Anda di halaman 1dari 10

KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI II

A. Pengertian Kristal
Kristal adalah suatu benda padat homogen berbentuk polyhedral teratur,
memiliki atom dan dibatasi oleh bidang licin. Kristal dapat terbentuk secara alami
dalam bentuk mineral atau di laboratorium. Kristal mempunyai bentuk yang agak
simetris pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang datar, sehingga memberi bentuk
tersendiri kepada mineral yang bersangkutan. Kristal akan terbentuk apabila terjadi
penurunan suatu energi potensial dari sistem ion dan juga memiliki sifat fisik tertentu
juga unsur kimia tertentu, mineral biasanya tersusun atau bersifat kristalin. Molekul
yang akan dihasilkan dengan penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih
rendah.
Kristal bersifat anisotrop dan juga homogen karena berbentuk padat, selain
itu sifat dari permukaan kistal itu sendiri, biasanya bersifat tetap, atau bisa juga
disebut memiliki geometri. Ilmu yang mempelajari kajian terhadap keterbentukan,
sifat fisik, pertumbuhan, juga klasifikasi disebut dengan kristalografi.

Sumber : Fendy, 2013.


Gambar 1
Macam-Macam Bentuk Kristal

B. Pengertian Kristalografi
Kristalografi merupakan suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari
kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam
satu sistem kristalografi dan juga mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal
terutama pertumbuhan kristal, perkembangan kristal, kenampakan bentuk luar kristal,
struktur dalam dan kristalografi juga mempelajari bentuk - bentuk dasar yaitu suatu
bidang pada situasi permukaan. Sifat Geometri, memberikan pengertian letak,
panjang dan jumlah sumbu kristal yang menyusun bentuk kristal . Selain itu pada
simetri ini juga memiliki unsur-unsur pada kristalografi tersendiri yaitu adalah :
 Zona dan Sumbu Zona
Zona merupakan daerah bidang-bidang yang terletak sedemikian rupa
sehingga garis potongnya saling sejajar satu sama lain. Sumbu zona merupakan
garis nyata serta sejajar dengan garis potong dari bidang yang terletak dalam satu
zona.
 Pusat atau Inti Simetri
Merupakan titik yang dimiliki setiap kristal jika setiap garis yang ditarik dari
setiap titik pada permukaan kristal, selalu melalui pusat Kristal.
 Translasi
Merupakan aturan dari simetri yang merupakan arah yang mengalami
pengulangan motif dalam ruang. Pergeseran secara periodik dalam suatu motif
asli sehingga menghasilkan motif-motif turunan menurut arah dan jarak tertentu (t)
sehingga hasilnya adalah sekumpulan motif dengan tatanan yang teratur dan
mempumyai kesan simetri.
 Rotasi
Rotasi merupakan pengulangan akibat perputaran secara periodik dengan
besar sudut tertentu dan tetap pada satu sumbu putar. Nilai n ditentukan oleh
perbandingan antara 360˚ dengan banyaknya sudut pengulangan yang terdapat
dalam pengoprasian kristal tetapi hasur kembali ke posisi awal.
Dikarenakan keterdesakan geometri maka rotasi dari Kristal terbatas dengan n=
1,2,3,4 dan 6, dengan notasi:
 Pencerminan
Pencerminan pada unsur kristal yaitu bidang yang seolah – olah jika
dibelah menjadi dua bagian, maka Kristal yang terbagi dua tersebut memiliki
bentuk yang sama. Seolah – seolah kristal hanya satu berkat pencerminan
tersebut.
 Invers
Invers yaitu suatu proses pengulangan yang terbentuk dari garis imaginer
akan tetapi posisi benda akan terlihat berlawanan dalam bentuk asli
(kebalikan dari pencerminan).
C. Sistem – Sistem Kristal
Sistem kristal dikelompokan dengan perbandingan panjang, letak dan
jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Bentuk kristal dibedakan berdasarkan sifat-
sifat simetrinya dibagi menjadi tujuh sistem yaitu :
 Sistem Isometrik
Sistem ini sering juga disebut dengan sistem kristal regular atau dikenal
dengan sistem kristal kubus ataupun sistem kristal kubik. Sumbu kristalnya saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya dan memiliki 3 sumbu dengan perbandingan
panjang yang sama untuk masing - masing sumbunya.

