Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SISTEM PENCERNAAN

RUMINANSIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas kelompok

Disusun oleh :
1.Hendra Rudiano Saputro
2.Syam Surya
3.Ikhsan Septiawan
4.M. Harita Agung
5.Mafirdha Windiyani
6.Aulia Novi

SMAN 1 SAMARINDA
XI MIPA 3

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan pertolonganNya sehingga kami dapatmenyelesaikan penulisan Makalah Sistem Pencernaan
Mamalia (Ruminansia)ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada pembawa petunjuk dari Allah, yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah Struktur Fungsi sel penyusun jaringan pada sistem pencernaan “Sistem Pencernaan
Mamalia ( Ruminansia)” bertujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok dgn tema Struktur Fungsi
dan Perkembangan Hewan. Selain itu juga dapat menambah pengetahuan tentang fungsi Mengetahui
pengertian sistem pencernaan pada hewan Ruminansia,Memahami proses sistem pencernaan
Ruminansia,Mengetahui Makanan sistem pencernaan Ruminansia,Mengetahui Keuntungan sistem
pencernaan Ruminansia

Sebagai akhir dari pengantar ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut membantu kelancaran proses penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran konstruktif kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah yang kami tulis lebih lanjut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca,Amin.

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar.........................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan................................................................................................................................3
A. Latar Belakang masalah.......................................................................................................3
B. Rumusan masalah................................................................................................................3
C. Tujuan masalah.....................................................................................................................3
Bab II Pembahasan...................................................................................................................................4
A. Pengertian Ruminansia........................................................................................................4
B. Sistem Pencernaan Ruminansia............................................................................................8
C. Makanan sistem ruminansia.................................................................................................8
D. Keuntungan Sistem pencernaan rumnansia.........................................................................8
Bab III Penutup........................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..........................................................................................................................9
B. Kritik dan Saran....................................................................................................................9
Daftar pustaka........................................................................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN

3
A.Latar belakang Masalah
Hewan pemamah biak (Ordo Artiodactyla atau hewan berkuku genap, terutama dari
subordo Ruminantia) adalah sekumpulan hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang mencerna
makanannya dalam dua langkah: pertama dengan menelan bahan mentah, kemudian mengeluarkan
makanan yang sudah setengah dicerna dari perutnya dan mengunyahnya lagi. Lambung hewan-hewan
ini tidak hanya memiliki satu ruang (monogastrik) tetapi lebih dari satu ruang (poligastrik, harafiah:
berperut banyak).
Hewan yang termasuk Ruminansia memamah biak
seperti sapi, kerbau, kambing, domba, jerapah, bison,rusa, kancil, kangguru,dan antilopRuminansia
yang bukan tergolong subordo Ruminantia misalnya unta dan lama. Kuda, walaupun bukan
poligastrik, memiliki modifikasi pencernaan yang efisien pula.

B .Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sistem pencernaan Ruminansia ?
2. Bagaimana Proses sistem pencernaan Ruminansia ?
3. Apa Saja pada Makanan sistem pencernaan Ruminansia ?
4. Apa Keuntungan sistem pencernaan Ruminansia dibanding dengan sistem pencernaan yang lain ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian sistem pencernaan pada hewan Ruminansia.
2. Memahami proses sistem pencernaan Ruminansia.
3. Mengetahui Makanan sistem pencernaan Ruminansia.
4. Mengetahui Keuntungan sistem pencernaan Ruminansia.

