com
Baru saja dioptimalkan
Lihat yang asli
QAWAID (TATA BAHASA)
PEMBAGIAN KATA
Contoh:
Contoh: =( masjid)
3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut kalimat.
Dalam tata bahasa Arab, kata dibagi ke dalam tiga golongan besar:
=( saya shalat)
2. FIIL ( ) atau kata kerja. Contoh:
Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak
sama persis dengan Isim, Fiil dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk
sekadar mendekatkan pengertian.
Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari
seseorang atau sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim Alam (nama), bacalah dengan suara
nyaring dan jelas satu persatu:
Cari dan tuliskanlah Isim-isim Alam yang lain yang anda temukan dan ketahui!
Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau
Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya
(untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk
benda dan lain-lain).
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan
menghafal kosakata yang baru anda temukan!
1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( ) ,
baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:
Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan
Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk
dan Isim Maushul atau Kata Sambung.
Pertama, Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):
1) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim
Muannats, menggunakan: =( ini) untuk menunjuk yang dekat dan =( itu) untuk menunjuk
yang jauh. Contoh dalam kalimat:
=( ini buku-buku);
=( ini majalah-majalah)
=( itu buku-buku); =( itu majalah-majalah)
2) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats,
menggunakan: =( ini) untuk menunjuk yang dekat dan =( itu) untuk menunjuk yang jauh.
Contoh dalam kalimat:
=( ini siswa-siswa);
=( ini siswi-siswi)
=( itu siswa-siswa);
=( itu siswi-siswi)
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan
menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!
Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa
kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung
semacam ini diwakili oleh kata: yang.
Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul adalah: =(yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim
Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
= datang guru (pr) yang mengajar Fiqh itu
Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dual) maka:
1) ISIM NAKIRAH atau kata benda sebarang atau tak dikenal (tak tentu).
Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya
yang bertanwin ( ) . Sedangkan Isim Marifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ) di
awalnya.
Coba bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim
Marifah dalam dua buah kalimat di bawah ini:
.
.
1. ISIM ALAM (Nama). Semua Isim Alam termasuk Isim Marifah, meskipun diantara Isim
Alam tersebut ada yang huruf akhirnya bertanwin.
2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu
atau seseorang atau sekelompok benda/orang.
- /
- -
/
Berkaitan dengan Nakirah dan Marifah, khususnya penggunaan Alif-Lam di awal kata atau baris
Tanwin di akhir kata, ada beberapa pola kalimat (rangkaian kata) yang perlu kita ketahui
perbedaannya dengan baik. Yaitu:
=( buku guru)
(=rumah Zaid) > Zaid = Isim Alam (Marifah)
=( kunci rumah guru)
Bila Mudhaf berupa Isim Mutsanna atau Jamak Mudzakkar Salim maka huruf Nun di akhirnya
dihilangkan. Perhatikan contoh di bawah ini:
(=muslimin Jawa)
dari kata =(dua orang muslim) > Mutsanna
dari kata =(orang-orang muslim) > Jamak Salim
Shifat-Maushuf
Mudhaf-Mudhaf Ilaih
Mubtada-Khabar
(rumah baru)
(rumah besar)
Selanjutnya kita akan membahas tentang Isim Dhamir atau Kata Ganti.
Dhamir atau kata ganti ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam
golongan Isim Marifah.
Contoh:
= Ahmad menyayangi anak-anak
Dhamir Rafa dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat
berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.
Hafalkanlah keduabelas bentuk Dhamir Rafa di atas beserta artinya masing-masing sebelum
melangkah ke pelajaran selanjutnya!
DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)
Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa yang terdiri dari:
Dhamir Rafa
Dhamir Nashab
Dhamir Rafa
Dhamir Nashab
Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain
dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fiil ataupun Harf.
Hafalkanlah semua Dhamir Nashab di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke
pelajaran selanjutnya!
