Anda di halaman 1dari 11

ISSN No.

1978-3787 Media Bina Ilmiah77

KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA JUAL MAKANAN DAN MINUMAN


INDUSTRI JASA PERHOTELAN

Oleh:

I Wayan Nuada
Dosen pada STIE 45 Mataram

Abstrak:Kebijakan penetapan harga (price) makanan dan minuman bagi industri jasa perhotelan tidaklah
mudah, tidak gampang melainkan sesuatu yang sulit bahkan mungkin cukup rumit. Hal ini membutuhkan
pemikiran yang matang, bijak serta perhatian yang benar-benar serius bagi pihak manajemen maupun
pemilik /owner suatu hotel. Ketepatan penetapan harga akan menentukan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba yang diinginkan, keberlanjutan usaha ( survival), tingkat hunian kamar (volume
penjualan), dan yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan mengembalikan investasi karena
umumnya investasi di bidang industri jasa perhotelan memerlukan biaya tetap yang sangat tinggi (industri
padat modal). Dengan demikian, “Kebijakan Penetapan Harga Makanan dan Minuman Industri Jasa
Perhotelan”, begitu penting lebi-lebih mengingat penjualan makanan dan minuman memberikan
kontribusi terbesar kedua terhadap pendapatan hotel setelah penjualan kamar.penetapan harga jualyang
menarik dan mampu bersaing serta mendatangkan laba, cepat melakukan koreksi bila ada penyimpangan,
dan tidak kalah pentinya adalah cepat kembalinya modal. Untuk mencapai tujuan tersebut ada empat
formula dalam menghitung harga jual makanan dan minuman bagi industri jasa perhotelan yaitu; Metode
“Mark-Up”; dengan jalan menetapkan standar food cost dan beverage cost yaitu dengan formula:
Harga Jual = Cost Factor x Food Cost atau Beverage Cost Standard; Metode Harga Pokok Standar
(Standard Cost Percentage Method); yaitu dengan formula: Harga Jual = 100/ Cost Percentage x
HP (Food Cost atau Beverage Cost); Metode Angka Faktor (Cost Factor Method); yaitu dengan formula:
Harga Jual = Angka Faktor x HP (Food Coat atau Beverage Cost); dan Metode Tidak Terstruktur
(Unstructure Method); yaitu dengan formula: Harga Jual = harga jual usaha/industri sejenis yang berada
di sekitar tempatnya beroperasi. Untuk pengendalian dan koreksi guna penyesuaian harga jual makanan
dan minuman perlu dilakukan dilakukan analisis harga jual makanan dan analisis harga jual minuman.

Kata Kunci: kebijakan, penetapan harga jual, makanan dan minuman (food and beverage), industri jasa
perhotelan.

