Anda di halaman 1dari 53

wordpress.

com
Baru saja dioptimalkan
Lihat yang asli
QAWAID (TATA BAHASA)


PEMBAGIAN KATA

Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:

1. Satuan bunyi yang disebut huruf atau abjad.

Contoh:

2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut kata.

Contoh: =( masjid)

3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut kalimat.

=( saya shalat di masjid)


Contoh:

Dalam tata bahasa Arab, kata dibagi ke dalam tiga golongan besar:

1. ISIM ( ) atau kata benda. Contoh: =( masjid)

=( saya shalat)
2. FIIL ( ) atau kata kerja. Contoh:

3. HARF ( ) atau kata tugas. Contoh: =( di, dalam)

Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak
sama persis dengan Isim, Fiil dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk
sekadar mendekatkan pengertian.

ISIM ALAM (Kata Benda Nama)

Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari
seseorang atau sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim Alam (nama), bacalah dengan suara
nyaring dan jelas satu persatu:

Cari dan tuliskanlah Isim-isim Alam yang lain yang anda temukan dan ketahui!

MUDZAKKAR (Laki-laki) MUANNATS (Perempuan)

Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau
Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya
(untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk
benda dan lain-lain).

Contoh Isim Mudzakkar Contoh Isim Muannats


=( Isa) =( Maryam)
=( putera) =( puteri)
=( sapi jantan) =( sapi betina)
=( laut) =( angin)
Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di
belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah ( ) . Misalnya: =( Fathimah), =( sekolah)
b) Alif Maqshurah ( ) . Misalnya: =( Salma), =( manisan)
c) Alif Mamdudah ( ) . Misalnya: =( Asma), =( pirang)

Namun adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas.


=( jiwa, diri),
Misalnya: =(angin), =( matahari)

Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.


Contoh: =(Hamzah),
=( Thalhah), =(Muawiyah)

Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan
menghafal kosakata yang baru anda temukan!

MUFRAD (Tunggal) MUTSANNA (Dual) JAMAK

Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:

1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.

Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( ) ,
baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:

Mufrad Tarjamah MutsannaTarjamah


= seorang laki-laki = dua orang laki-laki
= sebuah kebun = dua buah kebun
= seorang muslim = dua orang muslim
= seorang muslimah = dua orang muslimah
Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:

1. JAMAK SALIM ( ) yang bentuknya beraturan:

Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah


= seorang putera = putera-putera
= seorang puteri = puteri-puteri
= seorang muslim = muslim-muslim
= seorang muslimah
= muslimah-muslimah
2. JAMAK TAKSIR ( ) yang bentuknya tidak beraturan:

Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah


= seorang rasul = rasul-rasul

= seorang alim = orang-orang alim
= seorang laki-laki = para laki-laki
= seorang perempuan = perempuan-perempuan
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan
menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!

ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)

Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan
Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk
dan Isim Maushul atau Kata Sambung.

Pertama, Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:

1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: =( ini).


Contoh dalam kalimat: =( ini sebuah buku)
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: =( itu).
Contoh dalam kalimat: =( itu sebuah buku)

Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:

1) menjadi: =( ini). Contoh: =( ini sebuah majalah)


2) menjadi: =( itu). Contoh: =( itu sebuah majalah)

Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:

1) menjadi . Contoh: =( ini dua buah buku)

2) menjadi . Contoh: =( ini dua buah majalah)

3) menjadi . Contoh: =( itu dua buah buku)

4) menjadi . Contoh: =( itu dua buah majalah)

Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):

1) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim
Muannats, menggunakan: =( ini) untuk menunjuk yang dekat dan =( itu) untuk menunjuk
yang jauh. Contoh dalam kalimat:
=( ini buku-buku);
=( ini majalah-majalah)

=( itu buku-buku); =( itu majalah-majalah)

2) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats,
menggunakan: =( ini) untuk menunjuk yang dekat dan =( itu) untuk menunjuk yang jauh.
Contoh dalam kalimat:
=( ini siswa-siswa);
=( ini siswi-siswi)

=( itu siswa-siswa);

=( itu siswi-siswi)

Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan
menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!

ISIM MAUSHUL (Kata Sambung)

Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa
kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung
semacam ini diwakili oleh kata: yang.

Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul adalah: =(yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim
Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:

= datang guru itu


Kalimat I
Kalimat II = guru itu mengajar Fiqh
Kalimat III
= datang guru yang mengajar Fiqh
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushul:

Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Muannats maka: menjadi:



= datang guru (pr) yang mengajar Fiqh itu
Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dual) maka:

1) menjadi: sedangkan menjadi:

= datang dua orang guru (lk) yang mengajar Fiqh itu


= datang dua orang guru (pr) yang mengajar Fiqh
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Jamak maka:

1) menjadi: sedangkan: menjadi: /

= datang guru-guru (lk) yang mengajar Fiqh itu


= datang guru-guru (pr) yang mengajar Fiqh itu
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan
menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!

NAKIRAH (Sebarang) MARIFAH (Tertentu)

Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:

1) ISIM NAKIRAH atau kata benda sebarang atau tak dikenal (tak tentu).

2) ISIM MARIFAH atau kata benda dikenal (tertentu).

Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya
yang bertanwin ( ) . Sedangkan Isim Marifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ) di
awalnya.

=( sebuah rumah), =( seorang anak)


Contoh Isim Nakirah:

=( rumah itu), =( anak itu)


Contoh Isim Marifah:

Coba bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim
Marifah dalam dua buah kalimat di bawah ini:

.

.

= Itu sebuah rumah. Rumah itu baru.


. .

= Datang seorang anak. Anak itu sopan.


Selain Isim yang berawalan Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Marifah adalah:

1. ISIM ALAM (Nama). Semua Isim Alam termasuk Isim Marifah, meskipun diantara Isim
Alam tersebut ada yang huruf akhirnya bertanwin.

Contoh: =( Ahmad), =( Ali), =( Makkah)

2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu
atau seseorang atau sekelompok benda/orang.

Contoh: =( aku, saya), =( kami, kita), =( ia, dia)

Isim Dhamir ini kelak akan dibahas tersendiri secara terinci.

- /
- -
/

SIFAT MAUSHUF (Sifat dan Yang Disifati)


MUDHAF MUDHAF ILAIH (Kata Majemuk)
MUBTADA KHABAR (Subjek dan Predikat)

Berkaitan dengan Nakirah dan Marifah, khususnya penggunaan Alif-Lam di awal kata atau baris
Tanwin di akhir kata, ada beberapa pola kalimat (rangkaian kata) yang perlu kita ketahui
perbedaannya dengan baik. Yaitu:

SHIFAT ( ) dan MAUSHUF (


)
Bila rangkaian dua buah Isim atau lebih, semuanya dalam keadaan Nakirah (tanwin) atau
semuanya dalam keadaan Marifah (alif-lam) maka kata yang di depan dinamakan Maushuf (yang
disifati) sedang yang di belakang adalah Shifat.

= (sebuah) rumah baru



= rumah yang baru



= (sebuah) rumah besar lagi luas



= rumah yang besar lagi luas


) dan MUDHAF ILAIH (
2. MUDHAF ( )
Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa
tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Marifah dinamakan
Mudhaf Ilaih. Contoh:

=( buku guru)


(=rumah Zaid) > Zaid = Isim Alam (Marifah)
=( kunci rumah guru)
Bila Mudhaf berupa Isim Mutsanna atau Jamak Mudzakkar Salim maka huruf Nun di akhirnya
dihilangkan. Perhatikan contoh di bawah ini:

=( dua muslim Jawa)

(=muslimin Jawa)
dari kata =(dua orang muslim) > Mutsanna
dari kata =(orang-orang muslim) > Jamak Salim

Baik Shifat-Maushuf maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bukanlah merupakan sebuah JUMLAH


MUFIDAH ( )atau Kalimat Sempurna. Berikut ini kita akan mempelajari sebuah pola
Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna).

3. MUBTADA ( ) dan KHABAR ( )


Sebuah JUMLAH ISMIYYAH ( ) atau Kalimat Nominal (kalimat sempurna yang semua
katanya adalah Isim), selalu terdiri dari dua bagian kalimat yakni Mubtada (Subjek) dan Khabar
(Predikat). Pada umumnya seluruh Mubtada dalam keadaan Marifah sedangkan seluruh Khabar
(Predikat) dalam keadaan Nakirah. Perhatikan contoh kalimat-kalimat di bawah ini:

Jumlah Ismiyyah Mubtada Khabar




(=rumah itu besar) (=rumah itu) (=besar)

(=rumah yang besar itu mahal) (=rumah yang besar itu) (=mahal)



(=rumah besar itu indah)(=rumah besar itu) (= indah)




(=kunci rumah besar itu kecil) (=kunci rumah besar itu)(=kecil)
Dari contoh kalimat di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Baik Mubtada maupun Khabar, bisa terdiri dari satu kata ataupun lebih.
2. Mubtada pada umumnya selalu dalam keadaan Marifah.
3. Khabar pada umumnya selalu dalam keadaan Nakirah.
4. Mubtada yang terdiri dari beberapa kata bisa merupakan Shifat-Maushuf (contoh kalimat II)
maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih (contoh kalimat III dan IV)

Sebagai penutup, untuk mengingat-ingat perbedaan antara Shifat-Maushuf, Mudhaf-Mudhaf Ilaih


dan Mubtada-Khabar, perhatikanlah perbedaan bentuk dan makna masing-masing pola tersebut
dalam kalimat sederhana di bawah ini:

Shifat-Maushuf

Mudhaf-Mudhaf Ilaih

Mubtada-Khabar

(sebuah rumah baru)

(rumah baru)

(rumah itu baru)

(rumah yang besar)

(rumah besar)

(rumah itu besar)

Selanjutnya kita akan membahas tentang Isim Dhamir atau Kata Ganti.