Fiil atau Kata Kerja dibagi atas dua golongan besar menurut waktu terjadinya:
1. FIIL MADHY ( ) atau Kata Kerja Lampau.
2. FIIL MUDHARI ( ) atau Kata Kerja Kini/Nanti.
Baik Fiil Madhy maupun Fiil Mudhari, senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan
jenis Dhamir dari Fail ( ) atau Pelaku pekerjaan itu.
Untuk Fiil Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fiil
Mudhari, perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
a. Bila Fail mendahului Fiil maka perubahan bentuk dari Fiil tersebut harus mengikuti ketentuan
Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.
Contoh Jumlah Filiyyah dengan Fiil Madhy yang terletak setelah Fail:
Contoh Jumlah Filiyyah dengan Fiil Madhy yang terletak sebelum Fail:
= muslim itu memasuki masjid
= muslimah itu memasuki masjid
= dua muslim itu memasuki masjid
= dua muslimah itu memasuki masjid
= kaum muslimin memasuki masjid
= kaum muslimat memasuki masjid
Contoh Jumlah Filiyyah dengan Fiil Mudhari yang terletak sebelum Fail:
( )
( )
)
(
)
(
( )
( )
( )
Fiil Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fiil yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh
Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan
bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fail (Pelaku) dari Fiil Amar (Kata Kerja Perintah) adalah
Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau orang kedua sebagai orang yang diperintah untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: .
(=shalat)
(=dirikanlah)
(=dirikanlah shalat)
Fiil Nahy atau kata kerja larangan adalah bentuk negatif dari Fiil Amar. Untuk membentuk
Fiil Nahy, kita tinggal menambahkan harf =( jangan) dan memasukkan huruf di awal Fiil
Amar. Perhatikan polanya di bawah ini:
FIIL MALUM (Kata Kerja Aktif) FIIL MAJHUL (Kata Kerja Pasif)
Dalam tata bahasaIndonesia, dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan
contoh berikut ini:
Abubakar membuka pintu. > kata membuka disebut Kata Kerja Aktif.
Pintu dibuka oleh Abubakar. > kata dibuka disebut Kata Kerja Pasif.
Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fiil Malum dan Fiil Majhul yang fungsinya mirip
dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif.
(= Umar memukul)
(= Umar dipukul)
Fiil =( memukul) adalah Fiil Malum (Kata Kerja Aktif). Fail atau Pelakunya adalah Umar
bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul).
Fiil =( dipukul) adalah Fiil Majhul (Kata Kerja Pasif). Fail atau Pelakunya tidak diketahui
(tidak disebutkan). Untuk itu, dalam Fiil Majhul, dikenal istilah Naib al-Fail (
) atau
Pengganti Fail (Pelaku). Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib al-Fail (pengganti Pelaku).
Fiil Majhul dibentuk dari Fiil Malum dengan perubahan sebagai berikut:
a) Huruf pertamanya menjadi berbaris Dhammah
b) Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris Kasrah untuk Fiil Madhy dan menjadi
berbaris Fathah untuk Fiil Mudhari.
Fiil Madhy
Fiil Mudhari
Fiil Malum
Fiil Majhul
Fiil Malum
Fiil Majhul
Harf adalah semua jenis kata selain Isim dan Fiil, yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak
memiliki arti yang jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat.
Contoh Harf: =( dan), =( dari), =( dari), =( ke, kepada), =( di, dalam), =( hingga),
(=tidak, tidak ada), =( jika), dan lain-lain.
1. Beberapa Harf, seperti =( dengan) di dalam kalimat kadang mempunyai arti, dan kadang hanya
sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti. Contoh:
= Ahmad dan Ali telah pergi
b) QASM (}atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:
= demi waktu (Ashar)
Perlu dicamkan, bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wataala sering bersumpah dengan
nama makhluq-Nya agar manusia mengambil pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah tersebut.
Adapun manusia, hanya boleh bersumpah dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh bersumpah
dengan nama makhluq.