Sumber :Vicky, 2012


Gambar 2
Sistem Isometrik
 Sistem Tetragonal
Sistem ini hampir sama dengan sistem isometrik. Sumbu kristal yang
masing – masing saling tegak lurus dan memiliki 3 sumbu pada sistem kristal ini.
sistem kristal ini. sumbu 1 dan 2 mempunyai satuan panjang sama sedangkan
sumbu 3 berlainan dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya
lebih panjang.

Sumber :Vicky, 2012


Gambar 3
Sistem Tetragonal
 Sistem Hexagonal
Sistem hexagonal ini mempunyai 4 sumbu kristal dimana sumbu 3 tegak
lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu 1, 2, dan 4 masing - masing
membentuk sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sumbu 1, 2, dan 4 memiliki
panjang sama. Sedangkan panjang 3 berbeda dapat lebih panjang atau lebih
pendek tapi. Pada umumnya lebih panjang.

Sumber :Vicky, 2012


Gambar 4
Sistem Hexagonal
 Sistem Trigonal
Sistem trigonal ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu
beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal hexagonal. Demikian
pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem trigonal
setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk
segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.

Sumber :Vicky, 2012


Gambar 5
Sistem Trigonal
 Sistem Orthorhombic
Sistem orthorhombic ini sering juga disebut dengan sistem rhombis dan
mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.

Sumber :Vicky, 2012


Gambar 6
Sistem Orthorhombic
 Sistem Triklin
Sistem triklin ini hanya mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang
lainnya tidak saling tegak lurus dan juga panjang masing - masing sumbu tidak
sama.

Sumber :Vicky, 2012


Gambar 7
Sistem Triklin
 Sistem Monoklin
Sistem Monoklin hanya mempunyai 3 sumbu pada sumbu pertama miring
dari tiga sumbu yang dimilikinya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang
tidak sama, umumnya sumbu 3 yang paling panjang dan sumbu 2 paling pendek.
Sumber :Vicky, 2012
Gambar 8
Sistem Monoklin
Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal.
Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh
kristal tersebut. Sistem Isometrik terdiri dari lima kelas, sistem Tetragonal
mempunyai tujuh kelas, sistem Orthorhombik memiliki tiga kelas, sistem
Hexagonal tujuh kelas dan sistem Trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem
Monoklin mempunyai tiga kelas dan sistem Triklin dua kelas.

D. Proyeksi Kristal (Stereografi)


Proyeksi kristal merupakan salah satu bentuk penggambaran kristal dari
bentuk 3D menjadi 2D yang pada prinsip penggambarannya kembali setiap bidang
menjadi titik, tentunya dengan cara menentukan suatu titik tersebut. Dengan tujuan
untuk mempermudah pengamatan mengenai kristal. Berikut ini merupakan
proyeksi kristal yang terdiri dari berbagai macam, yaitu :
 Equal Area Projection
Proyeksi yang dihasilkan dari equal area projection yaitu jarak titik pada
bidang proyeksi yang sebanding dan sama dengan proyeksi sebenarnya. Schmidt
Net adalah suatu stereogram hasil dari equal area projection.

Sumber : Rizki, 2012.


Gambar 9
Equal Area Projection
 Proyeksi kutub
Proyeksi kutub merupakan proyeksi titik tembus garis tersebut dengan
permukaan bola dan proyeksi ini sering disebut dengan proyeksi dimana unsur
bidang ataupun unsur garis akan tergambar sebagai suatu titik. Stereogram
proyeksi kutub dinamakan polar net atau billings net

Sumber : Rizki, 2012


Gambar 10
Proyeksi kutub

 Proyeksi Streografis
Proyeksi streografis merupakan bidang ekuator bola atau bidang horixontal
yang melalui equator bola dan juga memproyeksikan sumbu-sumbu simetri dari
kristalnya. Dalam proyeksi stereografi memiliki dua istrilah yaitu stereogram dan
wulff net. Stereogram yaitu suatu hasil penggambaran pada bidang proyeksi dan
wulff net yaitu hasil dari equal angle projection.