DHAMIR (Kata Ganti)

Dhamir atau kata ganti ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam
golongan Isim Marifah.

Contoh:
= Ahmad menyayangi anak-anak

= Dia menyayangi mereka

Pada contoh di atas, kata diganti dengan =( dia), sedangkan


=( anak-anak) diganti
dengan =( mereka).
Kata dan dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.

Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:

1) DHAMIR RAFA ( ) yang berfungsi sebagai Subjek.


2) DHAMIR NASHAB (
) yang berfungsi sebagai Objek.

Dhamir Rafa dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat
berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.

Dalam kalimat: =( Dia menyayangi mereka):


Kata =( dia) adalah Dhamir Rafa, sedangkan:
Kata =( mereka) adalah Dhamir Nashab.

DHAMIR RAFA (Kata Ganti Subjek)

Semua Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:

1. MUTAKALLIM ( ) atau pembicara (orang pertama).


a) Mufrad: =( aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
b) Mutsanna/Jamak: =( kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.

2. MUKHATHAB ( ) atau lawan bicara (orang kedua). Terdiri dari:


a) Mufrad: =( engkau) untuk Mudzakkar dan untuk Muannats.
b) Mutsanna: =( kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: =( kalian) untuk Mudzakkar dan untuk Muannats.

3. GHAIB ( ) atau tidak berada di tempat (orang ketiga). Terdiri dari:


a) Mufrad: =( dia) untuk Mudzakkar dan untuk Muannats.
b) Mutsanna: =( mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: =( mereka) untuk Mudzakkar dan untuk Muannats.

Hafalkanlah keduabelas bentuk Dhamir Rafa di atas beserta artinya masing-masing sebelum
melangkah ke pelajaran selanjutnya!



DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)

Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa yang terdiri dari:

Dhamir Rafa

Dhamir Nashab

Dhamir Rafa

Dhamir Nashab

Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain
dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fiil ataupun Harf.

1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat:

= saya seorang muslim, agamaku Islam


= kami orang-orang muslim, agama kami Islam



= engkau (lk) seorang muslim, agamamu Islam



= engkau (pr) seorang muslim, agamamu Islam


2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Fiil dalam kalimat:

= kamu berdua adalah muslim, Allah merahmati kamu berdua


= kalian (lk) adalah muslimun, Allah merahmati kalian




= kalian (pr) adalah muslimat, Allah merahmati kalian

= dia (lk) adalah muslim, Allah merahmatinya


3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Harf dalam kalimat:

= dia (pr) adalah seorang muslimah, atasnya keselamatan


= mereka berdua adalah muslim, atas mereka berdua keselamatan


= mereka (lk) adalah muslimin, atas mereka keselamatan



= mereka (pr) adalah muslimat, atas mereka keselamatan


Gabungan Dhamir Nashab yang melekat pada Isim akan membentuk Isim Marifah dengan pola
Mudhaf-Mudhaf Ilaih dimana Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di
belakangnya merupakan Mudhaf Ilaih.

=( rumahku) > [ Mudhaf] + [ Mudhaf Ilaih]


=( bukumu) > [ Mudhaf] + [ Mudhaf Ilaih]
=( sekolah mereka) > [ Mudhaf] + [ Mudhaf Ilaih]

Hafalkanlah semua Dhamir Nashab di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke
pelajaran selanjutnya!

FIIL (Kata Kerja)

Fiil atau Kata Kerja dibagi atas dua golongan besar menurut waktu terjadinya:
1. FIIL MADHY ( ) atau Kata Kerja Lampau.
2. FIIL MUDHARI ( ) atau Kata Kerja Kini/Nanti.

Baik Fiil Madhy maupun Fiil Mudhari, senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan
jenis Dhamir dari Fail ( ) atau Pelaku pekerjaan itu.
Untuk Fiil Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fiil
Mudhari, perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.

Dhamir Fiil Madhy Fiil Mudhari Tarjamah



= saya mengerjakan
= kami mengerjakan

= engkau (lk) mengerjakan

= engkau (pr) mengerjakan

= kamu berdua mengerjakan
= kalian (lk) mengerjakan
= kalian (pr) mengerjakan
= dia (lk) mengerjakan
= dia (pr) mengerjakan
= mereka berdua (lk) mengerjakan
= mereka berdua (pr) mengerjakan
= mereka (lk) mengerjakan
= mereka (pr) mengerjakan
Perlu diketahui, bahwa dalam sebuah JUMLAH FILIYYAH ( ) atau Kalimat Verbal
(kalimat sempurna yang mengandung Kata Kerja), letak Fail (Pelaku) bisa di depan dan bisa pula
di belakang Fiil (Kata Kerja).

1) Untuk Dhamir Ghaib atau orang ketiga ( ) .

a. Bila Fail mendahului Fiil maka perubahan bentuk dari Fiil tersebut harus mengikuti ketentuan
Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.

Contoh Jumlah Filiyyah dengan Fiil Madhy yang terletak setelah Fail:

= muslim itu memasuki masjid



= muslimah itu memasuki masjid
= dua muslim itu memasuki masjid

= dua muslimah itu memasuki masjid

= kaum muslimin memasuki masjid

= kaum muslimat memasuki masjid
Contoh Jumlah Filiyyah dengan Fiil Mudhari yang terletak setelah Fail:

= muslim itu memasuki masjid


= muslimah itu memasuki masjid
= dua muslim itu memasuki masjid

= dua muslimah itu memasuki masjid

= kaum muslimin memasuki masjid

= kaum muslimat memasuki masjid
b. Sedangkan bila Fiil mendahului Fail, maka bentuk Fiil tersebut selalu Mufrad, (meskipun
Fail-nya Mutsanna atau Jamak). Tetapi untuk bentuk Mudzakkar dan Muannats tetap dibedakan
dengan adanya huruf Ta Tanits ( ) atau Ta Penanda Muannats pada Fiil yang Fail-nya
adalah Muannats.

Contoh Jumlah Filiyyah dengan Fiil Madhy yang terletak sebelum Fail:
= muslim itu memasuki masjid
= muslimah itu memasuki masjid
= dua muslim itu memasuki masjid

= dua muslimah itu memasuki masjid

= kaum muslimin memasuki masjid

= kaum muslimat memasuki masjid
Contoh Jumlah Filiyyah dengan Fiil Mudhari yang terletak sebelum Fail:

= muslim itu memasuki masjid


= muslimah itu memasuki masjid
= dua muslim itu memasuki masjid

= dua muslimah itu memasuki masjid

= kaum muslimin memasuki masjid

= kaum muslimat memasuki masjid
2) Untuk Fail lainnya (

)

tetap mengikuti pola perubahan bentuk Fiil sebagaimana mestinya.

Fiil Madhy Fiil Mudhari



( )

saya telah memasuki masjid saya memasuki masjid


( )

kami telah memasuki masjid kami memasuki masjid



)
(

engkau telah memasuki masjid engkau memasuki masjid



)
(

engkau (pr) telah memasuki masjid engkau (pr) memasuki masjid


( )

kamu berdua telah memasuki masjid kamu berdua memasuki masjid


( )

kalian (lk) telah memasuki masjid kalian (lk) memasuki masjid


( )

kalian (pr) telah memasuki masjid kalian (pr) memasuki masjid


Carilah sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fiil Madhy dan Fiil Mudhari dalam ayat-ayat al-
Quran dan al-Hadits!

FIIL AMAR (Kata Kerja Perintah)

Fiil Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fiil yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh
Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan
bicara) sebagai orang yang diperintah.

Perlu diingat bahwa yang menjadi Fail (Pelaku) dari Fiil Amar (Kata Kerja Perintah) adalah
Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau orang kedua sebagai orang yang diperintah untuk

melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: .

Fail Fiil Amar Tarjamah


( = engkau -lk) kerjakanlah!
( = engkau -pr) kerjakanlah!

( = kamu berdua) kerjakanlah!


