Intermitten Branched Chain Ketonuria
Intermitten Branched Chain Ketonuria
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
bagi Allah SWT atas berkah dan Rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan
kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabatnya, serta
seluruh umat yang taat kepadanya. Makalah Intermitten Branched-Chain Ketonuria ini
merupakan makalah yang penulis susun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia.
Makalah Intermitten Branched-Chain Ketonuria membahas tentang definisi,
penyebab, hubungan metabolisme, penanganan dan pencegahan pada penyakit tersebut.
Dalam penyusunan Makalah, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Yth :
1. Ibu Epa Fauziah M. Si dan Ibu Astrianti Masud M. Pd selaku dosen mata kuliah
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang
akan datang dan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Definisi Intermitten Branched-Chain Ketonuria........................................................................3
B. Penyebab Penyakit Intermitten Branched-Chain Ketonuria.......................................................4
C. Hubungan Kelainan Metabolisme pada Penyakit Intermitten Branched-Chain Ketonuria.........5
D. Penanganan dan Pencegahan.....................................................................................................7
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
4. Bagaimana cara penanganan dan pencegahan dari penyakit Intermitten
Branched-Chain Ketonuria?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
3
penyakit yang sama dan 50% anak akan membawa gen cacat tersebut. Orang dengan
kondisi ini, metabolisme dalam tubuhnya tidak dapat memecah cabang rantai leusin
asam amino, isoleusin dan valin. Hal ini menyebabkan penumpukan zat-zat kimia
dalam darah. Dalam bentuk yang paling parah, MSUD dapat merusak otak selama
stres fisik seperti infeksi, demam, atau tidak makan untuk waktu yang lama. (S, Lee
M. 2009)
Gambar1. Resesif autosom
https://ms.wikipedia.org/wiki/Fail:Autorecessive.jpg
4
bercabang dimana terdapat peningkatan kuantitas leusin, isoleusin, valin, dan
berhubungan dengan oxoacids di dalam cairan tubuh.
Gambar 2. Metabolisme Branched chain Ketonuria
https://www.downstate.edu/peds/Karp/inbornerr1622.html
Leusin adalah salah satu asam amino esensial yang disintesis oleh organisme
mikro atau tumbuhan dari asam piruvat. Leusin dapat diubah menjadi asam keto
melalui transaminasi oksidatif. Kemudian asam keto ini melalui beberapa tahap reaksi
diubah menjadi asetil KoA.Salah satu senyawa yang terbentuk dalam tahap reaksi
tersebut ialah hidroksi dan metal glutamil KoA, yang juga merupakan salah satu
zat antara biosintesis kolesterol.
Isoleusin juga merupakan asam amino esensial yang disintesis dalam
organisme mikro. Biosintesis isoleusin ini dimulai dari asam 15. ketobutirat dari
treonin. Melalui beberapa tahap reaksi asam ketobutirat diubah menjadi isoleusin.
Dalam metabolismenya isoleusin juga mengalami reaksi transaminasi
oksidatif sehingga terbentuk asam keto, yaitu asam keto metal valerat. Kemudian
asam ini melalui beberapa tahap reaksi diubah menjadi asetil KoA dan propionil KoA.
Asetil KoA dapat langsung masuk ke dalam siklus asam sitrat, sedangkan propionil
KoA diubah terlebih dahulu menjadi suksinil KoA baru kemudian masuk ke dalam
siklus asam sitrat. Melalui beberapa tahap reaksi, valin dapat diubah menjadi suksinil
KoA yang kemudian masuk ke dalam siklus asam sitrat.
Dalam metabolisme ini, valin mula-mula diubah menjadi asam ketoisovalerat
dengan cara transaminasi. Selanjutnya asam ketoisovalerat diubah berturut-turut
menjadi isobutiril KoA dan suksinil KoA. Biosintesis valin, suatu asam amino
esensial, hanya terjadi dalam tumbuhan dan organisme mikro. Biosintesis ini diawali
dari asam piruvat yang berturut-turut diubah menjadi aseto laktat, , dihidroksi
isovalerat, ketoisovalerat dan kemudian valin. (Poedjiadi, 2005)
Penyakit urine sirup maple ini disebabkan oleh kekurangan asam keto
dehidrogenase yang dapat menghasilkan akumulasi asam amino dan asam keto dan
5
asam hidroksi dalam darah, urine dan cairan serebrospinal yang dapat menyebabkan
kerusakan saraf dan keterbelakangan mental.
