Anda di halaman 1dari 3

TAMASYA KEBULAN terdapat ikan yang menari-nari.

Ikan-ikan itu memiliki sayap yang


Beronto hidup dalam
mereka gunakan untuk terbang
laboratorium. Setiap hari
diatas air. Matahari dari bulan
berbincang-bincang dengan
tampak kebiruan karna terpantul
merpati. Merpati memberitahunya
bumi.
bahwa ada sebuah tempat yang
sangat dibulan. Beronto sangat menikmati
pemandangan dibulan. Merpati
“Aku tidak bisa pergi dari
berada disampingnya. Keadaan
laboratorium ini. Ayahku tak
yang sangat menyenangkan,
mengizinkan,” keluh Beronto. “itu
Beronto tertidur lelap.
bukan masalah. Kita kebulan
Cuma sebentar. Kita akan kembali Beronto kemudian terbangun
sebelum ayahmu sadar bahwa setelah mendengar teriakan
kau sudah pergi.” Desak mepati. ayahnya. Beronto terkejut,
kemudian melihat sekeliling. Dia
“Bagaiman caranya?” Beronto
melihat merpati yang kembali
masih ragu.
keukuran semula bertengger
“Mudah, kau ambil itu.Bubuk didahan depan jendela
pembesar badan. Kau taburkan laboratorium ayahnya. Beronto
pada tubuhku. Setelah itu, kau melihat, merpati tersenyum.
baru bisa menaikiku. Dan kita
(cerita fantasi)
pergi kebulan.”
KENANGAN AYAH DAN KUMIS
Beronto mengambil bubuk dari
LEBATNYA
meja kerja ayahnya. Dia taburkan
kebadan merpati. Merpati Waktu bagaikan penentu
membesar. Seperti garuda. perjalanan manusia yang terjadi
Sayapnya berubah sekuat baja. dimasa lalu, sekarang hingga
Beronto naik kepunggung masa depan. Waktu dapat
merpati. dikatakan sebagai perekan yang
merekam perjalanan hidup dan
Dibawah, para pengawal
proses yang dialami oleh setiap
menduga merpati raksasa adalah
umat manusia yang dapat terngat
musuh yang menyusup. Maka
kembali dimasa yang akan
mereka menembaki merpati dan
datang. Berbagai waktu senang,
Beronto menggunakan senapan
waktu sedih, hingga waktu susah
mesin dan meriam,tapi tidak
pun terselip diantara waktu yang
mempan. Beronto dan Merpati
menceritakan perjalanan
sampai kebulan.
seseorang yang kemudian
Dibulan, mereka mendarat terangkai menjadi sebuah kisah
disebuah danau yang berwarna yang disebut dengan kenangan.
jingga. Didalam danau itu Hal inipun tidak luput terjadi pada
diriku sendiri, kenangan itu aku tak melihat ayahku sehingga
kujadikan sebagai salah satu membuatku gelisah bukan main.
pelajaran hidup yang berarti Oleh karena itu kuputuskan untuk
maupun candaan yang tak akan berjalan menuju pintugerbang
terulang kembali dalam hidupku. sekolahku, ketika ku berjalan
Banyak kenangan masa kecil akuberpapasan dengan sesosok
yang selalu terlintas dalam laki-laki yang menyerupai ayahku
ingatanku seperti salah satunya berbadan besar dan tinggi namun
kenangan ketika aku masih duduk tak berkumis lebat. Lalu orang
ditaman kanak-kanak. Masih tersebut berkata “Ayo, Hana mari
teringat dengan jelas bagaimana pulang! “ langkahk terhenti
banyak kenangan yang terjadi sejenak sambil memperhatikan
pada masa itu padahal aku wajah orang itu, namun tak
sekarang telah duduk dibangku kukenal sama sekali siapa orang
sekolah menengah keatas, entah itu. Sehingga membuat begitu
kenapa kenangan ini tak dapat banyak pertanyaan yang muncul
terlepas dari ingatanku. Kini dalam kepalaku, “siapakah dia?”.
kenangan itu kuceritakan kembali Apakah dia adalah orang utusan
untuk mengenangnya. ayahku untuk menjemputku?”.
Tak ada satupun jawaban yang
Inilah salah satu pengalamanku.
terlintas untuk menjawab
Ketika aku masih duduk disalah
pertanyaan-pertanyaan itu. Tapi
satu taman kanak-kanak didaerah
aku masih merasa bahwa aku
tempat tinggalku, aku selalu
mengenalnya, lalu kucoba
dijemput oleh Ayahku. Ayahku
memperhatikan wajahnya
adalah orang yang sangat baik
kembali. Betapa terkejutnya dan
dan penyayang. Ayahku memiliki
malunya aku waktu itu. Orang
badan yang cukup tinggi dan
tersebut adalah ayahku namun
besar serta berkumis lebat.
ayahku tanpa kumis lebatnya.
Ayahku bekerja sebagaisebagai
Lalu ayahku merangkul bahuku
pegawai negri yang mengabdi
mengajakku berjalam
didaerah tempat tinggalku. Setiap
bersamanya menuju mobil dan
aku pulang sekoah dari taman
pulang kerumah. Dalam
kanak-kanak, ayahku selalu
rangkurannya aku tak berani
menjemputku dengan mobil
melihat mukanya karena
dinasnya dan aku selalu
perasaan sangat malu yang
menunggunya didepan kelasku.
bercampur dengar rasa tawa.
Seperti bisasa yang kulakukan,
Selama perjalananku aku masih
ketika lonceng sekolahku bunyi
terheran-heran terhadap diriku
disiang hari, aku menunggu
sendiri karena aku takbisa
ayahku untuk menjemputku.
mengenali ayahku ketika tidak
Namun hari itu tampak beda memiliki kumis, apalagi jika ia
dengan hari-hari biasanya karena botak mungkin aku benar- benar
tak mengenalinya sama sekali
dalam benakku.

Oleh karena itu, jika aku teringat


kejadian ini aku ingin tertawa
yang bercampur malu, namun itu
adalah salah satu kenangan yang
mungkin tak akan kulupakan
hingga sekarang dan aku tahu
sekarang alasan ayahku tak
pernah mencukur habis kumis
lebatnya itu, ia takut aku tak
mengenalinya lagi hingga
sekarang sehingga ia memilih
untuk memeliharanya.

(cerpen)

Anda mungkin juga menyukai