( = kalian -lk) kerjakanlah!
( = kalian -pr) kerjakanlah!
Contoh dalam kalimat: dari fiil =( beramal, bekerja) menjadi Fiil Amar:

= bekerjalah untuk akhiratmu (lk)


= bekerjalah untuk akhiratmu (pr)


= bekerjalah untuk akhirat kamu berdua



= bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)

= bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)


Dari fiil =( mendirikan) menjadi Fiil Amar:

= dirikanlah shalatmu (lk)



= dirikanlah shalatmu (pr)


= dirikanlah shalat kamu berdua


= dirikanlah shalat kalian (lk)


= dirikanlah shalat kalian (pr)


Dari fiil =( membesarkan) menjadi Fiil Amar:

= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (lk)



= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (pr)


= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu berdua


= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (lk)


= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (pr)


Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fiil bertemu dengan awalan Alif-Lam
dari sebuah Isim Marifah, maka baris sukun dari huruf akhir fiil tersebut berubah menjadi baris
kasrah. Contoh:

(=shalat)
(=dirikanlah)

(=dirikanlah shalat)

Carilah contoh-contoh Fiil Amar dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!

FIIL NAHY (Kata Kerja Larangan)

Fiil Nahy atau kata kerja larangan adalah bentuk negatif dari Fiil Amar. Untuk membentuk
Fiil Nahy, kita tinggal menambahkan harf =( jangan) dan memasukkan huruf di awal Fiil
Amar. Perhatikan polanya di bawah ini:

Fail Fiil Amar Fiil Nahy Tarjamah



= jangan (engkau -lk) kerjakan

= jangan (engkau -pr) kerjakan

= jangan (kamu berdua) kerjakan

= jangan (kalian -lk) kerjakan

= jangan (kalian -pr) kerjakan
Contoh dalam kalimat:

=( takut) dan fiil =( sedih) menjadi Fiil Nahy:


Dari fiil

= jangan (engkau -lk) takut dan jangan sedih


= jangan (engkau -pr) takut dan jangan sedih


= jangan (kamu berdua) takut dan jangan sedih


= jangan (kalian -lk) takut dan jangan sedih


= jangan (kalian -pr) takut dan jangan sedih


Carilah contoh-contoh Fiil Nahy dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!

FIIL MALUM (Kata Kerja Aktif) FIIL MAJHUL (Kata Kerja Pasif)

Dalam tata bahasaIndonesia, dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan
contoh berikut ini:

Abubakar membuka pintu. > kata membuka disebut Kata Kerja Aktif.
Pintu dibuka oleh Abubakar. > kata dibuka disebut Kata Kerja Pasif.

Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fiil Malum dan Fiil Majhul yang fungsinya mirip
dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif.

Perhatikan contoh kalimat di bawah ini:

(= Umar memukul)

(= Umar dipukul)

Fiil =( memukul) adalah Fiil Malum (Kata Kerja Aktif). Fail atau Pelakunya adalah Umar

bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul).

Fiil =( dipukul) adalah Fiil Majhul (Kata Kerja Pasif). Fail atau Pelakunya tidak diketahui

(tidak disebutkan). Untuk itu, dalam Fiil Majhul, dikenal istilah Naib al-Fail (
) atau
Pengganti Fail (Pelaku). Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib al-Fail (pengganti Pelaku).

Fiil Majhul dibentuk dari Fiil Malum dengan perubahan sebagai berikut:
a) Huruf pertamanya menjadi berbaris Dhammah
b) Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris Kasrah untuk Fiil Madhy dan menjadi
berbaris Fathah untuk Fiil Mudhari.

Fiil Madhy

Fiil Mudhari
Fiil Malum

Fiil Majhul

Fiil Malum

Fiil Majhul

Contoh-contoh dalam kalimat:

Fiil Madhy =( memerintah) menjadi Fiil Majhul =( diperintah):

= aku diperintah agar menyembah Allah


= kami diperintah agar menyembah Allah



= engkau (lk) diperintah agar menyembah Allah



= engkau (pr) diperintah agar menyembah Allah


= kamu berdua diperintah agar menyembah Allah


= kalian (lk) diperintah agar menyembah Allah


= kalian (pr) diperintah agar menyembah Allah


= dia (lk) diperintah agar menyembah Allah



= dia (pr) diperintah agar menyembah Allah


= mereka (2 lk) diperintah agar menyembah Allah


= mereka (2 pr) diperintah agar menyembah Allah


= mereka (lk) diperintah agar menyembah Allah


= mereka (pr) diperintah agar menyembah Allah


=( mengenal) menjadi Fiil Majhul
Fiil Mudhari =( dikenal):

= aku dikenal dari bicaraku



= kami dikenal dari bicara kami



= engkau (lk) dikenal dari bicaramu


= engkau (pr) dikenal dari bicaramu

= kamu berdua dikenal dari bicara kamu berdua


= kalian (lk) dikenal dari bicara kalian


= kalian (pr) dikenal dari bicara kalian



= dia (lk) dikenal dari bicaranya



= dia (pr) dikenal dari bicaranya


= mereka (2 lk) dikenal dari bicara mereka


= mereka (lk) dikenal dari bicara mereka


= mereka (pr) dikenal dari bicara mereka


Carilah contoh-contoh Fiil Majhul dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!

HARF (Kata Tugas)

Harf adalah semua jenis kata selain Isim dan Fiil, yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak
memiliki arti yang jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat.

Contoh Harf: =( dan), =( dari), =( dari), =( ke, kepada), =( di, dalam), =( hingga),
(=tidak, tidak ada), =( jika), dan lain-lain.

Sekilas catatan penting tentang penggunaan beberapa macam Harf:

1. Beberapa Harf, seperti =( dengan) di dalam kalimat kadang mempunyai arti, dan kadang hanya
sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti. Contoh:

= aku berlindung kepada Allah


= cukuplah Allah (sebagai) saksi


2. Harf mempunyai dua fungsi:
a) ATHAF ( ) atau Kata Sambung (=dan). Contoh:


= Ahmad dan Ali telah pergi
b) QASM (}atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:


= demi waktu (Ashar)
Perlu dicamkan, bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wataala sering bersumpah dengan
nama makhluq-Nya agar manusia mengambil pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah tersebut.
Adapun manusia, hanya boleh bersumpah dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh bersumpah
dengan nama makhluq.
3. Harf Lam juga mempunyai beberapa fungsi:

a) MILIK ( )atau kepunyaan.Contoh:


= kepunyaan Allah (seluruh) kerajaan langit dan bumi

b) TALIL ( )atau peruntukan (=untuk). Contoh:


= saya pergi ke sekolah untuk belajar
c) AMAR ( )atau perintah (=agar, supaya, hendaklah). Contoh:

= hendaklah berinfak orang yang punya kelapangan (rezki)


d) TAUKID ( )atau penegasan (=sungguh, pasti). Contoh:


= sungguh aku akan berkata perkataan yang benar
4. NUN TAUKID ( ) atau Nun Penegasan adalah huruf Nun Tasydid yang melekat di
belakang Fiil Mudhari dan berfungsi untuk menegaskan atau memperkuat maknanya. Perhatikan
contoh di bawah ini:

= sungguh aku pasti akan mengatakan perkataan yang benar


= sungguh kalian pasti akan diuji dalam (urusan) harta kalian


4. Harf mempunyai dua macam arti:

a) Berarti jika. Contoh:

= jika kalian menolong (agama) Allah, Dia akan menolong kalian.


b) Berarti tidak, bila sesudahnya terdapat kata =( kecuali). Contoh:

= tidak lain kalian hanyalah berdusta


5. Harf juga ada dua macam:
a. NAFY ( )atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:

= tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah


b. NAHY ( )atau pelarangan (=jangan). Contoh:


= jangan kalian menyembah kecuali (kepada) Allah
Demikianlah sekelumit contoh penggunaan Harf dan macam-macam artinya. Carilah contoh-
contoh penggunaan Harf dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits, pelajarilah aneka ragam fungsi
dan artinya masing-masing!

ADAWAT AL-ISTIFHAM (Kata Tanya)

Di bawah ini dicantumkan sejumlah Kata Tanya dengan contohnya masing-masing dalam kalimat
beserta contoh jawabannya:

Kata Tanya Contoh Kalimat Tanya Contoh Jawaban


/


(=apakah) (=apakah engkau sakit?) (=tidak, saya sehat)
/

(=apa) (=apa yang kau tulis?) (=aku menulissurat)
/

(=siapa) (=siapa yang menulis ini?) (=Ahmad yang menulis ini)
/

(=yang mana) (=pena yang mana kau suka?)(=aku suka pena yang hitam)


(=kapan) (=kapan engkau pergi?) (=aku pergi besok)

(=dimana) (=dimana engkau pergi?) (=aku pergi ke kampung)








(=bagaimana) (=bagaimana engkau pergi?) (=aku pergi dengan bus)

(=berapa) (=berapa hari engkau pergi?) (=aku pergi selama tiga hari)

/
(=mengapa) (=mengapa kau terlambat?) (=jalanan macet)



(=kenapa) (=kenapa kau bertanya itu?) (=sungguh aku tidak paham)

(=punya siapa)(=kepunyaan siapa pena ini?) (=ini pena Ahmad)
Buatlah sendiri kalimat-kalimat tanya dari setiap kata-kata tanya di atas!

