Anda di halaman 1dari 5

Menggetarkan Dua Kutub Hati Dengan Gelombang Resonansi Yang Ilahiyah.

Hati merupakan tempat terjadinya pusaran gelombang resonansi. Mungkin perlu


kami ingatkan kembali bahwa yang dimaksud dengan resonansi dalam bahasa fisika adalah
penularan getaran oleh suatu benda ke benda lain sekitarnya atau bergetarnya suatu benda akibat benda
lain digetarkan. Maksudnya, apabila kita menggetarkan suatu benda, yang mengakibatkan
benda lain disekitarnya ikut bergetar, maka ikut bergetarnya benda lain tersebut sebagai akibat
dari peristiwa resonansi atau benda tersebut tertular getaran akibat dari sebuah frekuensi
getaran yang dilakukan. Peristiwa ini telah dibuktikan dengan menggetarkan garpu tala di
laboratorium fisika mata pelajaran siswa SMA
Sebagai ilustrasi yang dengan mudah dapat kita pahami, ambil saja contoh sebuah Gitar
atau Biola yang mempunyai tabung resonansi terletak di dalam tubuh Gitar atau Biola, yang
lubangnya menghadap ke arah sederetan senar-senar gitar atau biola, diluar tubuhnya. Jika senar
gitar tersebut dipetik atau digetarkan atau senar biola tersebut digesekkan, maka udara di dalam
tabung Gitar atau Biola (ruang resonansi) akan ikut bergetar atau di katakan bahwa tubuh gitar
atau biola ter-resonansi.
Getaran yang terjadi di dalam tabung resonansi akan menggema sehingga menghasilkan
bunyi (suara) sesuai dengan keinginan kita; keras, lembut, indah, merdu dan sebagainya sesuai
dengan keinginan yang memetik Gitar atau Biola. Nada-nada Gitar atau Biola dapat diatur oleh
si pemain; katakanlah ia menginginkan nada minor, nada mayor, sedih, sendu,
gembira, melankolis, sentimentil, keras, lembut dan lain sebagainya,
tergantung suasana hati seorang pemetik Gitar atau pemain Biola.
Namun apa yang terjadi apabila lubang Gitar atu Biola itu buntu atau Biola tersebut kita
sumbat dengan kain. Maka dapat dipastikan tidak akan terjadi getaran suara sebagai pantulan
dari petikan gitar atau gesekan senar-senar biola tersebut, karena tabung pe-
resonansi tidak mempunyai sarana untuk ber-resonansi. Dengan kata lain dapat kita sebut
tabung resonansi tidak berfungsi dengan baik dan sempurna, sehingga suara senar terdengar
sangat kecil dan tidak enak di dengar. Jika sumbatan dalam tabung pe-resonansi ini kita
bersihkan kembali maka Gitar dan Biola akan kembali bergetar atau ber-resonansi. Jadi
kemampuan seorang pemain Biola dan Gitar memahami alat yang ia mainkan serta keahliannya
dalam memainkan nada-nada senar Gitar dan menggesek Biola sangat menentukan keindahan
sebuah getaran suara yang dihasilkan.
Jadi dapat dipahami melalui ilustrasi ini bahwa frekuensi, nada, rytme yang menghasilkan
nada sedih, sendu, gembira, melankolis, sentimentil, keras, lembut dan lain sebagainya akan
dapat mencerminkan suana hati pemain gitar atau biola. Nada-nada Gitar dan Biola ini akan
memancarkan gelombang resonansinya kesegala arah, sehingga dapat menggetarkan
(mempengaruhi) ruang resonansi hati dari para pendengar yang ada di sekitar pemain Gitar atau
Biola. Akibatnya antara getaran hati pemain Gitar atau Biola yang memainkan nada-nada
tersebut dengan para pendengar akan terjadi persamaan gelombang atau nada (frekuensi
gelombang). Artinya jika pemain Gitar atau Biola sedang memainkan nada sedih, maka
penontonnya akan ikut tertular suasana sedih. Jika pemain Gitar atau Biola sedang
memainkan nada riang gembira maka pendengarnya-pun akan ikut tertular suasana gembira,
demikian seterusnya.
Ada beberapa syarat terjadinya penyamaan frekuensi gelombang nada atau dengan kata
lain si penonton akan bergetar hatinya (ter-resonansi) oleh si pemain Gitar atau Biola; yaitu jika
si penonton sangat memahami, mengerti dan mengagumi sosok pemain Gitar atau Biola
tersebut, penonton sangat menyenangi nada yang sedang dimainkan. Penonton sangat
memahami arti nada yang sedang dimainkan, penonton meresapi dan menghayati betul setiap
nada yang sedang dimainkan, penonton dapat mengikuti permainan nada dengan khusuk penuh
konsentrasi dan permainan nada tersebut sangat berhubungan dengan situasi dan kondisi yang
sedang ia rasakan saat itu. Artinya, antara pemain dan penonton berada dalam suasana
gelombang yang selaras, harmonis dan seirama.
