Bukti lain secara psichologis mengatakan bahwa hati yang semakin mengeras jika terus
menerus di pengaruhi oleh getaran hawa nafsu yang tak terkendali terjadi pada seorang yang
suka berbohong, menipu, menghasut, dengki, iri, sombong, riyaa, pendendam dan sifat-sifat
sejenis lainnya. Pada awalnya orang yang suka berbohong atau mencuri saat ia melakukan
perbuatan tersebut hati dan jantungnya bergetar. Akan tetapi jika perbuatan itu ia lakukan
berulang-ulang kali maka pada saat ia melakukan perbuatan tersebut untuk yang kesekian
kalinya hati atau jantungnya tidak lagi bergetar. Hal ini menunjukkan indikasi hati atau
jantungnya sudah semakin mengeras, kaku dan semakin sulit bergetar, kemudian ia semakin
menganggap pekerjaan tersebut adalah biasa-biasa saja malah semakin lama semakin mendarah
daging.
Sedangkan Getaran Ilahiyah adalah sebuah gelombang getaran frekuensi positif yang
memberikan dorongan untuk mencapai tingkat getaran kualitas hati yang memiliki frekuensi
tinggi, ampiltudo yang rendah yang mengarah kepada getaran yang bersifat halus, lembut,
stabil, serasi, selaras, seimbang, harmonis dan sempurna. Getaran frekuensi Ilahiyah yang
bersifat positif ini akan semakin terkendali jika sebuah getaran keinginan untuk melampiaskan
segala keinginan dan kepentingan biologis duniawinya dapat ia kendalikan dan diseimbangkan
dengan getaran kepetingan akheratnya, kesimbangan getaran jasmani dan rohani, keseimbangan
getaran mental dan spiritual.
Getaran yang dihasilkan selalu mengarah kepada getaran yang bersifat halus, lembut,
stabil, konstan, indah, serasi, selaras, seimbang, harmonis dan maha terkendali. Dalam tinjauan
ilmu fisika getaran semacam ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi sampai tidak terhingga,
kuat, tajam dengan gelombang amplitudo yang halus, lembut, stabil dan indah. Yang termasuk
dalam kategori getaran gelombang Ilahiyah antara lain adalah sabar, ikhlas, yakin, tenang,
penyayang, pengasih, pemaaf, tawakkal, tawadhuk, qonaah, tentram, damai, penolong, peka
(sensitive), simpati, empati dan sebagainya sifat-sifat kebaikan dan kesempurnaan hati.
Sebagai contoh, jika seseorang dalam kondisi kestabilan emosional yang tinggi, tenang,
sabar maka ia akan mengeluarkan getaran suara atau kata-kata halus, lembut, sopan dengan
rangkaian bahasa yang indah, sebagai ungkapan dari getaran lembut dan halus yang bersumber
dari gelombang getaran Ilahiyah suara hati yang berada di wilayah kutub positif, terus menjalar
ke otak sentralnya sebagai pusat (sentral) perintah ke seluruh organ tubuhnya.
Kemudian gelombang getaran yang halus, lembut dan stabil ini akan merembet dengan
kecepatan tinggi kejantung, mengakibatkan jantungnya berdetak lembut, halus, stabil, selaras,
serasi seimbang, haramonis secara kontinyu serta mengalirkan hawa yang
menyejukkan. Kemudian akan terjadi kestabilan suhu tubuh akibat aliran hawa sejuk
tersebut. Getaran-getaran gelombang yang halus dan lembut demikian cepatnya merambat
keseluruh organ tubuh, sehingga secara fisik akan terlihat sosok penampilannya penuh dengan
ketenangan, keagungan, kewibawaan dan wajahnya selalu tenang, teduh, halus, lembut, segar,
berseri, menyejukkan dan bercahaya cemerlang. Maka tidaklah mengherankan, sering terjadi
ketika kita berhadapan dengan orang seperti ini hati kita menjadi luluh, segan, hormat malah
terasa sejuk, damai dan nyaman. Jika kita deteksi dengan alat pengukur getaran jantung
Electric Cardio Graph (ECG) akan mucul di layar monitor suatu frekuensi gelombang yang
sangat tinggi, halus, lembut, tajam dan stabil, dengan grafik ampiltudo yang kecil dan stabil.