Sumber : Rizki, 2012


Gambar 11
Proyeksi Stereografis

 Proyeksi Orthografi
Proyeksi orthografi merupakan suatu proyeksi yang digambarkan dari
kutub utara maupun kutub selatan dengan cara penarikan suatu titik proyeksi
dengan menarik garis tegak lurus dari kutub bola terhadap bidang proyeksi
orthografi dimana titik – titik diproyeksikan tegak lurus. Orthographic net adalah
hasil dari stereogarm.

Sumber : Rizki, 2012


Gambar 12
Proyeksi Orthografi
 Proyeksi Gnomonik
Merupakan proyeksi yang serupa dengan proyeksi bola, namun bidangnya
menyinggung kutub utara bola yang menghasilkan proyeksi yang nampak sangat
jauh dari keadaan sebenarnya atau bisa saja seperti tak terhingga.

Sumber : Rizki, 2012


Gambar 13
Proyeksi Gnomonik
KESIMPULAN

Kristal adalah suatu benda padat homogen berbentuk polyhedral teratur,


memiliki atom dan dibatasi oleh bidang licin. Kristal dapat terbentuk secara alami
dalam bentuk mineral atau di laboratorium. Kristal mempunyai bentuk yang agak
simetris pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang datar, sehingga memberi bentuk
tersendiri kepada mineral yang bersangkutan. Sedangkan ilmu yang mempelajari
kristal tersebut secara megaskopis adalah kristalografi.
Kristalografi merupakan suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari
kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam
satu sistem kristalografi dan juga mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal
terutama pertumbuhan kristal, perkembangan kristal, kenampakan bentuk luar kristal,
struktur dalam. Unsur-unsur simetri kristalografi terdiri dari berbagai macam, yaitu
Zona dan Sumbu Zona, Pusat Simetri, Pencerminan, Rotasi, Translasi, Invers.
Sistem pada kritsal memiliki tujuh system, yaitu :
1. Sistem Isometrik
2. Sistem Tetragonal
3. sistem Orthorhombik
4. sistem Hexagonal
5. sistem Trigonal
6. sistem Monoklin
sistem Triklin
Proyeksi kristal merupakan salah satu bentuk penggambaran kristal dari
bentuk 3D menjadi 2D yang pada prinsip penggambarannya kembali setiap bidang
menjadi titik, tentunya dengan cara menentukan suatu titik tersebut. Dengan tujuan
untuk mempermudah pengamatan mengenai kristal. Berikut ini merupakan
proyeksi kristal yang terdiri dari berbagai macam, yaitu :
 Equal Area Projection
 Proyeksi Kutub
 Proyeksi Streografis
 Proyeksi Orthografi
 Proyeksi Gnomonik
DAFTAR PUSTAKA

1. Fadjri, Aulizar 2010. “Pengertian Kristal”. aulizar.wordpress.com. Diakses


pada Tanggal 29 September 2017 pukul 19.26 WIB. (Referensi
Internet)

2. Hertanto, Boby. 2012. “Proyeksi Kristal (Strereografi)”.


geoenviron.blogspot.com. Diakses pada Tanggal 30 September
2017 pukul 13.30 WIB. (Referensi Internet)

3. Tubagus, Rizki. 2012. “Kristal dan Kristalografi”.


geoenviron.blogspot.co.id. Diakses pada Tanggal 30 September
2017 pukul 15.45 WIB. (Referensi Internet)

4. Zadat. 2010. “Kristal dan Kristalografi”. zadat.blogspot.com. Diakses


pada Tanggal 30 September 2017 pukul 20.15 WIB. (Referensi
Internet)

Anda mungkin juga menyukai