Dari beberapa ilustrasi di atas dapat memberikan sebuah pemahaman kepada kita bahwa
pancaran (transpormasi) getaran atau gelombang energi tanpa media dalam hukum fisika dapat
dibuktikan melalui contoh-contoh peristiwa di atas. Dan setiap getaran atau frekuensi
gelombang akan menghasilkan energi dan energi dapat merambat (memancar) dengan media
atupun tanpa media.
Setiap materi alam semesta dapat memancarkan maupun menyerap gelombang getaran
atau frekuensi, dan besar kecilnya tergantung kepada jenis dan sifat material tersebut. Jadi dalam
khasanah ke-ilmuan Satya Buana proses pemancaran dan penyerapan gelombang getaran atau
frekuensi, peristiwa resonansi, transfer energi dengan media atau tanpa media merupakan proses
pembelajaran yang sudah lazim dan merupakan ke-ilmuan dasar yang wajib dipahami oleh setiap
peserta.
Mencermati penjelasan diatas barangkali kita mestinya mempercayai bahwa hati atau
jantung manusia itu bagaikan sebuah tabung resonansi seperti Gitar atau Biola dalam rongga
tubuh manusia. Hati mempunyai dua bilik atau dua kutub yaitu kutub positif dan kutub
negatif, begitu juga jantung mempunyai dua bilik yaitu bilik kanan dan bilik kiri, masing-masing
memiliki koridor, wilayah kekuasaan dan karakteristik tersendiri.
Apabila kita berbuat sesuatu baik itu bernuansa pada taraf berfikir atau beraktivitas fisik,
selalu terjadi getaran di dalam hati kita. Taraf berfikir atau beraktivitas fisik, dapat diilustrasikan
bagaikan senar-senar Gitar atau Biola. Getaran yang ditimbulkan oleh senar-senar akitvitas
tubuh manusia baik konkrit maupun abstrak tersebut bisa bersifat kasar dan keras, bisa juga
bersifat lembut atau halus, tergantung kepada bagaimana senar-senar bahasa fisik dan non-fisik
itu dimainkan oleh pemiliknya. Cobalah anda rasakan dan hayati, ketika anda gembira atau
senang hatinya bergetar, ketika marah hatinya bergetar dan ketika sedih gundah gulana hatinya
pun bergetar, ketika anda stress hatinya bergetar, ketika mengalami ketakutan hatinya bergetar
dan ketika mengalami ancaman dan tekanan hatinya pun bergetar.
Secara umum getaran yang timbul dalam hati tersebut berasal dari dua sumber atau dua
kutub, yaitu kutub negatif dan kutub positif. Getaran hawa nafsu tak terkendali merupakan area
kutub negatif yang di aliri oleh getaran yang kasar, keras dan bergejolak bersifat
merusak. Getaran Ilahiah merupakan area kutub positif yang dialiri oleh getaran yang konstan,
stabil, harmonis, halus, lembut mengarah kepada kebaikan dan kebenaran. Getaran hawa nafsu
tak terkendali adalah sebuah getaran keinginan untuk melampiaskan segala keinginan dan
kepentingan biologis duniawinya. Getarannya selalu mengarah kepada getaran yang bersifat
kasar, keras, selalu bergejolak-gejolak, menggelora, membara dan menyentak-nyentak tidak
beraturan.
Dalam tinjauan ilmu fisika getaran semacam ini memiliki frekuensi yang rendah, dengan
gelombang amplitudo yang besar. Yang termasuk dalam kategori getaran gelombang hawa
nafsu tak terkendali antara lain adalah kemarahan, kebencian, dendam kesumat, suuzhon, iri,
kedengkian, hasad, ujub, sombong, congkak, riyaa, takabur, pembohong, penghasut, fitnah, penipu, putus
asa, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, jika seseorang dalam keadaan emosional tinggi, ia akan mengeluarkan
getaran suara atau kata-kata kasar dan keras sebagai ungkapan dari getaran kasar yang
bersumber dari gelombang hawa nafsu suara hati yang berada di wilayah kutub negatif terus
menjalar ke otak sentralnya sebagai pusat (sentral) perintah ke seluruh organ tubuh. Kemudian
gelombang getaran yang kasar dan tidak stabil ini akan merembet dengan kecepatan tinggi
kejantung, mengakibatkan jantungnya bergejolak dan berdetak-detak kencang, keras dan tidak
beraturan serta mengalirkan hawa panas. Kemudian terjadi peningkatan suhu badan secara
spontanitas akibat aliran hawa panas tersebut.