3. Harf Lam juga mempunyai beberapa fungsi:
= kepunyaan Allah (seluruh) kerajaan langit dan bumi
b) TALIL ( )atau peruntukan (=untuk). Contoh:
= saya pergi ke sekolah untuk belajar
c) AMAR ( )atau perintah (=agar, supaya, hendaklah). Contoh:
= sungguh aku akan berkata perkataan yang benar
4. NUN TAUKID ( ) atau Nun Penegasan adalah huruf Nun Tasydid yang melekat di
belakang Fiil Mudhari dan berfungsi untuk menegaskan atau memperkuat maknanya. Perhatikan
contoh di bawah ini:
= jangan kalian menyembah kecuali (kepada) Allah
Demikianlah sekelumit contoh penggunaan Harf dan macam-macam artinya. Carilah contoh-
contoh penggunaan Harf dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits, pelajarilah aneka ragam fungsi
dan artinya masing-masing!
Di bawah ini dicantumkan sejumlah Kata Tanya dengan contohnya masing-masing dalam kalimat
beserta contoh jawabannya:
ISIM JAMID
Menurut asal kata dan pembentukannya, Isim atau Kata Benda terbagi dua:
1. ISIM JAMID ( ) yaitu Isim yang tidak terbentuk dari kata lain.
2. ISIM MUSYTAQ ( ) yaitu Isim yang dibentuk dari kata lain.
Isim Jamid terbagi dua:
Mashdar adalah Isim yang menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak disertai dengan
penunjukan waktu. Berbeda dengan Fiil yang terikat dengan waktu, apakah di waktu lampau,
sekarang atau akan datang. Contoh:
Setiap Fiil memiliki Mashdar. Dengan kata lain, Mashdar adalah bentuk Isim dari sebuah Fiil.
WAZAN ( )atau Timbangan (pola pembentukan) Mashdar sangat beragam. Perhatikan contoh
pembentukan Mashdar di bawah ini:
= menolong
= mengingat, menyebut
= menangis
= berdiri
= bersujud
= memberi makan
= bertani
= mengajar, memberitahu
= mengingatkan
Pahamilah baik-baik nama-nama dan bentuk-bentuk Isim yang terdapat dalam pelajaran ini
sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
ISIM MUSYTAQ
Isim Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang berbeda dari kata
pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam:
FIIL MUJARRAD
Fiil Mujarrad pada umumnya terdiri dari tiga huruf sehingga dinamakan pula FIIL MUJARRAD
TSULATSI ( ) dan mempunyai enam wazan ( ) atau timbangan (pola huruf dan
harakat) yakni:
1. misalnya: =( menolong)
2. misalnya: =( duduk)
3. misalnya: =( membuka)
4. misalnya: =( mengetahui)
5. misalnya: =( menjadi banyak)
6. misalnya: =( menghitung)
Disamping Fiil Mujarrad Tsulatsi yang terdiri dari tiga huruf, terdapat pula Fiil Mujarrad Rubai
( ) yang terdiri dari empat huruf. Fiil Mujarrad Rubai ini hanya mempunyai satu
wazan yaitu: .
Contoh: =( menerjemahkan), =( membisikkan waswas),
(=menggoncang-goncangkan).
Carilah sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fiil Mujarrad Tsulatsi dari al-Quran dan al-Hadits
untuk setiap wazan di atas, beserta artinya masing-masing.
FIIL MAZID
Fiil Mazid berasal dari Fiil Mujarrad yang mendapat tambahan huruf:
1) Fiil Mazid dengan tambahan satu huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti:
IRAB ISIM
Irab ialah perubahan baris/bentuk yang terjadi di belakang sebuah kata sesuai dengan kedudukan
kata tersebut dalam susunan kalimat. Pada dasarnya, Isim bisa mengalami tiga macam Irab yaitu:
= datang siswa-siswa
= aku melihat siswa-siswa
= aku memberi salam kepada siswa-siswa
=( siswa-siswa) pada contoh di atas mengalami tiga macam Irab:
Isim
Perlu diketahui bahwa tidak semua Isim bisa mengalami Irab atau perubahan baris/bentuk di
akhir kata. Dalam hal ini, Isim terbagi dua:
1) ISIM MURAB ( ) yaitu Isim yang bisa mengalami Irab. Kebanyakan Isim adalah
Isim Murab artinya bisa berubah bentuk/baris akhirnya, tergantung kedudukannya dalam kalimat.