PENDAHULUAN
Salah satu keputusan yang cukup sulit bagi bagi industri jasa perhotelan tidaklah mudah, tidak
manajemen ataupun pihak owner adalah kebijakan gampang melainkan sesuatu yang sulit bahkan
menetapkan harga (price). Walaupun cara mungkin cukup rumit. Hal ini membutuhkan
penetapan harga yang dipakai setiap perusahaan pemikiran yang matang, bijak serta perhatian yang
sesungguhnya tidaklah berbeda yaitu berorientasi benar-benar serius bagi pihak manajemen maupun
biaya (cost oriented pricing), permintaan ( demand pemilik /owner suatu hotel. Ketepatan penetapan
oriented pricing), persaingan (competition oriented harga akan menentukan kemampuan perusahaan
pricing), dan berorientasi pada laba yang untuk memperoleh laba yang diinginkan,
diinginkan (profit oriented pricing). Namun keberlanjutan usaha ( survival), tingkat hunian
kombinasi optimal dari orientasi tersebut tentunya kamar (volume penjualan), dan yang tidak kalah
berbeda bagi setiap perusahan tergantung pada pentingnya adalah kemampuan mengembalikan
tujuan perusahaan, market share nya, maupun investasi karena umumnya investasi di bidang
karakteristik produk yang dihasilkan. industri jasa perhotelan memerlukan biaya tetap
Demikian pula halnya dengan kebijakan yang sangat tinggi (industri padat modal).
penetapan harga (price) makanan dan minuman
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 4, Juli 2014
78 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Harga atau price merupakan salah satu unsur Mencermati uraian di atas betapa penting dan
dari bauran pemasaran (marketing mix) yang begitu sulitnya menetapkan harga yang tepat bagi
sangat strategis, sehingga penetapanya industri jasa perhotelan yang dewasa ini
memerlukan perhatian dan kehati-hatian karena menghadapi gempuran persaingan yang begitu
jika harga terlalu rendah, profit/keuntungan akan sengit. Hal ini seperti dilansir oleh media Bali Post
tergerus bahkan bisa rugi. Jika harga terlalu tinggi Rabu Umanis, 16 Juli 2014; “bahwa pertumbuhan
maka tidak ada calon pelanggan yang mau bahkan kamar hotel di Bali kian tidak terkendali. Bahkan
pelanggan (repeated guest pun) mungkin akan kini jumlah kamar hotel diprediksi melebihi
berpaling ke pesaing atau hotel yang lain. Perlu jumlah kunjungan wisatwan. Kondisi ini
diperhatikan juga bahwa harga pas (fixed price), berdampak negatif terhadap penurunan tingkat
juga punya resiko yaitu mungkin akan mengurangi hunian kamar. Okupansi hotel berbintang Mei
pelanggan yang senang menawar. Tetapi jika 2914 mencapai rata-rata 61,01 persen atau turun
harga pas, maka akan mengurangi biaya tawar 0,27 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
menawar dan di sisi lain akan memberi kepastian Sedangkan okupansi hotel nonbintang pada
kepada calon pelanggan (http://www.proweb.co.id) periode yang sama rat-rata mencapai29,64 persen(
Harga (price) merupakan satu-satunya unsur Bali Post, 16 Juli 2014: hal.21.Kol.1-4)”. Dengan
marketing mix yang langsung berkontribusi demikian sungguh suatu yang menarik dan begitu
terhadap pendapatan perusahaan. Harga penting untuk kita mengangkat topik : “Kebijakan
merupakan unsur yang berpengaruh langsung Penetapan Harga Makanan dan Minuman Industri
terhadap tingkat pencapaian laba/profit Jasa Perhotelan”, mengingat penjualan makanan
perusahaan, demikian juga harga akan sangat dan minuman memberikan kontribusi terbesar
berpengaruh terhadap volume penjualan produk. kedua terhadap pendapatan hotel setelah penjualan
Selain itu secara tidak langsung harga juga kamar. Seperti tergambar dalam uraian paragraf
mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berikut yang menyajikan tentang struktur
berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam pendapatan hotel..
kaitannya dengan efisiensi produksi. Disamping itu Hotel merupakan industri jasa dengan sumber
perlu diingat pula bahwa harga juga sangat pendapatan dari pelayanan kamar, makanan,
menentukan kemampuan bertahan suatu usaha minuman, serta penjualan jasa lainnya
dalam menghadapi bertahan dari gempuran seperti; jasa pencucian, telepon, kolam renang,
kompetitor. Penetapan harga ini tentunya harus dan sebagainya. Penjualan makanan dan minuman
berdasarkan berbagai macam pertimbangan, seperti merupakan sumber pendapatan hotel kedua
biaya operasional, kondisi pasar, level bisnis serta setelah kamar. Halini sejalandengan hasil
keinginan untuk memeroleh laba. penelitian Laventhol &Horwath dalam
Kebijakan penetapan harga sungguh Wiyasha(2007:10-11), sepertitabel1 berikut ini.
merupakan tugas yang sulit seperti dikemukakan
Tabel1. StrukturPendapatan Hotel
oleh Barbara R. Simonich, akuntan publik
bersertifikat seperti yang dilansir dari situs eHow, Sumber-sumber Proporsi
menentukan harga merupakan tugas tersulit Pendapatan (%)
sekaligus menantang bagi para pemilik bisnis. Ada Kamar 59,9
banyak metode yang dapat dipakai dalam Makanan 24,3
menentukan harga ini, salah satu contohnya adalah Minuman 9,0
metode harga kompetitif yang dibuat untuk Lain-lain 6,8
bersaing dengan harga kompetitor. Harga Jumlah 100
kompetitif ini dianggap yang paling sesuai Sumber : Wiyasha (2007:10)
diterapkan bila ingin bertahan dari kompetitor
yang menjual produk sama atau bila pasar telah Untuk strukturpendapatan hoteldiIndonesia
menentukan harga untuk produk yang dimaksud digunakanbeberapahotel diBaliseperti tabel2
(http://www.majalahduit.co.id). berikutini.

_____________________________________________
Volume 8, No. 4, Juli 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah79