Getaran-getaran gelombang yang kasar tersebut demikian cepatnya merambat keseluruh
organ tubuh, sehingga secara fisik akan terlihat mukanya memerah, kadang-kadang
pucat, mukanya sangar dan bengis, telinganya panas, badan mengeluarkan keringat, tangannya
gemetaran bahkan sekujur tubuhnya bergetar, dada bergetar, nafas tersengal-sengal karena
dibutuhkan suplai oksigen yang besar untuk menyeimbangkan kerja jantung dan tidak jarang
mengarah ke reaksi fisik yang dapat merusak dan mencelakai orang disekitarnya. Jika kita
deteksi dengan alat pengukur getaran jantung Electric Cardio Graph (ECG) akan mucul di
layar monitor suatu frekuensi gelombang yang sangat kasar, keras, bergejolak dan tidak
stabil, dengan grafik ampiltudo yang besar.
Menurut pakar kesehatan gataran yang jenisnya seperti ini memiliki efek negatif
(merusak) terhadap organ tubuh manusia. Jika sebuah benda yang selalu dirambat atau tekena
aliran gataran yang bersifat kasar, tidak stabil dan bergejolak, dengan amplitudo yang besar
secara terus menerus maka benda tersebut akan mengalami kekakuan dan kemudian
mengeras. Demikian pula halnya terhadap hati atau jantung.
Orang yang pemarah memiliki resiko yang besar terjadinya kekakuan hati atau kejang
jantung, dan mengerasnya pembuluh-pembuluh darahnya, bahkan seluruh organ tubuh bisa
mengalami kekejangan atau kekakuan. Dan secara psichologis dikatakan hati yang mengeras
dan kaku tidak gampang untuk bergetar atau ter-resonansi, umpama sebuah gitar atau biola yang
tidak diberikan lobang atau rongga sebagai tabung resonansi.

Bukti lain secara psichologis mengatakan bahwa hati yang semakin mengeras jika terus
menerus di pengaruhi oleh getaran hawa nafsu yang tak terkendali terjadi pada seorang yang
suka berbohong, menipu, menghasut, dengki, iri, sombong, riyaa, pendendam dan sifat-sifat
sejenis lainnya. Pada awalnya orang yang suka berbohong atau mencuri saat ia melakukan
perbuatan tersebut hati dan jantungnya bergetar. Akan tetapi jika perbuatan itu ia lakukan
berulang-ulang kali maka pada saat ia melakukan perbuatan tersebut untuk yang kesekian
kalinya hati atau jantungnya tidak lagi bergetar. Hal ini menunjukkan indikasi hati atau
jantungnya sudah semakin mengeras, kaku dan semakin sulit bergetar, kemudian ia semakin
menganggap pekerjaan tersebut adalah biasa-biasa saja malah semakin lama semakin mendarah
daging.
Sedangkan Getaran Ilahiyah adalah sebuah gelombang getaran frekuensi positif yang
memberikan dorongan untuk mencapai tingkat getaran kualitas hati yang memiliki frekuensi
tinggi, ampiltudo yang rendah yang mengarah kepada getaran yang bersifat halus, lembut,
stabil, serasi, selaras, seimbang, harmonis dan sempurna. Getaran frekuensi Ilahiyah yang
bersifat positif ini akan semakin terkendali jika sebuah getaran keinginan untuk melampiaskan
segala keinginan dan kepentingan biologis duniawinya dapat ia kendalikan dan diseimbangkan
dengan getaran kepetingan akheratnya, kesimbangan getaran jasmani dan rohani, keseimbangan
getaran mental dan spiritual.
Getaran yang dihasilkan selalu mengarah kepada getaran yang bersifat halus, lembut,
stabil, konstan, indah, serasi, selaras, seimbang, harmonis dan maha terkendali. Dalam tinjauan
ilmu fisika getaran semacam ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi sampai tidak terhingga,
kuat, tajam dengan gelombang amplitudo yang halus, lembut, stabil dan indah. Yang termasuk
dalam kategori getaran gelombang Ilahiyah antara lain adalah sabar, ikhlas, yakin, tenang,
penyayang, pengasih, pemaaf, tawakkal, tawadhuk, qonaah, tentram, damai, penolong, peka
(sensitive), simpati, empati dan sebagainya sifat-sifat kebaikan dan kesempurnaan hati.
Sebagai contoh, jika seseorang dalam kondisi kestabilan emosional yang tinggi, tenang,
sabar maka ia akan mengeluarkan getaran suara atau kata-kata halus, lembut, sopan dengan
rangkaian bahasa yang indah, sebagai ungkapan dari getaran lembut dan halus yang bersumber
dari gelombang getaran Ilahiyah suara hati yang berada di wilayah kutub positif, terus menjalar
ke otak sentralnya sebagai pusat (sentral) perintah ke seluruh organ tubuhnya.
