AD
DENGAN TB PARU DI RUANG PRAJA LT 3 RSUDW
TANGGAL 1-4 AGUSTUS 2017
I. TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A IDENTITAS PASIEN
Nama : NY. AD No. CM : 533700
Tgl lahir : 20 Desember 1977 Ruangan : Praja Lt3
Agama : Hindu No kamar : 309
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Alamat : Jln. Kapten Japa no 26 Denpasar
B KEADAAN UMUM
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Vital Sign : R = 22 x/menit, N = 88 x/menit, TD = 120/80 mmHg,
S = 38,5 ˚C
Catatan :
Riwayat Keperawatan
Keluhan utama saat MRS : sesak nafas sejak 3 hari yang lalu
Diagnosa medis saat ini : TB Paru + Efusi pleura (D)
Riwayat keluhan/ penyakit saat ini
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 3 hari, nyeri dada kanan seperti
ditusuk-tusuk terutama saat bernafas dengan skala nyeri (2), ada batuk
berdahak sudah dari 1 bulan yang lalu. Demam sejak kemarin, akral teraba
hangat.
C PSIKOSOSIAL
Status : Pasien sudah menikah dan tinggal bersama
keluarga
Riwayat kebiasaan : Pasien tidak merokok atau minum alcohol
Resiko mencederai diri : Tidak
D OBSERVASI
(√) Vital sign
E PROSEDUR INVASIF
(√) Infus intravena dipasang di IGD, tanggal 1 Agustus 2017
KOGNISI
a. Orientasi baik 0
b. Kesulitan
mengerti 2 0
perintah 2
c. Gangguan
memori 3
d. Kebingungan 3
e. Disorientasi
TOTAL KRITERIA RESIKO CIDERA/ JATUH :5
KESELURUHAN SKOR (√) Rendah 0-7, ( ) Sedang 8-13, ( ) Tinggi
> 14
B NYERI / KENYAMANAN
Nyeri : (√) ya, lokasi: dada sebelah kanan dengan skala nyeri 2
Jenis : (√) akut
C PERNAFASAN
Kesulitan bernafas : (√) ya : memakai O2 2 lt/mnt dengan nasal canule
D INTEGRITAS KULIT/ LUKA
Luka : tidak ada masalah
H STATUS NUTRISI
Berat badan : 60 kg, Tinggi badan : 155 cm (tidak ada keluhan)
I ELIMINASI
Masalah perkemihan : Tidak ada keluhan, pasien BAK 7-8 kali perhari
warna kuning, ± 200 cc @ BAK
Masalah defekasi : Tidak ada masalah
P. Data Penunjang
1. EKG terlampir kesan normal ECG
2. Hasil Laboratorium,
a. Tanggal 1 Agustus 2017
DL dbn
LED : 53
SGOT : 19
SGPT : 30
b. Tanggal 2 Agustus 2017-07-29
BTA I & II : Negatif
Analisa cairan pleura :
Jumlah sel : H 1760/ul
Limfosit : H 44
Granulosit : H 37
Monosit : H 19
BTA : negatif
S. Anti HIV : non reaktif
c. Sitologi caira pleura : Kesimpulan (Limfositosis sedang)
3. Hasil Pemeriksaan Radiologi
Rontgen thorax : Observasi TB paru
Efusi pleura
4. Terapi yang didapat dari dr. IB Sutha, SpP
IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
Clanexi 1 gram @ 8jam
Paracetamol drip 1 gram @ 8jam
Cernevit 1 vial@ 24 jam
Methylprednisolon 62,5 mg @ 12jam
Azithromycin 500 mg @ 24 jam
Ambroxol sirup CI @ 8jam
OAT Kategori I 3 tablet @ 24jam
Prof punktie
Q. Analisa Data
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 S : “Saya sesak Invasi Mycobacterium Bersihan Jalan
sejak 3 hari, Tuberculosis ke dalam Nafas Tidak
ada batuk alveolus Efektif
berdahak
sudah dari 1 Reaksi radang
bulan yang
lalu“ Fagositosis bakteri
Akumulasi secret di
saluran pernafasan
Hipertermi
1. Obat
Memberitahu kepada pasien dan keluarganya tentang obat yang
harus dilanjutkan diminum atau dikonsumsi di rumah seperti obat
antibiotik dll. Memberitahukan pentingnya untuk minum obat-obatan
TB di rumah sesuai dengan jadwal dan dosis yang ditentukan.