2) ISIM MABNI ( ) yaitu Isim yang tidak terkena kaidah-kaidah Irab. Yang termasuk Isim
Mabni adalah: Isim Dhamir (Kata Ganti), Isim Isyarat (Kata Tunjuk), Isim Maushul (Kata
Sambung), Isim Istifham (Kata Tanya).
Bila anda telah memahami baik-baik tentang pengertian Irab dan tanda-tanda aslinya, marilah
kita melanjutkan pelajaran tentang Isim Murab.
ISIM MARFU
Isim yang mengalami Irab Rafa dinamakan Isim Marfu yang terdiri dari:
1) Mubtada (Subjek) dan Khabar (Predikat) pada Jumlah Ismiyyah (Kalimat Nominal).
Perhatikan contoh-contoh Jumlah Ismiyyah di bawah ini:
2) Fail (Subjek Pelaku) atau Naib al-Fail (Pengganti Subjek Pelaku) pada Jumlah Filiyyah
(Kalimat Verbal). Contoh:
= Muhammad datang
= Umar menang
= orang kafir itu dikalahkan
= syaitan itu dilaknat
Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah
ke pelajaran selanjutnya.
ISIM MANSHUB
Isim yang terkena Irab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim Manshub adalah semua
Isim selain Fail atau Naib al-Fail dalam Jumlah Filiyyah.
2) MASHDAR ( ) yakni Isim yang memiliki makna Fiil dan berfungsi untuk menjelaskan
atau menegaskan (menguatkan) arti dari Fiil.
= Muhammad membaca al-Quran dengan tartil (perlahan-lahan)
=( perlahan-lahan) > Mashdar > Manshub dengan tanda fathah.
3) HAL ( ) ialah Isim yang berfungsi untuk menjelaskan keadaan Fail atau Maful ketika
berlangsungnya pekerjaan.
4) TAMYIZ ( ) ialah Isim yang berfungsi menerangkan maksud dari Fiil dalam hubungannya
dengan keadaan Fail atau Maful.
Diantara Zharaf Zaman: =( pada hari), =( pada hari ini), =( pada malam hari), =( pada
=( pada pagi hari), =( pada sore hari), =( besok), =( sekarang), dan
siang hari),
sebagainya.
Diantara Zharaf Makan: =( di depan), =( di belakang), =( di balik),
=( di atas),
(=di bawah), =( di sisi), =( di sekitar), =( di antara),
=( di sebelah), dan sebagainya.
= Wahai Muhammad
7) MUSTATSNA ( ) atau Perkecualian ialah Isim yang terletak sesudah ISTITSNA ( )
atau Pengecuali. Contoh:
= para siswa telah hadir kecuali Zaid
=(kecuali) > Istitsna (Pengecuali).
=( Zaid) > Mustatsna (Perkecualian) > Manshub dengan tanda Fathah
Semuanya biasa diterjemahkan: kecuali, selain.
Isim yang berkedudukan sebagai Mustatsna tidak selalu harus Manshub. Mustatsna bisa menjadi
Marfu dalam keadaan sebagai berikut:
a) Bila berada dalam Kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya disebutkan. Maka
Mustatsna boleh Manshub dan boleh Marfu. Contoh:
= para siswa tidak berdiri kecuali Zaid
= para siswa tidak berdiri kecuali Zaid
Kalimat di atas adalah Kalimat Negatif (ada kata: tidak) dan disebutkan Subjek yang dikecualikan
=( para siswa) maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh pula Marfu ( atau
darinya yaitu
).
b) Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya tidak
disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan sebagai Fail maka ia harus mengikuti kaidah
Irab yakni menjadi Marfu. Contoh:
ISIM MAJRUR
Isim yang terkena Irab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari:
1) Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah: =( dengan), =( untuk),
=( di, dalam), =( atas), =( ke), =( dari), =( bagai), =( hingga), / untuk sumpah
(=demi ).
Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam
bentuk Marfu, Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat. Perhatikan
contoh-contoh kalimat di bawah ini:
= mereka duduk-duduk di depan rumah
= aku berdiri di bawah pohon
Dalam contoh di atas, Isim =( rumah) dan Isim
=( pohon) adalah Isim Majrur dengan
tanda Kasrah karena terletak sesudah Zharaf =(di depan) dan =( di bawah). Dalam hal ini,
kedua Zharaf tersebut merupakan Mudhaf sedang Isim yang mengikutinya merupakan Mudhaf
Ilaih.
Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah
ke pelajaran selanjutnya.
INNA DAN KANA SERTA KAWAN-KAWANNYA
Kata =( sesungguhnya) dan =( adalah) serta kawan-kawannya sedikit mengubah kaidah Irab
yang telah kita pelajari sebelumnya sebagai berikut:
2) Bila Fiil =( adalah) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah maka
Khabar yang asalnya Isim Marfu akan menjadi Isim Manshub.
(=rumah itu besar lagi cantik) (=jadilah rumah itu besar lagi cantik)
/ / / /
/ =( menjadi),
=( senantiasa), =( selama), =( tidak), =( tidak).
Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah
ke pelajaran selanjutnya.
Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu kita sudah melihat Alamat Ashliyyah atau tanda-tanda asli
(pokok) dari Irab yaitu baris Dhammah untuk Irab Rafa, baris Fathah untuk Irab Nashab, dan
baris Kasrah untuk Irab Jarr.
Diantara bentuk-bentuk Isim, ada yang menggunakan tanda-tanda yang berbeda dari Alamat
Ashliyyah untuk menunjukkan Irab Rafa, Nashab atau Jarr tersebut, karena bentuknya yang
khas, mereka menggunakan Alamat Fariyyah yaitu:
= datang Abubakar
= aku melihat Abubakar
= aku memberi salam kepada Abubakar
Hafalkanlah kelompok-kelompok Isim yang mempunyai tanda-tanda Irab yang khas ini, sebelum
melangkah ke pelajaran selanjutnya.
ISIM GHAIRU MUNAWWAN (Isim yang Tidak Menerima Tanwin)
Dalam kaitannya tentang Alamat Irab Fariyyah (tanda-tanda Irab cabang), kita harus
mempelajari golongan Isim yang huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin maupun kasrah
(hanya menerima baris dhammah dan fathah).
1) Semua Isim Alam (Nama) yang diakhiri dengan Ta Marbuthah (meskipun ia adalah
Mudzakkar). Misalnya: =( Fatimah), =( Aminah), =( Makkah), =( Muawiyah),
(=Hamzah), dan sebagainya.
2) Semua Isim Alam Muannats (meskipun tidak diakhiri dengan Ta Marbuthah). Misalnya:
=( Damaskus), dan sebagainya.
=( Zainab), =( Bagdad),
(=Khadijah), =( Saudah),
3) Isim Alam yang merupakan kata serapan atau berasal dari bahasa ajam (bukan Arab).
=( Yusuf), =( Firaun), =( Qarun), dan
Misalnya: =( Ibrahim), =( Dawud),
sebagainya.
6) Semua Isim, baik Isim Alam maupun bukan, yang diakhiri dengan huruf Alif-Nun. Misalnya:
=( Utsman), =( Sulaiman),
=( Ramadhan), =( lapar),
=( marah), dan
sebagainya.
8) Isim Jamak yang mempunyai wazan yang di tengahnya terdapat Mad Alif. Misalnya:
(=surat-surat), =( nasyid-nasyid), =( jalan-jalan), =( suku-suku), dan sebagainya.
