Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah

tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan air

lainnya. Berdasarkan pengertian teknis (Susanto, 1992), kolam merupakan suatu

perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah

dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan target produksinya.

Kolam selain sebagai media hidup ikan juga harus dapat berfugsi sebagai

sumber makanan alami bagi ikan, artinya kolam harus berpotensi untuk dapat

menumbuhkan makanan alami.

Jenis-jenis kolam ikan yang akan digunakan sangat tergantung kepada

sistem budidaya yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budidaya ikan air yang

biasa dilakukan yaitu :

1.Kolam Tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu

kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah

2. Kolam Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian

kolamnya(dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya

terbuat dari tanah

3. Kolam Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan

bagian kolam terdiri dari tembok

1
Kolam merupakan lahan basah buatan yang dapat dikelola dan diatur

langsung oleh manusia untuk kebutuhan budidaya ikan. Ada banyak tipe-tipe

kolam ikan yang banyak dipakai oleh masyarakat untuk melakukan budidaya air

tawar, salah satunya adalah kolam tanah.

Bagi projek penternakan ikan pada skala besar, kolam tanah biasanya

menjadi pilihan bagi sesetengah pengusaha. Pembinaan kolam tanah yang betul

dapat memudahkan proses tuaian ikan. Antara kelebihan kolam tanah ialah

pembesaran ikan lebih cepat berbanding kolam konkrit disamping kos

pembinaanya yang rendah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kolam tanah?

2. Apa saja komoditi dari kolam tanah?

3. Bagaimana konstruksi dari kolam tanah?

4. Bagaimana pemilihan lokasi dari kolam tanah?

5. Apa saja parameter kualitas air dari kolam tanah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kolam tanah.

2. Untuk mengetahui apa saja komoditi dari kolam tanah.

3. Untuk mengetahui bagaimana konstruksi dari kolam tanah.

4. Untuk mengetahui bagaimana pemilihan lokasi dari kolam tanah.

5. Untuk mengetahui apa saja parameter kualitas air dari kolam tanah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOLAM TANAH

Kolam yang dimaksud adalah kolam yang dibuat dengan cara menggali

tanah / sawah kemudian mengisinya dengan air. Kolam ini memiliki dinding dan

dasar berupa tanah. Tipe kolam ini cukup banyak pemilihnya bahkan cenderung

paling populer di kalangan petani ikan, karena pembuatannya cukup mudah dan

sederhana, hanya menggali tanah dan mengisinya dengan air.Meskipun ada juga

kolam tanah yang terjadi secara alami dan siap digunakan untuk memelihara

ikan.

Meski demikian, pada perkembangannya, kolam tanah memiliki beberapa

modifikasi. Misalnya memberikan lapisan batu pada dinding, atau lapisan pasir

pada dasar kolam. Namun pada intinya, kolam tanah yang dimaksud adalah

Kolam dimana air yang ada di dalamnya bersentuhan langsung dengan tanah

bebas / bumi.

Kolam tanah kaya akan ion-ion dan mineral dari tanah. Salah satu

keunggulan kolam tanah adalah karena tanah banyak mengandung mineral renik

yang penting bagi nutrisi ikan lele. Tanah juga berfungsi sebagai penstabil ion

dalam air. Ketika air kekurangan ion, tanah akan memberikannya. Ketika air

kelebihan ion, tanah akan mengikatnya. Ikan yang dibiakkan di

kolam tanah dapat tumbuh besar dan cepat daripada ikan yang dibiakkan di

kolam terpal.

3
Air kolam tanah tidak cepat bau. Hal ini disebabkan karena kolam tanah

memiliki bakteri yang berfungsi sebagai perombak bahan organik dan penyuplai

mineral bagi bakteri. Perombakan bahan organik yang cepat akan membantu

mengurai pakan lele yang tidak habis sehingga tidak berada terlalu lama di

dalam air. Kolam Tanah umumnya dikelola secara tradisional. Luas lahan yang

dibutuhkan sangat bergantung dari usaha yang akan dijalankan. Untuk

memperoleh hasil panen 100 Kg Lele konsumsi, diperlukan lahan seluas 30

m.