Tabel2. StrukturPendapatan Hotel di Bali komponen yang sangat penting serta merupakan
kebutuhan dasar bagiwisatawan selama mereka
Sumber-sumber Proporsi
berada di daerah tujuan wisata (Sukarsa,1999:24).
Pendapatan (%)
Secara sederhana pengertian hotel adalah suatu
Kamar 60-70
industri jasa yang menawarkan jasa pelayanan
Makanan 25-35 kamar, makanan, minumnan, dan berbagai jasa
Minuman 10-15 pelayanan lainnya dikelola secara komersial yang
Lain-lain 5-8 tentunya semuannya dimaksudkan untuk melayani
Jumlah 100 para tamu yang membutuhkan. Demikian pula
Sumber : Wiyasha (2007:11) definisi yang sudah dikenal secara umum tentang
hoteladalahseluruh atau sebagianbangunan yang
Dari tabel di atas khususnya tabel 2 menunjukkan digunakanuntuk pelayanan kamar,makanan dan
bahwa sumber pendapatan hotel terbesar kedua minuman serta rekreasi yang dikelola dengan
setelah kamar adalah penjualan makanan dan tujuan komersial (Soerwirjo, 2003:1). Di
minuman dengan total proporsi 35%-50%. Indonesia, kata hotel selalu dikonotasikan sebagai
Sehubungan dengan hal tersebut dalam tulisan ini bangunan penginapan yang cukup mahal.
akan diuraikan “kebijakan penetapan harga Umumnya di Indonesia dikenal hotel berbintang,
makanan dan minuman industri jasa perhotelan”. hotel melati yang tarifnyacukup terjangkau namun
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui hanya menyediakan tempat menginap dan sarapan
metode penetapan harga makanan dan minuman pagi, serta guesthouse baik yang dikelola sebagai
industri jasa perhotelan. Manfaatyang diharapkan usaha swasta (seperti halnya hotel melati) atau pun
dari penulisan ini adalah memberikan informasi mess yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan
metode penetapan harga jual mankanan dan sebagai tempat menginap bagi para tamu yang
minuman industri jasa perhotelankepada pihak ada kaitannya dengan kegiatan atau urusan
manajemen dan pemilik hotel (owner). perusahaan (http://id.wikipedia. org/ wiki/Hotel).
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa
METODE PENELITIAN hotel adalah seluruh atau sebagian bangunan yang
Metode penelitian yang digunakan adalah digunakan untuk pelayanan kamar, makanan, dan
metode studi kepustakaan yang bersumber dari minuman serta rekreasi yang dikelola dengan
referensi-refrensiilmiah yangadarelevansinya tujuan komersial (Soewiryo, 2003:1). Hotel adalah
dengan judul tulisan ini. Adapun untuk membahas suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau
permasalahannya digunakan pendekatan kajian badan usaha akomodasi yang menyediakan
descriptive normative yaitu setelah data-data yang pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan
bersumber dari buku-buku literature, media minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua
internet, jurnal ilmiah, dan sumber lainnya pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat
terkumpul selanjutnya dianalisis dan kemudian umum, baik mereka yang bermalam di hotel
dideskripsikan. tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan
fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu
HASILDANPEMBAHASAN (http://massicang blogspotcom/2012/02/ hotel
management html).
a. SekilasTentangPengertian Hotel Memperhatikan uraian di atas, maka
Beberapa pengertian hotel dari para ahli sesungguhnya hotel merupakan bisnis jasa
yang dikemukan oleh Nuada (2013: 53-54) dalam yang dikelola secara komersial dengan
Media Bina Ilmiah Vol. 7, No. 4, ISSN 1978- menyediakan jasa pelayanan kamar (room),
3787, Juli 2013 (http;//www.lpsdimataram.com) makanan (foods), minuman (beverages) dan
seperti berikut. Hotel sebagai industri jasa yang fasilitas pendukung lainnya diperuntukkan bagi
menyedikan akomodasi merupakan kebutuhan masyarakat umum, baik yang menginap di
dasar bagi wisatawan, seperti diungkapkan hotel tersebut ataupun mereka yang hanya
oleh Cooper; ”Akomodasi merupakan salah satu menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel

_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 4, Juli 2014
80 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

