Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta
OLEH :
PADANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara merupakan salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi
manusia. Ketersediaan udara yang melimpah di muka bumi ini membuat manusia
tidak perlu mengeluarkan biaya dalam memanfaatkannya, namun tidak semua
orang tahu bahwa selain oksigen masih ada kandungan udara lainnya yang bisa
dimanfaatkan seperti nitrogen dan argon. Seiring dengan kemajuan teknologi,
udara yang mulanya mengandung berbagai macam jenis gas dapat dipisahkan
berdasarkan sifat fisiknya seperti titik didih masing-masing komponen gas
sehingga mendatangkan nilai ekonomis.
Dalam dunia industri saat ini, kandungan udara seperti nitrogen, oksigen,
dan argon yang akan digunakan untuk proses produksi diperoleh dari udara bebas.
kandungan nitrogen di alam bebas sebanyak 78,08%, oksigen sebanyak 20,95%,
argon 0,93%, dan lain-lain 0,04%. Gas-gas tersebut kemudian mendapatkan
beberapa perlakuan sehingga nantinya terjadi perubahan fase dari gas menjadi
cairan.
Gas oksigen diperlukan untuk pembakaran dan sebagian besar manfaatnya
untuk industri dan medis. Gas nitrogen digunakan untuk keperluan industri,
medis, laboratorium,dan industri makanan, sedangkan gas argon digunakan untuk
pengelasan TIG ( Tungsten Inert Gas ) yang berfungsi untuk pengelasan
berkualitas tinggi dengan kecepatan peleburan atau penyatuan yang rendah dan
MIG (Metal Inert Gas ) berfungsi untuk peleburan atau penyatuan logam dengan
kecepatan tinggi dan sedang, sebagai gas pengisi dalam lampu pijar, lampu neon,
dan sebagai mix gases. Pabrik pengolah udara ini diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan gas industri, mengingat perannya terhadap pertumbuhan pabrik –
pabrik lain yang membutuhkan. Contoh industri yang membutuhkan produk gas
tersebut adalah :
1
1. Pabrik Petrokimia yang membutuhkan Nitrogen sebagai salah satu
penunjang dalam prosesnya atau sebagai gas purge.
2. Pabrik makanan dan minuman menggunakan Nitrogen liquid untuk
membekukan dengan cepat beberapa jenis makanan dengan
meminimalkan kerusakan sel dari kristal es, memperbaiki penampilan,
rasa dan textur.
3. PT. Trimitra Wisesa Abadi membutuhkan Argon dan Oksigen sebagai
penunjang pembuatan boiler, pressure tank, sebagai contohnya untuk
pengelasan
4. Pabrik Pembuatan gelas atau kaca yang membutuhkan gas oksigen dan
argon untuk melebur kaca supaya mendapatkan hasil yang lebih baik.
5. Pabrik pembuatan lampu membutuhkan gas argon sebagai bahan pengisi
tabung lampu.
Dalam memproduksi gas nitrogen, oksigen dan argon menggunakan
suatu plant yang bernama ASU ( Air separation unit ). ASU merupakan unit
pemisahan udara dengan menggunakan sistem distilasi bertekanan. Pemisahan
tersebut berdasarkan perbedaan titik didih dari masing – masing fraksi gas
yang terdapat di udara. Dengan berdirinya pabrik Industri gas ini akan
membutuhkan banyak tenaga kerja dan akan membuka banyak lapangan kerja
dan otomatis akan mengurangi pengangguran di Indonesia, khususnya di Riau.
1.2 Kapasitas
Besarnya kapasitas pabrik pembuatan gas oksigen, nitrogen dan argon
dapat ditentukan berdasarkan orientasi produk dan dapat juga mengacu kepada
pabrik gas yang sudah ada atau mengacu kepada kebutuhan gas dalam negeri,
seiring meningkatnya industri yang menggunakan gas oksigen, nitrogen dan
argon. Pemakaian gas tersebut tidak hanya pada industri baja tetapi pada industri
medis, makanan, dan perhotelan. Dari hasil pertumbuhan tersebut maka
kebutuhan gas oksigen, nitrogen dan argon dalam industri meningkat.
2
Industri-industri yang mengolah gas oksigen, nitrogen dan argon adalah
sebagai berikut :
1. PT. Samator Gas Industri, Jawa Timur kapasitas 260.383 ton/tahun
2. PT. Samator Gas, Batam kapasitas 126.000 ton/tahun
3. PT. Samator Gas, Subang kapasitas 160.000 ton/tahun
4. PT. Duta Surya Sukses, Batam kapasitas 250.920 ton/tahun
(sumber: www.bps.go.id)
Data dari Kebutuhan gas oksigen, nitrogen argon dapat diketahui
kebutuhan masa yang akan datang.
3
Pabrik gas oksigen, nitrogen, argon direncanakan akan beroperasi pada
tahun 2018. Dari hasil prediksi, kebutuhan gas oksigen, nitrogen, argon untuk
tahun tersebut adalah 305.890 ton/tahun. Dan pabrik yang beroperasi nanti
direncanakan akan memenuhi 40% jumlah produksi pada tahun tersebut, yaitu
sebesar 150.000 ton/tahun.
