Hama Penggerek Kopi Dan Pengendaliannya - 1 PDF
Hama Penggerek Kopi Dan Pengendaliannya - 1 PDF
ABSTRAK
Hama penggerek kopi merupakan salah satu faktor biotik yang dapat menurunkan produksi kopi. Beberapa jenis
hama penggerek yang menyerang kopi di Indonesia, yaitu penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei Ferr.
(Coleoptera: Curculionidae)), penggerek batang kopi (Zeuzera coffeae Nietn. (Lepidoptera: Cossidae)), dan
penggerek ranting kopi (Xylosandrus compactus Eichhoff. (Coleoptera: Curculionidae)). Serangan ketiga jenis
hama penggerek tersebut telah tersebar di sentra produksi kopi nasional dan telah mengakibatkan kerusakan
secara ekonomi. Berdasarkan aspek biologi, ketiga hama tersebut berpotensi untuk berkembang dengan cepat
dan menjadi hama utama apabila kondisi ekologinya menguntungkan. Beberapa teknologi pengendalian hama
penggerek kopi telah tersedia, seperti kultur teknis, mekanis, biologis, dan kimia dengan pestisida sintetik dan
nabati. Integrasi teknologi pengendalian yang disesuaikan dengan karakter perkebunan rakyat diharapkan efektif
mengendalikan hama tersebut.
ABSTRACT
Borer pest is one of the biotic factors that can decrease coffee productions. Several borer pests have been reported
attacking coffee in Indonesia, namely the coffee berry borer Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera:
Curculionidae)), coffee stem borer Zeuzera coffeae Nietn. (Lepidoptera: Cossidae), and coffee twig borer Xylosandrus
compactus Eichhoff. (Coleoptera: Curculionidae). The three kind of borer pests have spread over the central national
coffee productions and have resulted on economic damages. Based on biological aspects, the pests have potency to
grow rapidly and become main pest if the ecological conditions are favorable. Some technologies for controlling
borer pests are availabl, such as technical culture, mechanical, biological, and chemical or botanical pesticides.. The
integration of these technologies synchronized with smallholders characters are expected to be effective in
controlling these pests.
Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat 121
Hama Penggerek Kopi dan Pengendaliannya
A B C
Gambar 1. Gejala serangan PBKo pada biji kopi: A. lubang gerekan, B. larva berada dalam buah kopi, C. larva,
pupa dan imago di dalam buah kopi
(Sumber: Bittenbender et al., 2012)
122 Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat
Samsudin dan Funny Soesanthy
Gambar 2. Penggerek buah kopi: (A) telur, (B) larva, (C) pupa, dan (D) imago.
(Sumber: Constantino et al., 2011)
Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat 123
Hama Penggerek Kopi dan Pengendaliannya
124 Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat
Samsudin dan Funny Soesanthy
a b
Gambar 3. a). C. stephanoderis Betrem (Hymenoptera: Bethylidae), b). P. coffea LaSalle (Hymenoptera:
Eulophidae), (Sumber: Jaramillo et al., 2006)
Parasitoid yang sering digunakan aplikasinya relatif lebih mudah. Strain jamur
untuk mengendalikan PBKo adalah Prorops patogen mudah diisolasi dari PBKo yang
nasuta Waterston, Cephalonomia stephanoderis terinfeksi di lapang, sementara itu proses
Betrem (keduanya Hymenoptera: Bethylidae) perbanyakan massalnya dapat dilakukan
(Gambar 3a), dan Phymastichus coffea LaSalle dengan hanya menggunakan beras. Cara
(Hymenoptera: Eulophidae) (Gambar 3b). aplikasi B. bassiana di lapangan sangat mudah,
Ketiganya adalah ektoparasitoid larva, pre- yaitu buah masak pertama yang terserang
pupa dan pupa. Menurut Jaramillo et al. PBKo, dikumpulkan, dicampur dengan jamur,
(2009), sebesar 97% P. nasuta ditemukan di dan dibiarkan selama satu malam,
dalam buah yang jatuh ke tanah. Oleh sebab kumbangnya akan keluar dan dilepas sehingga
itu pemungutan buah kopi yang jatuh ke tanah dapat menularkan jamur kepada pasangannya
juga dapat mengurangi populasi parasitoid ini. di kebun. Hasil penelitian Barrera (2008)
C. stephanoderis dan P. coffea merupakan menunjukkan bahwa jamur B. bassiana efektif
parasitoid asli Afrika yang telah banyak mengendalikan PBKo. Menurut Hindayana et
terkirim ke berbagai negara penghasil kopi. al. (2002), aplikasi jamur B. bassiana yang
Di Indonesia, C. stephanoderis telah tepat dilakukan pada saat kulit tanduk buah
diperbanyak dan dilepas untuk mengendalikan sudah mengeras. Gambar 4 adalah kumbang
PBKo di perkebunan kopi di Malang. Tingkat yang terserang B. bassiana.