Ada beberapa hal Yang perlu Diperhatikan dari Kolam Tanah (tradisional),

yakni :

Pematang; tidak bocor, cukup tinggi sehingga cukup aman saat

datangnya musim hujan.

Kualitas air; Sumber air yang masuk ke kolam harus diperhatikan, dan

tidak tercemar, supaya sesuai dengan kondisi yang dubutuhkan Lele

untuk cepat besar.

Ketinggian air; Idealnya dibutuhkan air untuk memenuhi badan kolam

hingga ketinggian 30 75 cm ditambahkan bertahap sesuai dengan

ukuran lele.

Ketersediaan air memadai sepanjang Tahun

Struktur tanah tidak Porous/ tidak mudah longsor

Lokasi bukan daerah banjir

Kolam tanah memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, diantaranya :

4
Keunggulan :

1. Biaya paling murah

2. Pakan alami dapat tumbuh dengan mudah

3. Sesuai dengan kondisi lele di alam liar

Kelemahan :

1. Tidak semua tanah cocok untuk dijadikan kolam lele. Tanah yang memiliki

kerapatan kurang baik akan menyebabkan air rembes ke dalam tanah sehingga

tidak dapat digunakan

2. Hama / pemangsa alami benih lele dapat muncul dari dalam tanah

3. Lele yang dibesarkan di kolam tanah relatif lebih rentan terserang penyakit

3. Merepotkan pada saat panen sebab lele akan bersembunyi di dalam lumpur

ketika kita menjaringnya.

4. Ikan yang dihasilkan biasanya agak berbau lumpur

2.2 KOMODITI KOLAM TANAH

Ada beberapa jenis ikan yang dapat dibudidayakan di dalam kolam tanah,

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Jenis kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila yaitu kolam tanah

dengan jenis tanah bertekstur liat atau liat berpasir. Kedalaman kolam sebaiknya

berkisar antara 0,5-1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan tingkat

kesuburan kolam dimana kedalaman kolam berpengaruh pada masuknya sinar

matahari yang berperan pada proses fotosintesis tumbuhan dalam air, sehingga

menyebabkan tersedianya makanan alami bagi ikan di dalam kolam. Pada kolam

5
sebaiknya memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. agar mudah

mengatur sirkulasi air di kolam.

b. Ikan Lele (Clarias batracus)

Kolam lele umumnya stagnan/ tak ganti air dan biasanya asupan mineral

renik tersebut juga tidak ditambahkan dari luar. AKibatnya pertumbuhan lele

terpal lebih lambat. Tanah selain berfungsi menyediakan mineral juga sebagai

gudangnya/tukar ion. Jika air kurang ion maka tanah akan menyuplainya. Jika air

kelebihan ion maka tanah akan mengikatnya. Ini dilakukan oleh partikel tanah

terutama yang banyak bahan organic seperti ligan/kompleks dalam ilmu kimia.

Kita tahu EDTA juga berfungsi seperti ini terutama untuk melarutkan Ca Mg

(makro) Fe (mikro) agar dapat digunakan plankton dengan teratur dan aman.

Mineral renik umumnya beracun jika dia zat tunggal. Sehingga plankton kolam

tanah akan lebih stabil. Untuk mengatasinya dapat ditambahkan tanah atau abu

pada kolam terpal secara teratur sebagai suplai mineral. Tambahan pula,

permukaan partikel tanah berfungsi sebagai substrat bakteri untuk merombak

bahan organic sekaligus penyuplai mineral bagi bakteri yang sangat lengkap.

Dengan demikian air kolam tanah akan lebih baik karena perombak bahan

organic yang cepat. Ini ditandai air kolam terpal akan cepat bau.

c. Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)

ikan muajair mungkin sudah tak asing lagi di wilayah kita, terutama

didaerah jawa, ikan ini hidup diair tawar. morfologi serta anatominya mungkin

mirip dengan ikan mas, tetapi antara ikan mas dan mujair ada perbedaan baik

dalam warna ataupun bentuknya.