ISIM JAMID

Menurut asal kata dan pembentukannya, Isim atau Kata Benda terbagi dua:

1. ISIM JAMID ( ) yaitu Isim yang tidak terbentuk dari kata lain.
2. ISIM MUSYTAQ ( ) yaitu Isim yang dibentuk dari kata lain.
Isim Jamid terbagi dua:

a) ISIM DZAT ( ) atau ISIM JINS ( )


Contoh: =( orang), =( singa), =( sungai)
b) ISIM MANA ( ) atau MASHDAR ( )
Contoh: =( ilmu), =( keadilan), =( keberanian)

Mashdar adalah Isim yang menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak disertai dengan
penunjukan waktu. Berbeda dengan Fiil yang terikat dengan waktu, apakah di waktu lampau,
sekarang atau akan datang. Contoh:

=( aku ingin shalat) >


=( aku shalat) : Fiil
=( aku ingin shalat) >
=( shalat) : Mashdar (Isim)

Setiap Fiil memiliki Mashdar. Dengan kata lain, Mashdar adalah bentuk Isim dari sebuah Fiil.
WAZAN ( )atau Timbangan (pola pembentukan) Mashdar sangat beragam. Perhatikan contoh
pembentukan Mashdar di bawah ini:

Wazan Perubahan dari Fiil ke Mashdar Tarjamah

= menolong

= mengingat, menyebut

= menangis

= berdiri

= bersujud

= memberi makan

= bertani

= mengajar, memberitahu

= mengingatkan
Pahamilah baik-baik nama-nama dan bentuk-bentuk Isim yang terdapat dalam pelajaran ini
sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.

ISIM MUSYTAQ

Isim Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang berbeda dari kata
pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam:

1. ISIM FAIL ( ) atau Isim Pelaku (yang melakukan pekerjaan).


Isim Fail ada dua wazan (pola pembentukan) yaitu:
a) bila berasal dari Fiil Tsulatsi (Fiil yang terdiri dari tiga huruf)
b) bila berasal dari Fiil yang lebih dari tiga huruf

Fiil Isim Fail


=( mengetahui) =( yang mengetahui)
=( tidur) =( yang tidur)

=( makan) =( yang makan)
=( menyerah) =( yang menyerah)
=( berinfak) =( yang berinfak)

=( mohon ampun)
=( yang mohon ampun)
Disamping itu dikenal pula istilah bentuk MUBALAGHAH ( ) dari Isim Fail yang berfungsi
untuk menguatkan atau menyangatkan artinya. Contoh:

Fiil Isim FailIsim Mubalaghah


- / =(yang sangat mengetahui)
- / =(yang suka mengampuni)
- / =(yang banyak tidur)

- / =(yang banyak makan)

2. SIFAT MUSYABBAHAH ( ) ialah Isim yang menyerupai Isim Fail tetapi lebih
condong pada arti sifatnya yang tetap. Misalnya:
Fiil Isim FailSifat Musyabbahah
-=( senang) =( orang senang)
-=( buta) =( orang buta)

- =( mati)
=( orang mati)
-
=( lapar) =( orang kelaparan)
3. ISIM MAFUL ( ) yaitu Isim yang dikenai pekerjaan.

Fiil Isim Maful


=( mengampuni) =( yang diampuni)

=( mengetahui) =( yang diketahui)
=( menjual) =( yang dijual)


=( berkata) =( yang diucapkan)
4. ISIM TAFDHIL ( ) ialah Isim yang menunjukkan arti lebih atau paling. Wazan
(pola) umum Isim Tafdhil adalah: . Contoh:

Isim FailIsim Mubalaghah Isim Tafdhil


=( sangat mengetahui) =(yang lebih mengetahui)
=( sangat besar) =(yang lebih besar)
=( yang lebih dekat)
=( sangat dekat)

=( sangat utama) =( yang lebih utama)

Disamping itu, terdapat pula bentuk yang sedikit agak berbeda, seperti:

Sifat Musyabbahah Isim Tafdhil


=(yang sangat) =(yang lebih sangat)
=( yang lebih berhak)
=( yang berhak)
=(yang mulia) =(yang lebih mulia)
5. ISIM ZAMAN ( ) yaitu Isim yang menunjukkan waktu dan ISIM MAKAN ( )
yaitu Isim yang menunjukkan tempat.

Fiil Isim Zaman/Makan


/ =( menulis) =( kantor)
/ =( bermain) =( tempat bermain)
/ =(bersujud) =(masjid)
/ =(melahirkan) =(hari kelahiran)
/ =(menjanjikan) =(hari yang dijanjikan)
/ =(berkumpul) =(perkumpulan, pertemuan)
6. ISIM ALAT ( ) yaitu Isim yang menunjukkan alat yang digunakan untuk melakukan suatu
Fiil atau pekerjaan.

Fiil Isim Alat


/ =(membuka) =(kunci)
/ =(menimbang) =(timbangan)
/
=( duduk)
=( tempat duduk)
/ =(nyaring) =(pengeras suara)
Pahamilah baik-baik semua jenis-jenis Isim yang terdapat dalam pelajaran ini serta contoh-
contohnya sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.

FIIL MUJARRAD

Menurut asal kata dan pembentukannya, Fiil terbagi dua:


1. FIIL MUJARRAD ( ) yaitu fiil yang semua hurufnya asli.
2. FIIL MAZID ( ) yaitu fiil yang mendapat huruf tambahan.

Fiil Mujarrad pada umumnya terdiri dari tiga huruf sehingga dinamakan pula FIIL MUJARRAD
TSULATSI ( ) dan mempunyai enam wazan ( ) atau timbangan (pola huruf dan
harakat) yakni:

1. misalnya: =( menolong)
2. misalnya: =( duduk)
3. misalnya: =( membuka)
4. misalnya: =( mengetahui)
5. misalnya: =( menjadi banyak)
6. misalnya: =( menghitung)

Disamping Fiil Mujarrad Tsulatsi yang terdiri dari tiga huruf, terdapat pula Fiil Mujarrad Rubai
( ) yang terdiri dari empat huruf. Fiil Mujarrad Rubai ini hanya mempunyai satu
wazan yaitu: .
Contoh: =( menerjemahkan), =( membisikkan waswas),

(=menggoncang-goncangkan).

Carilah sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fiil Mujarrad Tsulatsi dari al-Quran dan al-Hadits
untuk setiap wazan di atas, beserta artinya masing-masing.

FIIL MAZID

Fiil Mazid berasal dari Fiil Mujarrad yang mendapat tambahan huruf:

1) Fiil Mazid dengan tambahan satu huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti:

a. ( huruf tambahannya: Hamzah di awal kata)

Fiil Mujarrad Fiil Mazid


=( masuk) =( memasukkan)
=( keluar) =( mengeluarkan)
=( lepas) =( melepas, mengirim)
b. ( huruf tambahannya: huruf tengah yang digandakan/tasydid)

Fiil Mujarrad Fiil Mazid


=( datang) =( mendatangkan)
=( mengetahui) =( mengajar)
=( turun) =( menurunkan)
c. ( huruf tambahannya: Mad Alif setelah huruf pertama)

Fiil Mujarrad Fiil Mazid


=( membunuh) =( berperang)
=( memisah)
=( berpisah)

=( mendahului) =( berlomba)
2. Fiil Mazid dengan tambahan dua huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti:

a. ( huruf tambahannya: Alif dan Nun di awal kata).

Fiil Mujarrad Fiil Mazid



=( menceraikan)

=( pergi)


=( membelah) =( terbelah)

=( membalik) =( terbalik)
b. ( huruf tambahannya: Alif di awal dan Ta di tengah)

Fiil Mujarrad Fiil Mazid


=( mengumpulkan) =(berkumpul)
=(menyebarkan) =(tersebar)

=( meraba)
=( meraba-raba)

c. ( huruf tambahannya: Alif di awal dan huruf ganda di akhir)

Fiil Mujarrad Fiil Mazid


=( putih) =( memutih)

=(merah) =(memerah)
=(hitam) =(menghitam)
d. ( huruf tambahan: Ta di awal dan Mad Alif di tengah)

Fiil Mujarrad Fiil Mazid


=( dengki) =(saling dengki)

=( kenal) =( saling kenal)
=( bertanya) =(saling bertanya)
e. ( huruf tambahannya: Ta di awal dan huruf ganda di tengah)

Fiil Mujarrad Fiil Mazid


=( mengetahui) =( belajar)
=(besar) =( membesarkan diri)

=(berfikir) =(memusatkan fikiran)

3. Fiil Mazid dengan tambahan tiga huruf. Wazan yang biasa ditemukan adalah:
(huruf tambahannya: Alif, Sin dan Ta di awal kata).

Fiil Mujarrad Fiil Mazid


=( mengampuni) =(mohon ampun)
=(menerima) =(menghadap)
=(keluar) =(minta keluar)
Carilah contoh-contoh Fiil Mazid dari al-Quran dan al-Hadits dan masukkan ke dalam wazan-
wazan yang sesuai serta carilah artinya masing-masing.