parasitasi P. coffea terhadap PBKo mencapai
lebih dari 55% setelah dilepaskan di Meksiko, 4) Pestisida Sintetik dan Pestisida Nabati
dan diharapkan populasinya dapat Insektisida sintetik yang paling
berkembang sendiri 8-12 bulan setelah banyak digunakan untuk mengendalikan PBKo
dilepaskan pertama kali (Galindo et al., 2002). oleh petani kopi saat ini adalah endosulfan
Walaupun demikian, pelepasan parasitoid dan chlorpyrifos. Kedua jenis insektisida ini
harus diulang secara berkala agar efektif sangat berbahaya bagi manusia dan
mengendalikan populasi PBKo di lapang. mencemari lingkungan (Baker et al., 2002).
Pemanfaatan jamur patogen serangga Menurut Magina (2005), endosulfan bersifat
untuk mengendalikan PBKo lebih berkembang sangat persisten sehingga kemungkinan
dibandingkan musuh alami lainnya. Hal ini kandungan pestisida ini masih terbawa pada
dikarenakan proses isolasi dari lapangan, produk turunan kopi. Pestisida ini juga dapat
perbanyakan massal, formulasi, dan bertahan di lingkungan selama beberapa bulan
Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat 125
Hama Penggerek Kopi dan Pengendaliannya
setelah aplikasi. Barrrera (2008) Larva yang berhasil masuk ke dalam batang
menyarankan penggunaan pestisida sintetik atau cabang akan membuat terowongan di
dapat dilakukan jika populasi PBKo sudah dalamnya. Sisa-sisa gerekan kayu dan kotoran
mencapai ambang ekonomi. Waktu larva keluar melalui lubang masuknya
penyemprotan yang tepat saat imago PBKo sehingga dapat dijadikan sebagai tanda adanya
mulai penetrasi buah atau sekitar 90-140 hari serangan. Pada tanaman yang masih muda
setelah pembungaan utama. dapat menyebabkan kematian tanaman secara
Penggunaan pestisida nabati untuk keseluruhan. Tanaman yang diserang
mengendalikan PBKo juga telah digunakan di penggerek batang atau cabang umumnya
beberapa perkebunan kopi. Tephrosia sp. telah relatif lebih rentan terhadap serangan rayap
digunakan di Tanzania untuk mengendalikan dan jamur. Tanaman juga mudah patah karena
PBKo. Konsentrasi yang digunakan adalah bagian dalam batang keropos.
sebanyak 50-100 g daun/liter air dan Beberapa jenis hama penggerek
ditambah dengan sedikit air sabun (Paul et al., batang atau cabang merupakan bagian dari
2001). ordo Coleoptera, famili Cerambycidae dan
Curculionidae, dan ordo Lepidoptera, famili
PENGGEREK BATANG DAN CABANG KOPI Cossidae. Tabel 1 menyajikan beberapa jenis
penggerek batang atau cabang kopi dan
Penggerek batang dan cabang juga wilayah sebarannya (Vega et al., 2006; Barrera,
termasuk hama utama yang harus menjadi 2008). Dari beberapa jenis hama penggerek
perhatian di Indonesia karena mengakibatkan batang dan cabang kopi tersebut, yang telah
tanaman kopi mati dan roboh. Secara umum, menjadi hama penting dan harus diwaspadai
biasanya imago betina dari hama penggerek keberadaannya di Indonesia adalah penggerek
akan meletakan telur pada batang atau cabang batang dan cabang merah Zeuzera coffeae
kopi. Larva instar pertama mengelilingi batang Nietn dan penggerek cabang Xylosandrus
atau cabang mencari jalan masuk ke dalamnya. compactus.