Kemudian gelombang getaran yang halus, lembut dan stabil ini akan merembet dengan
kecepatan tinggi kejantung, mengakibatkan jantungnya berdetak lembut, halus, stabil, selaras,
serasi seimbang, haramonis secara kontinyu serta mengalirkan hawa yang
menyejukkan. Kemudian akan terjadi kestabilan suhu tubuh akibat aliran hawa sejuk
tersebut. Getaran-getaran gelombang yang halus dan lembut demikian cepatnya merambat
keseluruh organ tubuh, sehingga secara fisik akan terlihat sosok penampilannya penuh dengan
ketenangan, keagungan, kewibawaan dan wajahnya selalu tenang, teduh, halus, lembut, segar,
berseri, menyejukkan dan bercahaya cemerlang. Maka tidaklah mengherankan, sering terjadi
ketika kita berhadapan dengan orang seperti ini hati kita menjadi luluh, segan, hormat malah
terasa sejuk, damai dan nyaman. Jika kita deteksi dengan alat pengukur getaran jantung
Electric Cardio Graph (ECG) akan mucul di layar monitor suatu frekuensi gelombang yang
sangat tinggi, halus, lembut, tajam dan stabil, dengan grafik ampiltudo yang kecil dan stabil.
Menurut pakar kesehatan gataran yang jenisnya seperti ini memiliki efek bersifat positif
(memperbaiki, menyempurnakan) terhadap organ atau energi tubuh manusia yang mengalami
kekacauan. Jika sebuah benda yang selalu dirambat atau tekena aliran gataran yang bersifat
halus, lembut, stabil dan konstan, dengan amplitudo yang kecil secara terus menerus maka benda
tersebut akan mengalami kelenturan dan feksibelitas yang tinggi serta melembut. Demikian pula
halnya terhadap hati atau jantung, semakin halus dan lembut getarannya maka akan
menghasilkan frekuensi yang semakin tinggi. Pada frekuensi 108 akan menghasilkan gelombang
radio dan pada frekuensi 1014 akan menghasilkan gelombang cahaya.
Orang yang sabar, tabah, ikhlas, penyayang, pengasih dan seterusnya, memiliki resiko
yang sangat kecil terhadap kemungkinan terjadinya kekakuan hati atau kejang jantung, dan
getaran pembuluh-pembuluh darahnya lembut dan halus, bahkan seluruh organ tubuhnya bisa
mengalami elastisitas dan kelenturan yang luar biasa. Dan secara psichologis dikatakan hati yang
lembut dan halus, gampang untuk bergetar atau ter-resonansi, umpama sebuah gitar atau biola
yang memiliki lobang atau rongga yang sangat sempurna sebagai tabung resonansi.
Jadi orang yang memiliki hati yang lembut, halus, dan stabil akan menghasilkan gelombang
cahaya di dalam hatinya. Semakin tinggi frekuensi getaran hatinya, maka getaran cahayanya akan
semakin tinggi dan akan merembes keluar menggetarkan seluruh bioelektron dalam seluruh sel-
sel tubuhnya mengikuti frekuensi cahaya terebut menembus kulitnya. Dampaknya tubuh
fisiknya akan memencarkan cahaya atau disebut aura yang jernih. Dan aura atau cahaya rohani
tubuh tersebut akan memancar kesegala arah lingkungannya.
Getaran hati yang halus dan lembut seperti ini selalu dimiliki oleh orang-orang ahli
ibadah dan memiliki akhlak terpuji, yang telah mampu mengisi kedua kutub hatinya dengan
getaran frekuensi energi positif yang mereka aktualisaikan dengan cara senang mengerjakan
sholat, senang bersadaqah, senang membaca dan mempelajari ayat-ayat Allah maupun hadist-
hadist nabi, senang berdzikir, senang berpuasa, senang menolong orang-orang yang
susah, senang menyantuni anak yatim piatu, fakir miskin, senang dengan segala kebaikan, benci
dengan kemungkaran atau kezholiman dan senang mengerjakan segala perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya. Maka seluruh pri kehidupannya akan terlihat indah, tenang, tentram,
damai, serasi, selaras, seimbang dan harmonis.
Jadi, yang paling mendasar perlu kita pahami dan mengerti dengan baik dari berbagai
uraian di atas adalah bagaimana kita harus mampu membuka hati kita dengan penuh keyakinan
dan keikhlasan. Sebab seseorang yang tidak yakin dan tidak ikhlas, sama saja artinya tidak mau
membuka hatinya atau menutup hatinya rapat-rapat, sehingga hatinya tidak akan ter-resonansi
sampai kapanpun. Karena pintu keluar masuknya gelombang resonansi yang paling utama
adalah memalui jendela hati. Sebagaimana Rosullah menyatakanan dalam
hadistnya: Sesungguhnya amal perbuatan kamu itu bergantung pada niat didalam hatinya.

Anda mungkin juga menyukai