RPP Debat-Pelatihan 2017-X-2-1617
RPP Debat-Pelatihan 2017-X-2-1617
{ RPP 7}
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
A. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
1.1 Merumuskan batasan debat
de·bat /débat/ n pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dng
saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing: (KBBI)
Debat adalah proses saling bertukar pendapat untuk membahas suatu isu
dengan masing-masing pihak yang berdebat memberi alasan, bila perlu
ditambah dengan informasi, bukti, dan data untuk mempertahankan pendapat
masing-masing.
Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate. Istilah tersebut identik
dengan istilah sawala yang berasal dari bahasa Kawi yang berarti berpegang teguh
pada argumen tertentu dalam strategi bertengkar atau beradu pendapat untuk
saling mengalahkan atau memenangkan lidah.
Dari hasil debat biasanya diperoleh sudut pandang baru yang bisa diterima
kedua belah pihak. Meskipun demikian, tidak jarang debat berakhir dengan
keduanya tetap pada posisi awal, berbeda pendapat, tetapi dengan wawasan baru.
Debat di Indonesia sendiri dibagi menjadi dua aliran, yang pertama adalah
aliran konvensional atau aliran yang jarang dipakai, dan yang kedua adalah aliran
yang mengikuti standar internasional atau aliran yang yang sekarang sedang
digalakkan pemakaiannya di Indonesia. Sistim inilah yang menjadi acuan dalam
makalah kami.
Secara umum debat sendiri dapat dilakukan dengan cara berkelompok, yaitu
ada dua pihak yang di sini masing–masing memegang peranan sebagai pihak positif
dan negatif. Selain itu, mereka mencoba mempertahankan argumen mereka dengan
di dukung oleh bukti–bukti serta fakta–fakta yang mendukung kasus mereka, namun
terlebih dahulu sebelum mereka melakukan hal tersebut kedua belah pihak harus
memberikan suatu parameter yang jelas mengenai kasus (motion) mereka atau
memberikan suatu definisi yang menjelaskan kemana arah dari kasus mereka.
1.2 Mengidentifikasi Unsur-Unsur Debat;
1.2.1 Unsur-unsur debat adalah:
1. mosi/motion : keputusan rapat, msl parlemen, yg menyatakan pendapat atau
keinginan para anggota rapat; topik debat
Rpp 3.12-4.12-debat-x-2-1617-rahma-smakholis Page 2
2. tim afimasi, yang setuju terhadap mosi, sering disebut juga Pemerintah
(Government),
3. tim oposisi/oposition, yang menentang mosi (tim negatif)
4. tim netral, penonton/ juri yang dipanggil Members of the House (Sidang
Dewan yang Terhormat)
5. moderator, yang mengatur jalannya debat /ketua sidang (chairperson)
6. penulis/notulis
Pertemuan 2
1.4 Merumuskan Mosi Berdasarkan Isu atau Permasalahan yang Sedang Berkembang
Mosi dalam debat sama dengan topik dalam sebuah teks. Mosi menjadi dasar
bagi pihak-pihak yang terlibat debat untuk menentukan sikap apakah mendukung
atau menolak mosi. Berdasarkan mosi, semua pihak dapat menyiapkan argumen
untuk mendukung pendapatnya tentang mosi. Pada saat membuka debat,
moderator bisa menyampaikan mosi yang didebatkan. Perhatikan contoh kutipan
bagian pembuka debat berikut ini.
......
Siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antara Tim Afimasi dari SMA
Pembangunan Jaya, Tim Oposisi dari SMK Nusantara, serta Tim Netral dari MA Al-
Ikhlas.
Pagi ini kedua tim akan berdebat tentang “Bahasa Indonesia tergantung pada
bahasa asing.” Sebelum melaksanakan debat, saya akan membacakan tata tertib
debat sebagai berikut.
Mosi dalam kutipan debat di atas adalah bahasa Indonesia tergantung pada
bahasa asing. Selain disampaikan oleh moderator, tak jarang anggota tim yang
berdebat juga secara tersirat menyatakan opsi yang didebatkan. Perhatikan contoh
kutipan teks debat berikut ini.
Dari kalimat pertama kutipan teks debat di atas dapat diketahui bahwa isu atau
masalah yang didebatkan (mosi) adalah: penerapan kosa kata bahasa asing ke dalam
penggunaan bahasa Indonesia disebabkan ketidakberdayaan bahasa Indonesia
dalam interaksi antarbahasa.
1.5 Menyusun Pendapat Disertai Argumen baik untuk Mendukung maupun Menolak
Mosi
Topik debat, atau yang biasa disebut motion, adalah suatu permasalahan umum
yang terjadi di dalam masyarakat dan diketahui secara global oleh setiap orang.
Dalam membuat suatu topik diperlukan adanya suatu kejelian karena pada
dasarnya sebuah topik harus mengikuti analogi “Kacang di dalam kulit”, artinya
suatu topik debat harus memiliki kemampuan untuk dapat dikupas atau ditelaah
secara mendalam. Hal ini diperlukan karena pada saat proses berdebat mulai para
pihak baik positif maupun negatif akan memberikan suatu parameter kasus disertai
dengan definisi untuk memeperjelas arah debat tadi.
Sebelum mempertahankan pendapat tentang suatu isu atau permasalahan, hal
pertama yang harus dimiliki seseorang adalah memahami isu atau permasalahan
dengan baik. Untuk itu, pihak-pihak yang akan melakukan debat harus banyak
mencari informasi dari berbagai sumber misalnya dengan membaca berita,
menyimak berita dari radio atau televisi, atau menggali informasi dari narasumber
yang memahami isu atau permasalahan dengan baik.
Argumentasi
Argumentasi adalah proses menjelaskan mengapa sudut pandang tim tersebut
harus diterima. Argumentasi bukan opini, karenanya harus didukung oleh bukti-
bukti (contoh : fakta, statistik, kutipan pakar, pandangan masyarakaty, dll) yang
relevan.
Argumentasi yang baik :
a. Relevan
b. Tersusun dengan baik
c. Konsisten dan logis secara internal (Argumen seorang pembicara tidak boleh
kontradiktif dengan argumen pembicara lainnya)
d. Jelas, karena sebuah tim pada dasarnya sedang berusaha untuk meyakinkan
orang lain bahwa argumentasinya benar.
e. Menggunakan bukti-bukti secara efektif.
Berikut ini panduan untuk menyusun argumentasi yang baik :
a. Sedapat mungkin berikan konfirmasi mengenai fakta yang disampaikan
b. Bahas permasalahan dari semua sudut pandang
c. Argumentasi dari penguasa bobotnya tidak besar karena penguasa sering
membuat kesalahan.
2. Analogi
Analogi merupakan proses penarikan kesimpulan yang didasarkan atas
perbandingan dua hal yang berbeda, tetapi karena mempunyai kesamaan
segi, fungsi, atau ciri, kemudian keduanya dibandingkan (disamakan).
Kesamaan keduanya inilah yang menjadi dasar penarikan kesimpulan.
Perhatikan contoh berikut ini.
Pembanding 1:
Orang tua mendidik kita di rumah dengan penuh kasih sayang. Mereka
mengajari kita banyak hal. Tak jarang kita dimarahi ketika kita nakal dan
tidak mematuhi nasihat mereka.
Hal yang dibandingkan 2:
Di sekolah para guru juga mendidik kita dengan penuh kasih sayang.
Guru guru kita mengajari kita berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan,
bahkan juga memberikan teladan akhlak yang baik. Demi menanamkan
kedisiplinan dan tanggung jawab, para guru pun acapkali memberi
hukuman pada kita.
Kesimpulan :
Jadi, dapat dikatakan bahwa para guru adalah orang tua kita di sekolah.
Berdasarkan contoh penarikan kesimpulan secara analogi di atas dapat
diketahui bahwa rumusan simpulan dalam analogi adalah pembanding ^
hal yang dibandingkan ^ kesamaan kedua hal yang diperbandingkan.
3. Sebab-Akibat
Penarikan kesimpulan secara induktif berikutnya adalah sebab-akibat.
Dalam pola penalaran ini sebab bisa menjadi gagasan utamanya sedangkan
akibat menjadi gagasan penjelasnya. Namun, dapat juga terjadi sebaliknya.
Beberapa sebab dapat menjadi gagasan penjelas sedangkan akibat menjadi
gagaan utamanya. Dalam debat penarikan kesimpulan dilakukan setelah
pernyataan pendapat dan argumen disampaikan lebih dulu maka pola yang
kedua lebih tepat. Oleh karena itu akibat menjadi gagasan utama
sedangkan sebab-sebabnya menjadi gagasan penjelas yang disampaikan
lebih dulu.
B. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : saintifik (discovery learning)
b. Metode :
1. Tanya jawab
2. Penugasan
3. Inkuiri
C. Media Pembelajaran
1. Power point
2. Lembar Kerja Siswa
3. Video debat
D. Sumber Belajar
KBBI offline
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Bahasa Indonesia, SMA/MA/SMK/MAK
KELAS X - Edisi Revisi 2016. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta. (hal.
163-171 )
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Bahasa Indonesia,
SMA/MA/SMK/MAK KELAS X - Edisi Revisi 2016. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan: Jakarta. (hal. 181 s.d. 204 )
Persuasi, https://id.wikipedia.org/wiki/Persuasi,
Teks Negosiasi: (Pengertian, struktur isi, ciri bahasa, langkah penulisan dan contoh teks
negosiasi): http://sefaeka29.blogspot.co.id/2015/01/cara-menolak-dan-
mendukung-pendapat.html
Jenis-jenis debat: http://gioakram13.blogspot.com/2013/06/makalah-debat-
keterampilan-berbahasa.html#ixzz4XBmSCL4R
Identifikasi Masalah
16. Masing-masing kelompok mempelajari materi debat tentang
batasan, unsur-unsur, dan tata cara debat yang ada di dalam
buku paket.
17. Mempertanyakan hal-hal yang belum dipahami tentang tentang
batasan, unsur-unsur, dan tata cara debat.
18. Guru mengamati aktivitas siswa dan memberi penjelasan jika
diperlukan.
Pengumpulan data
19. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyaan/persoalan yang telah diidentifikasi melalui
kegiatan:
a. Mengamati lagi dengan seksama materi debat yang disajikan
dalam bentuk teks
19,20 :
Literasi media: Siswa menyimak dan mencatat hasil membaca
Pemantapan Karakter dengan sungguh-sungguh dan berani
menyampaikan komentar/pertanyaan
Critical Thinking: Peserta didik menetapkan batasan, unsur-unsur, dan tata
cara debat.
Pertemuan 2 (2 JP)
7,8 :communication
Mengeksplore Peserta didik untuk mengungkapkan persepsi tentang
debat
Pemantapan karakter: Memberikan gambaran agar Peserta didik
konsentrasi dengan alur pembelajaran pada materi debat.
Identifikasi masalah
17. Masing-masing kelompok mempelajari materi debat tentang mosi,
pendapat masing-masing tim, dan simpulan hasil debat
yang ada di dalam buku paket.
18. Mempertanyakan hal-hal yang belum dipahami tentang tentang
mosi, pendapat masing-masing tim, dan simpulan hasil debat..
19. Guru mengamati aktivitas siswa dan memberi penjelasan jika
diperlukan.
17,18,19:
Literasi media
Siswa menyimak
:Pemantapan Karakter dengan sungguh-sungguh dan berani
menyampaikan komentar/pertanyaan
Critical Thinking: Peserta didik menyampaikan hasil diskusi disertai
alasan mengapa itu termasuk batasan, unsur-unsur, dan tata cara debat
Pengumpulan data
20. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyaan/persoalan yang telah diidentifikasi melalui
kegiatan:
a. Mengamati lagi dengan seksama materi debat (mengidentifikasi
mosi, pendapat tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral, serta
menyimpulkan hasil debat) yang disajikan dalam bentuk teks
b. Mencari dan membaca berbagai referensi untuk menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang mengidentifikasi mosi,
pendapat tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral, serta
menyimpulkan hasil debat).
c. Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi debat
(mengidentifikasi mosi, pendapat tim afirmasi, tim oposisi, dan
tim netral, serta menyimpulkan hasil debat) yang telah disusun.
d. Mencatat semua informasi tentang materi debat
(mengidentifikasi mosi, pendapat tim afirmasi, tim oposisi, dan
tim netral, serta menyimpulkan hasil debat)) yang sudah di
peroleh
21. Guru memantau aktivitas siswa dan memberi penjelasan jika
diperlukan.
B. Penilaian Pengetahuan
a. Penilaian Proses
1. Teknik Penilaian : tes tulis
2. Bentuk Penilaian : soal uraian
3. Instrumen Penilaian : terlampir
Pertemuan ke-2
A. Penilaian Sikap
1. Teknik Penilaian : observasi
2. Bentuk Penilaian : lembar observasi (rubrik)
3. Instrumen Penilaian : terlampir
B. Penilaian Ketrampilan
a. Penilaian Proses
1. Teknik Penilaian : penugasan
2. Bentuk Penilaian : lembar observasi (rubrik), soal tugas
3. Instrumen Penilaian : terlampir
2. Sebuah mosi harus merupakan pernyataan yang dapat ditolak atau diterima,
bersifat kontroversial. Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut? Jelaskan
pendapatmu!