9) Isim ADAD ( )atau Bilangan dari satu sampai sepuluh yang menggunakan wazan atau
. Misalnya:
=( tiga), =( lima), =( kelompok), dan sebagainya.
=( empat),
11) Isim yang huruf akhirnya berupa Alif Mamdudah ( ) atau Alif Lurus ( ) . Misalnya:
=( teman-teman), dan sebagainya.
=( yang berkilau), =( orang-orang berilmu),
Seperti dinyatakan di awal tadi, Isim-isim di atas huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin dan
kasrah. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan Irab, Isim Ghairu Munawwan mempunyai
alamat atau tanda-tanda Irab sebagai berikut:
a. Irab Rafa dan Irab Nashab tetap menggunakan Alamat Ashliyyah yakni baris Dhammah untuk
Irab Rafa dan baris Fathah untuk Irab Nashab.
= datang Sulaiman
= aku melihat Sulaiman
= aku memberi salam kepada Sulaiman
Sebagai perkecualian, bila Isim-isim tersebut menggunakan awalan Alif-Lam Marifah, maka ia
menerima baris kasrah bila terkena Irab Jarr. Perhatikan:
Isim-isim ini huruf akhirnya tidak pernah berubah, dalam keadaan Irab apapun.
= datang Musa
= aku melihat Musa
=aku memberi salam kepada Musa
Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah
ke pelajaran selanjutnya.
Fiil Mudhari juga mengalami Irab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata bila didahului oleh
harf-harf tertentu. Fiil Mudhari mengenal tiga macam Irab:
1) IRAB RAFA ialah bentuk asal dari Fiil Mudhari dengan alamat (tanda):
a. Baris Dhammah: / / /
b. Huruf Nun: / / / /
a. Baris Fathah: / / /
b. Hilangnya huruf Nun: / / / /
Adapun yang termasuk Harf Nashab ialah: =( bahwa), =( tidak akan), =( kalau begitu),
(=supaya), =( hingga), =( untuk).
a. Baris Sukun: / / /
b. Hilangnya huruf Nun: / / / /
c. Hilangnya huruf Illat ( ) atau huruf penyakit yaitu / /
1. Harf Jazm yang men-jazm-kan satu fiil saja yaitu: =( tidak), =( belum), /untuk perintah
(=hendaklah), untuk larangan (=jangan).
(=dia belajar, dia mengerti) (=dia belum belajar dan dia belum mengerti)
Contoh I :
=( engkau mengerjakan suatu pekerjaan; engkau akan dibalas dengannya)
=( jika engkau mengerjakan suatu pekerjaan, engkau akan dibalas dengannya)
Contoh II :
=( dia beriman kepada Allah; Allah menunjuki hatinya)
=( siapa yang beriman kepada Allah, Dia akan menunjuki hatinya)
Contoh III :
(=kalian melakukan suatu kebaikan; Allah mengetahuinya)
=( kebaikan apa saja yang kalian lakukan, Allah mengetahuinya)
Contoh IV :
=( kalian bertaqwa kepada Allah; kalian beruntung)
=( kapan kalian bertaqwa kepada Allah, kalian bertuntung)
Contoh V :
(=mereka berdua pergi; mereka berdua dilayani)
(=kemana saja mereka berdua pergi, akan dilayani)
Contoh VI :
=( engkau membaca sebuah buku; engkau memperoleh manfaat darinya)
=( buku apa saja yang engkau baca, engkau akan memperoleh manfaat)
Hafalkan dan fahamkan baik-baik jenis-jenis Irab Fiil di atas!