Menurut pakar kesehatan gataran yang jenisnya seperti ini memiliki efek bersifat positif
(memperbaiki, menyempurnakan) terhadap organ atau energi tubuh manusia yang mengalami
kekacauan. Jika sebuah benda yang selalu dirambat atau tekena aliran gataran yang bersifat
halus, lembut, stabil dan konstan, dengan amplitudo yang kecil secara terus menerus maka benda
tersebut akan mengalami kelenturan dan feksibelitas yang tinggi serta melembut. Demikian pula
halnya terhadap hati atau jantung, semakin halus dan lembut getarannya maka akan
menghasilkan frekuensi yang semakin tinggi. Pada frekuensi 108 akan menghasilkan gelombang
radio dan pada frekuensi 1014 akan menghasilkan gelombang cahaya.
Orang yang sabar, tabah, ikhlas, penyayang, pengasih dan seterusnya, memiliki resiko
yang sangat kecil terhadap kemungkinan terjadinya kekakuan hati atau kejang jantung, dan
getaran pembuluh-pembuluh darahnya lembut dan halus, bahkan seluruh organ tubuhnya bisa
mengalami elastisitas dan kelenturan yang luar biasa. Dan secara psichologis dikatakan hati yang
lembut dan halus, gampang untuk bergetar atau ter-resonansi, umpama sebuah gitar atau biola
yang memiliki lobang atau rongga yang sangat sempurna sebagai tabung resonansi.
Jadi orang yang memiliki hati yang lembut, halus, dan stabil akan menghasilkan gelombang
cahaya di dalam hatinya. Semakin tinggi frekuensi getaran hatinya, maka getaran cahayanya akan
semakin tinggi dan akan merembes keluar menggetarkan seluruh bioelektron dalam seluruh sel-
sel tubuhnya mengikuti frekuensi cahaya terebut menembus kulitnya. Dampaknya tubuh
fisiknya akan memencarkan cahaya atau disebut aura yang jernih. Dan aura atau cahaya rohani
tubuh tersebut akan memancar kesegala arah lingkungannya.
Getaran hati yang halus dan lembut seperti ini selalu dimiliki oleh orang-orang ahli
ibadah dan memiliki akhlak terpuji, yang telah mampu mengisi kedua kutub hatinya dengan
getaran frekuensi energi positif yang mereka aktualisaikan dengan cara senang mengerjakan
sholat, senang bersadaqah, senang membaca dan mempelajari ayat-ayat Allah maupun hadist-
hadist nabi, senang berdzikir, senang berpuasa, senang menolong orang-orang yang
susah, senang menyantuni anak yatim piatu, fakir miskin, senang dengan segala kebaikan, benci
dengan kemungkaran atau kezholiman dan senang mengerjakan segala perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya. Maka seluruh pri kehidupannya akan terlihat indah, tenang, tentram,
damai, serasi, selaras, seimbang dan harmonis.
Jadi, yang paling mendasar perlu kita pahami dan mengerti dengan baik dari berbagai
uraian di atas adalah bagaimana kita harus mampu membuka hati kita dengan penuh keyakinan
dan keikhlasan. Sebab seseorang yang tidak yakin dan tidak ikhlas, sama saja artinya tidak mau
membuka hatinya atau menutup hatinya rapat-rapat, sehingga hatinya tidak akan ter-resonansi
sampai kapanpun. Karena pintu keluar masuknya gelombang resonansi yang paling utama
adalah memalui jendela hati. Sebagaimana Rosullah menyatakanan dalam
hadistnya: Sesungguhnya amal perbuatan kamu itu bergantung pada niat didalam hatinya.