IRAB ISIM

Irab ialah perubahan baris/bentuk yang terjadi di belakang sebuah kata sesuai dengan kedudukan
kata tersebut dalam susunan kalimat. Pada dasarnya, Isim bisa mengalami tiga macam Irab yaitu:

1. IRAB RAFA ( ) atau Subjek; dengan tanda pokok: Dhammah ( )


2. IRAB NASHAB ( ) atau Objek; dengan tanda pokok: Fathah ( )
3. IRAB JARR ( ) atau Keterangan; dengan tanda pokok: Kasrah ( )

Perhatikan contoh dalam kalimat di bawah ini:


= datang siswa-siswa
= aku melihat siswa-siswa

= aku memberi salam kepada siswa-siswa
=( siswa-siswa) pada contoh di atas mengalami tiga macam Irab:
Isim

1) Irab Rafa (Subjek) dengan tanda Dhammah di huruf akhirnya ( )


)
2) Irab Nashab (Objek) dengan tanda Fathah di huruf akhirnya (
)
3) Irab Jarr (Keterangan) dengan tanda Kasrah di huruf akhirnya (

) atau tanda-tanda asli (pokok).


Alamat Irab seperti ini dinamakan Alamat Ashliyyah (

Perlu diketahui bahwa tidak semua Isim bisa mengalami Irab atau perubahan baris/bentuk di
akhir kata. Dalam hal ini, Isim terbagi dua:

1) ISIM MURAB ( ) yaitu Isim yang bisa mengalami Irab. Kebanyakan Isim adalah
Isim Murab artinya bisa berubah bentuk/baris akhirnya, tergantung kedudukannya dalam kalimat.

2) ISIM MABNI ( ) yaitu Isim yang tidak terkena kaidah-kaidah Irab. Yang termasuk Isim
Mabni adalah: Isim Dhamir (Kata Ganti), Isim Isyarat (Kata Tunjuk), Isim Maushul (Kata
Sambung), Isim Istifham (Kata Tanya).

Perhatikan contoh Isim Mabni dalam kalimat-kalimat di bawah ini:

= datang (mereka) ini


= aku melihat (mereka) ini
= aku memberi salam kepada (mereka) ini
Dalam contoh-contoh di atas terlihat bahwa Isim Isyarah =( ini) tidak mengalami Irab atau
perubahan baris/bentuk di akhir kata, meskipun kedudukannya dalam kalimat berubah-ubah, baik
sebagai Subjek, Objek maupun Keterangan. Isim Isyarah termasuk diantara kelompok Isim Mabni.

Bila anda telah memahami baik-baik tentang pengertian Irab dan tanda-tanda aslinya, marilah
kita melanjutkan pelajaran tentang Isim Murab.

ISIM MARFU

Isim yang mengalami Irab Rafa dinamakan Isim Marfu yang terdiri dari:

1) Mubtada (Subjek) dan Khabar (Predikat) pada Jumlah Ismiyyah (Kalimat Nominal).
Perhatikan contoh-contoh Jumlah Ismiyyah di bawah ini:

= rumah itu besar


= rumah itu besar (lagi) indah

= rumah besar itu indah
= rumah besar itu indah (lagi) mahal
Dalam contoh di atas terlihat bahwa semua Isim yang terdapat dalam Jumlah Ismiyyah adalah
Marfu (mengalami Irab Rafa), tandanya adalah Dhammah.

2) Fail (Subjek Pelaku) atau Naib al-Fail (Pengganti Subjek Pelaku) pada Jumlah Filiyyah
(Kalimat Verbal). Contoh:

= Muhammad datang
= Umar menang
= orang kafir itu dikalahkan
= syaitan itu dilaknat

=( Muhammad) > Fail > Marfu dengan tanda Dhammah


=( Umar) > Fail > Marfu dengan tanda Dhammah
=( orang kafir) > Naib al-Fail > Marfu dengan tanda Dhammah.
=( syaitan) > Naib al-Fail > Marfu dengan tanda Dhammah.

Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah
ke pelajaran selanjutnya.

ISIM MANSHUB

Isim yang terkena Irab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim Manshub adalah semua
Isim selain Fail atau Naib al-Fail dalam Jumlah Filiyyah.

1) MAFUL ( )yakni Isim yang dikenai pekerjaan (Objek Penderita).

= Muhammad membaca al-Quran



=( al-Quran) > Maful > Manshub dengan tanda fathah.

2) MASHDAR ( ) yakni Isim yang memiliki makna Fiil dan berfungsi untuk menjelaskan
atau menegaskan (menguatkan) arti dari Fiil.


= Muhammad membaca al-Quran dengan tartil (perlahan-lahan)
=( perlahan-lahan) > Mashdar > Manshub dengan tanda fathah.

3) HAL ( ) ialah Isim yang berfungsi untuk menjelaskan keadaan Fail atau Maful ketika
berlangsungnya pekerjaan.

= Muhammad membaca al-Quran dengan khusyu


=( orang yang khusyu) > Hal > Manshub dengan tanda fathah.

4) TAMYIZ ( ) ialah Isim yang berfungsi menerangkan maksud dari Fiil dalam hubungannya
dengan keadaan Fail atau Maful.

= Muhammad membaca al-Quran sebagai suatu ibadah


=( ibadah) > Tamyiz > Manshub dengan tanda fathah.

) atau Keterangan Waktu dan ZHARAF MAKAN (


5) ZHARAF ZAMAN ( ) atau
Keterangan Tempat.

= Muhammad membaca al-Quran pada suatu malam


=( malam) > Zharaf Zaman > Manshub dengan tanda fathah.

Diantara Zharaf Zaman: =( pada hari), =( pada hari ini), =( pada malam hari), =( pada
=( pada pagi hari), =( pada sore hari), =( besok), =( sekarang), dan
siang hari),
sebagainya.
Diantara Zharaf Makan: =( di depan), =( di belakang), =( di balik),
=( di atas),

(=di bawah), =( di sisi), =( di sekitar), =( di antara),
=( di sebelah), dan sebagainya.

6) Mudhaf yang berfungsi sebagai MUNADA ( )atau Seruan/Panggilan.


=( Rasul Allah) adalah Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bila berfungsi sebagai Munada, maka kata
=(Rasul) sebagai Mudhaf menjadi Manshub.

= Wahai Rasul Allah


Sedangkan bila Munada itu adalah Isim Mufrad yang bukan merupakan Mudhaf-Mudhaf Ilaih,
maka Isim tersebut tetap dalam bentuk Marfu. Contoh:


= Wahai Muhammad
7) MUSTATSNA ( ) atau Perkecualian ialah Isim yang terletak sesudah ISTITSNA ( )
atau Pengecuali. Contoh:


= para siswa telah hadir kecuali Zaid

=(kecuali) > Istitsna (Pengecuali).
=( Zaid) > Mustatsna (Perkecualian) > Manshub dengan tanda Fathah

Kata-kata yang biasa menjadi Istitsna antara lain:


Semuanya biasa diterjemahkan: kecuali, selain.

Isim yang berkedudukan sebagai Mustatsna tidak selalu harus Manshub. Mustatsna bisa menjadi
Marfu dalam keadaan sebagai berikut:

a) Bila berada dalam Kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya disebutkan. Maka
Mustatsna boleh Manshub dan boleh Marfu. Contoh:


= para siswa tidak berdiri kecuali Zaid


= para siswa tidak berdiri kecuali Zaid
Kalimat di atas adalah Kalimat Negatif (ada kata: tidak) dan disebutkan Subjek yang dikecualikan
=( para siswa) maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh pula Marfu ( atau
darinya yaitu
).

b) Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya tidak
disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan sebagai Fail maka ia harus mengikuti kaidah
Irab yakni menjadi Marfu. Contoh:

= tidak berdiri kecuali Zaid


Mustatsna menjadi Marfu karena berkedudukan sebagai Fail ( )dan berada dalam Kalimat
Negatif yang tidak disebutkan Subjek yang dikecualikan darinya.


ISIM MAJRUR

Isim yang terkena Irab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari:

1) Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah: =( dengan), =( untuk),
=( di, dalam), =( atas), =( ke), =( dari), =( bagai), =( hingga), / untuk sumpah
(=demi ).

Perhatikan contoh-contoh berikut:

= aku berlindung kepada Allah


= aku shalat di masjid


= demi masa!
/ / pada kalimat-kalimat di atas adalah Isim Majrur karena didahului/dimasuki oleh

Harf Jarr. Tanda Majrurnya adalah Kasrah.

2) Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. Contoh:

=( Rasul Allah) > [ Mudhaf], [ Mudhaf Ilaih]



=( ahlul kitab) > [ Mudhaf],
[ Mudhaf Ilaih]

Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam
bentuk Marfu, Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat. Perhatikan
contoh-contoh kalimat di bawah ini:

= berkata Rasul Allah


= saya mencintai Rasul Allah
= kami beriman kepada Rasul Allah
Dalam contoh-contoh di atas, Isim merupakan Mudhaf dan bentuknya bisa Marfu (contoh
pertama), Manshub (contoh kedua) maupun Majrur (contoh ketiga). Adapun kata sebagai
Mudhaf Ilaih selalu dalam bentuk Majrur.

3) Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.


= mereka duduk-duduk di depan rumah

= aku berdiri di bawah pohon
Dalam contoh di atas, Isim =( rumah) dan Isim
=( pohon) adalah Isim Majrur dengan
tanda Kasrah karena terletak sesudah Zharaf =(di depan) dan =( di bawah). Dalam hal ini,
kedua Zharaf tersebut merupakan Mudhaf sedang Isim yang mengikutinya merupakan Mudhaf
Ilaih.

Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah
ke pelajaran selanjutnya.

INNA DAN KANA SERTA KAWAN-KAWANNYA

Kata =( sesungguhnya) dan =( adalah) serta kawan-kawannya sedikit mengubah kaidah Irab
yang telah kita pelajari sebelumnya sebagai berikut:

1) Bila Harf =( sesungguhnya) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah


ataupun Jumlah Filiyyah maka Mubtada atau Fail yang asalnya Isim Marfu akan menjadi Isim
Manshub. Perhatikan contoh di bawah ini:

Jumlah tanpa Inna Jumlah dengan Inna




(=rumah itu besar) (=sesungguhnya rumah itu besar)


(=rumah besar itu mahal) (=akan tetapi rumah besar itu mahal)



(=Allah menolong mukmin) (=semoga Allah menolong mukmin)
Yang termasuk kawan-kawan antara lain:
=( bahwasanya), =( seolah-olah), =( akan tetapi), =( agar supaya),
=( andaisaja),
(=tidak, tidak ada).

2) Bila Fiil =( adalah) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah maka
Khabar yang asalnya Isim Marfu akan menjadi Isim Manshub.

Jumlah tanpa Kana Jumlah dengan Kana



(=rumah itu besar) (=adalah rumah itu besar)



(=rumah itu besar lagi cantik) (=jadilah rumah itu besar lagi cantik)

(=Muhammad bahagia) (=Muhammad senantiasa bahagia)


Adapun yang termasuk kawan-kawan =( adalah) antara lain:

/ / / /
/ =( menjadi),
=( senantiasa), =( selama), =( tidak), =( tidak).
Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah
ke pelajaran selanjutnya.

ALAMAT FARIYYAH (TANDA-TANDA CABANG)

Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu kita sudah melihat Alamat Ashliyyah atau tanda-tanda asli
(pokok) dari Irab yaitu baris Dhammah untuk Irab Rafa, baris Fathah untuk Irab Nashab, dan
baris Kasrah untuk Irab Jarr.

Diantara bentuk-bentuk Isim, ada yang menggunakan tanda-tanda yang berbeda dari Alamat
Ashliyyah untuk menunjukkan Irab Rafa, Nashab atau Jarr tersebut, karena bentuknya yang
khas, mereka menggunakan Alamat Fariyyah yaitu:

1) Isim Mutsanna (Kata Benda Dual).


a. Irab Rafa ditandai dengan huruf Alif-Nun ( )
b. Irab Nashab dan Irab Jarr ditandai dengan huruf Ya-Nun ( )

= datang dua orang lelaki


= aku melihat dua orang lelaki
= aku memberi salam kepada dua orang lelaki
2) Isim Jamak Mudzakkar Salim (Kata Benda Jamak Laki-laki Beraturan).
a. Irab Rafa ditandai dengan huruf Wau-Nun ( )
b. Irab Nashab dan Irab Jarr ditandai dengan huruf Ya-Nun ( )

= datang kaum muslimin


= aku melihat kaum muslimin
= aku memberi salam kepada kaum muslimin
3) Al-Asma al-Khamsah ( ) atau isim-isim yang lima yakni:
=( ayah),
(=saudara), =( ipar), =( pemilik) dan =( mulut). Isim-isim ini memiliki perubahan bentuk
yang khas sebagai berikut:
a. Irab Rafa ditandai dengan huruf Wau ( ) di akhirnya
b. Irab Nashab ditandai dengan huruf Alif ( ) di akhirnya
c. Irab Jarr ditandai dengan huruf Ya ( ) di akhirnya

= datang Abubakar
= aku melihat Abubakar
= aku memberi salam kepada Abubakar
Hafalkanlah kelompok-kelompok Isim yang mempunyai tanda-tanda Irab yang khas ini, sebelum
melangkah ke pelajaran selanjutnya.


ISIM GHAIRU MUNAWWAN (Isim yang Tidak Menerima Tanwin)
Dalam kaitannya tentang Alamat Irab Fariyyah (tanda-tanda Irab cabang), kita harus
mempelajari golongan Isim yang huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin maupun kasrah
(hanya menerima baris dhammah dan fathah).

Isim-isim ini dinamakan ISIM GHAIRU MUNAWWAN yang terdiri dari:

1) Semua Isim Alam (Nama) yang diakhiri dengan Ta Marbuthah (meskipun ia adalah
Mudzakkar). Misalnya: =( Fatimah), =( Aminah), =( Makkah), =( Muawiyah),
(=Hamzah), dan sebagainya.

2) Semua Isim Alam Muannats (meskipun tidak diakhiri dengan Ta Marbuthah). Misalnya:
=( Damaskus), dan sebagainya.
=( Zainab), =( Bagdad),
(=Khadijah), =( Saudah),

3) Isim Alam yang merupakan kata serapan atau berasal dari bahasa ajam (bukan Arab).
=( Yusuf), =( Firaun), =( Qarun), dan
Misalnya: =( Ibrahim), =( Dawud),
sebagainya.

4) Isim Alam yang menggunakan wazan (pola/bentuk) Fiil. Misalnya: =( Yazid),


=( Yatsrib), dan sebagainya.
(=Ahmad),

5) Isim Alam yang menggunakan wazan . Misalnya: =( Umar), =( Zuhal), =( Juha),


dan sebagainya.

6) Semua Isim, baik Isim Alam maupun bukan, yang diakhiri dengan huruf Alif-Nun. Misalnya:
=( Utsman), =( Sulaiman),
=( Ramadhan), =( lapar),
=( marah), dan
sebagainya.

7) Semua Isim yang menggunakan wazan (pola/bentuk) . Misalnya:


=( lebih utama),

(=lebih besar), =( hitam), dan sebagainya.

8) Isim Jamak yang mempunyai wazan yang di tengahnya terdapat Mad Alif. Misalnya:
(=surat-surat), =( nasyid-nasyid), =( jalan-jalan), =( suku-suku), dan sebagainya.

9) Isim ADAD ( )atau Bilangan dari satu sampai sepuluh yang menggunakan wazan atau
. Misalnya:
=( tiga), =( lima), =( kelompok), dan sebagainya.
=( empat),

10) Isim =( yang lain) yang merupakan bentuk Jamak dari .

11) Isim yang huruf akhirnya berupa Alif Mamdudah ( ) atau Alif Lurus ( ) . Misalnya:
=( teman-teman), dan sebagainya.
=( yang berkilau), =( orang-orang berilmu),

Seperti dinyatakan di awal tadi, Isim-isim di atas huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin dan
kasrah. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan Irab, Isim Ghairu Munawwan mempunyai
alamat atau tanda-tanda Irab sebagai berikut:
a. Irab Rafa dan Irab Nashab tetap menggunakan Alamat Ashliyyah yakni baris Dhammah untuk
Irab Rafa dan baris Fathah untuk Irab Nashab.

b. Irab Jarr tidak menggunakan baris Kasrah melainkan baris Fathah.

= datang Sulaiman
= aku melihat Sulaiman

= aku memberi salam kepada Sulaiman
Sebagai perkecualian, bila Isim-isim tersebut menggunakan awalan Alif-Lam Marifah, maka ia
menerima baris kasrah bila terkena Irab Jarr. Perhatikan:

= aku memberi salam kepada suku-suku


= aku memberi salam kepada suku-suku itu
= aku memberi salam kepada para ulama
= aku memberi salam kepada para ulama itu
Namun masih ada lagi kelompok Isim Ghairu Munawwan yang huruf akhirnya selalu tetap, tidak
mengalami perubahan baris apapun. Yaitu:
12) Isim-isim yang huruf akhirnya Alif Maqshurah ( ) atau Alif Bengkok ( tanpa titik
dua). Misalnya: =( Musa), =( Isa), =( petunjuk), =( Thuwa: nama bukit), dan
sebagainya.

Isim-isim ini huruf akhirnya tidak pernah berubah, dalam keadaan Irab apapun.

= datang Musa
= aku melihat Musa
=aku memberi salam kepada Musa
Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah
ke pelajaran selanjutnya.