ADAD (BILANGAN)
Mula-mula, anda harus mengafalkan sepuluh bentuk dasar dari Adad (Bilangan):
10
Dalam penggunaannya, bentuk-bentuk dasar Adad tersebut akan mengalami sedikit perubahan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Bilangan 1 ( )terletak di belakang Isim Mufrad dan bilangan 2 ( )terletak di belakang Isim
Mutsanna. Bila Isim yang dibilangnya itu adalah Muannats maka bentuknya pun menjadi
Muannats. Contoh:
= pertama = ke enam
= ke tujuh = ke dua
= ke delapan = ke tiga
= ke empat = ke sembilan
= ke sepuluh = kelima
Bila digunakan dalam bentuk kalimat, memiliki bentuk Mudzakkar dan Muannats yang mengikuti
Isim Mudzakkar dan Muannats yang di depannya:
= Bab Kesebelas
= Bab Kedua Belas
= Bab Kedua Puluh
= Kamar Kedua Puluh Tiga
= Kamar Keenam Puluh Enam
= Kamar Keseratus Delapan
Agar lancar menyebut angka dengan Bahasa Arab, anda harus sering membaca setiap angka yang
anda temukan dengan menggunakan Bahasa Arab.
Iklan
SHARE THIS:
Tweet
Memuat...
Suka
Jadilah yang pertama menyukai ini.
TERKAIT
SULAIMAN MAHMUD2
Kesalahan: Twitter tidak merespons. Tunggulah beberapa menit dan perbarui halaman.
Cari untuk:
ECEH - ERDIO
BLOG YANG SAYA IKUTI
tunas63
Belajar Ilmu Nahwu Shorof Tata Bahasa Arab Online
Dokter Pengobatan Nabawi
Lirik Lagu Minang Lamo
SMAN UNGGUL ACEH TIMUR
ABI FAIYADH BLOG
Obat Qalbu
Tausiyah In Tilawatun Islamiyah
Bantargedang
Artikel Islam Salafiyah Ahlus Sunnah wal Jamaah Free Download Gratis Ebook MP3 Video
Turorial Ceramah Kajian Islam | SALAFIYUNPAD.wordpress.com
KUMPULAN INFORMASI, ARTIKEL, MAKALAH, TESIS, DISERTASI, & KARYA ILMIAH
Uncategorized
ARSIP
September 2017
Maret 2017
Januari 2015
Maret 2014
Oktober 2013
September 2013
Maret 2013
Desember 2012
November 2012
Oktober 2012
September 2012
Juli 2012
Juni 2012
ILMU AL-QURAN
Cari untuk:
FOLLOW ME ON TWITTER
Twit Saya
FLICKR PHOTOS
Juni 2012
S S R K J S M
JUL
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
ARSIP
September 2017
Maret 2017
Januari 2015
Maret 2014
Oktober 2013
September 2013
Maret 2013
Desember 2012
November 2012
Oktober 2012
September 2012
Juli 2012
Juni 2012
TULISAN TERKINI
(tanpa judul)
(tanpa judul)
Resume Ilmu Kalam
Qiraah Bahasa Arab
Meninggalkan Syubhat, Menumbuhkan Sikap Wara
ARSIP
Arsip
KATEGORI
Kategori
META
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Cari untuk:
ATAS
Ikuti
ABI FAIYADH BLOG
Mendaftar
Masuk
Salin shortlink
Laporkan isi ini
Kelola langganan
Ciutkan bilah ini
#94 (tanpa judul)
#122 (tanpa judul)
10 Gangguan Kejiwaan yang Paling Berbahaya
About
Penyakit Hati Sombong, Iri, dan Dengki dan cara Mengobatinya
Shadaqah Yang Utama
Skip to content
Cari
ABI FAIYADH BLOG
Bahasa Arab dan Motivasi
Jumat, 22 Maret 2013
Dhomir : Kata Ganti dalam Bahasa Arab
Dhomir/kata ganti(KG) adalah kata ganti orang atau benda. Artinya, nama orang/benda dapat
digantikan dengan kata ini. Baik orang/benda itu berada atau tidak ada. Dalam bahasa Indonesia
kita mengenal Saya, Kamu, Dia, Kalian, Kita, Kami. Sedangkan dalam bahasa Inggris kita
mengenal : I,You, He, She, They, We, It. Nah, dalam bahasa Arab mengenal 14 dhomir. Mengapa
lebih banyak ? Karena, bahasa Arab adalah bahasa yang paling lengkap sastranya, selain itu
bahasa Arab mengenal jumlah 1, 2 dan jamak. Sedangkan bahasa Indonesia hanya mengenal
tunggal dan jamak, demikian pula bahasa Inggris.
