Pikiran Orang lain jahat, mengancam, Orang lain jahat, Orang lain jahat,
melecehkan mengancam, melecehkan mengancam, melecehkan
Perasaan Labil, mudah tersinggung, ekspressi Labil, mudah tersinggung, Labil, mudah
tegang, marah- marah, dendam, merasa ekspressi tegang,dendam tersinggung, ekspressi
tidak aman. merasa tidak aman tegang, merasa tidak
aman
Tindakan Melukai diri sendiri, orang lain,merusak Menentang, mengancam, Menentang Intonasi
lingkungan, mengamuk, menentang, mata melotot sedang, menghina orang
mengancam, mata meloto lain, berdebat
Bicara kasar, Intonasi Pandangan tajam,
Bicara kasar, intonasi tinggi, menghina sedang, menghina orang tekanan darah menurun
orang lain, menuntut, berdebat lain, menuntut, berdebat
RUFA WAHAM
RUFA PANIK
Domain Intensif I Intensif II Intensif III
1 - 10 11 - 20 21 - 30
RUFA RBD
(Skor: 1-10 Skala RUFA) (Skor: 11-20 Skala (Skor: 21-30 Skala RUFA
RUFA
RUFA ISOS
Domain Intensif I Intensif II Intensif III
1 – 10 11 - 20 21 - 30
Pikiran Selalu berfikir bahwa Sering berfikir orang lain Kadang-kadang berfikir orang
oarang lain akan akan mencelakakan dia lain akan mencelakakan
mencelakakan dia
Perasaan .Afek datar Afek tumpul Afek tumpul
RUFA DPD
RESPONS UMUM FUNGSI ADAPTASI (RUFA)
No Diagnosa Skor RUFA 1-10 Skor RUFA 11-20 Skor RUFA 21-30
Keperawatan (Intensif I) (Intensif II) (Intensif III)
1 Gangguan persepsi 1. Setiap saat mengalami 6. Sering mengalami 10. Halusinasi sesekali
sensori: halusinasi halusinasi halusinasi muncul
2. Halusinasi tidak 7. Seringkali tidak bisa 11. Perilaku masih bisa
terkendali mengendalikan halusinasi dikendalikan
3. Perilaku dikendalikan 8. Halusinasi mengancam 12. Isi halusinasi tidak
oleh isi halusinasi tetapi masih bisa mengancam
4. Halusinasi berisi dikendalikan 13. Perilaku kadang kacau
ancaman terhadap diri 9. Perilaku sering kacau
atau orang lain
5. Risiko tinggi bunuh diri
atau membunuh orang
lain
2 Perilaku kekerasan 1. Perilaku kacau 4. Perilaku kadang kacau 7. Perilaku kadang kacau
2. Sedang melakukan tindak 5. Sedang melakukan 8. Ada riwayat melakukan
kekerasan fisik dan kekerasan verbal tindakan kekerasan
verbal 6. Risiko sedang mencederai 9. Sesekali melakukan tindakan
3. Berisiko tinggi diri dan orang lain kekerasan verbal, tidak fisik
mencederai orang lain
dan diri sendiri
3 Gangguan proses 1. Perilaku kacau 4. Perilaku sering kacau 7. Perilaku cukup terorganisir
pikir: waham 2. Waham terjadi setiap 5. Waham sering terjadi 8. Waham jarang terjadi
saat 6. Komunikasi kadang kacau 9. Komunikasi kacau jika terjadi
3. Komunikasi sangat waham
kacau
4 Risiko bunuh diri Aktif mencoba bunuh diri: 1. Aktif memikirkan rencana 1. Mungkin sudah memiliki ide
a. gantung diri bunuh diri, namun tidak untuk mengakhiri hidupnya,
b. minum racun disertai dengan percobaan namun tidak disertai dengan
c. memotong urat nadi bunuh diri ancaman dan percobaan bunuh
d. menjatuhkan diri dari 2. Mengatakan ingin bunuh diri
tempat yang tinggi diri namun tanpa rencana 2. Mengungkapkan perasaan
1. Mengalami tanda- yang spesifik seperti rasa bersalah / sedih /
tanda depresi 3. Menarik diri dari pergaulan marah / putus asa / tidak berdaya
2. Mempunyai rencana sosial 3.
Mengungkapkan hal-hal negatif
bunuh diri yang spesifik tentang diri sendiri yang
3. Menyiapkan alat menggambarkan harga diri
untuk bunuh diri (pistol, rendah
pisau, silet, dll) 4. Mengatakan: “Tolong jaga anak-
anak karena saya akan pergi
jauh!”