IRAB FIIL MUDHARI

Fiil Mudhari juga mengalami Irab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata bila didahului oleh
harf-harf tertentu. Fiil Mudhari mengenal tiga macam Irab:

1) IRAB RAFA ialah bentuk asal dari Fiil Mudhari dengan alamat (tanda):

a. Baris Dhammah: / / /
b. Huruf Nun: / / / /

2) IRAB NASHAB bila dimasuki Harf Nashab. Alamatnya adalah:

a. Baris Fathah: / / /
b. Hilangnya huruf Nun: / / / /

Adapun yang termasuk Harf Nashab ialah: =( bahwa), =( tidak akan), =( kalau begitu),
(=supaya), =( hingga), =( untuk).

Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:

Fiil Mudhari Rafa Fiil Mudhari Nashab







(=saya menulis pelajaran) (=saya mau menulis pelajaran)
. .

(=mereka belajar. mereka mengerti) (=mereka belajar hingga mengerti)


3) IRAB JAZM ( ) bila dimasuki Harf Jazm. Alamatnya ada tiga:

a. Baris Sukun: / / /
b. Hilangnya huruf Nun: / / / /
c. Hilangnya huruf Illat ( ) atau huruf penyakit yaitu / /

Adapun yang termasuk Harf Jazm terbagi dalam dua kelompok:

1. Harf Jazm yang men-jazm-kan satu fiil saja yaitu: =( tidak), =( belum), /untuk perintah
(=hendaklah), untuk larangan (=jangan).

Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:

Fiil Mudhari Rafa Fiil Mudhari Jazm



(=dia belajar, dia mengerti) (=dia belum belajar dan dia belum mengerti)

(=kalian memasuki rumahku) (=jangan memasuki rumahku)


2. Harf Jazm yang men-jazm-kan dua fiil yaitu: =( jika), =( siapa), =( apa), =(jangan),
(=kapan), =( kapan), =( dimana), =( dimana saja), =( darimana), =( darimana saja),
=( yang mana).
=( bagaimana saja),

Contoh I :
=( engkau mengerjakan suatu pekerjaan; engkau akan dibalas dengannya)
=( jika engkau mengerjakan suatu pekerjaan, engkau akan dibalas dengannya)
Contoh II :
=( dia beriman kepada Allah; Allah menunjuki hatinya)
=( siapa yang beriman kepada Allah, Dia akan menunjuki hatinya)
Contoh III :
(=kalian melakukan suatu kebaikan; Allah mengetahuinya)
=( kebaikan apa saja yang kalian lakukan, Allah mengetahuinya)
Contoh IV :
=( kalian bertaqwa kepada Allah; kalian beruntung)
=( kapan kalian bertaqwa kepada Allah, kalian bertuntung)
Contoh V :
(=mereka berdua pergi; mereka berdua dilayani)

(=kemana saja mereka berdua pergi, akan dilayani)
Contoh VI :
=( engkau membaca sebuah buku; engkau memperoleh manfaat darinya)
=( buku apa saja yang engkau baca, engkau akan memperoleh manfaat)
Hafalkan dan fahamkan baik-baik jenis-jenis Irab Fiil di atas!

ADAD (BILANGAN)

Mula-mula, anda harus mengafalkan sepuluh bentuk dasar dari Adad (Bilangan):

10

Dalam penggunaannya, bentuk-bentuk dasar Adad tersebut akan mengalami sedikit perubahan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Bilangan 1 ( )terletak di belakang Isim Mufrad dan bilangan 2 ( )terletak di belakang Isim
Mutsanna. Bila Isim yang dibilangnya itu adalah Muannats maka bentuknya pun menjadi
Muannats. Contoh:

ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS


= sebuah pena = sebuah majalah
2 = buah pena 2 = buah majalah
Bilangan 3 sampai 10 terletak di depan Isim Jamak. Bila Isim Jamak tersebut adalah Mudzakkar
maka bentuk Adad-nya adalah Muannats, sedang bila Isim Jamak tersebut adalah Muannats maka
bentuk Adad-nya adalah Mudzakkar:

JAMAK MUDZAKKAR JAMAK MUANNATS


3 = pena 3 = majalah
4 = pena 4 = majalah
5 = pena 5 = majalah
6 = pena 6 = majalah
7 = pena 7 = majalah
8 = pena 8 = majalah

9 = pena 9 = majalah

10 = pena 10 = majalah
Adapun bilangan belasan (11 sampai 19) terletak di depan Isim Mufrad (Isim Tunggal) meskipun
jumlahnya adalah jamak (banyak). Perhatikan pola Mudzakkar dan Muannatsnya serta tanda baris
fathah di akhir setiap katanya:

ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS


11 = 11 =
12 = 12 =
13 = 13 =
14 = 14 =

15 = 15 =


16 = 16 =


17 = 17 =

18 = 18 =
19 = 19 =
Bilangan 20, 30, 40, dsb bentuknya hanya satu macam yakni Mudzakkar, meskipun terletek di
depan Isim Mudzakkar maupun Muannats. Contoh:

ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS


= 20 = 20
= 30 = 30
= 40 = 40
= 50 = 50
Angka satuan dalam bilangan puluhan, disebutkan sebelum angka puluhannya; dan perubahan
bentuk (Mudzakkar atau Muannats) angka satuan tersebut mengikuti perubahan bentuk Isim yang
dihitungnya dengan pola seperti berikut:

ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS


= 21 = 21
= 22 = 22
= 23 = 23
= 24 = 24
= 31 = 31
= 32 = 32
= 33 = 33
= 34 = 34
Bilangan ratusan dan ribuan terletak di depan puluhan dan satuannya.

ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS


= 100 = 100
= 101 = 101
= 110 = 110

= 200 = 200

= 230 = 230
= 300
= 300
= 1000 = 1000
Adapun bilangan bertingkat (pertama, kedua, ketiga, kesepuluh, dan seterusnya) mengalami
sedikit perubahan bentuk sebagai berikut:

= pertama = ke enam

= ke tujuh = ke dua
= ke delapan = ke tiga

= ke empat = ke sembilan
= ke sepuluh = kelima
Bila digunakan dalam bentuk kalimat, memiliki bentuk Mudzakkar dan Muannats yang mengikuti
Isim Mudzakkar dan Muannats yang di depannya:

ISIM MUDZAKKAR ISIM MUANNATS


= Kamar Pertama = Bab Pertama

= Bab Kedua = Kamar Kedua
= Bab Ketiga = Kamar Ketiga

= Bab Keempat = Kamar Keempat


Untuk bilangan bertingkat di atas 10 (kesebelas, keduapuluh, dst) maka hanya angka satuannya
saja yang mengikuti perubahan bentuk seperti di atas. Contoh:

= Bab Kesebelas
= Bab Kedua Belas

= Bab Kedua Puluh
= Kamar Kedua Puluh Tiga

= Kamar Keenam Puluh Enam
= Kamar Keseratus Delapan
Agar lancar menyebut angka dengan Bahasa Arab, anda harus sering membaca setiap angka yang
anda temukan dengan menggunakan Bahasa Arab.

Iklan

SHARE THIS:
Tweet
Memuat...
Suka
Jadilah yang pertama menyukai ini.
TERKAIT

Studi Prinsip Dasar Metode Pengajaran Bahasa Arab


Kiat Belajar Bahasa Arab
Kiat Belajar Bahasa Arab

Diterbitkan oleh sulaimanmahmud

Lihat semua pos milik sulaimanmahmud


Juni 4, 2012
Uncategorized
Navigasi pos

Kiat Belajar Bahasa Arab


KAMUS ARAB SEDERHANA
KOMENTAR DITUTUP.

SULAIMAN MAHMUD2

Kesalahan: Twitter tidak merespons. Tunggulah beberapa menit dan perbarui halaman.
Cari untuk:

Selamat Datang Diwirsa Blog

ECEH - ERDIO
BLOG YANG SAYA IKUTI

tunas63
Belajar Ilmu Nahwu Shorof Tata Bahasa Arab Online
Dokter Pengobatan Nabawi
Lirik Lagu Minang Lamo
SMAN UNGGUL ACEH TIMUR
ABI FAIYADH BLOG
Obat Qalbu
Tausiyah In Tilawatun Islamiyah
Bantargedang
Artikel Islam Salafiyah Ahlus Sunnah wal Jamaah Free Download Gratis Ebook MP3 Video
Turorial Ceramah Kajian Islam | SALAFIYUNPAD.wordpress.com
KUMPULAN INFORMASI, ARTIKEL, MAKALAH, TESIS, DISERTASI, & KARYA ILMIAH
Uncategorized
ARSIP

September 2017
Maret 2017
Januari 2015
Maret 2014
Oktober 2013
September 2013
Maret 2013
Desember 2012
November 2012
Oktober 2012
September 2012
Juli 2012
Juni 2012
ILMU AL-QURAN

Shadaqah Yang Utama


Penyakit Hati Sombong, Iri, dan Dengki dan cara Mengobatinya
10 Gangguan Kejiwaan yang Paling Berbahaya
ACEH MUSIC

Cari untuk:
FOLLOW ME ON TWITTER

Twit Saya
FLICKR PHOTOS

Sunset Umbrella..Castles in the Sky


Lebih Banyak Foto
KALENDER

Juni 2012
S S R K J S M

JUL
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30

ARSIP

September 2017
Maret 2017
Januari 2015
Maret 2014
Oktober 2013
September 2013
Maret 2013
Desember 2012
November 2012
Oktober 2012
September 2012
Juli 2012
Juni 2012
TULISAN TERKINI

(tanpa judul)
(tanpa judul)
Resume Ilmu Kalam
Qiraah Bahasa Arab
Meninggalkan Syubhat, Menumbuhkan Sikap Wara
ARSIP

Arsip
KATEGORI

Kategori

META

Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Cari untuk:

BUAT SITUS WEB ATAU BLOG GRATIS DI WORDPRESS.COM.