Xylotrechus quadripes Coleoptera: Asia Tenggara dan India Burung, Beauveria bassiana
(Chevrolat) Cerambycidae Parasitoid:
Bethylidae, Braconidae,
Eurytomidae, Evaniidae,
Ichneumonidae.
126 Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat
Samsudin dan Funny Soesanthy
Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat 127
Hama Penggerek Kopi dan Pengendaliannya
Hidupnya terbatas di daerah panas dan tropis. kumbang betina, tetapi dalam cabang yang
Walaupun demikian, kumbang diketahui berukuran 8-22 mm dapat ditemukan lebih
mampu memakan dan berkembang biak di dari 20 kumbang betina (Dixon et al., 2005).
berbagai pohon dan semak, baik yang
komersial maupun pohon asli pada suatu
daerah (Drizd, 2003). Lebih dari 224 species
tanaman, dalam 62 famili, menjadi inang
penggerek cabang ini (Dixon et al., 2005).
Luas serangan X. compactus sudah merata
yaitu 65% pada sistem kopi multistrata dan
75% ada sistem kopi naungan sederhana di
perkebunan kopi di Lampung Barat (Rahayu et
al., 2006).
Morfologi
Kumbang betina berukuran panjang
1,4-1,9 mm dan lebar 0,7-0,8 mm. Badan
kokoh, silindris memanjang berwarna coklat Gambar 6. Imago X. compactus Eichhoff
(Sumber: www.coffeeterms.com)
kehitaman. Bagian posterior pronotum
berlubang jelas dan pada bagian basalnya
Teknologi Pengendalian Penggerek Batang
ditumbuhi seta yang panjang dan kaku. Jantan
atau Cabang
berukuran panjang 0,8-1,1 mm dan lebar 0,4-
0,5 mm. Tubuh bulat dan berwarna merah Kondisi tanaman yang lemah
merupakan faktor utama terjadinya serangan
kecoklatan. Jantan tidak dapat terbang. Telur
penggerek batang atau cabang kopi. Oleh
kecil (0,3 mm lebar x 0,5 mm panjang), putih
karena itu untuk mencegah terjadinya
dan berbentuk oval. Kepala larva berbentuk
serangan dan penyebarannya dapat dilakukan
kapsul coklat. Tubuh putih krem dan bulat
telur. Ukuran pupa sama panjang dengan dengan beberapa cara, yaitu:
imago dan bertipe eksarata (Dixon et al., 2005)
1) Kultur Teknis
(Gambar 6).
Pengendalian secara teknis dapat
dilakukan dengan menjaga kesehatan tanaman
Biologi dan Ekologi
yaitu dengan memberikan kondisi lingkungan
Betina yang sudah kopulasi terbang
yang optimal bagi pertumbuhan tanaman kopi,
pada siang hari, mencari ranting baru untuk
antara lain dengan (a) memberikan penaungan
proses peletakkan telur. Betina bersifat
partenogenetik. Kumbang betina membangun sekitar 30% agar aktivitas fotosintesis
tanaman kopi tetap teratur, (b) menjaga
lorong sepanjang 1-3 cm di dalam ranting dan
kesuburan tanah, menjaga pH tanah tetap
menetaskan telurnya. Betina meletakkan telur
30-50 butir. Telurnya diletakkan dalam seimbang dan menjaga kelembaban tanah
tetap sesuai bagi pertumbuhan tanaman kopi.
kelompok kecil yang terdiri dari 8-15
butir/kelompok (Hindayana et al., 2002).
2) Mekanis dan Fisik
Kumbang X. compactus merupakan ambrosia
Pengendalian secara mekanis dapat
beetle, imago dan larva memperoleh tambahan
nutrisi dengan memakan jamur daripada dilakukan dengan menjaga kebersihan
lingkungan dari sumber serangan yaitu dengan
jaringan tanaman kopi (Barrera, 2008). Jamur
memotong dan memusnahkan material
ini tumbuh dan berkembang di dalam lubang
gerek dan juga dapat mematikan tanaman tumbuhan yang telah terserang. Pemusnahan
dapat dilakukan dengan membakar cabang-
inang.
cabang yang terserang agar telur, larva dan
Siklus hidup mulai dari telur sampai
imago yang masih ada di dalamnya mati.