2. Lingkungan
Memberitahu kepada pasien dan keluarga untuk menjaga kebersihan
lingkungan, jenis-jenis makanan dan kebersihan makanan.
3. Pengobatan
Memberitahu pasien dan keluarga bahwa pengobatan akan
dilanjutkan dan sifatnya kontinyu. Klien tidak boleh putus
pengobatan TB, dan peran aktif keluarga sebagai pengawas minum
obat
4. Pengajaran kesehatan
Memberikan KIE kepada klien untuk selalu menjaga kesehatannya,
dan mengenali kondisi tubuh sehingga bisa menjaga daya tahan
tubuh dengan baik.
5. Diit
Memberitahukan kepada klien dan keluarga tentang diet atau
makanan yang diperbolehkan dikonsumsi di rumah. Tidak ada
pantangan untuk dimakan namun sangat penting untuk menjaga
kebersihan makanan agar tidak banyak mengandung parasit.
Tgl.Lahir : 20-12-1977 / P
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No RM : 533700
P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M
Tindakan
Observasi :
18 06 12 18 06 12 18 06 12 18 06
Suhu
18 06 12 18 06 12 18 06 12 18 06
Nadi
18 06 12 18 06 12 18 06 12 18 06
Tekanan
Darah
18 06 12 18 06 12 18 06 12 18 06
Pernafasan
18 06 12 18 06 12 18 06 12 18 06
Skala Nyeri
18 06 12 18 06 12 18 06 12 18 06
Risiko Jatuh
…
…
Mandiri
Personal
Hygiene
Pasien
Mobilisasi /
ROM
16 24 8 16 24 8 16 24 08 16 24
Oksigenasi
Merawat
Luka
Merawat
Area
Tertekan
Merawat
Area Drain
Mencegah
Pasien Jatuh
Membantu
Eliminasi
- BAB
- BAK
19 06 13 19 06 13 19 06 13 19 06
Balance
cairan
15 09 10 10
Memberi
posisi semi
fowler
16 09 10 10
Melatih
batuk efektif
16 20
Memberi
kompres
hangat
…
…
Delegatif
16 24 08 16 24 08 16 24 08 16 24
Memberikan
Obat Oral
16 24 08 16 241 08 16 24 08 16 24
Memberikan
Obat Injeksi
17 07 12 17 07 12 17 07 08 16 24
Asuhan Diet
& Nutrisi
RSUD WANGAYA KOTA DENPASAR Form : 10
Nama :NY. AD
No RM : 533700
Tgl MRS 1 AGUSTUS 2017 Diagnosa Medik : TB PARU Ruangan : PA III Lembar ke : 1
T
TANGGAL / No.
EVALUASI N
JAM Dx.
P
S : “sesak sudah berkurang, batuk berdahak masih”
4/8/2017 O : batuk berdahak masih, RR : 20x/mnt
I Vera
Pk. 14.30 A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 12,15,16,21 sesuai Dx I
S : “Saya sudah tidak demam”
O : S: 36,5
2/8/2017 II A : masalah teratasi Vera
Pk.14.30 P : pertahankan kondisi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. AD
DENGAN TB PARU DI RUANG PRAJA LT 3 RSUDW
TANGGAL 1-4 AGUSTUS 2017
OLEH:
NI KADEK LISNA ANDARINI
NI LUH PUTU PRIMA RAHAYU
NI LUH SUWIANTINI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China
dalam hal jumlah penderita diantara 22 negara dengan masalah TBC terbesar
di dunia.
sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab keempat. Pada tahun 1999
penderita TBC baru per tahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate
kira-kira 130 per 100.000 penduduk tiap tahun. Kematian akibat TBC
muncul satu pemnderita TBC baru. Bahkan setiap empat menit satu orang
RSUD Wangaya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
TB Paru.