Baiklah, sekarang kita akan bahas pembagian Dhomir tersebut. Dhomir, terbagi menjadi 3 yaitu :
Dhomir Munfashil/Dhomir yg terpisah
Dhomir Muttashil/Dhomir yang tersambung
Dhomir Mustatir/Dhomir yang tersembunyi
Baiklah, kita bahas satu persatu di bawah ini dan saya sertakan contoh-contohnya :
2. Dhomir Munfashil
Dhomir Munfashil adalah Dhomir, yang berpisah dengan kata benda, maksudnya ia tidak
bersatu/bergandeng dengan kata benda lainnya. Dalam bahasa Indonesia kita biasanya
menyebutnya sebagai Subyek dan diletakkan sebelum kata benda. Misal : Saya Muhammad., Kata
Saya, itu adalah Dhomir.
Dalam bahasa Arab kita bisa mendapatkan contoh : -
Perlu diketahui dan dihafalkan dhomir-dhomir di bawah ini yang jumlahnya 14, dan harus hafal
karena sebagai bekal dasar untuk mempelajari bahasa Arab selanjutnya.
Jumlah 3 > org
Jumlah 2 org
Jumlah 1 org
Arti
Dia (Lk)
Dia (Pr)
Kamu (Lk)
Kamu (Pr)
Saya
Kita/Kami
Sebagai contoh dapat anda baca di bawah ini sesuai penggunaanya dengan rumus :
+
Nah contohnya adalah sebagai berikut :
- ( ( Dia Aisyah
-
( Apakah kamu guru ? ) =====
- ( Mereka adalah orang-orang islam ) =====
- ( Kami adalah orang-orang beriman) =====
- ( Dia adalah ahmad dan umar) =====
- ( Kamu adalah muhammad) =====
-
22. Dhomir Muttashil
Dhomir Muttashil adalah dhomir yang bersambung/digandeng dengan isim(kata benda). Dalam
bahasa Indonesia memiliki makna milikku, milikmu, miliknya, milik kami dst. Dalam dhomir
muttashil ini, dibagi menjadi 2 macam yaitu : Dhomir Muttashil dan Dhomir Muttashil bil
Lam.Penjelasannya berikut ini :
a. Dhomir Muttashil
Dhomir ini bergabung/digandengkan dengan isim. Adapun penggunaanya adalah sebagai berikut :
Dhomir Muttashil
Arti
Jumlah 3 > org
Jumlah 2 org
Satu orang
Jumlah 1 org
Miliknya (Lk)
Miliknya (Pr)
Milikmu (Lk)
Milikmu (Pr)
Milikku
Milik Kita/Kami
Contoh penggunaanya dengan rumus :
+
Arti
Jumlah 3 > org
Jumlah 2 org
Satu orang
Jumlah 1 org
Kamu (Lk) memiliki
Saya memiliki/punya
Kami punya
Contoh penggunaanya dengan rumus :
+
3. Dhomir Mustathir
Dhomir Mustathir adalah dhomir yang tersembunyi. Maksudnya adalah, suatu kata kerja tanpa
diikuti oleh Dhomir, tetapi maksudnya sudah jelas kata kerja itu memiliki dhomir.
Contoh :
Demikian pembahasan singkat dari dhomir yang semoga bermanfaat untuk anda semua.
Klik Untuk melihat
bahasaarabokebanget di 10.36
Berbagi
16 komentar:
Balas
Balas
Balas
Balasan
Balas
Balas
Balas
Balas
Balas
Nabila Dien Jasmine23 Juli 2016 03.44
Jazakillah Khoiron, sangat membantu
Balas
Balas
Balas
Balasan
Balas
Balas
Beranda
Lihat versi web
Diberdayakan oleh Blogger.