menjadi dewasa berlangsung selama 28 hari
Secara fisik khusus untuk pengendalian
pada suhu 25 oC (Dixon et al., 2005). Menurut
penggerek batang Z. coffeae, pengendalian lain
Hindayana et al. (2002), sesudah lima hari,
dengan menggunakan perangkap cahaya dapat
telur menetas menjadi larva. Larva berumur
dilakukan, mengingat imagonya aktif pada
10 hari kemudian menjadi pupa. Stadia pupa
malam hari dan tertarik pada cahaya lampu.
selama 7 hari, dan setelah itu keluar sebagai
Sehingga jika ngengat tersebut dapat
kumbang dewasa. Satu atau lebih kumbang
ditangkap maka akan dapat mengurangi
betina dapat berada dalam lubang gerek
populasi serangan dan resiko terjadinya
tersebut. Secara umum, jika diameter cabang
serangan yang parah.
berukuran kurang dari 7 mm hanya ada satu
128 Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat
Samsudin dan Funny Soesanthy
Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat 129
Hama Penggerek Kopi dan Pengendaliannya
Galindo, V. H., F. Infante, A. Castillo, J. F. Barrera, E. Pinson, Manurung. 2008. Penggunaan Brocap Trap untuk
G. Gonzalez, J. C. Esponoza. 2002. Establecimiento Mengendalikan Serangga Penggerek Buah Kopi
preliminar del parasitoide Physmastichus coffea Hypothenemus hampei Ferr pada Ketinggian yang
(Hymenoptera: Eulophidae) en Chiapas, Mexico. In: Berbeda pada Tanaman Kopi. Skripsi Universitas
Memorias del XXV Congreso nacional de Control Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.
Niologico. Hermosillo, Sonora, Mexico. p. 44-46.
Najiyati, S. D. 2004. Kopi Budidaya dan Penanganan
Hindayana, D., D. Judawi, D. Priharyanto, G. C. Luther, G. N. PascaPanen. Penebar Swadaya. Bogor.
R. Purnayara, J. Mangan, K. Untung, M. Sianturi, R.
Mundy, dan Riyanto. 2002. Musuh Alami, Hama dan Paul, W. D., J. Mwangi, and W. Mwaiko . 2001. Particiatory
Penyakit Tanaman Kopi. Proyek Pengendalian Hama Work with IPM-Farmer Groups in Tanzania-German,
Terpadu. Direktorat Perlindungan Perkebunan, Project for Integrated Pest Management (IPM).
Direktorat Bina Produksi Perkebunan, Departemen Nothern zone. 53 p.
Pertanian. Jakarta. 52 hlm. Prat, A. W. dan N. F. Haneda. 1999. Studi mekanisme
Husaeni, E. A. 2000. Diktat Hama Hutan Tanaman di toleransi leda (Eucalyptus deglupta Blume) terhadap
Indonesia. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian hama penggerek batang (Zeuzera cofeae) untuk
Bogor. Bogor. menunjang pemuliaan jenis. Jurnal Manajemen
Hutan Tropika 5 (1): 47-55.
Irulandi, S., R. Rajendran, C. Chinniiah, S. D. Samuel. 2007.
Influence of weather factors on the incidence of Rahayu, S., A. Setiawan, E. A. Husaeni, dan S. Suyanto.
coffee berry borer, Hypothenemus hampei (Ferrari) 2006. Pengendalian hama Xylosandrus compactus
(Scolytidae: Coleoptera) in Pulney hills, Tamil Nadu. pada agroforestri kopi multistrata secara hayati:
Madras Agric. J. 7 (12): 218-231. studi kasus dari Kecamatan Sumberjaya, Lampung
Barat. Agrivita 28(3). http://www.worldagro
Jaramillo, J., C. Borgemeister, P. Baker. 2006. Review forestrycentre.org/sea/Publications/files/journal/J
Article. Coffee berry borer Hypothenemus hampei A0247-07.PDF [7 Oktober 2012].
(Coleoptera: Curculionidae): searching for
sustainable control strategies. Bull. Entomol. Ratmawati I. 2011. Penggerek batang merah (Zeuzera
Research 96: 223–233. coffeae) pada tanaman kopi.
(http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpsur/ [12
Jaramillo, J., A. Chabi-Olaye, C. Borgemeister, C. Kamonjo, Oktober 2012].