Gambar 3. Maple Syrup Urine Disease
https://www.newbornscreening.info/Parents/aminoaciddisorders/MSUD.html
Penyakit ini juga merupakan penyakit bawaan bayi akibat adanya kelainan
metabolik bawaan seperti galaktosemia klasik dan maple syrup urine disease (MSUD)
yang merupakan kontra indikasi mutlak bagi bayi untuk mendapatkan asi.
Telah dilakukan penelitian terhadap retardasi mental pada seorang bayi
perempuan berusia dua puluh bulan dikaitkan dengan bentuk penyakit urin maple
sugar yang luar biasa ringan, yang merupakan varian klinis baru dari penyakit ini.
Leukosit utuh dan fibroblas kulit berbudaya yang diinkubasi dengan asam amino C14
berbasis karboksil menunjukkan kekurangan aktivitas dekarboksilase yang tidak
lengkap untuk asam keto dari leusin, isoleusin dan valin, dengan nilai kira-kira 15
sampai 25 persen normal. Hiperurikemia juga merupakan manifestasi dari penyakit
ini, yang tampaknya disebabkan oleh penghambatan ekskresi urat ginjal oleh asam
keto rantai bercabang yang terakumulasi. Pembatasan protein yang parah sendiri
sebagian mengoreksi aminoacidemia pada pasien ini, namun diet semisintetik
digunakan, seperti pada MSUD klasik, untuk pengendalian biokimia yang optimal.
(Schulman, dkk. 1970: 118)
Seorang pasien di Kanada dengan Ketonuria Rantai Tabrakan Berjangka
Intermiten. Ini adalah kasus pertama dari kelainan yang sangat langka ini untuk
didokumentasikan di Kanada. Diagnosis laboratorium pada awalnya dibuat
berdasarkan bau mirip sirup maple ke urin, bersamaan dengan tes keton yang sangat
positif dan tes zat pereduksi negatif. Diagnosis ditegaskan dengan kadar leukine,
isoleucine, alloisoleucine dan valine yang meningkat, dan dengan demonstrasi
aktivitas dekarboksilase oksidatif bercabang bercabang bercabang pada fibroblas
berbudaya. Asam keton juga meningkat. (Irwin. 1971: 52)
Penanganan dan pencegahan secara cepat dan tepat pada penyakit ini perlu
dilakukan karena jika tidak akan berdampak berbahaya bagi penderitanya sendiri.
Mengingat betapa pentingnya penanganan dan pencegahan tersebut maka beberapa
diagnosis perlu dilakukan.
Diagnosa yang dapat membantu dalam penanganan ini diantaranya adalah
Kadar leusin, isoleusin, valin, aloisoleusin di dalam urin dan plasma meningkat
6
kemudian kadar alanin plasma menurun. Intinya, analisis asam amino menunjukkan
peningkatan asam amino rantai bercabang termasuk alloisoleucine di dalam serum
dan urin. Hal ini dapat dilakukan pencegahan dengan pemeriksaan penunjang pada
kondisi bayi itu, bayi tersebut perlu menjalani tes berupa tes asam amino plasma dan
tes asam amino urin. Penderitanya bisa berat, sedang dan ringan. Jika sudah maka
dapat diketahui menderita pada tingkatan apa. (Greer. 1967: 87)
Bayi dengan penyakit yang berat diobati dengan dialysis. Setelah penyakit
terkendali penderita harus selalu mengkonsumsi makanan khusus yang mengandung
tiga asam amino dalam jumlah rendah yaitu leusin, isoleusin, dan valin.
https://health.detik.com/
Dua aspek utama untuk pengobatan penyakit ini jangka panjang manajemen
dan pengobatan episode dekompensasi metabolik akut. Dialisis peritoneal atau
hemodialyses digunakan untuk mengurangi tingkat asam amino.
Pengobatan jangka panjang yang memerlukan diet khusus. Diet termasuk
formula bayi sintetik dengan level di bawah dari asam amino leusin, isoleusin, dan
valin. Tujuan dari terapi diet adalah untuk menormalkan kembali cabang-rantai asam
amino (terutama leusin) dengan membatasi asupan cabang rantai asam amino tanpa
pertumbuhan merusak dan pengembangan intelektual. Terapi diet harus seumur hidup.