6
Ikan mujair hidup secara berkelompok. Tempat hidup ideal untuk ikan

mujair adalah di perairan tenang seperti bendungan, sungai dan danau air tawar.

Meskipun ikan mujair dapat dipelihara di dalam akuarium, mereka tidak akan

tumbuh secepat ikan mujair yang dibesarkan di kolam atau alam terbuka. Di

beberapa daerah, bibit ikan mujair ditebarkan di sawah pada musim tanam. Bibit

ikan mujair akan tumbuh hingga ukuran konsumsi (12-15 cm) bersamaan saat

padi siap panen.

Ikan mujair adalah spesies yang bandel (dapat beradaptasi dengan

kondisi lingkungan yang tidak ideal). Ikan mujair memiliki toleransi tinggi

terhadap kadar garam dalam air (salinitas), sehingga masih dapat bertahan

hidup di air payau. Mereka juga dapat hidup di air dengan kandungan amonia di

atas rata-rata ataupun dengan kandungan oksigen terbatas.

2.3 KONSTRUKSI KOLAM TANAH

Untuk membuat kolam maka tanah yang akan dijadikan kolam harus

mampu menyimpan air atau kedap air sehingga kolam yang akan di buat tidak

bocor. Bentuk kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan ada

beberapa macam antara lain adalah kolam berbentuk segi empat/empat

persegipanjang, berbentuk bujur sangkar, berbentuk lingkaran atau berbentuk

segitiga. Dari berbagai bentuk kolam ini yang harus diperhatikan adalah tentang

persyaratan teknis konstruksi kolam.

Persyaratan teknis konstruksi suatu kolam yang akan digunakan untuk

membudidayakan ikan sebaiknya mempunyai :

A. Pematang kolam Budidaya Ikan

7
Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air didalam kolam agar

tidak keluar dari dalam kolam. Oleh karena itu jenis tanah yang akan digunakan

untuk membuat pematang kolam harus kompak dan kedap air serta tidak mudah

bocor.

Jenis tanah yang baik untuk pematang kolam adalah tanah liat atau

liat berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan

tanah yang ciricirinya antara lain memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah

pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran

kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman air kolam, sebaiknya dasar

pematang kolam ini ditanam sedalam 20 cm dari permukaan dasar kolam.

Bentuk pematang yang biasa dibuat dalam kolam budidaya ikan ada dua

bentuk yaitu berbentuk trapesium sama kaki dan bentuk trapesium tidak sama

kaki. Bentuk pematang trapesium sama kaki artinya perbandingan antara

kemiringan pematang 1 : 1 (Gambar 1),

Gambar 1. Bentuk pematang trapesium sama kaki

sedangkan bentuk pematang trapesium tidak sama kaki artinya

perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1,5 (Gambar 2).

8
Gambar 2. Bentuk pematang trapesium tidak sama kaki

Sebagai acuan dalam membuat pematang kolam untuk kolam yang

berukuran 200 m2 lebar pematang dibagian atas adalah 1 m maka lebar

pematang pada bagian bawahnya adalah 3 m untuk pematang bentuk trapesium

sama kaki pada kedalaman kolam 1m, jika kolam tersebut dibuat dengan

pematang trapesium tidak sama kaki maka lebar pematang pada bagian atas

adalah 1 m maka lebar pematang pada bagian bawahnya adalah 4,5 m pada

kedalaman kolam 1 m.

B. Dasar kolam dan saluran budidaya ikan

Dasar kolam untuk budidaya ikan ini dibuat miring ke arah pembuangan

air, kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam setiap

seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter

(Gambar 2.18).

Gambar 3. Kemiringan dasar kolam

9
Cara pengukuran yang mudah untuk mengetahui kemiringan dasar kolam

adalah dengan menggunakan selang air yang kecil. Pada masing-masing ujung

pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air ditempatkan sebatang kayu atau

bambu yang sudah diberi ukuran, yang paling bagus meteran, kemudian selang

kecil yang telah berisi air direntangkan dan ditempatkan pada bambu, kayu atau

meteran. Perbedaan tinggi air pada ujungujung selang itu menunjukkan

perbedaan tinggi tanah/ kemiringan dasar kolam.