Internal Eksternal
Lokasi Variabel
Strength Weakness Opportunities Threat
(Kekuatan) (Kelemahan) (Keuntungan) (Tantangan)
Jalan Tujuh Putri. Bahan Baku Gratis
Kecamatan Teluk
Binjai, Kota
Pemasaran Transportasi Darat Dekat Pelabuhan
Dumai,Provinsi
Transportasi Laut Kelang
Riau
Utilitas Penyediaan air Berada dikawasan
diperoleh dari air industri
PDAM
SDM SDM yang
berkualitas bisa
didapat dari SDM
dari universitas di
Riau
Kondisi Iklim cukup Jarang terjadi bencana
daerah stabil,temperatur alam seperti banjir
normal
Kuala enok, Bahan Gratis
Indragiri Hilir baku
4
Pemasaran Transportasi darat Minimnya alat Dekat dengan Kondisi jalan
Transportasi Laut transportasi Pelabuhan Samudra menuju Kuala
Kuala enok
memprihatinkan
Kondisi Rawan
Daerah bencana alam
seperti :
longsor
Dari analisis SWOT pada Tabel 1.2 di atas dapat disimpulkan bahwa
pemilihan lokasi pabrik yang lebih berpotensi di Jalan Putri Tujuh, Kecamatan
Teluk Binjai, Kota Dumai, Provinsi Riau. Peta lokasi dapat dilihat pada Gambar
1.2
5
Pabrik Gas akan didirikan di Jalan Putri Tujuh, Kecamatan Teluk Binjai,
Kota Dumai, Provinsi Riau Alasan pemilihan daerah ini sebagai lokasi disebabkan
oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Pemasaran dan Transportasi
Produk gas yang dihasilkan ditujukan untuk memenuhi permintaan
pasar dalam negeri seperti PT. Riau Sakti United Plantation membutuhkan
gas nitrogen, PT. Pasific Indo Palm membutuhkan gas oksigen, PT. Putri
Salju Satria membutuhkan gas argon dan PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
Lokasi pabrik dekat dengan sarana transportasi baik darat maupun laut
(pelabuhan Kelang) sehingga distribusi bahan baku dan produk dapat berjalan
lancar.
2. Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja di Riau cukup banyak tersedia sehingga dapat di
datangkan dari masyarakat setempat serta dapat juga didatangkan dari
daerah-daerah lain disekitarnya, sehingga kebutuhan tenaga kerja akan
terpenuhi. Sedangkan tenaga ahli diperoleh melalui kerja sama dengan
perguruan tinggi yang ada di Indonesia, salah satunya dari lulusan
universitas yang berada di daerah Riau
3. Utilitas
Kebutuhan air diambil dari air PDAM, dan kawasan industri, sedangkan
kebutuhan listrik dipasok dari PLN dan PLTD
4. Keadaan Iklim dan Bencana Alam
Lokasi ini merupakan daerah yang cukup stabil, temperatur udara
normal dan bencana lain seperti gempa bumi atau banjir besar jarang
terjadi sehingga kemungkinan operasi pabrik berjalan lancar.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1Tinjauan Umum
7
mudah terbakar. Pada suhu dan tekanan biasa, oksigen didapati sebagai dua atom
oksigen dengan formula kimia O2.
2. Gas Nitrogen
Nitrogen adalah unsur kimia dalam table periodik yang memiliki lambang
N dan nomer atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau,
tanpa rasa dan merupakan gas diatomic bukan logam yang stabil, sangat sulit
bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini
bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Nitrogen mengisi 78,08 % atmosfir bumi dan tedapat dalam banyak
jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam
amino, amoniak, asam nitrat dan sianida. Nitrogen memiliki sifat – sifat fisik
sangat dekat dengan oksigen sehingga menyulitkan dalam proses pemisahan
oksigen dan nitrogen. Nitrogen tidak mendukung pembakaran, dan karena
nitrogen adalah suatu gas yang tergolong asphyxiant, maka seseorang dalam
lingkungan yang kaya akan nitrogen akan sangat cepat kehilangan kesadaran dan
dapat meninggal dunia. Nitrogen pada tekanan atmosferik adalah gas yang tidak
berwarna, tidak berasa, tidak berbau. Bila tercairkan, nitrogen 19 % lebih ringan
dari air. Titik didih pada tekanan atmosfer adalah -196ºC (77 K). dan berat
molekulnya 28.013.
3.Gas Argon
Argon simbolnya Ar, merupakan elemen gas terbesar ke tiga di atmosfer
Bumi setelah unsur gas nitrogen dan oksigen. Nama elemen Argon, diambil dari
bahasa Yunani Argos yang artinya tidak aktif, karena Argon tidak mudah ber-
reaksi dengan elemen lain. Argon digunakan bersama dengan gas Neon dalam
industri listrik untuk mengisi lampu neon. Gas Argon berwarna biru. Lampu neon
yang diisi dengan Gas Argon lebih hemat listrik dibandingkan lampu listrik biasa.
8
2.2 Tinjauan Proses
1. Proses Kriogenik
Proses kriogenik merupakan proses produksi gas nitrogen, oksigen dan
beberapa gas lain yang berdasarkan titik didih masing-masing gas. Proses ini
prinsipnya sama dengan proses destilasi bertingkat tetapi suhu yang digunakan
sangat rendah yaitu mencapai -185oC dan tekanan yang besar yaitu 6 atm (UIG,
2009).
Proses kriogenik merupakan proses yang paling banyak digunakan oleh
industri-industri besar dengan kapasitas produk yang sangat besar. Dengan
menggunakan proses ini akan di peroleh gas dengan kemurnian yang tinggi sekitar
± 99,9%. Pada proses kriogenik bahan baku yang digunakan berupa udara bebas
yang diambil dari atmosfer. Ada dua tahapan proses untuk mendapatkan produk
yaitu :
a. Proses Penyaringan dan Kompresi
Udara sebagai bahan baku dilewatkan kebagian adsorben untuk menghilangkan
kotoranya. Adsorben yang digunakan berupa zeolit dan silika gel yang kemudian
akan menyerap karbon dioksida dan hidrokarbon yang memiliki molekul lebih
berat serta sisa air yang ada. Selain itu juga dapat mengunakan alumium yang
merupakan senyawa penukar kalor sehingga karbon dioksida dan air akan
membeku terlebih dahulu kemudian dipisahkan, cara yang kedua ini cukup efektif
sehingga banyak diterapkan pada industri-industri gas yang lain.
Setelah udara di bersihkan dari kotoran udara akan dikompresi dan
diturunkan suhunya hingga mencair kemudian ditransferkan ke kolom pemisahan.