2. Tujuan Khusus
Paru.
Paru.
c. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien TB
Paru.
Paru.
C. Metode Penulisan
dokumentasi.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan hasil studi kasus ini disusun menjadi 4 Bab dengan
yang terjadi pada kasus, argumentasi masalah yang terjadi saat memberikan
asuhan keperawatan. BAB IV Penutup, bagian akhir yang menguraikan
TINJAUAN TEORI
B. Etiologi
Mycobakterium tuberkulosis
1. Varian asian
2. Varian african I
3. Varian asfrican II
4. Mycobakterium bovis
Kelompok kuman mycobakterium tuberkulosis dan mycobakterial
othetan Tb (mott, atipyeal) adalah :
1. Mycobacterium cansasli
2. Mycobacterium avium
3. Mycobacterium intra celulase
4. Mycobacterium scrofulaceum
Mycobacterium malma cerse
5. Mycobacterium xenopi (Anonim B, 2006; Guyton, 1997; Anonim F,
2009
C. Patofisiologi
berbentuk batang atau basil tahan asam (BTA) yang bersifat aerob.
sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil ; gumpalan
basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang
Proses dapat terus berlanjut dan bakteri terus difagosit dan berkembang
biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui kelenjar getah bening
lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju disebut
Ghon yang yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang
radiografi. Respons lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah
paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau
lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang
terdapat dekat dengan taut bronkus dan rongga. Bahan perkijuan dapat
sehingga kavitas penuh dengan bahan perkijuan, dan lesi mirip dengan
darah. Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai
lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal dengan
1. Bernapas
a. Gejala
2) Nafas pendek
b. Tanda
pleura)
4) Perkusi pekak dan penurunan fremitus (getaran dalam paru)
5) Penebalan pleura
jelas
b. Tanda
subkutan.
3 Eliminasi
a. Gejala
b. Tanda
b. Tanda
a. Riwayat keluarga TB
kedalaman pernafasan
tuberculosis.
NOC NIC
Ketidakefektifan Pola Napas Setelah diberikan asuhan keperawatan Buka jalan napas,
selama…..x 24 jam diharapkan gunakan teknik chin lift
Definisi : inspirasi dan atau ekspirasi ketidakefektifan pola napas dapat atau jaw thrust bila perlu
yang tidak memberi ventilasi teratasi dengan kriteria hasil Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Kriteria hasil : Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
Batasan karakteristik :
Mendemostrasikan batuk efektif alat bantu napas buatan
dan suara napas yang bersih, Pasang mayo bila perlu
Perubahan kedalaman
pernapasan
tidak ada cyanosis dan dyspneu Lakukan fisioterapi dada
(mampu mengeluarkan sputum, jika perlu
Perubahan ekskursi dada
mampu bernapas dengan mudah, Keluarkan secret dengan
Mengambil posisi tiga titik tidak ada pursed lips) batuk atau suction
Bradipneu Menunjukkan jalan napas yang Auskultasi suara napas,
Penurunan tekanan ekspirasi paten (klien tidak merasa catat adanya suara
Penurunan ventilasi semenit tercekik, irama napas, frekuensi tambahan
Penurunan kapasitas vital pernapasan dalam rentang Lakukan suction pada
Dipneu normal, tidak ada suara napas mayo
Peningkatan diameter anterior- abnormal) Berikan bronkodilator