Saluran didalam kolam budidaya ada dua macam yaitu saluran keliling

atau caren dan saluran tengah atau kemalir. Saluran didalam kolam ini dibuat

miring ke arah pintu pengeluaran air. Hal ini untuk memudahkan di dalam

pengeringan kolam dan pemanenan ikan (Gambar 4).

Gambar 4. Saluran tengah atau kemalir

C. Pintu air kolam budidaya ikan

Kolam yang baik harus memiliki pintu pemasukan air dan pintu

pengeluaran air secara terpisah. Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air

sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam terpendek agar air dalam kolam

dapat berganti seluruhnya (Gambar 5).

Gambar 5. Pintu pemasukkan air dan pengeluaran air ditengah

10
Ada juga letak pintu pengeluaran dan pemasukan air berada disudut

secara diagonal (Gambar 6).

Gambar 6. Pintu pengeluaran dan pemasukanair berada disudut

Letak pintu air tersebut ada kelemahannya yaitu air dikedua sudut yang

lain tidak berganti dan memperpanjang saluran pengeringan sehingga

penangkapan ikan relatif berlangsung agak lama.

Pada kolam tanah pintu pemasukan dan pengeluaran air dibuat dari

bambu atau pipa paralon. Bentuk pintu pemasukan diletakkan sejajar dengan

permukaan tanggul sedangkan pintu pengeluaran dapat dibuat dua model yaitu

pertama sama dengan pintu pemasukkan dengan ketinggian sesuai dengan

tinggi air kolam dan kedua dibuat dengan model huruf L (Gambar 7).

Gambar 7. Pintu pemasukan dan pengeluaran air bentuk L

11
2.4 PEMILIHAN LOKASI KOLAM TANAH

Dalam persiapan pembuatan kolam, salah satu hal yang perlu

diperhatikan adalah pemilihan lokasinya. Faktor pertama yakni Berhampiran

sumber air bersih, lokasi kolam yang ingin di dirikan hendaklah berhampiran

sumber air bersih seperti sungai, tasik, bekas lombong, paya, terusan, parit,

empangan & mata air. Sample air juga perlu diambil dan dianalisa di makmal

untuk memastikan air tersebut sesuai untuk ternakan ikan. Parameter air yang

sesuai sila rujuk topik 'Pengurusan Mutu Air'. Kemudian faktor kedua yakni

kawasan air kolam boleh dikeringkan. Lokasi kawasan pembinaan kolam

hendaklah tidak terlalu rendah atau sama pada paras air untuk mengelakkan

kolam ikan tersebut tidak boleh dikeringkan melalui graviti dan menyukarkan

proses tuaian dan pengapuran bagi kolam tanah. Elakkan juga pemilihan lokasi

kolam pada kawasan-kawasan yang sering dilanda 'banjir'.

Keadaan tanah di lokasi budi daya juga perlu diteliti, terutama tekstur

tanahnya (penyusun tanah) dan tingkat kesuburannya. Tekstur tanah yang baik

adalah tanah liat dengan sedikit pasir (3 : 2). Tanah yang liat dan sedikit berpasir

dapat menahan air dengan baik karena tidak mudah merembes ke luar sehingga

tidak banyak terjadi kebocoran kolam. Di samping itu, keadaan tanah di lokasi

kolam budidaya juga subur agar biota-biota air lain yang bermanfaat untuk

makanan ikan dapat tumbuh subur, misalnya jenis ganggang, plankton,

zooplankton, protozoa, dan lain-lain. Tanah yang subur dapat meningkatkan

kesuburan kolam sehingga meningkatkan pertumbuhan ikan yang hidup di

dalamnya.

