Anda di halaman 1dari 8

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya,
kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Pengambilan Keputusan
Etis” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang
perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang
disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit
kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait,
maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada Dosen mata kuliah Etia Kristen yang telah memberikan pengarahan
dengan baik.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala
kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu
menjadi acuan dalam mata kuliah bersangkutan.

Salatiga, 28 Januari 2016

Penulis,

Kelompok 8

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. 1


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….......... 2
BAB I …………………………………………………………………………………....... 3
PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………………… 3
Rumusan Masalah ……………………………………………………...... 3
Tujuan …………………………………………………………………….. 3
BAB II …………………………………………………………………………………...... 3
PEMBAHASAN
Pengertian Keoutusan Etis ………………………………....................... 3
Faktor-Faktor ……………………………………………………............. 3
Iman …………………………………………………………......... 3
Tabiat ……………………………………………………………... 4
Lingkungan Sosial ………………………………………………...4
Norma-norma …………………………………………………….. 5
Situasi ……………………………………………………………... 5
Langkah-lagkah ………………………………………………………….. 6
Model 1 ………………………………………………................... 6
Model 2 ……………………………………………………………. 6
Cara Pengambilan Keputusan Etis …………………………………....... 7
BAB III …………………………………………………………………………………… 7
PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………………….. 7
Saran ……………………………………………………………………… 7
Daftar Pustaka …………………………………………………………… 8

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keputusan etis merupakan salah satu keputusan yang harus dibuat oleh setiap
profesional yang mengabdi pada suatu bidang pekerjaan tertentu,baik di bidang pendidikan,
akuntansi, pemasaran, dan agama. Dalam kehidupan di zaman sekarang terjadi beberapa
kasus penyimpangan etika, khususnya disini etika kristen makan dari itu dibutuhkan
pengambilan keputusan etis untuk menyelesaikan beberapa kasus-kasus penyimpangan dalam
pengambilan keputusan etis dari berbagai faktor-faktor yang ada didalamnya. Faktor-faktor
karakteristik individu yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis antara lain tahapan
perkembangan moral.1
Kasus pelanggaran etika seharusnya tidak terjadi jika individu-individu mempunyai
pengetahuan, pemahaman, dan kemauan untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara
memadai dalam pelaksanaan pengambilan keputusan etis. Banyak individu dalam
pengambilan keputusan etis yang lebih banyak mementingkan kepentingan individu dari pada
kelompok atau kepentingan bersama. Maka dari itu dalam pengambilan keputusan etis harus
berdasar dengan agama khususnya dasar etika kristen.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah adalah "Apa dan Bagaimana
pengambilan keputusan etis dan langkah-langkah pengambilan keputusan etis?”

C. Tujuan
Secara umum agar mahasiswa mengetahui “Pengambilan keputusan etis dan langkah-
langkah dalam pengambilan keputusan etis” dengan benar.

BAB 2
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengambilan Keputusan Etis


Suatu hal yang harus ditentukan atau diputuskan dengan etika secara umum. Etika
adalah sebagai salah satu cabang ilmu filsafat yang secara khusus mengkaji perilaku manusia,
dewasa ini telah cukup berkembang dan memiliki berbagai cabang atau sepesialisasi.

2. Faktor-faktor Pengambilan Keputusan Etis


2.1 Iman
Iman adalah percaya. Percaya dengan cara membenarkan sesuatu dalam hati,
kemudian diucapkan oleh lisan dan dikerjakan dengan amal perbuatan.

1
(Trevino, 1986; Trevino dan Youngblood, 1990) dalam Purnamasari (2006)

3
Ada 4 unsur Iman yang membentuk satu kesamaan hidup :
2.1.1 Iman sebagai kepercayaan dan kesetraan kita kepada sesuatu yang kita
anggap penting. Iman adalah kepercayaan yang praktis pada sesuatu yang paling
dihargai, yang paling pokok dalam kehidupan kita.
2.1.2 Iman sebagai hubungan perorangan dengan Allah. Iman kristen artinya
hubungan yang erat dan akrab dengan Allah, suatu penyerahan diri kepada-Nya.
2.1.3 Iman sebagai pengikut sertaan dalam perkerjaan Allah. Allah bekerja
melalui gereja dan dunia sehingga kita dipanggil untuk memberitakan pekerjaan
Allah dalam peristiwa luar gereja.
2.1.4 Iman sebagai pendirian tentang apa yang benar. Kepercayaan mengenai sifat
dan pekerjaan Allah Sangat mempengaruhi perilaku atau kelaukan kita. Sifat
Allah yang mengasihi akan membuat kita akan mengasihi juga dan mengasihi
sesama umat, bukan karena takut tapi karena bersyukur.