posterior Tanda-tanda vital dalam rentang bila perlu
Pernapasan cuping hidung normal (tekanan darah, nadi, dan Berikan pelembab udara
Ortopneu pernapasan) kassa basah NaCl lembab
Fase ekspirasi memanjang Atur intake untuk cairan
Pernapasan bibir mengoptimalkan
Takipneu keseimbangan
Penggunaan otot aksesorius Monitor respirasi dan
untuk bernapas status O2
Bersihkan mulut, hidung
dan secret trakea
Faktor yang berhubungan : Pertahankan jalan napas
yang paten
Ansietas Atur peralatan oksigenasi
Posisi tubuh Monitor aliran oksigen
Deformitas tulang Pertahankan posisi
Deformitas dinding dada pasien
Keletihan Observasi adanya tanda-
Hiperventilasi tanda hipoventilasi
Sindrom hipoventilasi Monitor adanya
Gangguan muskuluskeletal kecemasan pasien
Kerusakan neurologis terhadap oksigenasi
Imaturitas neurologis Monitor TD, nadi, suhu,
Disfungsi neuromuscular dan RR
Obesitas Catat adanya fluktuasi
Nyeri tekanan darah
Keletihan otot pernapasan Monitor VS saat pasien
cedera medulla spinalis berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada
kedua tangan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
Monitor kualitas dari
nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign
PARAF /
NAMA
RENCANA KEPERAWATAN TERANG
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Setelah diberikan asuhan keperawatan selama NIC
01/08/17
3x 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas
definisi: ketidak mampuan untuk membersihkan Pastikan kebutuhan oral /
Pk.14.30 dapat teratasi dengan
sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan tracheal ssuctioning
untuk mempertahankan kebersihan jalan napas Kriteria Hasil : Auskultasi suara nafas
sebelum dan sesudah
Dx. I Batasan karakteristik : Mendemontrasikan batuk efektif dan suctioning
suara nafas yang bersih , tidak ada Informasikan pada klien dan
Ada batuk
sianosis dan dyspneu ( mampu
Suara napas tambahan keluarga tentang suctioning
mengeluarkan sputum , mampu bernafas Minta pasien nafas dalam
Perubahan frekuensi napas
Perubahan irama napas dengan mudah , tidak ada pursed lip) sebelum suction dilakukan
Kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara Meenunjukkan jalan nafas yang paten ( Berikan O2 dengan
Penurunan bunyi napas klien tidak merasa tercekik , irama nafas , menggunakan nasal untuk
Seputum dalam jumlah yang berlebihan frekuensi pernafasan dalam rentang memfasilitasi suction
Batuk yang tidak efektif normal , tidak ada suara nafas abnormal nasotrakeal
Orthopneu Mampu mengidentifikasi dan mencegah Gunakan alat yang steril
Gelisah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
Mata terbuka lebar setiap melakukan tindakan
Anjurkan pasien untuk
istirahat dan nafas dalam
Faktor –faktor yang berhubungan : setelah kateter dikeluarkan
Lingkungan dari nasotrakeal
- Perokok pasif Monitor status oksigen
- Mengisap asap
pasien
- Merokok
Obstruksi jalan nafas Ajarkan keluarga
- Spasme jalan nafas bagaimana cara melakukan
- Mukus dalam jumlah yang suction
berlebihan Hentikan suction dan beri
- Eksudat dalam jalan alveoli oksigen apabila pasien
- Materi asing dalam jalan nafas menunjukkan bradikardi ,
- Adanya jalan nafas buatan
- Sekresi bertahan atau sisa sekresi peningkatan saturasi O2 dll.
