas-gas methan dibuatkan cerobong atau lubang 25

30 m.

Pengomposan

Pada TPA Benowo selain harus memikirkan untuk menata konsep

menuju System Sanitary Landfill di TPA Benowo kedepan,

Pemerintah Kota Surabaya juga harus terus mematangkan dan

menyosialisasikan konsep pengelolaan sampah mandiri, yakni

pengelolaan sampah yang berawal di sumber sampah. Sampah

dipilah menjadi sampah kering dan basah, untuk sampah kering

didaur ulang dan sampah basah diolah menjadi kompos yang

dimana pada TPA tersebut sudah terdapat sub unit untuk

menangani sampah yang akan dibuat kompos

2.3 Pengolahan Sampah

Pengelolaan sampah di Kota Surabaya masih sebatas mengumpulkan dan

menumpuknya pada tempat (lahan) pembuangan akhir ( TPA ), dan belum


melakukan proses pengolahan misalnya menjadi kompos. Pengolahan lanjut

sampah yang ada selama ini masih sebatas pemusnahan melalui mesin pembakar

(incinerator). Manajemen pengelolaan sampah yang masih terbatas dan tidak

sustainable cukup meresahkan bagi warga Surabaya dan cukup menyita perhatian

dari berbagai kalangan. Berikut merupakan poin-poin penting dalam pengelolaan

sampah dan rangkaian pembuangan sampah yang ideal:

1. Pemilahan.

Pemilahan dari sumber dihasilkannya sampah yang terdiri dari sampah

organik dan anorganik serta pemanfaatan kembali sampah yang memiliki

resources bernilai tinggi

2. Pewadahan

Pewadahan individual disediakan di tingkat rumah dengan menyediakan 2

unit penampungan sampah terdiri dari sampah organik dan anorganik.

Pewadahan komunal (container atau TPS) khusus untuk menampung

berbagai jenis sampah baik organik maupun anorganik seperti untuk

sampah plastik, gelas, kertas, pakaian/tekstil, logam, sampah besar (bulky

waste), sampah B3 (batu baterai, lampu neon, dll) dan lain-lain.

3. Pengumpulan

Waktu pengumpulan door to door setiap 1 sampai 2 hari dan waktu

pengumpulan sampah dari TPS 1 x seminggu.

4. Pengangkutan

Pengumpulan sampah dengan compactor truck berbeda untuk

setiap jenis sampah.

5. Daur Ulang
Pemanfaatan kembali kertas bekas yang dapat digunakan terutama untuk

keperluan eksterna. Plastik bekas diolah kembali untuk dijadikan sebagai

bijih plastik untuk dijadikan berbagai peralatan rumah tangga seperti

ember dll. Peralatan elektronik bekas dipisahkan setiap komponen

pembangunnya (logam, plastik/kabel, baterai dll) dan dilakukan pemilahan

untuk setiap komponen yang dapat digunakan kembali

6. Composting

Composting dilakukan secara manual atau semi mekanis baik untuk skala

individual, komunal maupun skala besar (di lokasi landfill). Pembuatan

lubang biopori yang berfungsi upaya composting juga dan sebagai lubang

resapan air.

7. Biogas

Sampah organik sebagian diolah dengan alat digester sebagai energi (gas

bio). Pemanfaatan gas bio antara lain untuk district heating, energi listrik,

dan kompor untuk memasak.


BAB III

KESIMPULAN

Tempat pembuangan akhir (TPA) merupakan bentuk perlakuan tertua

terhadap sampah, yakni segala sampah yang ada di setiap kota terkumpul di

tempat ini, setelah melalui Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Tempat Pembuangan Akhir TPA Benowo merupakan salah satu areal

tempat pembuangan akhir sampah sebagian Kota Surabaya yang terletak di

Kelurahan Romokalisari yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gresik.

Karakteristik sampah meliputi; sampah khusus, sampah solid, sampah industry,

bangkai binatang, dll.

Sistem pengolahan sampah di Benowo meliputi; Open dumping/semi open

dumping, pengolahan lindi, dan pengomposan.


DAFTAR PUSTAKA

Yoyus,2013. Dinamika Konflik Pengeloaan Limbah. Universitas

Airlangga. Surabaya

www.kompasiana.com/shalygaluh72/pencemaran-di-surabaya-yang-tak-kunjung-

usai

www.tribunnews.com/regional/2012/06/28/lindi-sampah-tpa-benowo-cemari-

lingkungan

www.kelanakota.suarasurabaya.net/news/2016/178175-Dewan-Pertimbangan-

MUI-Minta-Dimas-Kanjeng-Diusut-Tuntas.

Anda mungkin juga menyukai