12
Keadaan tekstur tanah yang liat dan sedikit berpasir dapat diketahui

dengan cara menggenggamnya dengan diberi sedikit air. Bila pada saat

genggaman tanah tersebut dibuka dan tanah tidak buyar (tetap menyatu), maka

tanah tersebut baik untuk kolam ikan. Tetapi bila tanah tersebut buyar pada saat

genggaman dibuka, maka lokasi tesebut tidak baik untuk kolam ikan. Kesuburan

tanah dapat diketahui dari tanam-tanaman yang tumbuh di sekitarnya. Bila

tanaman yang tumbuh di lokasi subur, maka tanah di lokasi tersebut subur dan

cocok untuk kolam ikan.

2.5 PARAMETER KUALITAS AIR KOLAM TANAH

Pada parameter kualitas air kolam tanah, ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Yakni ada aspek Fisik dan aspek kimia yang dijelaskan di

bawah ini :

A. Aspek Fisik

Arus sangat berperan dalam sirkulasi air, pembawa bahan terlarut dan

tersuspensi, kelarutan oksigen serta dapat mengurangi organisme penempel.

Desain dan kontruksi untuk kegiatan budidaya laut harus disesuaikan dengan

kecepatan arus dan kondisi substrat dasar perairan (lumpur, pasir, karang, dll),

karena akan berpengaruh terhadap sarana dan prasarana kegiatan budidaya

tersebut. Menurut Ahmad et al.(1991) dalam Mayunar et al. (1995), kecepatan

arus yang ideal untuk usaha budidaya ikan dalam keramba jaring apung berkisar

antara 5-15 cm/detik.

13
Suhu air merupakan salah satu parameter kualitas perairan yang

memegang peranan penting di dalam kehidupan dan pertumbuhan biota

perairan. Suhu berpengaruh langsung pada organisme perairan terutama di alam

proses fotosintesis tumbuhan akuatik, proses metabolisme, dan siklus produksi.

Suhu air yang baik dan layak untuk usaha budidaya laut (ikan) berkisar antara

270C-320C (Mayunar, et al., 1995)

Kecerahan perairan menunjukkan kemampuan cahaya untuk menembus

lapisan air pada kedalaman tertentu. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kecerahan adalah kandungan lumpur, padatan tersuspensi, plankton dan bahan-

bahan terlarut lainnya. Perairan yang memiliki kecerahan yang rendah pada

cuaca normal memberikan suatu indikasi banyaknya partikel yang terlarut dan

tersuspensi ke dalam perairan. Keadaan tersebut dapat mengurangi laju

fotosintesis sehingga dapat mengganggu laju pernapasan hewan akuatik. KLH

(2004), mensyaratkan budidaya perikanan dan konservasi biota laut, kecerahan

sebaiknya >3m, menurut Imanto eta al. (1995) kecerahan yang ideal untuk lokasi

budidaya laut dengan system keramba jaring apung >3m.

Kekeruhan atau turbiditas disebabkan oleh partikel-partikel organic atau

anorganik tersuspensi yang terlarut dalam kolam air yang merupakan hasil dari

erosi/pengikisan, sisa penambangan, limbah rumah tangga, dan industri serta

kegiatan budidaya lainnya. Kuantitas dan kualitas dari padatan tersuspensi

dalam kolam air pada kondisi tertentu sangat dipengaruhi oleh pergerakan

massa air. Kekeruhan dapat mampengaruhi pernapasan ikan, proses fotosintesis

14
dan produktivitas primer perairan. Nilai kekeruhan yang ideal untuk usaha

budidaya ikan sebaiknya berkisar antara 2-30 NTU.

B. Aspek Kimia

Derajat keasaman (pH) adalah tingkat keasaman perairan, sanagat penting

bagi kegiatan budidaya ikan karena nilai yang ekstrim dapat merusak permukaan

insang akhirnya dapat menyebabkan kematian. Nilai pH dapat dipengaruhi oleh

aktivitas fotosintesis, suhu serta buangan industri dan rumah tangga. Nilai pH

laut biasanya berkisar antara 7,58,5. Nilai pH yang optimal untuk budidaya ikan

adalah 6,58,5 (Beveridge, 1996). Perairan yang bersifat asam (pH<5) atau

bersifat alkali (pH>11 dapat menyebabkan kematian dan tidak terjadinya

reproduksi pada ikan.