itu dan tentunya mampu membayar dengan jumlah pengendalian biaya yang tepat. Pengendalian
yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tersebut mesti dilakukan saat mulai bahan dipesan,
tanpa adanya perjanjian khusus. selama proses pengolahan sampai produk di
sajikan dihadapan tamu (guets). Penerapan sistem
b. Sekilas Tentang Peranan Restoran dan Bar
pengendalian makan dan minuman (food
Bagi Pendapatan Hotel
andbeverage) bertujuan untuk menjaga agar harga
Siapapun tak akan menyangkal bahwa pokok yang terjadi sesuai dengan yang
peranan fasilitas makanan seperti hal minuman direncanakan. Dengan demikian dapat diharapkan
sangatlah penting peranannya dalam memberikan kualitas dan kuantitas makanan dan minuman yang
pelayanan yang memuaskan kepada para tamu disajikan kepada tamu sesuai dengan resep baku.
hotel lebih-lebih pada hotel berbintang. Bila kita Sasaran lain dari penerapan sistem pengendalian
simak kembali pengertian hotel di atas bahwa biaya yang baik adalah agar setiap informasi
hotel merupakan bisnis jasa akomodasi yang mengenai biaya yang menentukan harga pokok
dikelola secara komersial dengan menyediakan makanan dan minuman segera didapat. Dengan
jasa pelayanan kamar (room), makanan (foods), tersedianya informasi biaya tersebut diharapkan
minuman (beverages) dan fasilitas pendukung bila terjadi penyimpangan maka segera dapat
lainnya diperuntukkan bagi masyarakat umum. dilakukan tindakan perbaikan (Nuada,2008:71).
Makanan atau foods adalah produk atau jasa
c. Kebijakan Penetapan Harga Jual
pelayanan yang disiapkan oleh restoran. “Restoran
Makanan dan Minuman Industri Jasa
secara umum dapat didefinisikan sebagai ruang
Perhotelan.
atau tempat yang diorganisir secara komersial
untuk menyelenggarakan pelayanan berupa makan 1. Pengertian kebijakan penetapan harga
dan minum yang tersedia didalamnya, maka Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas
restoran dalam sebuah perusahaan hotel yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam
merupakan sarana penjualan dan penyajian pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan
makanan dan minuman dalam sebuah hotel” cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada
(Mukhtar,2004:1). Betapa pentingnya peranan pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor
restoran diungkap oleh hasil penelitian Sparks swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan
dkk tahun 2003 di Daerah Wisata Sidney, peraturan dan hukum. Jika hukum dapat
Melbourne, dan Brisbane, Australia menemukan memaksakan atau melarang suatu perilaku
bahwa restoran memiliki peranan yang cukup (misalnya suatu hukum yang mengharuskan
signifikan dalam menentukan tempat tujuan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya
berlibur wisatawan. Penelitian tersebut menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin
mengungkapkan bahwa 20% dari wisatawan yang memperolehhasil yang diinginkan (http://id.Wikipe
diteliti yang baru pertama kali mengunjungi dia.org/wiki/Kebijakan). Sedangkan pengertian
kawasan wisata setuju bahwa restoran memainkan menetapkan: proses, cara, perbuatan menetapkan;
peranan yang sangat penting dalam pemilihan penentuan; pengangkatan (jabatan dsb); pelaksana-
daerah tujuan wisata. Sedangkan 46% dari an (janji, kewajiban, dsb (http://www.artikata.
wisatawan yang telah memperoleh pengalaman com/arti-381594-penetapan. html).
positif direstoran di daerah tujuan wisata tersebut Kebijakan merupakan tuntutan atau pedoman
setuju untuk kembali berkunjung pada kesempatan manajerial yang diperlukan untuk mengambil
berikutnya yang disebabkan oleh alasan agar dapat keputusan yang akan datang ketika situasi
kembali menikmati pelayanan di restoran yang menuntutnya. Harga merupakan nilai suatu barang
sama. Hal ini menunjukkan bahwa peranan atau jasa. Jadi, kebijakan harga adalah keputusan
restoran sangatlah penting dalam industri yang diambil oleh perusahaan dalam menentukan
pariwisata (Suastuti, 2012:189). nilai dari barang atau jasa yang diperolehnya untuk
Penjualan makanan dan minuman sebagai jangka waktu tertentu. Harga yang diputuskan oleh
penyumbang income hotel kedua setelah kamar perusahaan juga telah memuat presentasi laba yang
(room) tentunya sangat membutuhkan sistem
_____________________________________________
Volume 8, No. 4, Juli 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah81

diperoleh perusahaan (http://trisnoviarisha. d. Keuntungan (profit).


blogspot.com/2013). Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk
Kebijaksanaan penetapan harga adalah menentukan harga jual satu makanan (menu)
merupakan salah satu unsur yang terpenting dan seperti yang dikemukan oleh Minantyo (2011:134-
utama bagi perusahaan dalam menentukan atau 135). Cara yang umum dipakai adalah cara “mark-
melaksanakan strategi pemasaran dalam upaya up” dengan jalan menetapkan standar food cost dan
untuk meningkatkan penjualan. Di mana harga beverage cost yang ditetapkan oleh manajemen.
suatu barang merupakan penghubung antara Sebagai ilustrasi: Food cost standar adalah 35%,
pembeli (konsumen) dengan pihak penjual biaya pokok makanan Rp 9.425,- maka harga jual
(produsen) yang turut menentukan terjadinya = 100/35 X Rp 9.425,- = Rp 26.929,- Dari ilustrasi
transaksi pembelian, dan juga harga merupakan tersebut tampak bahwa biaya yang lain seperti
ukuran panting untuk mengetahui berapa besar biaya karyawan, biaya lain-lain dan keuntungan
nilai suatu barang dan jasa dan merupakan salah digabung dalam persentase 65%. Satu ilustrasi lagi
satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya harga pokok chicken steak Rp 12.500,- standa;r
suatu barang dan jasa laku di pasaran. Menurut harga pokok 35%. Maka harga jual = 100/35 X Rp
Prof. S. H. Rewoldt, Prof. J. D. Scott, Dan Prof. M. 12.500,- = Rp 35.714,-/porsi. Dibulatkan menjadi
R. Warshaw lebih di jelaskan lagi dalam bukunya Rp 36.000,-/porsi. Harga jual ini kemudian
Strategi Harga Dalam Pemasaran (2002:45), dicantumkan pada menu yang dipajang di restoran.
menyebutkan kebijaksanaan harga itu adalah Harga ini dapat juga dibulatkan menjadi Rp
instrumen promosi dan hendaklah dianggap 40.000,- karena pengelola menganggap produknya
sebagai alat perusahaan untuk melaksanakan lebih baik dari yang lain, pelayanan pasti
strategi pemasaran yang menyeluruh. memuaskan dan pertimbangan lainnya.
Kebijaksanaan harga itu mengubah harga ataupun Harga makanan yang akan muncul pada menu
mempertahankan harga (http://nanangbudianas. sebagai harga jual akan mengalami pembulatan,
blogspot.com/2013). jumlah naik atau jumlah turun dengan
memperhatikan:
2. Kebijakan menetapakan harga jual (selling
a. Pertimbangan a – d di atas;
price) makanan dan minuman
b. Harga Pesaing;
Yang dimaksudkan dengan harga jual disini c. Lokasi bahan makanan di pasaran;
adalah harga yang dibebankan untuk segala d. Lokasi restoran;
sesuatu yang berhubungan dengan makanan atau e. Calon pembeli;
minuman yang dijual, dan ditetapkan oleh pihak f. Pelayanan dan kemudahan lainnya.
manajemen industri jasa perhotelan yang tentunya Pihak manajemen, di dalam menetapkan
didasarkan pada berbagai pertimbangan seperti standar food cost juga akan memperhatikan
biaya, area pasar, besarnya investasi, kompetitor, beberapa pertimbangan-pertimbangan:
klasifikasi hotel, keunikan, laba yang diinginkan, a. Lingkungan dan dekorasi;
dan faktor lainnya yang terkait dengan harga b. Perlengkapan peralatan meja-kursi dan
tersebut. Dalam menghitung harga disini lain-lain;
diperlukan alat bantu seperti formulir resep c. Perabotan yang dipergunakan;
makanan (standard recipe food), resep minuman d. Jenis badan usaha dan lain-lain.
(standard recipe beverage), tabel analisis makanan Keberhasilan bisnis restoran/catering/jasa
(food analysis), tabel analisis minuman (beverage boga sangat tergantung pada kejelian pengusaha
analysis), dan market pricesurvey yang up to date dalam menentukan harga jual dan cara
(Suarsana, 2007: 39) memasarkannya kepada konsumen.
Dalam menghitung harga jual ada beberapa
komponen yang harus diperhatikan antara lain: Menurut Suarsana dalam Pengendalian Biaya
a. Biaya pokok bahan makanan (food cost); Departemen F&B di Perhotelan (2007:39-47) ada
b. Biaya karyawan (labour cost); beberapa metode dalam menetapkan harga jual
c. Biaya lain-lain (overhead cost); (selling price) makanan dan minuman baik untuk
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 4, Juli 2014
82 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

industri jasa perhotelan, retoran dan bar, katering


dan lainnya seperti beri kut:
a). Metode harga pokok standar (standard cost
percentage method)
Metode Harga Pokok Standar (Standard Cost
Percentage Method) yaitu menetapkan harga
jual makanan dan minuman yang hanya
berpedoman pada cost percentage yang sudah c). Metode tidak terstruktur (unstructure method)
ditetapkan oleh manajemen atau pemilik Metode tidak terstruktur adalah metode/cara
(owner) hotel. Sebagai contoh misalnya untuk menghitung harga jual makanan dan
manajemen atau pemilik hotel menetapkan minuman, yang dilakukan dengan hanya
food cost percentage 40%, dan berdasarkan memperhatikan dan membandingkan harga
perhitungan dari resep baku (standard recipe) jual menu yang sama pada usaha perhotelan,
diperoleh harga pokok makanan (food cost) usaha restoran, usaha bar dan usaha katering
sebesar Rp. 5.225,- maka metode harga jual dan yang sejemis di sekitar tempatnya
makanan tersebut dapat dihitung dengan cara beroperasi yaitu hanya dengan jalan
seratus dibagi dengan cost percentage yang membandingkan harga jual dengan beberapa
telah ditetapkan manajemen, kemudian hasil kompetitor. Sebagai ilustrasi apabila sebuah
pembangiannya dikalikan dengan harga restoran yang ada disekitarnya tempat
pokok makanan yang dihitung dari resep usahanya berani menjual nasi goreng dengan
baku, maka didapatlah nilai harga jualnya. harga Rp 5.000,- per porsi dan harga jual
Apabila pernyataan di atas dibuat dalam tersebut sudah berlangsung lama, maka dia
bentuk rumus/formula, akan tampak sebagi sebagai pemilik usaha restoran yang baru di
berikut: tempat itu akan ikut menjual nasi goring
dengan harga yang sama atau dengan harga
yang sedikit lebih murah, dengan alasan untuk
menarik pembeli atau pelanggan baru.
Perlu diperhatikan bahwa cara ini biasa
dipergunakan oleh pengusaha hotel,
pengusaha restoran dan bar yang kecil, yang
Keterangan: tidak terlalu mementingkan administrasi, yang
HJ = Harga Jual penting mendapat keuntungan walaupun
HP = Harga Pokok (Food Cost) sedikit namun cukup untuk menutup biaya-
biaya operasional. Apabila cost percentage
b). Metode angka faktor (cost factor method) dari makanan dan minuman yang dijual
Metode Angka Faktor yaitu cara menghitung terlalu rendah, misalnya mencapai angka 20
harga jual makanan dan minumann dengan persen atau ( di bawah standar), maka
jalan mencari terlebih dahulu angka tindakan atau pengendalian yang harus
“perkaliannya” (angka faktor) yang dapat dilakukan hampir sama dengan kasus pertama
dihitung dengan cara: seratus dibagi dengan yaitu dengan melaku pengecekan terhadap
cost percentage yang telah ditetapkan harga pokok pada resep baku masakan, baru
manajemen maka didapatkan angka kemudian dilakukan penyesuaian harga jual.
pengalinya yang disebut dengan angka faktor. Hal yang perlu menjadi perhatian bagi
Kemudian angka faktor ini dikalikan dengan pengusaha hotel, restoran, bar maupun
harga pokok makanan pada resep baku maka pengusaha katering jika terjadi cost
didapatkan nilai harga jualnya. percentage yang dihasilkan terlalu rendah
Apabila pernyataan di atas dibuatkan dalam berlangsung dalam kurun waktu lama, akan
bentuk rumus/formula akan tampak seperti dapat mendatangkan “image” atau citra buruk
berikut: terutama dari tamu yang kritis. Cepat atau
_____________________________________________
Volume 8, No. 4, Juli 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah83

lambat mereka akan mengetahui bahwa harga d. Penyesuaian Harga Jual Makanan dan
jual makanan atau minuman di restoran Minuman
tempatnya menginap akan dirasakan terlalu Dalam pengendalian harga jual makanan dan
mahal. Situasi seperti ini dapat minuman untuk mengetahui apakah ada harga jenis
mengakibatkan tamu tidak mau datang lagi. makanan dan minuman yang perlu disesuaikan
Sebagai tindakan terakhir, dilakukan pula maka perlu dilakukan anlisis seperti berikut
pengujian terhadap berat dari setiap porsi
1. Analisis harga jual makanan (food analysis)
masakan (portion size) sesuai dengan resep
Penggunaan metode standard cost percentage
baku yang ada pada menu. Tindakan ini
dan metode cost factor sebagai penetapan harga
dikenal dengan istilah portion test atau di
jual makanan (up date selling price) akan
hotel biasanya disebut juga dengan istilah test
diuraikan dalam bentuk tabel atau kolom-kolom
panel. Untuk makanan test ini biasanya
yang disebut dengan food analysis. Dengan
dilaksanakan di salah satu restoran atau bisa
menggunakan tabel ini diharapkan para manager
juga dilakukan di area dapur oleh executive
departemen makanan dan minuman atau
cheff dan stafnya. Dalam pelaksanaan test
manajemen hotel akan lebih mudah dalam
panel ini selalu mengundang kehadiran dari
mengambil keputusan menyesuaikan harga jual
General Manager, Food & Beverage
makanan yang seharusnya atau harga yang
Manager, Financial Controller, Cost
sepantasnya. Dengan menggunakan formula pada
Controller, Purchasing Manager, yang tujuan
tabel atau kolom-kolom yang sudah diformat
utamanya adalah untuk menyaksikan dan
sedemikian rupa, akan sangat memudahkan
membuktikan proses dan cara membuat
petugas bagian pengendalian biaya khususnya food
masakan, proses menimbang bahan satu
controller untuk mencari dan menentukan jenis
persatu dari bahan makanan yang dipakai dan
makanan (pada menu) yang harga jualnya perlu
sampai dengan pengecekan apakah berat per-
disesuaikan.
porsi makanan dan minuman yang dijual di
Tabel analisis ini dipergunakan karena
restoran dan di bar sudah ditaati dan sudah
kebanyakan bahan makanan maupun bahan
sesuai dengan prosedur yang sudah dihitung
minuman yang dipakai oleh hotel berbintang
pada resep baku.
adalah bahan makanan produk luar atau import,
Disamping pemakaian metode/cara di atas, yang tentu harga beli bahan tersebut sudah
manajemen atau pemilik hotel perlu mengetahui disesuaikan dengan standar mata uang asing
secara teori mengenai komposisi harga jual yang (standard dollar). Dalam melakukan analisis
seharusnya dari hasil suatu produk yang akan seperti yang terlihat pada tabel analisis tersebut
dijual kepada pelanggan agar anatara harga jual harga jual aktual makanan dan minuman dalam
yang diharapkan (sesuai dengan budget) dengan mata uang rupiah disesuaikan lagi ke dalam bentuk
kenyataan/aktual yang didapat tidak terlalu jauh mata uang dolar, sehingga akan muncul perbedaan
berbeda. Berikut ini digambarkan contoh yang antara harga jual dalam perhitungan dengan harga
paling mudah untuk mengetahui komposisi harga jual senyatanya/aktual. Dari besar dan kecil
jual (selling price) yang dinyatakan dalam tabel, perbedaan harga jual inilah didapat perhitungan
adalah seperti berikut. yang akurat dalam menentukan jenis makanan dan
minuman yang mana harga jualnya perlu dirubah
atau disesuaikan. Di bawah ini disajikan contoh
food anysis seperti berikut.
Material/Food Cost 30% - 35% Analisis Harga Jual Makanan(Food Analysis)
Labour Cost 15% - 20%
Overhead Cost 20% - 30%
profit 10% -15%
Selling Price 100%
Sumber: Suarsana (2007: 43)

_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 4, Juli 2014
84 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

memperlihatkan dengan pasti jenis minuman (pada


menu) yang perlu disesuaikan harga jualnya.
Beverage Analysis ini dilakukan swaat terjadi
kenaikan harga minuman keras produk import,
khususnya minuman yang fluktuasi kenaikkan
harganya di pasar sangat tajam dan berstandar
dolar. Kasus ini sering terjadi terutama pada saat
adanya kenaikan harga bahan jenis minuman di
pasaran, seringkali manajemen atau pemilik hotel
membuat suatu keputusan yang agak tergesa-gesa
atau dalam keadaan panic, dan tanpa melakukan
sebuah anilis terlebih dahulu, untuk menaikkan
harga jual minumannya di restoran dan di bar, baik
dalam botolan dan dalam bentuk porsi.
Seabgai suatu ilustrasi misalnya tanpa di
duga suatu ketika terjadi kenaikkan harga barang
atau bahan makanan dan minuman di pasar umum,
misalnya saja terjadi kenaikkan harga minuman
keras mencapai angka 20 persen per botol dari
harga sebelumnya.maka akibat dari kejadian ini
tidak berarti manajemen atau pemilik hotel dengan
secara otomatis menaikkan harga jual produk
minumannya di restoran dan bar sebesar 20 persen
juga. Akan tetapi perlu diselidiki dan kemudian
dianalisis terlebih dahulu oleh bagian pengendalian
biaya khususnya oleh beverage controller dengan
Kurs 8,800 mempergunakan tabel tersebut.
Periode :Jan 07-juni 2007 Apabila hasil analisi tabel menunjukkan
Sumber: Suarsana (2007:45) bahwa ada beberapa jenis minuman botolan
Sumber: Suarsana (2007:45) maupun porsi yang harga jualnya terlalu rendah
maka barulah diambil keputusan untuk mengubah
Gambar 1 Analisis Harga Jual Makanan
harga jual tersebut pada menu (beverage list) di
Keterangan : restoran dan bar. Dengan adanya tabel beverage
HSPP : Harga Satuan Per Porsi analysis ini, akan sangat memudahkan bagi
HJDB : Harga Jual Dibulatkan (dalam rupiah) manajemen, staf departemen makanan dan
KHJ usd : Kenyataan Harga Jual (dalam usd) minuman dan beverage controller yang berwenang
HHPM : Harapan Harga Pokok Makanan (%)
KPHP : Kenyataan Persentase Harga Pokok untuk memilih atau menyeleksi jenis minuman apa
BEDA D/K : Beda Debet/Kredit saja yang harga jualnya perlu disesuaikan. Contoh
AFHJ : Anka Faktor mencari Harga Jual beverage analysis dapat dilihat pada gambar
HHJ usd : Harapan Harga Jual (dalam usd) berikut.
KET : Keterangan
HHJ Rp : Harapan Harga Jual dalam Rp
HJDB usd : Harga Jual Dibulatkan (dalam usd)
2. Analisis harga jual minuman (beverage Analisis Harga Jual Manuman(Beverage Analysis)
analysis)
Proses pengendalian harga jual untuk jenis
minuman tindakannya hampir sama dengan
pengendalian harga jual makanan yang disebut
dengan “Beverage Analysis” yang merupakan data
pada tabel dengan kolom-kolom yang dapat
_____________________________________________
Volume 8, No. 4, Juli 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah85

mempertahankan pelanggan, tetap hidup


bersanding ditengah-tengah dasyatnya gempuran
pesaing, serta mampu mendatangkan laba yang
diinginkan , dan mengembalikan modal (return on
invertement) sesuai dengan durasi waktu yang
ditetapkan. Harga yang tepat akan mampu
mencerminkan kualitas makanan dan minuman,
dan tentunya mampu memberikan kepuasan
kepada para pelanggannya. Dengan demikian
tercermin bahwa menetapkan harga yang tepat
bukanlah pekerjaan mudah dan gampang suatu
yang sulit bahkan rumit, lebih-lebih penetapan
harga untuk pertama kalinya.

PENUTUP
a. Simpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwadalam rangkakebijakan penetapan harga
makanan dan minuman industri jasa perhotelan
adalah sebagaiberikut:
1. Ada beberapa metode atau cara dalam
menetapkan harga jual antara lain yaitu:
a. Metode “Mark-Up”; dengan jalan
menetapkan standar food cost dan
beverage cost yaitu dengan formula:

b. Metode Harga Pokok Standar (Standard


Cost Percentage Method); yaitu dengan
Sumber: Suarsana (2007:48) formula:
Gambar 2: Analisis Harga Jual Minuman

Keterangan :
JPPB : Jumlah Porsi per Botol c. Metode Angka Faktor (Cost Factor
HBC : Harapan Beveraga Cost) Method); yaitu dengan formula:
HHJ USD : Harapan Harga Jual Dalam US Dollar
HSPB : Harga Satuan per Botol
HHJ Rp : Harapan Harga Jual dalam RP.
KHJ USD : Kenyataan Harga Jual dalam US Dollar d. Metode Tidak Terstruktur (Unstructure
HSPP : Harga Satuan per Porsi
KHJ RP : Kenyataan Harga Jual dalam Rp
Method); yaitu dengan formula:
BEDA D/K : Beda D/K

Kebijakan penetapan harga makanan dan


minuman memegang peranan begitu penting bagi 2. Dalam mengambil keputusan penyesuaian
setiap industri jasa perhotelan yang ingin tetap harga jual makanan dan minuman yang
survival untuk selamanya. Harga berperan begitu seharusnya untuk mendapatkan harga jual
besar dalam menentukan keberhasilan untuk yang pantas maka, perlu dilakukan:
menarik minat konsumen. Dengan harga jual yang • Analisis Harga jual Makanan (Food
tepat maka industri jasa perhotelan akan mampu Analysis)
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 4, Juli 2014
86 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

• Analisis Harga jual Minuman (Beverage Post Rabu Umanis, 16 Juli 2014,
Analysis) Halaman 21 kolom 2-4.
3. Dalam rangka pengendalian harga jual
makanan dan minuman untuk mengetahui Anonim, Definisi 'penetapan: 'http://www.artikata
apakah perlu dilakukan penyesuaian dapat .com/arti-381594-penetapan.htm,
dilakukan dengan malaksanakan analisis diakses tanggal 16 Mei 2014.
harga jual makanan dan analisis harga jual
minuman. Anonim, Kebijakan, http://id.wikipedia.org/wiki
b. Saran /Kebijakan, diakses tanggal 16 Mei
2014
1. Dalam menetapkan harga jual makanan dan
minuman disarankan agar pihak manajemen Minantyo Hari, 2011., Dasar-Dasar Pengolahan
maupun pemilik hotel memperhatikan Makanan (Food Product Fundamen-
beberapa komponen yaitu: tal), Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
a) Biaya Pokok Bahan Makanan (Food Cost); Yogyakarta: Graha ilmu.
b) Biaya Karyawan (Labour Cost);
c) Biaya lain-lain (Overhead Cost); Mukhtar, 2004., Perlunya Standar Ruang Lingkup
d) Keuntungan (Profit); Dan Permasalahan Pelayanan Sebuah
e) Harga Pesaing (Comptitive Price); Restauran Hotel, Sumatera Utara:
f) Pengembalian Modal (Return On Program Studi Pariwisata Fakultas
Investement); Sastra Universitas Sumatera Utara.
g) Lokasi, Pembeli/Pelanggan.
2. Bila terjadi perang tarif saat-saat low seasion Nanang Budianas, 2013., Kebijakan Penetapan
(musim sepi) disarankan agar pihak Harga, (http://nanangbudianas.
manajemen demikian juga pemilik hotel blogspot. com/2013/02/ pengertian-
jangan mengambil kebijakan menurunkan kebijaksanaan-harga.html/ diakses
harga, sebaiknya berikan diskon yang hanya tanggal 23 Juni 2014 pukul 17.19
berlaku di saat-saat musim sepi. Bila wita).
menurunkan harga pada saat musin normal
kembali ke harga semula terkesan hotel
Nuada I Wayan, 2008., Kemungkinan-
menaikkan harga sehingga secara psikologis
Kemungkinan Penyebab Naiknya
akan mempengaruhi keputusan pelanggan
Food and Beverage Cost Percentage
untuk dating kembali.
sebuah Hotel, Mataram: Ganèç Swara
Media Informasi Ilmiah Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Mahasaraswati Mataram, ISSN;
1978-0125, Hal: 71 s/d 75.
Anonim, Kebijakan Penetapan Harga,
(http://www.proweb.co.id /articles/
Nuada I Wayan, 2013., Kalkulasi Harga Pokok
internet_marketing/ kebijakan_harga_
Makanan (Food Cost) Harian Untuk
net.html/ diakses tanggal 1 Mei 2013
Pengendalian Biaya Di Hotel,
Pukul 17.28 wita.)
Mataram: Bina Media , ISSN 1978-
3787, Vol. 7 No. 4 Juli 2013, Hal: 52
Anonim, Tips Menentukan Harga Jual Melalui
s/d 59.
Strategi Markup, http://www.majalah
(http://www.lpsdimataram.com).
duit.co.id/index, diakses tgl 12 Juli
2012 Pukul 09.59 Wita.
SuarsanaNyoman,2007.,Pengendalian Biaya
DepartemenF&BdiPerhotelan, Edisi
Anonim, 2014., Pertumbuhan Kamar Hotel di Bali
Pertama, Yogyakarta:GrahaIlmu.
Lampaui Jumlah Kunjungan, Bali
_____________________________________________
Volume 8, No. 4, Juli 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah87

Suastuti Ni Luh, 2012., Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Kepuasan Wisatawan
Terhadap Produk Freestanding
Restaurant di Kawasan Pariwisata
Nusa Dua-Kabupaten Badung.

Trisnovia Arisha, 2013., Kebijakan Penetapan


Harga,
http://trisnoviarisha.blogspot.com/201
3/05/ kebijakan-penetapan-
harga.html/diakses tanggal 23 Juni
2014 pukul 17.31 wita.

Wiyasha IBM, 2007., Akuntansi Manajemen


untuk, Hotel dan Restoran,
Yogyakarta: C.V Andi Offset.

_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 4, Juli 2014

Anda mungkin juga menyukai