Makalah Perbaikan Tanah Geotextile Non W
Makalah Perbaikan Tanah Geotextile Non W
PENDAHULUAN
1.3 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan
metode peninjauan langsung di lapangan dan dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan untuk
stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil
merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.
Beberapa fungi dari geotekstil yaitu:
1. untuk perkuatan tanah lunak.
2. untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama dan mendukung beban yang
besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.
3. sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai lapisan pelindung.
Geotextile dapat digunakan sebagai perkuatan timbunan tanah pada kasus:
1. Timbunan tanah diatas tanah lunak
2. Timbunan diatas pondasi tiang
3. Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence
Penggunaan konstruksi perkuatan pada lahan basah pertama kali dilaporkan dengan
menggunakan steel mseh di bawah konstruksi timbunan pada daerah pasang surut di Perancis.
Perbandingan antara timbunan di atas tanah gambut di Afrika dengan dan tanpa perkuatan dilaporkan.
Dinyatakan bahwa selain woven polypropylene fabric, tegangan tarik semua jenis geotextile yang
diambil contohnya dari pemasangan setahun sebelumnya berkurang antara 25% sampai 36% dari
tegangan tarik awalnya, meskipun tidak berpengaruh banyak pada fungsinya.
Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan geotextile dapat
menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah lunak karena rendahnya daya dukung tanah.
Keuntungan pemasangan geotextile pada pelaksanaan jalan di atas tanah lunak adalah kecepatan
dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah di bandingkan dengan metoda penimbunan
konvensional
Aplikasi Stabilisator
Manfaat Geotextile biasa disebut sebagai Reinforcement / Perkuatan. Contohnya dipakai
untuk proyek timbunan tanah, penguatan lereng agar tidak longsor dll. Fungsi tersebut masih
Fungsi Lainnya
Fungsi Geotextile lainnya yaitu sebagai pengganti karung goni pada proses curing beton
karena dapat mencegah terjadinya retak saat proses pengeringan beton baru.
Dalam penggunaan geotekstil kita harus menetapkan perkuatan sebesar apa yang dibutuhkan,
berikut faktor-faktor yang harus diperhatikan;
1. Jenis geotekstil yang akan digunakan
2. Sifat hubungan dan regangan,hal ini diperlukan agar deformasi yang terjadi pada konstruksi
perkuatan kecil.
3. Sifat pembebanan, Perkuatan di atas tanah lunak,beban timbunan yang lebih besar akan
memerlukan perkuatan dengan tensile strength yang lebih besar pula.
4. Kondisi lingkungan, Perubahan cuaca, air laut, kondisi asam atau basa serta mikro organisme
seperti bakteri akan mengurangi kekuatan geotextile.
5. Bahan timbunan yang akan digunakan
Teknik penjahitan menjadi alternatif yang lebih praktis dan ekonomis apabila lebar tumpang tindih
geotekstil yang dibutuhkan sangat besar (1,0 m atau lebih). Penjahitan dapat dilakukan di pabrik
maupun di lapangan. Variabel-variabel berikut perlu diperhatikan jika ingin memperoleh kualitas
jahitan yang baik dan efektif:
a. Jenis benang;
Bahan dasar benang berdasarkan urutan kekuatan dan harga tertinggi adalah polietilena,
poliester, atau polipropilena. Durabilitas benang harus sesuai dengan persyaratan proyek.
b. Tegangan benang;
Pada aplikasi di lapangan, benang sebaiknya ditegangkan dengan cukup kencang tetapi tidak
sampai merobek geotekstil.
c. Kerapatan jahitan;
Biasanya digunakan 200 jahitan sampai dengan 400 jahitan per meter untuk jenisngeotekstil
ringan, dan hanya 150 jahitan sampai dengan 200 jahitan yang diperbolehkan untuk geotekstil
yang lebih berat.
d. Jenis jahitan:
2) Tipe 401, dengan rantai jahitan tali rangkap atau terkunci, untuk menghindari lepasnya jahitan
Rantai jahitan dengan benang tunggal Rantai jahitan dengan benang rangkap atau
jahitan terkunci
e. Jumlah baris;
f. Jenis penyambungan.
PEMBAHASAN
1. Nama Kegiatan
Peningkatan Pelayanan Jasa Angkutan
2. Nama Pekerjaan
Pembangunan Fasilitas Darat Pelabuhan Roro Air Putih
3. Lokasi Proyek
Pelabuhan Roro Kec. Bengkalis Kab. Bengkalis
4. Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan Proyek berdasarkan ketentuan dalam Dokumen Pengadaan, dikerjakan
selama 120 (Seratus dua puluh) hari kalender terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja
diterbitkan oleh Pemilik Proyek/Owner.
5. Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pasangan Batu
4. Pekerjaan Beton
6. Pelaksana :
PT. Tangga Batu Jaya Abadi
7. Konsultan Pengawas :
Cv. Suai Mandiri Konsultan
8. Nilai Kontrak :
Rp. 7.008.483.300,-
9. Tahun Anggaran 2014 Kabupaten Bengkalis
dengan terbangunnya pelabuhan Roro, maka peluang Pemkab Bengkalis untuk mencapai target
pendapatan asli daerah (PAD) sangat besar. Hingga saat ini, setiap tahunnya retribusi pelabuhan di
daerah tersebut mengalami peningkatan yang menguntungkan.
Lokasi milik Pemda dengan luas lahan sekitar 6930 M, waktu yang disediakan 120 hari kalender
akan siap 100% proses penimbunan sekaligus pembangunan turap disisi kanan kiri proyek.
Kebutuhan bahan akan dikendalikan oleh bagian logistik dengan mengikuti dan menyesuaikan
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan dalam kontrak
dan atas persetujuan direksi teknis dan konsultan pengawaI. Material utama yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
Langkah kerja :
1. Stecking
Penumbangan kayu-kayu yang terdapat pada lokasi yang akan di bangun.
2. Clearing
Pembersihan area yaitu seperti sampah lautan dan sampah kayu yang terdapat pada tanah
lumpur di lokasi tersebut.
3. Pengukuran survey lebar timbunan yang akan di timbun luas lahan sekitar 6930 Meter
persegi. Menggunakan tanah timbunan tanah balai tinggi lapisan tergantung pasang-surut
air laut 31 cm
4. Penentuan patok timbunan dari koordinat awal +0.00
5. Pembangunan jeti tempat masuk matrial dari Ponton (tongkang-red).
6. Penghamparan geotex non woven
7. Masuk timbunan tanah balai setebal 2m dipadatkan menggunakan alat berat
8. Lapisan sertu (batu pasir)
Keterangan :
1. Cerucuk kayu mahang, sangat cocok untuk daerah rawa karena kayu tersebut akan
hidup/mengembang pada daerah rawa. 6cm panjang 4m
2. Susunan batu 5-10kg/buah didudukan pada cerucuk kayu mahang
3. Penghamparan geotextile non woven ketebalan 400 mm
4. Timbunan tanah balai 2m dipadatkan.
5. Susunan batu 25-40kg/buah untuk penahan gelombang air laut.
6. Kastein, untuk mengunci agar batu penahan gelombang tidak bergeser
7. Lapisan sertu, untuk menutup lapisan timbunan paling atas terdiri dari pasir dan kerikil
ketebalan 40 cm dan dipadatkan
PEKERJAAN GEOTEXTILE
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatan dan bahan sehubungan
dengan pekerjaan pemasangan geotextile. Pemasangan geotextile harus sesuai dengan
gambar.kerja.serta memperhatikan agar geotextile yang telah terhampar tidak merosot, terlipat atau
sobek pada saat ditimbuni material lain di atasnya maka dari itu sebelum penghamparan geotextile
disusun kayu terlebih dahulu karena kondisi tanah yang lunak dan basah harus berhati hati dalam
penghamparan geotextile ini.
Geotextile yang telah sobek/ tercabik tidak boleh digunakan/dipasang. Apabila perlu diadakan
penyambungan Geotextile, maka sambungan tersebut harus disambung dengan stitcher
sedemikian rupa sehingga tidak ada kemungkinan lolosnya butiran yang terletak di kedua sisi
geotextile.
Apabila untuk penyambungan tersebut Pemborong harus melakukan overlapping dari geotextile
yang disambung, maka overlaping tersebut harus menjamin kekuatan yang paling sedikit sama
dengan geotextile.
Lapisan geotex dihamparkan lalu di lebihkan pada tepi 2,5m dilipat ke atas untuk timbunan tanah
balai 2m.
Bila geotextil butuh penyambungan maka geotex tersebut di jahit, tidak diperlukan orang yang ahli
karena penjahitan geotex ini menggunakan mesin jahit seperti halnya menjahit karung beras.
FOTO DOKUMENTASI
Gambar 2, Kondisi Tanah yang lunak dan Gambar 5, Penyambungan Geotextile dengan
berlumpur cara penjahitan
BAB IV
A. KESIMPULAN
1. Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan geotextile dapat
menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah lunak karena rendahnya daya
dukung tanah. Keuntungan pemasangan geotextile pada pelaksanaan jalan di atas tanah
lunak adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah di
bandingkan dengan metoda penimbunan konvensional
DAFTAR PUSTAKA
http://tukangbata.blogspot.com/2013/02/pengenalan-dan-tipe-geotekstil.html
http://riauone.com/mobile/detailberita/2303/pembangunan-proyek-pelabuhan-roro-bengkalis-
jangan-digunakan-untuk-kampanye-pilkada-bupati.html