1. Salinitas

Salinitas sangat bervariasi luas di perairan teluk atau estuarin, hal ini dapat

disebabkan oleh pasang surut, banyaknya air tawar yang masuk baik melalui

sungai maupun run-off terutama musim hujan, dan penguapan (evaporasi).

Peningkatan salinitas dapat meningkatkan tekanan osmotic yang selanjutnya

akan mempengaruhi metabolisme terutama dalam proses osmoregulasi.

15
Kisaran salinitas yang baik untuk kegiatan budidaya ikan, tergantung dari

jenis ikan yang akan dibudidayakan. Kisaran salinitas yang diinginkan untuk jenis

ikan kerapu adalah 27-34 ppt, ikan kakap 25-33 ppt, beronang 28-311 ppt, dan

ikan banding 15-30 ppt.

2. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter yang sangat kritis bagi

organisme dalam kegiatan budidaya ikan. Oksigen terlarut sangat diperlukan

oleh organisme perairan untuk menghasilkan energi yang berhubungan dengan

aktifitas utama diantarnya aktifitas makan (pencernaan dan pencampuran),

mempertahankan keseimbangan osmotic, dan aktifitas lainnya. Kandungan

oksigen yang dibutuhkan sangat bervariasi tergantung jenis, stadia

perkembangan dan ukuran. Jika kandungan oksigen yang terdapad dalam

perairan di bawah kondisi normal maka aktifitas makan, konversi makan,

pertumbuhan, an kesehatan dapat tergangu. Kelartan oksigen periran

dipengaruhi oleh factor lingkungan antara lain suhu, salinitas, dan ketinggian

lokasi. Oksigen terlarut akan turun konsetrasinya dalam air jika suhu air, salinitas,

dan ketinggian meningkat, begitu juga sebaliknya (Stickney, 2000).

Sumber utama oksigen dalam perairan adalah hasil difusi dari udara,

terbawa melalui presipitasi (air hujan) dan hasil fotosintesis fitoplankton.

Sebaliknya, kandungan oksigen terlarut dalam air dapat berkurang karena

dimanfaatkan oleh aktifitas respirasi dan perombakan bahan organic.

16
Kekurangan iksigen dapat pula dialami akibat terhalangnya difusi karena

stratifikasi salinitas yang dapat terjadi setelah hujan lebat.

Untuk kegiatan budidaya ikan yang komersial memerlukan konsentrasi

oksigen dalam air lebih besar atau sama engan 5 mg/L. Nilai DO yang baik

untuk kegiatan budidaya ikan laut berkisar antara 5 mg/L-8 mg/L.

3. Nitrogen

Nitrogen dalam air laut terdiri atas bermacam-macam senyawa, namun

yang bersifat racun terhadap ikan dan organisme lainnya hanya ada 3, yaitu

amonia (NH3-N), nitrit NO2-N, dan nitrat (NO3-N). Senyawa nitrogen biasanya

berasal dari atmosfer, sisa makanan, organisme mati, dan hasil metabolisme

hewan akutik lainnya. Dari ketiga senyawa tersebut yang paling bersifat toksik

pada ikan adalah amonia dan nitrit sedangkan nitrat hanya bersifat toksik pada

konsentrasi tinggi.

Konsentrasi amonia yang aman dan tidak beracun pada ikan adalah kecil

dari 0,1 mg/L sedangkan untuk keperluan budidaya ikan sebaiknya 0,3 mg/L

(KLH, 2004).

4. Fosfat

17
Senyawa fosfat dalam air berasal dari sumber alami antara lain dari erosi

tanah, limpasan permukaan, buangan hewan dan pembusukan organisme.

Kadar fosfat yang cukup tinggi dan melebihi kebutuhan normal organisme

menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang seterusnya akan merangsang tumbuh

dan berkembangnya plankton. Apabila berada dalam kondisi melimpah atau

blooming, maka plankton tersebut akan mengalami kematian dirinya

(deteriotation). Apabila kematian terjadi sekaligus maka akan terjadi penurunan

oksigen terlarut secara drastic dan akhirnya berakibat pada kematian ikan dan

organisme akuatik lainnya (Adnan, 1994). Untuk keperluan budidaya ikan, kadar

fosfat perairan yan baik dan aman adalah 0,2 mg/L-0,5 mg/L

18
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Kolam tanah adalah kolam yang dibuat dengan cara menggali tanah /

sawah kemudian mengisinya dengan air. Kolam ini memiliki dinding dan

dasar berupa tanah.

Ada beberapa hal Yang perlu Diperhatikan dari Kolam Tanah (tradisional),

yakni :

o Pematang

19
o Kualitas air.

o Ketinggian air.

o Ketersediaan air memadai sepanjang Tahun

o Struktur tanah tidak Porous/ tidak mudah longsor

o Lokasi bukan daerah banjir.

Ada beberapa jenis ikan yang dapat dibudidayakan di dalam kolam tanah,

diantaranya adalah ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan lele (Clarias

batracus), dan ikan mujair (Oreochromis mossambicus).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal konstruksi kolam

tanah, yaitu :

o Pematang kolam budidaya ikan.


o Dasar kolam dan saluran budidaya ikan.
o Pintu air kolam budidaya ikan,

Dalam persiapan pembuatan kolam, salah satu hal yang perlu

diperhatikan adalah pemilihan lokasinya. Faktor pertama yakni

Berhampiran sumber air bersih, kemudian faktor kedua yakni kawasan air

kolam boleh dikeringkan. Lokasi kawasan pembinaan kolam hendaklah

tidak terlalu rendah atau sama pada paras air.

Ada beberapa parameter kualitas air pada kolam tanah, yakni :


o Aspek Fisika : Suhu, pH, dan Kecerahan.
o Aspek kimia : Salinitas, Oksigen Terlarut, Nitrogen, dan Fosfat.

3.2 Saran

20
DAFTAR PUSTAKA

Agriefishery.2012.http://zonaikan.wordpress.com/2012/08/10/kolam-tanah-untuk-

ikan-lele/. Diakses pada 09 Desember 2013.

21
Arta.2010.http://artaquaculture.blogspot.com/2010/10/mengapa-pertumbuhan-

lele-di-kolam.html. diakses pada 04 Desember 2013.

Budhi.2012..http://adearisandi.wordpress.com/2012/10/31/ikan-mujair/. Diakses

Pada 12 Desember 2013.

Cahyono, bambang.2000.Budi Daya Ikan Air Tawar.Yogyakarta:KANISIUS.

Le2pondok.2012.http://lelepondok.blogspot.com/2012/11/kolam-tanah.html.

Diakses pada 04 Desember 2013.

Mardiansyah.2013.http://benihlelesangkuriangcirebon.blogspot.com/2013/06/kola

m-tanah-terpal-atau-beton.html Diakses pada 04 Desember 2013.

Permana.2013. http://wismanpermana3.blog.com/2013/04/14/parameter-kualitas-

air-pada-budidaya-laut/. Diakses pada 16 Desember 2013.

Rayanya.2012.http://jagat-rayanya.blogspot.com/2012/04/mujair.html. Diakses

pada 12 Desember 2013.

Rozi.2011.http://ikan-air-tawar.blogspot.com/2011/03/jenis-kolam-air-tawar.html.

Diakses pada 12 Desember 2013.

Sitanala arshad (2006).Konservasi Tanah dan Air.Bogor:IPB Press.

Yudhistira.2013.http://trik-budidaya-ikan.blogspot.com/p/hormonik.html. Diakses

pada 04 Desember 2013.

Zaelani.2013.http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2013/06/kontruk

si-dan-pembuatan-kolam-budidaya.html. Diakses pada 09 Desember

2013.

22

Anda mungkin juga menyukai