ATAS

Ikuti
ABI FAIYADH BLOG
Mendaftar

Masuk
Salin shortlink
Laporkan isi ini
Kelola langganan
Ciutkan bilah ini
#94 (tanpa judul)
#122 (tanpa judul)
10 Gangguan Kejiwaan yang Paling Berbahaya
About
Penyakit Hati Sombong, Iri, dan Dengki dan cara Mengobatinya
Shadaqah Yang Utama
Skip to content
Cari
ABI FAIYADH BLOG
Bahasa Arab dan Motivasi

Jumat, 22 Maret 2013
Dhomir : Kata Ganti dalam Bahasa Arab

Dhomir/kata ganti(KG) adalah kata ganti orang atau benda. Artinya, nama orang/benda dapat
digantikan dengan kata ini. Baik orang/benda itu berada atau tidak ada. Dalam bahasa Indonesia
kita mengenal Saya, Kamu, Dia, Kalian, Kita, Kami. Sedangkan dalam bahasa Inggris kita
mengenal : I,You, He, She, They, We, It. Nah, dalam bahasa Arab mengenal 14 dhomir. Mengapa
lebih banyak ? Karena, bahasa Arab adalah bahasa yang paling lengkap sastranya, selain itu
bahasa Arab mengenal jumlah 1, 2 dan jamak. Sedangkan bahasa Indonesia hanya mengenal
tunggal dan jamak, demikian pula bahasa Inggris.
Baiklah, sekarang kita akan bahas pembagian Dhomir tersebut. Dhomir, terbagi menjadi 3 yaitu :
Dhomir Munfashil/Dhomir yg terpisah

Dhomir Muttashil/Dhomir yang tersambung
Dhomir Mustatir/Dhomir yang tersembunyi

Baiklah, kita bahas satu persatu di bawah ini dan saya sertakan contoh-contohnya :

2. Dhomir Munfashil
Dhomir Munfashil adalah Dhomir, yang berpisah dengan kata benda, maksudnya ia tidak
bersatu/bergandeng dengan kata benda lainnya. Dalam bahasa Indonesia kita biasanya
menyebutnya sebagai Subyek dan diletakkan sebelum kata benda. Misal : Saya Muhammad., Kata
Saya, itu adalah Dhomir.
Dalam bahasa Arab kita bisa mendapatkan contoh : -
Perlu diketahui dan dihafalkan dhomir-dhomir di bawah ini yang jumlahnya 14, dan harus hafal
karena sebagai bekal dasar untuk mempelajari bahasa Arab selanjutnya.
Jumlah 3 > org
Jumlah 2 org
Jumlah 1 org
Arti

Dia (Lk)

Dia (Pr)


Kamu (Lk)

Kamu (Pr)

Saya

Kita/Kami
Sebagai contoh dapat anda baca di bawah ini sesuai penggunaanya dengan rumus :

+

Nah contohnya adalah sebagai berikut :
- ( ( Dia Aisyah
-
( Apakah kamu guru ? ) =====
- ( Mereka adalah orang-orang islam ) =====
- ( Kami adalah orang-orang beriman) =====
- ( Dia adalah ahmad dan umar) =====
- ( Kamu adalah muhammad) =====
-
22. Dhomir Muttashil
Dhomir Muttashil adalah dhomir yang bersambung/digandeng dengan isim(kata benda). Dalam
bahasa Indonesia memiliki makna milikku, milikmu, miliknya, milik kami dst. Dalam dhomir
muttashil ini, dibagi menjadi 2 macam yaitu : Dhomir Muttashil dan Dhomir Muttashil bil
Lam.Penjelasannya berikut ini :
a. Dhomir Muttashil
Dhomir ini bergabung/digandengkan dengan isim. Adapun penggunaanya adalah sebagai berikut :
Dhomir Muttashil

Arti
Jumlah 3 > org
Jumlah 2 org
Satu orang
Jumlah 1 org

Miliknya (Lk)




Miliknya (Pr)

Milikmu (Lk)

Milikmu (Pr)

Milikku

Milik Kita/Kami
Contoh penggunaanya dengan rumus :
+

Contoh dalam kalimat :


- ( ( Namanya Aisyah
-
( Apakah ini bukumu? Ya, ini bukuku ) =====
- ( Masjid mereka besar ) =====
- .( Kami adalah murid-murid. Kelas kami luas) =====

-
.(Itu adalah ibunya (Pr)) =====

b. Dhomir Muttashil bil Lam


Dhomir yang ditempatkan sebelum isim, atau penulisannya di depan isim dan ditambahi huruf
Lam, sehingga memiliki arti : Saya punya, kamu punya, dia punya dst.
Perhatikan tabel di bawah ini :
Dhomir Muttashil

Arti
Jumlah 3 > org
Jumlah 2 org
Satu orang
Jumlah 1 org

Dia (Lk) memiliki

Dia (Pr) memili



Kamu (Lk) memiliki

Kamu (Pr) memiliki


Saya memiliki/punya

Kami punya
Contoh penggunaanya dengan rumus :
+

Contoh dalam kalimat :


- ( ( Dia (pr) punya rumah

- ( Apakah kamu punya buku ? Ya, aku punya buku ) =====

- ( Mereka punya masjid besar ) =====
- ( Kami punya kelas. Kelas kami luas ) =====
.

3. Dhomir Mustathir
Dhomir Mustathir adalah dhomir yang tersembunyi. Maksudnya adalah, suatu kata kerja tanpa
diikuti oleh Dhomir, tetapi maksudnya sudah jelas kata kerja itu memiliki dhomir.
Contoh :

- ( Dia (Lk) telah pergi ke sekolah ) =====


-
( Saya telah pergi ke sekolah ) =====
-
( Aku sedang pergi ke sekolah ) =====

Berikut adalah contoh penggunaa 3 dhomir dalam sebuah kalimat.


. . . . . .
. . . . .
.
Artinya :
Muhammad di dalam rumah. Dia telah pulang dari sawah. Dia ayahku. Ayahku seorang
petani. Dia punya sawah. Sawahnya luas.
Saya adalah Aisyah. Saya guru(pr)nya. Dia adalah ahmad. Dia muridku. Saya punya buku.
Bukuku banyak.

Demikian pembahasan singkat dari dhomir yang semoga bermanfaat untuk anda semua.
Klik Untuk melihat

bahasaarabokebanget di 10.36
Berbagi
16 komentar:

Dhanu Wijaya5 Juli 2015 04.49


terimakasih, materinya bikin tambah paham *emotjempoldua*

Balas

matano11 Agustus 2015 23.06


Terima Kasih materinya, bikin tercerahkan

Balas

matano11 Agustus 2015 23.37


Terima Kasih materinya, bikin tercerahkan

Balas
Balasan

bahasaarabokebanget19 Agustus 2015 18.38


sama-sama mas....

Balas

hariez fadhilah2 Desember 2015 02.58


syukron, izin copas ya :)

Balas

Mhammad Nasrullah9 Maret 2016 07.40


syukron, izin copas ya :)

Balas

Ichwan Darmawan23 Maret 2016 18.13


Sepertinya Ada yg salah..pd tabel domir muttashil yg anta orang ke 3 > bukan "tum" tetapi "kum"
begitu jd yang anti org ke 3 > bukan "tunna" tetapi "kunna"

Balas

Dodik.Choiron Choiron7 Juni 2016 07.41


Jazakallah khoiron ust penjelasan dan contohnya

Balas
Nabila Dien Jasmine23 Juli 2016 03.44
Jazakillah Khoiron, sangat membantu

Balas

Nabila Dien Jasmine23 Juli 2016 03.44


Jazakillah Khoiron, sangat membantu

Balas

Ummu fadhla28 Juli 2016 05.18


Jazakillah khoir

Balas
Balasan

Ummu fadhla28 Juli 2016 05.18


Sangat mmbantu buat saya yg awam banget...

Ummu fadhla28 Juli 2016 05.18


Sangat mmbantu buat saya yg awam banget...

bahasaarabokebanget1 Agustus 2016 18.50


amin mbak....

yolanda putri23 September 2016 06.48


Sangat membantu

Balas

RUDI FIRMANSYAH28 Januari 2017 20.23


alhamdulillah,.. terimakasih untuk materinya, sangat bermanfaat

Balas

Muat yang lain...


Terima kasih buat pembaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang
hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Beranda
Lihat versi web
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai