Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUH.

ANDHI HARDIANTO
NIM : G1A 013 029

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM LAPANGAN MATA KULIAH MAMALOGI

DI TAMAN WISATA ALAM SURANADI, LOMBOK BARAT.

Praktikum lapangan mata kuliah Mamalogi di TWA Suranadi dilaksanakan untuk


meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap hewan-hewan mamalia di TWA Suranadi terutama
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang menjadi primata yang banyak menempati banyak
wilayah di TWA Suranadi. Praktikum lapangan mata kuliah Mamalogi ini dirangkaikan dengan
praktikum lapangan mata kuliah Perilaku Hewan bersama kakak tingkat Biologi angkatan 2012.
Jumlah mahasiswa yang mengikuti praktikum lapangan Mamalogi ini diikuti sebanyak 14 mahasiswa.

Mahasiswa tiba di lokasi TWA Suranadi sekitar pukul 16.45 WITA. Kegiatan pertama yang
dilakukan mahasiswa adalah makan rambutan bersama di barugak. Lalu sebelum Maghrib,
dilanjutkan dengan membangun tenda sebanyak 6 tenda yang kira-kira dibangun selama 20-an
menit. Setelah bangun tenda, mahasiswa bersiap sholat Maghrib dilanjutkan dengan makan malam
lalu sholat Isya. Setelah itu dilanjutkan dengan kuliah malam dengan materi tentang Ordo
Chyroptera (kelelawar), yaitu satu-satunya kelompok hewan mamalia yang dapat terbang. Yang
umumnya aktif pada malam hari (nokturnal) dengan makan buah-buahan dengan menggunakan
mekanisme ekolokasi dalam mencari makan pada malam hari. Di Lombok terdapat 2 spesies dari
Ordo Chyroptera yang menjadi spesies endemik. Beberapa penelitian menemukan bahwa spesies
kelelawar di Lombok merupakan spesies yang berasal dari Pulau Sulawesi. Setelah itu dilanjutkan
dengan kegiatan bebas. Bapak bercerita dan teman-teman lain bercerita. Hingga larut malam dan
semuanya pun tidur.

Keesokan harinya, hari dimulai dengan sholat Shubuh. Lalu terlihat kawanan monyet ekor
panjang (Macaca fascicularis) di atas pohon. Langsung saja Pak Hadi memerintahkan untuk
melakukan pengamatan perilaku dari monyet ekor panjang tersebut. Sebelumnya mahasiswa
menghitung jumlah monyet ekor panjang yang berada dalam pohon tersebut. Pengamatan dibantu
dengan menggunakan teropong binokuler kecil dan besar. Pengamatan dilakukan selama 5 menit
sebanyak 6 kali pengamatan. Hasil pengamatan yang didapatkan adalah :

No Pengamatan ke Jumlah hewan Perilaku hewan


1 5 menit I 4 ekor Lompat dari satu dahan ke dahan yang lain, duduk dan
makan (foraging)
2 5 menit II 4 ekor Mencari kutu (grooming), lompat dari satu dahan ke
dahan yang lain, mencari makan (foraging), dan berjalan
di dahan.
3 5 menit III 8 ekor Makan, berjalan di dahan, lompat dari dahan ke dahan
lain. Ada 1 ekor penjantan dewasa yang turun ke tanah,
mencari makan (foraging) di tanah.
4 5 menit IV 7 ekor Makan, memanjat ke pohon pinus, memanjat ke pohon
dao, lompat dari satu dahan ke dahan yang lain.
5 5 menit V 7 ekor Bermain(playing) dan berjalan di dahan pohon dao.
6 5 menit VI 6 ekor Satu ekor turun dari pohon. Mencari makan (foraging) di
kulit kayu dan makan.
Menurut Hashimoto 1991, foraging adalah aktivitas mencari makan dan memegang
makanan. Foraging merupakan aktivitas harian yang paling sering dilakukan. Hal yang
mempengaruhi tingginya aktivitas foraging adalah karena ketersediaan sumber makanan baik secara
alami ataupun non alami. Selain mencari makan, aktivitas bergerak juga sering dilakukan. Bergerak
merupakan aktivitas berpindah tempat dengan banyak tujuan. Perilaku grooming atau selisik adalah
kegiatan mencari dan mengambil kotoran atau parasit dari permukaan kulit dan rambut. Grooming
mempunyai dua fungsi yaitu fungsi kesehatan dan fungsi sosial. Monyet ekor panjang biasanya
melakukan perilaku ini setelah makan atau saat istirahat.

Setelah pengamatan, kegiatan dilanjutkan dengan sarapan bersama dan becanda. Lalu
bersiap untuk pulang dengan mengemas barang-barang dan merapihkan tenda-tenda yang telah
digunakan semalam.

Anda mungkin juga menyukai