- Sekresi dalam bronkhi Buka jalan nafas ,gunakan
teknik chinlif atau jaw
Fisiologis: thrust bila perlu
- Jalan nafas alergik Posisikan pasien untuk
- Asma memaksimalkan ventilasi
- Penyakit paru obstruktif kronik
- Hiperplasi dinding bronkhial Idntifikasi pasien perlunya
- Infeksi pemasangan alat jalan nafas
- Disfungsi neuro muskular buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisiotherafi dada
jika perlu
Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
Auskultasi suara nafas ,
catat adanya suara
tambahaan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronchodilator bila
perlu
Berikan pelembabudara
kassa basah Nacl lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
Monitor respirasi dan status
O2
TANGGAL RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN/
MASALAH KOLABORATIF
TUJUAN DAN KRITERIA
JAM INTERVENSI
HASIL
BAB III
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan proses analisa antara penerapan teori dengan praktek asuhan
keperawatan secara nyata kepada pasien. Pada bab ini akan dibahas secara rinci tentang
kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan pada kasus. Kesenjangan ini akan
dibahas secara bertahap sesuai dengan tahapan proses keperawatan antara lain :
data-data yang ditemukan pada pasien. Pada teori ditemukan adanya data bersihan jalan
nafas tidak efektif dan hipertermi, begitupula pada pasien AD yang mengalami bersihan
jalan nafas tidak efektif karena akumulasi sekret di saluran pernafasan. Hipertermi terjadi
terhadap pirogen.
Pada konsep dasar teori ditemukan 8 diagnosa keperawatan, sedangkan data yang
nafas tidak efektif karena akumulasi sekret di saluran pernafasan dan hipertermi yang
terjadi karena adanya invasi mycobacterium tuberkulosis yang menimbulkan reaki tubuh
terhadap pirogen.
B. Perencanaan
dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
menurut Maslow, sifat masalah yang mengancam jiwa serta kehidupan pasien, sehingga
penulis menemukan prioritas yang pertama yaitu mengatasi permasalahan bersihan jalan
C. Pelaksanaan
telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi secara optimal.
Tindakan keperawatan sebagian besar sudah dapat dilaksanakan, dimana hal ini terjadi
karena kerjasama antara penulis, perawat ruangan, dokter dan petugas kesehatan lainnya,
beserta pasien dan keluarga yang sangat kooperatif dalam pelaksanaan tindakan
pelaksanaan berjalan dengan lancar. Pada pasien AD semua tindakan keperawatan yang
D. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan. Pada kasus ini, hingga
saat ditentukan tanggal evaluasi, diagnosa 1 hanya teratasi sebagian, dan untuk diagnosa
2 masalah sudah teratasi.
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan uraian bab-bab sebelumnya yang telah dibuat dalam kasus maka penulis
telah mendapatkan gambaran umum tentang Asuhan Keperawatan pada pasien AD dan
A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada pasien AD tidak semua data
ditinjauan teori ditemukan. Hal ini dapat disebabkan oleh progresifitas penyakit itu
sendiri, komplikasi yang ditimbulkan, kualitas dan lamanya perawatan serta sifat dari
manusia yang unik sehingga keluhan satu pasien tidak selalu sama dengan pasien
lainnya. Dalam pembuatan tindakan telah disesuaikan dengan teori, tetapi ada beberapa
rencana yang ada pada tinjauan teori tidak ada pada tinjauan kasus. Pelaksanaan
keperawatan sudah sesuai dengan diagnosa yang tersusun seperti pada rencana. Evaluasi
B. Saran
kepada setiap pasien bahkan agar dapat ditingkatkan sesuai dengan perkembangan
kepada pasien dengan TB Paru maupun pasien lainnya yang sedang dirawat
diruangan.
KOTA DENPASAR TANGGAL 1-4 AGUSTUS 2017” telah disahkan oleh Kepala
Carpenito, Lynda jual. 2010. Handbook of Nursing Diagnosis. USA : Lippincott Williams
& Wilkins Inc.
Doenges, E.M. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perancanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Hiswani. 2008. Tuberkulosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah
Kesehatan Masyarakat, (online),
(http://www.health.nsw.gov.au/mhcs/publication_pdfs/6140/doh-6140-ind.pdf, diakses 4
November 2010).
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta. Jakarta: Media Aesculapius. Nanda. 2006. Panduan
Diagnose Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.
TBC Indonesia. 2009. Penyakit TBC, (online),
(http://www.medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm, diakses 4 November 2010).
WHO. 2013. Global Tuberculosis Report 2013. Available: http://www.who.int. (10
November 2013).