Proses pendinginan dilakukan dengan cara penukaran suhu pada proses yang lain
yang diharuskan adanya suhu tinggi seperti pada proses penguapan pada kolom
pemisahan.
9
b. Proses Di Kolom Pemisahan.
Proses yang terjadi di dalam kolom meliputi pemisahan destilasi yang
berdasarkan titik didihnya.berikut titik didih masing-masing gas.
Tabel 2.1 Titik Didih Gas
No. Gas Titik Didih (oC)
1. N2 -195
2. O2 -182
3. Ar -185,6
(George T.Austin,1996)
Untuk menghasilkan Nitrogen,cukup dengan satu kolom sedangkan untuk
memisahkan Oksigen dan Argon sangat sulit hal ini dapat dilihat dari tabel di atas
yang menyatakan titik didih kedua gas ini berdekatan sehingga biasanya untuk
mendapatkan oksigen atau argon dengan menggunakan beberapa kolom
pemisahan. Biasanya argon murni diperoleh dari argon mentah yang merupakan
campuran argon dan oksigen yang dipisahkan secara katalis dalam suatau reaktor.
2. Proses Linde-Hampson
Sistem Linde-Hampson mulai digunakan pada tahun 1902, merupakan
sistem pemisahan udara yang sederhana. Uap air dan karbon dioksida dihilangkan
dari udara setelah dikompresi secara isothermal, kemudian udara dilewatkan
melalui preecooling heat exchanger. Udara dari preecooling heat exchanger
selanjutnya didinginkan lebih lanjut melalui bagian bawah coil, yang berfungsi
sebagai reboiler.
Pada sistem linde, di asumsikan sistem yang berlangsung berada dalam
kondisi ideal. Pada kondisi ideal ini, tidak ada ireversibel pressure drop (kecuali
untuk valve), tidak ada kebocoran panas dari lingkungan, dan perpindahan panas
terjadi tanpa ada hilang kalor.
Pada tahap pertama, gas dari kondisi lingkungan dikompresi secara
reversibel dan isothermal. Pada kenyataannya, proses yang terjadi bersifat
adiabatic ireversibel atau konversi politropik yang di ikuti dengan pendinginan
untuk menurunkan temperature gas sehingga kembali sama dengan temperature
lingkungan.
10
Pada tahap kedua, gas di alirkan melalui heat exchanger yang secara ideal
tidak terjadi perubahan tekanan. Di dalam heat exchanger tidak terjadi perubahan
tekanan, namun terjadi pertukaran panas dengan gas bertekanan rendah yang
menuju kesiklus berikutnya.
Pada tahap ketiga, gas mengalami ekspansi melalui valve ekspansi sampai
tekanan nya sama dengan tekanan awal. Pada akhirnya gas akan berubah menjadi
cairan dan di jaga pada kondisi saturated-liquid.
Sistem Linde-Hampson sederhana tidak dapat digunakan untuk gas neon,
hydrogen, dan helium. Hal ini dikarenakan temperatur maksimum inverse gas
berada di bawah temperature gas ambien, yaitu gas yang melewati valve ekspansi
berada pada kondisi uap.
3. Proses Claude
Sistem claude memanfaatkan dari gas untuk menggerakan mesin ekspansi.
Jika ekspander bersifat adiabatis revesibel, proses ekspansi bersifat isentropic.
Proses isentropic ini menghasilkan lebih banyak penurunan temperatur dari pada
sistem isentalpik. Pada sistem claude gas pertama kali dikompresi hingga
tekanannya mencapai 4 Mpa kemudian dilewatkan menuj heat exchanger
pertama. Setelah melewati heat exchanger pertama, 60-80 % gas atau udara yang
masuk di alirkan ke ekspander. Aliran keluaran dari ekspander di pertemukan
kembali dengan aliran yang masuk kembali ke heat exchanger kedua.
Aliran gas yang akan dicairkan berlanjut ke heat exchanger kedua dan
ketiga. Pada akhirnya valve ekspansi akan mengekspansi aliran menuju ke liquid
receiver. Uap dingin yang berasal dari penampungan liquid akan dikembalikan
lagi ke heat exchanger untuk mendinginkan gas yang masuk. Pada sistem claude,
energy keluaran dari ekspander digunakan untuk membantu menekan gas yang
akan dicairkan.
11
Tabel 2.2 Perbandingan proses pemisahan udara menggunakan proses
kriogenik, Linde-Hampson dan Claude
Karakteristik Proses
Kriogenik Linde-Hampson Claude
2.3 Sifat fisik dan Kimia Bahan Baku Utama dan Penunjang
Bahan baku pada Unit Pemisahan Udara ini adalah udara bebas dari
lingkungan sekitar pabrik. Udara adalah campuran dari berbagai macam gas,
antara lain adalah nitrogen, oksigen, argon dan berbagai macam gas lainnya dalam
jumlah kecil. Udara yang digunakan adalah udara yang telah dihilangkan
kandungan uap airnya atau disebut udara kering.
12
Sifat kimia :
Tidak mudah terbakar.
2. Oksigen (O₂)
Sifat fisika :
Berat molekul : 32 gr/mol.
Densitas (ρ) gas : 1,4289 kg/m3
Titik didih : - 182 oC
Tekanan kritis : 50,8 bar
Sifat kimia :
Merupakan gas yang tidak dapat terbakar dengan sendirinya.
Bersifat oksidator.
Mempercepat proses pembakaran.
Sedikit larut dalam air.
3. Argon (Ar)
Sifat fisika :
Tidak berwarna dan berbau.
Berat molekul : 40 gr/mol.
Densitas (ρ) gas : 1,7836 kg/m3
Titik didih : - 185 oC
Tekanan kritis : 48,6 bar
Sifat kimia :
Tidak mudah terbakar.
13
Tabel 2.3 Spesifikasi bahan baku komponen udara
14
BAB III
DESKRIPSI PROSES
15
3.1.2 Proses pembentukan produk
Proses selanjutnya adalah proses destilasi, proses ini bertujuan untuk
memisahkan udara umpan sehingga didapatkan produk liquid nitrogen, liquid
oksigen, dan liquid argon. Udara umpan yang telah berada pada temperatur
kriogenik (-185oC) memasuki kolom destilasi pertama (T-100), karena titik didih
nitrogen yang paling rendah dibanding oksigen dan argon, sehingga nitrogen yang
lebih mudah menguap pada produk atas destilasi, sedangkan produk bawah destilasi
kaya akan cairan oksigen dan argon.
Produk atas destilasi pertama kemudian akan diumpankan ke destilasi 2 (T-
101), yaitu untuk pemisahan nitrogen dan argon. Titik didih nitrogen lebih rendah di
banding argon, sehingga nitrogen akan menguap ke bagian atas destilasi 2, sehingga
dihasilkan produk berupa liquid nitrogen, sedangkan bagian bawah destilasi 2 akan
menghasilkan liquid argon.
Untuk menghasilkan liquid oksigen, pada bagian bawah destilasi 1 yang
banyak mengandung oksigen akan dilewatkan pada heat exchangers, tidak langsung
dengan udara umpan sehingga dihasilkan produk liquid oksigen.
16
BAB IV
NERACA MASSA DAN ENERGI
17
2. Destilasi II (T-101)
Fungsi : Tempat pemisahan nitrogen dan argon
18
3. Destilasi III (X-100)
Fungsi : Tempat pemisahan oksigen dan argon.
QSteam
Qkondensat
Tabel 4.3.Neraca Massa Destilasi 3 (X-100)
19
4.2.Neraca Energi
Neraca energi merupakan penerapan dari hukum termodinamika pertama
yang meliputi hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi menyatakan
bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Dalam hal ini
neraca energi memberikan hubungan antara energi yang masuk ke dalam suatu
sistem dan keluar dari suatu sistem. Jumlah panas masuk ke dalam susatu sisten
proses dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Q = n . Cp . ΔT
Dimana :
Q = jumlah panas masing-masing komponen (Joule/jam)
n = mol masing-masing komponen (kmol)
Cp = panas spesifik masing-masing komponen (kJ/kmol)
ΔT = beda temperatur ( 0C )
Perhitungan neraca energi ini menggunakan temperatur referensi pada 25 0C.
Kompresor
122227,3 1038932
14651,66 124546,3
23407,94 6208,649
160286,9 1.677.204,9701 2419583 667.805,27
1.837.491,82 1.837.491,82
20
4.2.2. Heat Exchanger (E-100)
Q4 QSteam
Q2 Heat Q3
exchanger
Q5 Qkondensat
3.512.847,15 3.512.847,15
21
4.2.3. Flash Drum (V-100)
Flash Drum
61110,11 61110,11
7325,829 7325,829
37.523,36 1.776,5
6485,631 6485,631
37.398,20 37.398,20
22
4.2.4. Cooler (E-101)
Qsteam
Q6 Cooler Q8
Qkondensat
61110,11 -2566624
7325,829 -307685
6485,631 -491538
2419583 4.941.787,0643 7.043.947,03 1.495.800,10
4.861.647,83 4.861.647,83
23
4.2.5. Destilasi 1 (T-100)
QSteam
Q8 Destilasi 1 Q9
Q4
Qkondensat
24
4.2.6. Destilasi II (T-101)
QSteam
Q9 Destilasi 1I Q10
Q11
Qkondensat
25
4. Destilasi 3 ( X-100 )
QSteam
Q5 Destilasi 3 Q12
Q13
Qkondensat
Tabel 4.10 neraca energi destilasi 3
-2833472 0 -957,482
-271492 -268778 -1922,69
-489677 1.614.524,7282 -4896,62 -868988 420.387,37
534.206,9352 534.206,9352
26
BAB V
UTILITAS
filtrasi
Demineralisasi
(ion excanger)
Cooling tower
degasifikasi
boiler
Gambar 5.1 Blok diagram utilitas
5.2 Deskripsi proses
5.2.1 Unit penyediaan air
Unit penyediaan air bertugas menyediakan semua kebutuhan air atau
sebagai sumber air untuk keperluan industri maupun sanitasi, yaitu untuk air
keperluan proses, air pendingin, air umpan boiler dan air sanitasi. Kebutuhan air
untuk pabrik yang di gunakan di unit ini berasal dari air PDAM. Air dari PDAM
di tampung di bak penampungan air bersih (V-103).
27
5.2.2 Filtrasi
Air yang telah ditampung di bak penempungan air bersih (V-103) setelah
itu dilakukan proses filtrasi dengan menggunakan micro filtration (MF-102),
dengan tujuan untuk menyaring partikel-partikel kecil yang masih terdapat dalam
air PDAM.
5.2.3 Demineralisasi
Demineralisasi adalah sebuah proses penyerapan kandungan ion-ion
mineral di dalam air dengan menggunakan resin ion exchange. Air proses
demineralisasi digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, terutama untuk
industri. Alat yang digunakan untuk menghilangkan kesadahan ini disebut dengan
ion exchanger (INX-101). Ion exchanger menggunakan prinsip kerja pertukaran
ion. Pada proses ini, untuk kation exchanger akan diregenerasi resin dengan HCl,
dan pada anion exchanger akan diregenerasi dengan NaOH. Proses pertukaran ion
terjadi ketika ion penyebab kesadahan seperti Ca 2+ dan Mg2+ terikat pada resin
dan melepaskan ion Na+ ke dalam air menurut persamaan reaksi di bawah ini.
Ca2+ (aq) + Na2R(resin) CaR(resin) + 2Na+ (aq)
Kation lainnya, seperti ion Cu2+, Zn2+, Mn2+ dan Fe2+/Fe3+, juga akan
dihilangkan dari proses ini. Air yang keluar selanjutnya ditampung pada water
storage tank (V-101) dan akan diproses pada degasification (DG-101) dan cooling
tower (CT-101)
5.2.4 Unit Air Pendingin (Cooling Tower)
Cooling Tower (CT-101) di gunakan untuk mendinginkan air yang telah
di gunakan pada proses produksi, terutama proses pendinginan pada air keluaran
cooler. jumlah air pendingin yang di butuhkan sebesar 6.633,44 kg/jam.
Penggunaan air sebagai media pendingin pada alat perpindahan panas
dikarenakan faktor berikut :
1. Air dapat menyerap jumlah panas yang tinggi persatuan volume.
2. Air merupakan bahan yang mudah didapat dan harganya relative rendah.
3. Tidak mudah mengembang dan menyusut dengan adanya perubahan suhu.
4. Mudah dikendalikan dan dikerjakan.
5. Tidak mudah terdekomposisi.
28
Syarat air pendingin adalah tidak boleh mengandung :
a. Hardness : yang memberikan efek pada pembentukan kerak.
b. Zat-zat organik : penyebab slime
C. Silika : penyebab kerak
5.2.5 Unit pembangkit steam
Unit ini berfungsi memenuhi kebutuhan steam pabrik gas nitrogen,
oksigen dan argon, steam dihasilkan oleh boiler dan digunakan untuk keperluan
proses.
5.2.5.1 Degasification (DG-101)
Selain bebas dari ion-ion penyebab kesadahan, air umpan boiler juga harus
bebas dari kandungan gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida.
Keberadaan oksigen dan karbon dioksida terlarut di dalam air umpan boiler akan
memicu terjadinya korosi pada perpipaan, boiler, dan peralatan lainnya.
Pemisahan gas terlarut dari air umpan boiler ini dapat dilakukan dalam suatu alat
degasification (DG-101).
5.2.5.2 Boiler
Air umpan boiler yang telah bebas dari kesadahan dan gas terlarut
kemudian dialirkan ke dalam steam generation (SG-101) . Jenis boiler yang
digunakan adalah steam generation (SG-101). Gas yang telah dipanaskan akan
melewati tube-tube dan memanaskan air yang ada disekeliling tube. Energi panas
yang dilepaskan gas diserap oleh air sehingga air mengalami perubahan dari fasa
cair menjadi fasa uap (saturated atau superheated steam). Steam yang dihasilkan
ini kemudian dikirim ke plant untuk digunakan pada unit proses.
5.2.3 Unit Penyediaan Listrik
Listrik merupakan sumber tenaga penggerak dari peralatan proses maupun
penerangan. Kebutuhan listrik yang diperlukan untuk pabrik gas nitrogen, oksigen
dan argon ini diambil dari generator sebagai penghasil tenaga listrik. Distribusi
kebutuhan listrik pada proses ini adalah, sebagai berikut :
1. Untuk proses produksi dan utilitas
2. Untuk penerangan pabrik dan kantor
Kebutuhan tenaga listrik pada pabrik gas nitrogen, oksigen dan argon
direncanakan untuk non proses (perumahan, perkantoran, laboratorium, mesjid /
29
musholla, kantin dan lain-lain) dan keperluan proses seperti menggerakkan alat
proses, penerangan dan peralatan instrumentasi. Sumber pengadaan listrik untuk
kebutuhan-kebutuhan tersebut diperoleh dari PLN Riau dan sebagai cadangan
digunakan genset.
30
BAB VI
SPESIFIKASI PERALATAN
6. 3. Cooler (E-100)
IDENTIFIKASI
Nama Alat Cooler
Kode E-100
Jumlah 1 unit
Fungsi Untuk menurunkan temperatur udara
DATA DESIGN
Type Shell and tube Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carboon Steel
31
Shell Tube
ID :27 in Nt : 180 buah
B :3,85 OD : 1,25 in
Pass :6 PT : 1,565 in
C’ : 0,3125 ∆Pt : 0,6 psi
∆Ps : 2,5 psi BWG : 16
6. 4. Destilasi (T-101)
IDENTIFIKASI
Nama Alat destilasi 1
Kode T-100
Jumlah 1 unit
Fungsi Untuk memisahkan oksigen
DATA DESIGN
Tipe Sieve tray
Temperatur -185 o C
Tekanan Design 6 atm
Bahan Konstruksi Carboon Steel
Diameter Kolom 4m
Tinggi Kolom 30 m
6. 5. Destilasi 2 (T-101)
IDENTIFIKASI
Nama Alat destilasi 2
Kode T-101
Jumlah 1unit
Fungsi Untuk memisahkan nitrogen dan argon
DATA DESIGN
Tipe Sieve tray
Temperatur -185o C
Tekanan Design 6 atm
Bahan Konstruksi Carboon Steel
Diameter Kolom 2m
Tinggi Kolom 18 m
6. 6. Destilasi 3 (X-100)
IDENTIFIKASI
Nama Alat Splitter
Kode X-100
Jumlah 1unit
Fungsi Untuk memisahkan oksigen dan argon
DATA DESIGN
Tipe Splitter
Temperatur -185 o C
Tekanan Design 6 atm
Bahan Konstruksi Carboon Steel
32
Diameter Kolom 2m
Tinggi Kolom 18 m
34
SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS
6.10. Storage Air PDAM
IDENTIFIKASI
Nama Alat Storage Tank
Kode V-103
Jumlah 1 unit
Fungsi Tempat penyimpanan air PDAM
DATA DESIGN
Type Receiver Tank
Tekanan Design 1,5 atm
Temperatur 25 0C
Fasa Cair
Bahan Konstruksi Carbon Steel
Volume Tangki 7409,72 L
Diameter Tangki 1,47 m
Tinggi Tangki 4,39 m
6.12 Storage
IDENTIFIKASI
Nama Alat Storage Tank
Kode V-104
Jumlah 1 unit
Fungsi Tempat penyimpanan air keluaran ion
exchange
DATA DESIGN
Type Flat Bottom Tank
Tekanan Design 1,5 atm
Temperatur 25 0C
Fasa Cair
Bahan Konstruksi Carbon Steel
Volume Tangki 5928,7 L
Diameter Tangki 1,36 m
Tinggi Tangki 4,08 m
35
6.13 Cooling Tower
IDENTIFIKASI
Nama Alat Cooling Tower
Kode CT-101
Jumlah 2 unit
Fungsi Tempat pendinginan air
DATA DESIGN
Type Cooling Tower
Temperatur 25 0C
Fasa Cair
Volume Packing 2.586,86 L
Tower Floor Area 30 m2
Tinggi Packing 0,1 m
6.14 Degasification
IDENTIFIKASI
Nama Alat Degasification
Kode DG-101
Jumlah 1 unit
Fungsi Tempat penghilangan gas terlarut
DATA DESIGN
Type Degasifier
Fasa Cair
Volume 14662,73 L
Tinggi 2m
Diameter 0,18 m
36
6.16 Pompa
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode PM-101 s/d PM-105
Jumlah 5 unit
Fungsi Untuk mengalirkan bahan baku dan
produk
DATA DESIGN
Type Centrifugal pump
Bahan Konstruksi Commercial steel pipe
Power PM-101= 0,23 kW
PM-102= 0,19 kW
PM-103= 0,09 kW
PM-104= 0,09 kW
PM-105= 0,09 kW
37
BAB VII
TATA LETAK PABRIK DAN INSTRUMENTASI
38
bahan bakar), bengkel untuk pemeliharaan/ perbaikan alat serta
peralatan pendukung lainnya
d. Bangunan menyangkut luas bangunan, kondisi bangunan dan
konstruksinya yang memenuhi syarat
e. Pertimbangan kesehatan, keamanan dan keselamatan seperti
kemungkinan kebakaran/ peledakan
f. Masalah pembuangan limbah
g. Alat-alat yang dibersihkan/dilepas pada saat Shut Down harus
disediakan ruang yang cukup sehingga tidak mengganggu peralatan
lainnya
h. Pemeliharaan dan perbaikan
i. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik harus
dipertimbangkan dengan kemungkinan dari perubahan proses/ mesin,
sehingga perubahan-perubahan yang dilakukan tidak memerlukan biaya
yang tinggi
j. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah dan sebagainya
diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.
Penyusunan tata letak peralatan proses, tata letak bangunan dan lain-lain
akan berpengaruh secara langsung pada investasi modal, biaya produksi, efesiensi
kerja dan keselamatan kerja.
Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan beberapa keuntungan,
seperti :
1. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produk sehingga
memudahkan proses material handling.
2. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah
perbaikan mesin dan peralatan yang rusak.
3. Menurunkan ongkos produksi.
4. Meningkatkan keselamatan kerja.
5. Mengefesiensikan kerja semaksimal mungkin.
6. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.
39
Pabrik gas nitrogen, oksigen dan argon ini direncanakan berdiri di Jalan
Putri Tujuh, Kecamatan Teluk Binjai, Kota Dumai, Provinsi Riau dengan luas
area 6,5 Ha, dengan perincian sebagai berikut:
- Area Pabrik : 1 Ha
- Area Perumahan : 1 Ha
- Area Perkantoran : 1 Ha
- Area Perluasan : 3,5 Ha
Tata letak lingkungan pabrik dan tata peralatan pabrik dapat dilihat pada
Gambar 7.1
40
D D
20
D D D D
d 21
22 23
21
7 8 2
D D
D D
3 D
11 D
9 1
21 4 D
D
D 5
10
D 21 D
12
6
20
22
11 D D
13 14 15
18
12 17
24
. S. Rokan
KETERANGAN GAMBAR
1. KANTOR PUSAT 13. KANTOR PEMADAM KEBAKARAN
2. KANTOR LITBANG 14. LABORATORIUM
3. DIKLAT 15. BENGKEL
4. MESJID 16. DAERAH UTILITAS
5. KANTIN 17. DAERAH PABRIK
6. GUDANG 18. RUANG KONTROL
7. KOPERASI 19. DAERAH PERLUASAN PABRIK
8. KANTOR KESELAMATAN KERJA 20. POS SATPAM
9. POLIKLINIK 21. TAMAN
10. PERUMAHAN DIREKTUR 22. PARKIR
11. PERUMAHAN PEGAWAI 23. LAPANGAN TENIS
12. GOR 24. PENGOLAHANLIMBAH
41
7.2 Instrumentasi
Agar mutu produk tetap terjamin, maka operasi dijaga tetap dengan mantap.
Untuk kemantapan kondisi operasi tersebut membutuhkan suatu alat bantu yang
dikenal dengan instrumentasi.
Instrumentasi dapat dianggap sebagai otak dan syaraf mekanis dari proses
kontrol dari suatu industri. Alat kontrol ini dapat berupa pengukur (indicator),
pencatat (recorder) atau sebagai alat yang dapat mengembalikan ke kondisi yang
dikehendaki apabila terjadi penyimpangan dari kondisi yang telah di set.
Adapun penyimpangan – penyimpangan yang umum terjadi dalam operasi
adalah:
a. Temperatur
b. Tekanan
c. Tinggi permukaan fluida
d. Laju alir fluida
Pengendalian peralatan proses biasa dilakukan secara manual dan otomatis.
Pengendalian manual digunakan apabila pengendalian proses sepenuhnya
ditangani manusia, sedangkan otomatis digunakan apabila pengendalian proses
dilakukan oleh alat kontrol yang bekerja dengan sendirinya (otomatis).
Pengendalian proses secara otomatis biasanya dilakukan apabila tidak
memungkinkan dilakukan secara manual, ataupun karena biaya operasi alat
kontrol lebih mudah dibandingkan dengan tenaga manusia. Adapun keuntungan
pengendalian secara otomatis adalah:
a. Keselamatan kerja lebih terjamin.
b. Hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
c. Ketelitian lebih tinggi.
Oleh karena itu dalam merencanakan pabrik cenderung digunakan
pengontrolan secara otomatis, namun demikian tenaga manusia masih sangat
diperlukan dalam pengoperasian dan pengawasan selama proses berlangsung.
42
7.2.1 Pemilihan Alat Instrumen
Pemilihan alat instrumentasi sangat tergantung kondisi input, output dan
kondisi operasi. Oleh karena itu, untuk memilih alat kontrol harus diketahui input
apa saja yang tidak dapat dikontrol serta yang dapat dikontrol.
Pemakaian instrumentasi harus menguntungkan baik ditinjau dari segi
proses maupun ekonomi. Kriteria ini meliputi :
Mudah dalam pengontrolan
Mudah dalam perawatan dan perbaikan
Mudah untuk mendapatkan suku cadang
Harga alat murah dengan kualitas yang memadai (memenuhi standar)
Berikut ini peralatan proses pabrik beserta jenis– jenis instrumentasi yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 7.1 dibawah ini :
43
Tabel 7.1 Peralatan Proses Pabrik Beserta Jenis-Jenis Instrument yang Digunakan
44
2. Memakai jaket untuk mencegah kebocoran pada suatu sistem pemipaan.
3. Pipa – pipa yang dialiri fluida panas dan beracun diberi warna kontras dan
dipasang jauh dari tempat karyawan lewat.
4. Lampu – lampu penerangan pada pabrik harus dipasang memadai.
5. Kabel – kabel listrik pada daerah suatu proses diberi isolasi khusus yang
tahan terhadap panas.
6. Bangunan – bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir.
7. Ventilasi udara untuk laboratorium dan ruang penyimpanan bahan kimia
harus cukup, agar sirkulasi udara baik.
8. Sistem pemadaman kebakaran disesuaikan dengan jenis proses.
9. Pengontrolan harus diadakan secara periodic untuk semua peralatan dan
instalasi pabrik.
45
3. Sistem manajemen
Adapun kecelakaan yang disebabkan oleh system manajemen adalah :
Kurangnya perhatian terhadap keselamatan kerja.
Kurangnya penerapan prosedur kerja dengan baik.
Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan pabrik dan
modifikasi pabrik.
Tidak mengadakan inspeksi peralatan.
Kurang perhatian pada sistem penganggulangan bahaya.
46
BAB VIII
ORGANISASI PERUSAHAAN
47
8.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi akan menentukan kelancaran aktivitas perusahaan dalam
pencapaian keuntungan yang maksimal dan perkembangan perusahaan yang baik.
Dalam pengelolaan perusahaan direncanakan memakai sistem Line and staff
organization. Pemilihan sistem ini didasarkan atas beberapa azaz yang akan
dijadikan pedoman, antara lain :
Pembagian tugas dan wewenang yang jelas.
Sistem control atas kerja yang telah dilaksanakan.
Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
Pada sistem ini garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis, dimana :
a. Pimpinan yang terpusat pada satu tangan tidak akan menyebabkan
timbulnya kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas (adanya kesatuan
komando).
b. Kepala bagian merupakan orang yang ahli dibidangnya.
c. Keputusan dapat dijalankan dengan cepat.
Ada dua kelompok penting yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi line
and staff , yaitu :
Sebagai garis atau line yaitu orang – orang yang melaksanakan tugas
pokok operasional produksi.
Sebagai staff yaitu orang – orang yang membantu tugas dari para Dewan
Direksi dan Kepala Bagian.
Organisasi dan operasional pabrik gas Nitrogen, Oksigen dan Argon
dalam usaha menata manajemen perusahaan dan mengatur kebijakan
diawasi dan dikendalikan secara langsung oleh General Manager dan
menggunakan sistem garis, dimana pertanggungjawaban berjalan dari
bawah ke atas dan kebijakan dari atas ke bawah. Kebijakan dilaksanakan
oleh General Manager yang dibantu oleh beberapa manager bagian yaitu :
1. Manager Akuntansi / keuangan
2. Manager Umum / personalia
3. Manager Produksi
4. Manager Penjualan
Para manager melaksanakan tugasnya dengan membawahi para
48
supervisor. Supervisor ini bertugas mengkoordinir kerja para operator
sesuai dengan bidangnya masing-masing.
49
8.4 Sistem Kepegawaian dan Sistem Gaji
Pada pabrik gas nitrogen, oksigen dan argon ini sistem gaji karyawan
ditentukan berdasarkan tanggung jawab serta keahlian karyawan tersebut.
Pembagian karyawan pabrik ini dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Karyawan tetap
Karyawan tetap adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan
suatu keputusan direktur dan mendapat gaji bulanan sesuai kedudukan,
keahlian dan masa kerja.
2. Karyawan harian
Karyawan harian adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan
direktur tanpa surat keputusan direktur dan mendapat upah harian yang
dibayar setengah bulan sekali sesuai dengan hari kerja.
3. Karyawan tidak tetap (kontrak)
Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang digunakan oleh pabrik saat
diperlukan sesuai perjanjian yang disepakati dan diberhentikan sesuai
masa kontrak kerja. Keselamatan seluruh karyawan selama jam kerja
dijamin dengan asuransi tenaga kerja.
8.5 Sistem Kerja
Pabrik gas nitrogen, oksigen dan argon ini beroperasi selama 300 hari
setahun secara semi batch dengan waktu kerja 24 jam sehari. Untuk menjaga
kelancaran produksi serta mekanisme administrasi dan pemasaran, masa waktu
kerja dibagi dengan shift dan non shift.
8.5.1 Waktu Kerja Karyawan Non Shift
Tabel 8.1 Waktu Kerja Karyawan Non Shift
50
Shift Pagi : jam 07.00 – 15.00
Shift Sore : jam 15.00 – 22.00
Shift Malam : jam 22.00 – 07.00
8.6 Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan pada Pra Rancangan Pabrik gas nitrogen, oksigen dan
argon dapat dilihat pada Tabel 8.2 dan Tabel 8.3.
Tabel 8.2 Karyawan Non Shift
No Jabatan Jmlh
1. General manager 1
2. Manager keuangan 1
3. Manager umum 1
4. Manager produksi 1
5. Manager penjualan 1
6. Karyawan Pemasaran 2
7. Karyawan Administrasi dan SDM 2
8. Sekretaris 2
9. Kepala satpam 2
10. Sopir 2
11. Dokter 1
12. Perawat 2
.
Jumlah 18
Tabel 8.3 Karyawan Shift
No Jabatan Operator
1. Karyawan Produksi 16
2. Karyawan Utilitas 8
3. Karyawan Mesin (teknisi) 6
4. Karyawan Laboratorium dan Pengendali Mutu 6
5. Karyawan Instrumentasi dan Elektrikal 6
6. Satpam 4
7. Supervisor 4
8. Office boy 2
Jumlah 50
51
8.7 Kesejahteraan Sosial Karyawan
Jaminan sosial diberikan kepada karyawan, antara lain :
1. Tunjangan
Tunjangan berupa gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan.
Tunjangan jabatan yang diberikan berdasarkan jabatan yang dipegang
karyawan.
Tunjangan lembur yang diberikan pada karyawan yang bekerja diluar
jam kerja berdasarkan jumlah jam kerja.
2. Cuti
Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja
setahun.
Cuti sakit diberikan kepada karyawan yang menderita sakit
berdasarkan surat keterangan dokter.
Cuti mendadak diberikan kepada karyawan apabila terjadi hal – hal
diluar dugaan.
3. Perlengkapan kerja karyawan produksi
Perlengkapan kerja diberikan kepada karyawan berupa safety
shoes, safety earing, helm, pakaian, masker dan kacamata.
4. Pengobatan
Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang
diakibatkan oleh kecelakaan kerja ditanggung perusahaan sesuai
dengan undang – undang yang berlaku.
Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang tidak
disebabkan oleh kecelakaan kerja diatur berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan.
5. Asuransi tenaga kerja (ASTEK)
Asuransi tenaga kerja diberikan apabila karyawan lebih dari 10
orang atau dengan gaji karyawan Rp. 100.000/bulan.
52
Struktur Organisasi Perusahaan
GENERAL
MANAGER
53
BAB IX
ANALISA EKONOMI
53
9.2 Biaya Produksi (Total Production Cost)
Total Production Cost adalah biaya yang diperkirakan untuk menjalankan
pabrik. Biaya produksi terbagi 2, yaitu:
a. Manufacturing Cost
Manufacturing cost adalah biaya yang berhubungan dengan produksi yang
terdiri dari Direct Production Cost, biaya tetap dan biaya overhead.
Berdasarkan perhitungan Lampiran D, didapatkan harga manufacturing cost
seperti berikut.
- Direct Production Cost = US$ 7.426.866
54
Laba adalah hasil yang diperoleh dari total penjualan dikurangi total biaya
produksi. Laba kotor adalah laba sebelum dikeluarkan pajak, sedangkan laba bersih
adalah laba yang diperoleh setelah dikeluarkan pajak. Berdasarkan perhitungan
Lampiran D, diperoleh laba sebagai berikut.
- Laba kotor yang diperoleh adalah = US$ 50.966.865
= Rp 713.536.000.000
- Laba bersih yang diperoleh adalah = US$ 44.596.008
= Rp 624.344.000.000
9.4.2 Laju Pengembalian Modal (Rate of Return)
Rate of Return (ROR) merupakan perbandingan antara laba yang diperoleh
tiap tahun terhadap modal yang ditanamkan. Berdasarkan perhitungan Lampiran D
didapatkan nilai ROR sebesar 87,88 %.
9.4.3 Waktu Pengembalian Modal (Pay Out Time)
Pay Out Time (POT) merupakan lamanya waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan modal yang dipinjam. Berdasarkan perhitugan Lampiran D, POT
yang didapatkan adalah 1 tahun, 8 bulan.
9.4.3 Titik Impas (Break Even Point)
Break Event Point (BEP) atau yang lebih dikenal dengan sebutan titik impas
merupakan suatu kondisi dimana hasil penjualan produk sama dengan biaya produksi.
Berdasarkan perhitungan Lampiran D didapatkan BEP sebesar 26,61 %. Hal ini
menunjukkan bahwa pada 26,61 % dari kapasitas produksi yang terjual di pasaran
pabrik sudah bisa menutupi biaya produksi atau pabrik dinyatakan sudah balik modal.
Kurva BEP ini dapat dilihat pada Gambar 9.1.
55
Grafik BEP
56
BAB X
Berdasarkan uraian dan hasil perhitungan dari bab–bab sebelumnya pada pra
rancangan pabrik gas nitrogen, oksigen, dan argon dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Pra Rancangan Pabrik gas nitrogen, oksigen, dan argon dengan Kapasitas
Produk 125.000 ton/tahun, direncanakan untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri dan sebagian diekspor.
2. Dari analisa teknis dan ekonomi yang dilakukan, maka Pabrik gas nitrogen,
oksigen, dan argon dengan Kapasitas Produksi 125.000 ton/tahun layak
didirikan di Provinsi Riau.
3. Pra Rancangan Pabrik gas nitrogen, oksigen, dan argon merupakan
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas dengan struktur organisasi line and
staff dengan jumlah tenaga kerja 68 orang.
4. Dari perhitungan analisa ekonomi, maka Pabrik gas nitrogen, oksigen, dan
argon ini layak didirikan dengan :
Fixed Capital Investment (FCI) = US$ 43.134.672
57
pengkajian lebih lanjut sebelum pabrik ini didirikan. Kerjasama dengan disiplin ilmu
Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin dan Teknik Industri.
58
DAFTAR PUSTAKA