2.2 Tabiat
Tabiat adalah susunan batin (sifat) seseorang yang dibentuk melalui interaksi
dengan lingkungan dan Allah, yang memberi arah kepada keinginan dan perbuatan
orang itu.
Faktor yang membentuk Tabiat :
2.2.1 Bagian yang bersifat pembawaan dari lahir sebagai pemberian Tuhan
2.2.2 Bagian yang dibentuk oleh usaha diri sendiri (misal lingkungan sosial)
Tabiat yang diubahkan akan mempunyai ciri-ciri:
a. Berintegritas
b. Mempunyai pengertian terhadap kehendak Allah dan kepekaan pada hal-hal
yang baik.
c. Kebijakan-kebijakan
d. Menjadi serupa dengan kristus

2.3 Lingkungan Sosial


Lingkungan sosial mempengaruhi pengambilan keputusan etis tapi tidak
menentukan keputusan etis.Lingkungan sosial seperti keluarga,sekolah,gereja,dan
budaya mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai moral walau pada akhirnya kita
sendiri yang memutuskan dan bertanggung jawab pada keputusan dan perbuatan diri
sendiri. Jadi dapat dikatakan kita dipengaruhi oleh masyarakat dan mempengaruhi
masyarakat secara timbal balik.
Dalam hidup bermasyarakat kita harus ada keterbukaan,keterbukaan dibagi
menjadi dua yaitu keterbukaan tanpa sebuah karakter yang kuat ini berarti
menyesuaikan atau cenderung menerima semua pendapat orang lain daripada
pendapatnya sendiri.kedua adlah keterbukaan orang yang mempunyai karakter yang
kuat. Orang ini dapat menerima dan belajar dari hal-hal yang baik ,ia dapat menolak
pendapat orang lain bila ia yakin pendapat itu salah.

4
2.4 Norma-norma
Norma adalah patokan yang dipakai untuk menilai perbuatan manusia dan
menolong manusia untuk mengambil keputusan yang benar. Dua jenis norma yan
terpenting adalah prinsip-prinsip yang memberikan bimbingan secara umum dan
peraturan-peraturan yang lebih spesifik.
Sumber yang paling berotoritas untuk norma-norma bagi orang kristen adalah
Alkitab. Ada lima hal berkaitan dengan peranan norma dalam kehidupan moral:

2.4.1 Norma dan kasih-karunia Allah. Norma-norma kristen bukan peraturan kaku
melainkan sebuah pedoman untuk mencapai hidup yang lebih bahagia.
2.4.2 Norma dan kedaulatan Tuhan. Ada beberapa teolog yang menolak peraturan
manusia karena dianggap bertentangan dengan kedaulatan Tuhan. Tetapi,
sebenarnya Roh Kudus dapat membimbing untuk menerapkan peraturan dengan
benar sesuai kehendak-Nya tanpa bertentangan dengan kedaulatan-Nya.
2.4.3 Norma dan situasi. Etika situasi menolak peraturan-peraturan yang berlaku
secara absolut dalam setiap situasi. Misalnya bolehkah mencuri pistol yang akan
dipakai untuk membunuh.
2.4.4 Kasih dan norma-norma yang lebih terperinci. Poin ini mirip dengan poin di
atas. Ada kalanya peraturan bertentangan dengan kasih agape. sebenarnya norma
memerlukan kasih dan kasih memerlukan norma.
2.4.5 Norma batin. Bagaimana hubungan antara hukum tertulis dengan hukum hati
nurani?. Kepekaan hati nurani harus selalu ditundukkan pada Firman Tuhan dan
bimbingan Roh Kudus.

2.5 Situasi
Pengertian tentang situasi penting karena dalam kesamaan pandangan akan
norma-norma dan nilai-nilai hidup, manusia dapat berselisih tentang tindakan yang
harus dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya pengertian yang berbeda tentang
situasi. Jadi pengertian mengenai situasi penting karena:

a. Agar dapat menerapkan norma-norma dan nilai-nilai etis kepada situasi tersebut.
Suatu perbuatan yang salah dalam suatu situasi tertentu dapat menjadi benar dalam
situasi yang lain.
b. Agar dapat melakukan perbuatan yang tepat dan berguna dalam situasi tersebut.
Pengertian tentang situasi dapat menolong untuk membuat rencana dan melakukan
tindakan yang terbaik dalam situasi tersebut.
c. Agar dapat mengetahui masalah-masalah yang memerlukan perhatian. Dengan
memahami situasi, kita dapat membedakan akan masalah yang penting dan yang
kurang penting.

5
Agar dapat memperbaiki pengertian akan situasi, ada beberapa hal dapat dilakukan :
a. Penyelidikan yang maksimal akan situasi agar mendapatkan pengertian yang
mendalam.
b. Menggunakan bahan-bahan ilmiah dan pendapat para ahli.
c. Memperluas pengertian tentang situasi.
d. Peka terhadap pekerjaan dan kehendak Allah.
e. Peka terhadap kebutuhan orang lain.

3. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan Etis

3.1 Model 1 (DB)


a. Identifikasi Masalah yaitu suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah
yang di mana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali
sebagai suatu masalah. Tujuan identifikasi masalah yaitu agar kita
maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan
dengan judul penelitian. Identifikasi masalah sebaiknya menggunakan kalimat
tanya yang dimulai dengan bagaimana atau mengapa karena mutunya lebih
tinggi daripada hanya menjawab apa, siapa dan di mana.
b. Definisikan Masalah adalah sama halnya dengan pembatasan masalah. Agar
masalah masalah dapat dijawab dan dikaji secara mendalam, masalah tersebut
harus dibatasi agar Masalah tersebut tidak melebar ke topik lain.
c. Kumpul dan olah data secara mutakhir secara lengkap . yang
dimaksudkan disini kita setalah mendefiniskan masalah atau membatasi
masalah tersebut kita harus mengumpulkan data dari permasalahan-
permasalah yang sudah batasi tadi.
d. Analisis Data dan kasus yaitu menganalisis data dan kasus dari data yang
terkumpul.
e. Apa kata Al-Kitab? Maksudnya yaitu Al-kitab memandang masalah itu selaras
atau tidak dengan Al-kitab.
f. Identifikasi alternatif yang mungkin terjadi.
g. Menganalisis beberapa alternatif terbaik (analisis Al-Kitab dan keputusan).
h. Membuat keputusan etis yaitu membuat keputusan dari masalah yang telah di
kaji sebelumnya
i. Melaksanakan keputusan etis yaitu melaksanakan putusan yang telah di ambil
tadi
j. Evaluasi hasil dan kesimpulan yaitu mengevaluasi hasil dari pengambilan
keputusan dan mengambil kesimpulan dari semua masalah yang telah di kaji.

3.2 Model 2 (YBS)

6
a. Deskripsi adalah satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang
dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti
oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri.2
b. Analisa adalah suatu usaha untuk mengamati secara detail sesuatu hal atau
benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau
penyusunnya untuk di kaji lebih lanjut. Jadi analisa disini yaitu menganalisa
data untuk pengambilan keputusan dari deskripsi sebelumnya.
c. Refleksi tinjauan etis
d. Keputusan atau tindakan, maksudnya yaitu mengambil keputusan atau
memberikan tindakan dari masalah yang di kaji.

4. Sumber-sumber Bantuan
Agar dapat mengambil keputusan yang baik, tepat, dan benar maka diperlukan :

3.1 Doa, ibadah, dan Roh Kudus. Gaya hidup yang dibentuk oleh doa dan ibadah
serta dibimbing oleh Roh Kudus merupakan kebutuhan yang sangat penting.
3.2 Gereja dan orang-orang lain. Persekutuan dengan orang percaya lainnya akan
menguatkan, bahkan orang tidak percayapun mungkin mempunyai pengetahuan
yang belum kita punyai.
3.3 Alkitab. Pengaruh Alkitab yang terpenting adalah membentuk iman dan
karakter/tabiat sehingga kita dibekali untuk mengambil keputusan sesuai dengan
kehendak Tuhan.
3.4 Bahan bacaan yang bermutu yaitu sumber pengetahuan di luar Alkitab. Alkitab
mempunyai kewibawaan yang utama tapi tidak tunggal. Jadi Alkitab tetap menjadi
tolok ukur bagi kebenaran yang berada di luar diri-Nya.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari bacaan yang telah kita bahas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap insan atau
individu mengerti etika kristen dan harus beretika dalam memutuskan segala sesuatu dan
dalam pengambilan keputusan etis. dalam bacaan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
setiap pengambilan keputusan etis terdapat faktor-faktor dan langkah-langkah didalamnya.
faktor-faktor didalamnya meliputi iman, tabiat, lingkungan sosial, norma-norma, dan sitasi.
sedangkan langkah-langkahnya meliputi model 1 (DB) dan model 2 (YBS), disamping itu
ada cara pengambilan keputusan etis yaitu Sumber -sumber bantuan dalam pengambilan

2
Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.9

7
keputusan etis disini ada 4 yaitu pertama doa, ibadah dan roh kudus, kedua gereja dan orang-
orang lain, ketiga alkitab dan keempat bahan bacaan.

B. Saran

Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin dihadapkan pada dilema etika dan
moral. Agar keputusan yang diambil mengacu tidak hanya pada kepentingannya sendri,
melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya, maka diperlukan
pemimpin yang mempunyai integritas yang menjunjung tinggi moral dan etika. dan setiap
pengambilan keputusan etis harus berdasarkan etika kristen dan berdasar dengan agama.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU

Brownlee, Malcolm Brownlee.1981.Pengambilan Keputusan Etis dan faktor-faktor di


dalamnya Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Husaini Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Penerbit PT
Bumi Aksara.
J. Sudarminta. 2013. Etika Umum: Kajian tentang Beberapa Masalah Pokok dan Teori Etika
Normatif.Yogyakarta: Kanisius.
Widiarto, Tri, dkk. 2012. Etika dan Kemampuan Berbahasa. Salatiga: Widya Sari Press.

INTERNET

http://agussetiawan-onpapers.blogspot.co.id/2012/01/perbedaan-kepribadian-watak-dan-
tabiat.html

http://www.kamusq.com/2013/04/analisa-adalah-definisi-dan-arti-kata.html

http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-iman-apa-itu-iman.html

Anda mungkin juga menyukai