Terapi gen juga merupakan pengobatan yang potensial di masa depan untuk pasien.
Bayi atau anak penderita penyakit ini menu makanannya bebas protein. cairan,
gula dan lemak tertentu diberikan melalui vena. Dimungkinkan menjalani peritoneal
dialisis atau hemodialisis alias cuci darah untuk menurunkan kadar asam amino. Diet
khusus di bawah pengawasan ahli gizi diperlukan untuk mengetahui kadar leucine,
isoleucine dan valine. sehingga sepanjang hidupnya harus menjalani diet yang diatur
7
oleh dokter ahli gizi dan bekerjasama dengan kedua orangtuanya agar tetap
adapemeriksaan rutin tes darah. Tujuannya agar tidak sampai terjadi kerusakan pada
sistem syaraf. Jika tidak ditangani dengan baik bisa merusak sistem saraf yang
mengganggu semua kerja organ tubuh vital antara lain otak, bahkan bisa mengancam
jiwanya. (S, Lee M. 2009)
Menurut Anurogo (2013), berikut ini adalah cara pencegahan atau penanganan
penyakit tersebut antara lain:
1. Diet rendah asam amino rantai bercabang (low branched-chain amino acid
diet) secara berkesinambungan.
2. Sering memonitor kadar serum asam amino rantai bercabang pada bulan-bulan
pertama kehidupan untuk berhubungan dengan berubahnya kebutuhan akan
protein.
3. Meresepkan asam amino intravena daripada rantai bercabang.
4. Episode akut haruslah dirawat secara agresif untuk mencegah katabolisme dan
keseimbangan nitrogen negatif (negative nitrogen balance).
5. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal dapat diperoleh jika
penatalaksanaan dimulai sebelum berusia 10 hari.
6. Alloisoleucine, yang merupakan suatu produk transaminasi keto acid
isoleusin, adalah pathognomonic.
7. Asam amino rantai bercabang (branched-chain amino acids) misalnya: leusin,
isoleusin, valin.
8. Koreksi kadar glukosa serum tidak memperbaiki keadaan klinis.
9. Akumulasi keto acids dari leusin dan isoleusin yang menyebabkan timbulnya
bau khas aroma sirup maple.
10. Hanya leusin dan keto acid yang bersesuaian yang menyebabkan disfungsi
sistem saraf pusat.
Terlepas dari hal itu kita semua pasti sepakat bahwa salah satu karunia yang
sangat berharga dalam hidup ini adalah kesehatan. Maka obat dan dokter hanyalah
cara kesembuhan, sedangkan kesembuhan hanya datang dari Allah. Sebagaimana
Allah SWT berfirman dalam QS Asy Syuara: 80 dan QS Al Anam : 17
Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. [QS Asy Syuara: 80]
8
Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada
yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan
kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. [QS Al
Anam : 17]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo, Dito. 2013. Kencing Beraroma Syrup Maple. Semarang: Central Java
Cristopher, Rita. Dkk. 1999. Maple Syrup Urine Disease: An Uncommon Cause For Neonatal
Metabolic Distress. Indian Journal of Clinical Biochemistry. Vol 14 (2). 198-206
10
Dancis, Joseph. Dkk. 1967. Intermitten Branched-Chain Ketonuria Variant of Syrup-Urine
Disease. The New England Journal of Medicine. Vol 01 (01). 84
Greer, Melvin. 1967. Diagnosis of branched-chain ketonuria (maple syrup urine disease) by
gas chromatography. Journal Biochemical Medichine. Vol 1 (01). 87-91
Heldt. 2005. Diagnosis of MSUD by newborn screening allows early intervention without
extraneous detoxification. USA: Genet Metab Stead LG
Irwin, M.C. 1971. Intermittent Branched Chain Ketonuria: Variant of Maple Syrup Urine
Disease. Journal Clinical Biochemistri. Vol 4 (01). 52-58
Schulman, Joseph. dkk. 1970. A new variant of maple syrup urine disease (branched chain
ketoaciduria): Clinical and biochemical evaluation. The American Journal of
Medicine. Vol 49 (01). 118-124
11