Anda di halaman 1dari 5

BRONKIEKTASIS

Bronkiektasi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi


(ektasi) dan distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik,
persisten dan irreversibel.
Kelainan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam
dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis, otot-otot polos bronkus,
tulang rawan dan pembuluh darah, bronkus yang terkena adalah bronkus kecil.
Dinegeri barat prevalensi 1,3%, di indonesia tidak ada laporan pasti penyakit ini.(2.3)

Etiologi
1. Kongenital
Bronkiektasi hampir mengenai seluruh cabang bronkus, biasnya disertai
penyakit kongenital lainnya seperti : Mucoviscidosis (Fibro kistik paru), Sindrom
Kartagener, (bronkiektasis kongenital, sinusitis paranasal dan situs inversus) hipo
dan agama globulinemia)
2. Kelainan didapat
Bronkiektasi paling sering disebabkan karena infeksi dan obstruksi bronkus
seperti korpus alienum, karsinoma bronkus, atau tekanan dari luar lainya terhadap
bronkus

Patogenesis
Patogenesis bronkiektasis tergantung penyebabnya, jika kongenital faktor
penyebabnya tidak diketahui, diduga erat hubungannya dengan faktor genetik dan
faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandungan. Ada beberapa faktor
yang diduga ikut berperan antara lain :
1. Faktor obstruksi bronkus
2. Faktor infeksi pada bronkus atau paru
3. Faktor adanya beberapa penyakit tertentu seperti fibrosis paru, asthmatic
pulmonary, eusinophilia.
4. Faktor intrinsik dalam bronkus atau paru.

1
Kelainan fungsi paru yang terjadi sangat bervariasi dan tingkatan beratnya
tergantung pada luasnya kerusakan parenkim paru dan komplikasi yang terjadi.
Akibatnya dapat dijumpai pasien bronkiektasis ringan tanpa kelaianan fungsi paru
atau ringan, bronkiektasis sedang dan berat. Selain itu perlu dinyatakan bahwa
kelainan fungsi paru (faal ventilasi) yang terjadi selain jenisnya tidak sama( artinya
bisa tipe obstruktif, restriktif atau campuran), jenis kelainannya juga tidak khas(2)

Gambaran Klinis
Gejala dan tanda klinis tergantung pada luas dan beratnya penyakit, lokasi
kelainannya dan ada atau tidak adanya komplikasi lanjut. Keluhan-keluhannya
1. Batuk
Batuk produktif berlangsung kronik dan frekuen, jumlah sputum bervariasi
umumnya jumlahnya banyak terutama pagi hari. Sputum bisa mukoid, purulen,
dapat memberikan bau tidak sedap. Pada kasus yang sudah berat, misalnya pada
saccular bronkiektasis, sputum jumlahnya banyak sekali, purulen dan apabila
ditampung 11 beberapa lama tampak terpisah menjadi 3 lapisan; a.) Lapisan atas
agak keruh terdiri atas mukus, b.) Lapisan tengah jernih, terdiri atas saliva atau
ludah., c.) Lapisan terbawah keruh, terdiri atas nanah dan jaringan nekrotik dari
bronkus yang rusak (cellular debris).
2. Hemoptisis
3. Sesak napas (dispnea)
4. Demam berulang

2
Tingkatan beratnya penyakit :
1. Bronkiektasis Ringan, batuk-batuk, sputum bisa hijau, hemoptisis ringan, pasien
tampak sehat dan fungsi paru normal. Foto dada normal.
2. Bronkiektasis Sedang, batuk produktif terjadi tiap saat, sputum timbul tiap saat
umumnya warna hijau, serta berbau busuk, sering ada hemoptisis, pasien masih
tampak sehat, fungsi paru normal, jarang ada jari tabuh. Pada pemeriksaan fisik
paru ada ronki basah kasar pada daerah paru yang terkena, foto dada normal.
3. Bronkiektasis Berat, sputum produktif dengan sputum banyak berwarna kotor dan
berbau, sering ditemukan pneumonia, hemoptisis, nyeri pleura. Bila ada obstruksi
saluran napas akan ditemukan adanya dispnea, sianosis, atau tanda kegagalan paru.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan ronki kasar pada daerah yang terkena. Pada foto
dada ditemukan penambahan bronchovascular marking, dan multiple cyst
containing fluid levels (honey comb appearance)

Diagnosis
Diagnosis kadang mudah diduga, yaitu hanya dengan anamnesis saja.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan apabila ditemukan adanya dilatasi dan nekrosis
dinding bronkus dengan bronkografi, bronchogram dan CT-scan. Bronkografi tidak
selalu dapat dikerjakan. CT-Scan menjadi alternatif pemeriksaan karena tidak bersifat
invasif dan hasilnya akurat, sensitivitas dan spesifisitas lebih dari 95%
 Gambaran foto toraks

Dignosis Banding
1. Bronkitis kronik

3
2. Tuberkulosis paru
3. Abses Paru
4. Penyakit paru penyebab hemoptisis, karsinoma paru, adenoma paru, dll
5. fistula bronkopleural dengan empiema.

Komplikasi
1. Bronkitis kronik
2. Pneumonia dengan atau tanpa atelektasis
3. Pleuritis
4. Efusi pleura atau empiema
5. Abses metastase di otak
6. Hemoptisis
7. Sinusitis
8. Kor pulmonari kronik
9. Kegagalan napas
10. Amiloidosis

Pengobatan
1. Pengobatan Konservatif
• Pengelolaan Umum: Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat bagi pasien,
memperbaiki drainase sekret bronkus (melakukan drainase pustural, mencairkan
sputum yang kental, mengatur posisi tempat tidur pasien dan mengontrol infeksi
saluran napas)
• Pengelolaan khusus: Kemoterapi , drainase sekret dengan bronkoskop,
• Pengobatan simptomatik: terhadap obstruksi bronkus, hipoksia, hemoptisis, dan
demam.
2. Pengobatan pembedahan
Tujuan mengangkat (reseksi) segmen bronkus yang terkena, bronkiektasi yang
terbatas yang tidak respon dengan konservatif dan infeksi berulang. Kontra indikasi
pada bronkiektasis dengan PPOK, bronkiektasi berat, dan dengan komplikasi
korpulmonal kronik dekompensata.

4
Pencegahan
1. Pengobatan dengan antibiotik
2. Tindakan vaksinasi terhadap pertusis dan lain-lain

Prognosis
Tergantung berat ringan penyakit dan luas penyakit saat pasien pergi berobat
pertama kali, pemilihan pengobatan secara tepat dapat memperbaiki prognosis
penyakit. Pada kasus berat dan tidak diobati, prognosis jelek, survival tidak lebih dari
5-15 tahun. Kematian biasanya karena pneumonia, empiema, payah jantung kanan,
hemoptisis.

Anda mungkin juga menyukai