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Pengertian Ruminansia
Rumen adalah suatu ekosistem yang kompleks yang dihuni oleh mikroba anaerob yang
keberadaannya sangat banyak tergantung pada pakan. Mikroba tersebut terdiri dari bakteri, protozoa,
dan fungi yang memegang peranan penting dalam pencernaan pakan pada ternak ruminansia.
Kebanyakan mikroorganisme tersebut bersifat anaerob murni (strictly anaerobic), yaitu mereka yang
hidup tanpa menggunakan oksigen. Banyak spesies mikroorganisme rumen yang diisolasi ternyata
sangat sensitive terhadap oksigen, tetapi ada juga yang bukan saja toleran terhadap jumlah oksigen
yang sedikit, tetapi juga menggunakannya dalam proses metabolismenya, yaitu bakteri yang bersifat
anaerob fakultatif. Aktivitas mikroorganisme rumen tersebut mengubah nutrien pakan secara
fermentatif menjadi senyawa lain yang berbeda dari molekul nutrient asalnya, misalnya protein yang
dirombak menjadi amonia, karbohidrat dirombak menjadi VFA, gas CO2, dan gas methan (CH4).
Hewan pemamah biak (Ordo Artiodactyla atau hewan berkuku genap, terutama dari
subordo Ruminantia) adalah sekumpulan hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang mencerna
makanannya dalam dua langkah: pertama dengan menelan bahan mentah, kemudian mengeluarkan
makanan yang sudah setengah dicerna dari perutnya dan mengunyahnya lagi. Lambung hewan-hewan
ini tidak hanya memiliki satu ruang (monogastrik) tetapi lebih dari satu ruang (poligastrik, harafiah:
berperut banyak).
B. Proses pencernaan
Berdasarkan perubahan yang terjadi dalam alat pencernaan, proses pencernaan dibagi menjadi
tiga jenis (1) pencernaan mekanik yang terjadi di mulut, (2) pencernaan fermentatif yang terjadi di
dalam rumen, dimana mikroba merombak zat makanan secara fermentatif sehingga menjadi senyawa
yang berbeda dari molekul zat makanan asalnya, (3) pencernaan hidrolitik yang terjadi di dalam perut
dan usus, dimana bahan makanan diurai menjadi molekul-molekul kecil oleh enzim-enzim
pencernaan.
Proses pencernaan fermentatif yang terjadi dalam retikulorumen dibantu oleh mikroba yang
jumlahnya cukup besar yaitu mikroflora (bakteri) dan mkirofauna (protozoa). Mikroba rumen akan
mencerna karbohidrat, sebagian protein dan asam lemak menjadi Volatile Fatty Acid(VFA), amonia
(NH3), gas CO2, dan metan (CH4). Amonia untuk membangun sel mikroba sedangkan VFA akan
diserap langsung dari rumen dan retikulum untuk dimanfaatkan oleh ternak sebagai sumber energi
sedangkan untuk gas CO2 dan metan akan dikeluarkan melalui proses eruktasi.
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut,
faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadangkadang
berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.
Sistem pencernaan hewan ruminansia :
1. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan
seperti rumput.
2. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lobar.

5
3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
4. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan
Abomasum.

Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut,
faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadangkadang
berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.

Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:


3 3 0 0 0 0 0 0 Rahang atas
M P C I I C P M Jenis gigi
3 3 0 4 4 0 3 3 Rahang bawah

I = insisivus = gigi seri


C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang

Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak
mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak
dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu
penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.

Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan)
pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding
tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut. Lambung
mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali
(kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan
ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%,
retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan
pada saat otot sfinkter berkontraksi.
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara
bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi
selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen,
makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-
gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan Jimuntahkan kembali ke mulut untuk
dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada
omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya
bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi
proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.

6
Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi
asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena Ph yang sangat rendah,
akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan
pemamah biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada
manusia.

Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-
duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali.
Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi
oleh kelinci.
Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora.
Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya
berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat.
Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh
makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan bercampur dengan ptialin,
yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva hewan ruminansia sama sekali tidak
mengandung ptyalin).
Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin.Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi
di mulut dan lambung.Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan
sehingga dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan.Mikroorganisme dalam rumen
merombak selulosa untuk membentuk asam-asam lemak terbang.
Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan protein
untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B.
Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial.
Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum) yang kemudian
terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa.
Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula karbohidrat.
Enzim-enzim tersebut adalah
1. Sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2. Maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa
3. Laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Dari data diatas dapat dirangkum
bahwa , Pada hewan memamah biak, lambungnya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
· Rumen: bagian lambung tempat penghancuran makanan secara mekanis
· Retikulum: bagian lambung tempat pencernaan selulosa oleh bakteri
· Omasum: bagian lambung tempat pencernaan secara mekanik

7
· Abomasum: bagian lambung tempat terjadinya pencernaan secara kimiawi dengan bantuan
enzim dan HCl yang dihasilkan oleh dinding abomasum
C. Makanan ruminansia
Makanan ruminansia banyak mengandung selulosa, hemiselulosa, pati, dan karbohidrat yang
larut dalam air dan fruktan-fruktan. Proses degradasi dan fermentasi karbohidrat dalam rumen dapat
dibagi menjadi tiga tahap yaitu (1) pemecahan pertikel makanan yang menghasilkan polimer
karbohidrat, (2) hidrolisa polimer menjadi sakarida sederhana (glukosa), dan (3) fermentasi sakarida
sederhana menghasilkan VFA berupa asetat, propionate, dan butirat, serta gas CO 2 dan CH4.
Fermentasi makanan oleh mikroba rumen akan berlangsung dengan baik jika didukung oleh
kondisi yang sesuai untuk kehidupan mikroba. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah kondisi
rumen mendekati anaerob, pH diusahakan 6,6-7,0 dengan saliva sebagai larutan penyangga (buffer),
kontraksi rumen menambah kontak antara enzim dengan makanan, laju pengosongan rumen diatur
selalu terisi walaupun ternak menderita lapar dalam waktu yang lama, serta suhu rumen konstan,
faktor tersebut diperlukan untuk kelangsungan proses fermentasi.
D. Keuntungan ruminansia
Keuntungan ruminansia yang mempunyai organ fermentatif sebelum usus halus adalah: (1)
dapat mencerna bahan makanan berkadar serat kasar tinggi sehingga bahan makanannya sebagian
tidak bersaing dengan manusia, (2) mampu mengubah sembarang N termasuk Non Protein Nitrogen
(NPN) seperti urea menjadi protein bermutu tinggi, (3) keperluan asam amino untuk memenuhi nutrisi
proteinnya tidak bergantung kepada kualitas protein makanannya, (4) produk fermentatif dalam
rumen dapat disajikan ke dalam usus halus dalam bentuk yang mudah dicerna, dan (5) kapasitas
rumen yang sangat besar, mampu menampung banyak sekali makanan sehingga proses makannya
dapat berjalan dengan cepat.

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan

8
Dari semua hasil pembahasan tentang sistem dan proses pencernaan pada ternak ruminansia ,
maka dapat disimpulkan bahwa saluran pencernaan ruminansia (dalam hal ini kambing),
pencernaannya secara sistematis terdiri atas mulut, esophagus, rumen, reticulum, omasum,
abomasums, duodenum, yeyenum, ileum, secum, colon, dan anus.Yang membedakannya dengan
sistem pencernaan non-ruminansia adalah pada jumlah lambungnya, non-ruminansia hanya
mempunyai 1 lambung, sedangkan ruminansia mempunyai lambung yang terdiri dari 4 bagian
yang masing-masing mempunyai fungsi spesifiik masing-masing

B. Kritik dan Saran


Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

· http://biologigonz.blogspot.com/2010/01/pencernaan-ruminansia.html

9
· Anonim. 2008. Sistem Pencernaan pada hewan.
· Saktiyono. 2008. IPA BIOLOGI Jild 2. Erlangga.
· Radiopoetro. Zoologi. Erlangga. Jakarta
· Yuwono, Edi. 2001. Fisiologi Hewan Air. Sagung Seto. Jakarta.
· http://netfarm.blogsome.com/2007/10/02/sistem-pencernaan-
ruminansia/trackback
· http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan_pemamah_biak

10

Anda mungkin juga menyukai