H. M. Poehling, and F. E. Vega. 2009. Where to
sample? Ecological implications of sampling strata in Sulistyowati, E., S. Mangoendihardjo, dan F. X. Wagiman.
determining abundance of natural enemies of the 1999. Respon fungsional parasitoid Cephalonomia
coffee borer, Hypothenemus hampei. Biol. Control stephanoderis Betr. terhadap penggerek buah kopi,
49: 245-253. Hypothenemus hampei (Ferr.). Pelita Perkebunan 15
(2): 101-108.
Kuruseng, M. A. dan Rismayani. 2010. Intensitas serangan
kumbang bubuk buah (Stephanoderes hampei) pada Sulistyowati, E., E. Mufrihati, dan A. Wahab. 2002.
pertanaman kopi di Desa Bulukamase, Kecamatan Pengujian Keefektifan Insektisida Regent 60 SC dan
Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Decis Tablet terhadap Penggerek Buah Kakao
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan Conopomorpha cramerella. Pusat Penelitian Kopi
PEI dan PFI XX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan, dan Kakao Indonesia. Jember. 14 hlm.
27 Mei 2010. Hlm. 221-224. Vega, F. E., M. B. Blackburn, C. P. Kurtzman, P. F. Dowd.
Laila, M. S. I, N. Agus, dan A. P. Saranga. 2011a. Identifikasi 2003. Identification of a coffee berry borrer
penyakit busuk buah pada tanaman kopi Arabika associated yeast: does it break down caffein?
(Coffeea arabica Linn.). Prosiding Seminar dan Entomologia Experimentalis at Aplicata 107: 17-24.
Pertemuan Tahunan XXI PEI, PFI Komda Sulawesi Vega, F. E. 2004. Coffee berry borer Hypothenemus hampei
Selatan dan Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi (Ferrari) (Coleoptera: Scolytidae). Encyclopedia of
Sulawesi Selatan, tanggal 7 Juni 2011. 16 hlm. Entomology (1): 575-576.
Laila, M. S. I., N. Agus, dan A. P. Saranga. 2011b. Aplikasi Vega, F. E., F. Posada, and F. Infante . 2006. Coffee insects:
konsep pengendalian hama terpadu untuk ecology and control. Encyclopedia of Pest
pengendalian hama bubuk buah kopi Management. DOI:10.1081/E-EPM-120042132.
(Hypothenemus hampei). Jurnal Fitomedika 7 (3):
162–166. Vega, F. E., F. Infante, A. Castillo, and J. Jaramillo. 2009. The
coffee berry borer, Hypothenemus hampei (Ferrari)
Magina, F. L. 2005. A review of coffee pest management. (Coleoptera: Curculionidae): a short review, with
TACRI (Tanzania coffee Research Institute). recent findings and future research directions.
Mangan, J. and M. S. Mangan. 2002. FFS for Estate Crops: Terrestrial Arthropod Reviews 2: 129-147.
Ecological, Organizational and Methodological Wiryadiputra, S. 2007. Pengelolaan Hama Terpadu pada
Constraints for Carrying Out FFS Training in Penggerek Buah Kopi, Hypothenemus hampei (Ferr)
Cashew, Cocoa, Coffee, Pepper, and Tea. dengan Komponen Utama pada Penggunaan
International Learning Workshop in Farmer Field Perangkap Brocap Trap. Pusat Penelitian Kopi dan
Schools (FFS): Emerging issues and challenges. Kakao Indonesia. Jember, Jawa Timur. Hlm. 2-9.
Yogyakarta. Indonesia.
Yulianto. 2007. Pengendalian hama penggerek batang
Manti, L. 2004. Produk Pertanian di Era Globalisasi. Dalam (Zeuzera coffeae Neitner) pada tanaman kelengkeng
Harian Umum Independen Singgalang, Jum’at 19 (Dimocarpus longan (Lour) Steud.). JPPTP. 10 (3):
Agustus 2004. http://www.yahoo.com 3 hlm. [12 217–224.
Oktober 2012]
Yang, F. R, G. LiangZhen, L. EnYi, and G. HaiYin. 2000.
Bionomics of Zeuzera coffeae and its control. Journal
Plant Protection 26 (4): 12-14
130 Bunga Rampai Inovasi Teknologi Tanaman Kopi untuk Perkebunan Rakyat