5 Defisit perawatan 1. Sama sekali tidak mau 1. Mampu melakukan 1. Mau berinisiatif melakukan
diri dan mampu melakukan kebersihan diri tetapi tidak perawatan diri hanya dengan
perawatan diri mau bimbingan
2. Perilaku kacau 2. Perilaku masih bisa 2. Perilaku masih bisa diarahkan
3. Tidak mampu mengikuti diarahkan 3. Kadang-kadang tidak melakukan
perintah 3. Praktek kebersihan diri kebersihan diri dengan rutin
hanya jika diingatkan
6 Isolasi sosial 1. Kontak sosial sangat 1. Kontak sosial sangat 1. Kontak verbal masih sangat
kurang terbatas, hanya dengan orang terbatas
2. Katatonia yang sangat dekat 2. Sudah mau berinteraksi
3. Sama sekali atau kurang 2. Komunikasi verbal sangat walaupun sangat terbatas
sekali dalam kontak verbal terbatas 3. Aktifitas fisik sudah makin
3. Aktivitas fisik hanya terbatas sering dilakukan
untuk kebutuhan dasar fisik
A. Risiko Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan salah satu bagian dari rentang respons protektif diri.
Peningkatan diri sebagai respons yang paling adaptif, sementara perilaku destruktif
diri, pencederaan diri dan bunuh diri merupakan respons maladaptif. Skema 2.1
menggambarkan rentang peningkatan diri sampai perilaku destruktif diri.
Bunuh diri di dalam rentang sehat sakit khususnya rentang respons protektif diri yang
berkaitan dengan respon penghargaan sampai perilaku merusak diri, bunuh diri yang
merupakan respon paling maladaptif. Rentang respon proteksi diri dapat dijelaskan
bahwa seorang individu yang sehat mental optimal akan selalu menghargai diri,
mengasihi diri dalam bentuk perilaku yang muncul adalah merawat diri dan sikap hati-
hati/waspada.
Adaptif
Maladaptif
|----------------------------|-----------------------------|-----------------------------|---------
-----------------|
Mempertinggi diri Promosi Diri Perilaku Destruktif Melukai Diri Sendiri
Bunuh Diri Tidak Langsung
Sumber: Principles and pratice of psychiatric nursing (Stuart&Laraia, 2005).
Dalam kondisi tertentu (stress) rasa penghargaan terhadap diri sendiri dapat menurun,
sebagai respon cara mengatasi masalah, individu dapat melakukan tindakan
maladaptive yang dapat membahayakan jiwanya. Tindakan merusak diri dapat berupa
tindakan yang langsung seperti bunuh diri dan tidakan tidak langsung yang biasanya
tidak disadari bahwa tindakan tersebut dapat membahayakan kehidupannya. (Stuart &
Laraia, 2005).
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya (Keliat, 2006). Menurut Keliat (2006), berdasarkan besarnya
kemungkinan pasien melakukan bunuh diri, ada tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:
Dalam mengidentifikasi tingkah laku bunuh diri dapat diperkuat dengan menilai skor
bunuh diri menggunakan SIRS (Suicidial Antention Rating Scale)/Skore bunuh diri
dengan score 0 - 4 seperti dibawah ini (Stuart &Sundeen, 1991):
Score 2 Memikirkan bunuh diri dengan aktif, Ancaman bunuh diri - Destruktif tidak langsung
tidak ada percobaan bunuh diri. - Perilaku melukai diri
sendiri
Score 3 Mengancam bunuh diri, misalnya Ancaman bunuh diri - Destruktif tidak langsung
“tinggalkan saya sendiri atau saya - Perilaku melukai diri
bunuh diri “ sendiri
Score 4 Aktif mencoba bunuh diri Percobaan bunuh - Melukai diri sendiri
diri - Tindakan bunuh diri
Faktor risiko penyebab bunuh diri banyak disebabkan faktor depresi yang tidak
tertangani dan sangat beragam diantaranya adalah rasa putus asa terutama pada pasien
dengan depresi mayor, ketidakberdayaan, kesepian, letih, nyeri psikologis yang
dirasakan “tidak tertanggungkan“. Tetapi bila diteliti khususnya di Indonesia, penyebab
bunuh diri sebagian besar dilatarbelakangi ketidakmampuan ekonomi, dengan faktor
pemicunya bisa karena masalah keluarga, sakit dan masalah pasangan hidup (Imi,
2006).
Meskipun sampai saat ini para ahli belum menemukan kata sepakat tentang penyebab
bunuh diri namun pada umumnya mereka sependapat ada ciri-ciri atau kondisi tertentu
yang beresiko bunuh diri dan berkaitan erat dengan gangguan jiwa dan penyakit fisik
seperti:
1. Gangguan kepribadian (antisosial dan boderline disertai sifat impulsif dan sering
terjadi perubahan mood.
2. Depresi
3. Alkoholik (dengan atau penyalagunaan zat pada remaja)
4. Skizofrenia
5. Gangguan mental organik
6. Gangguan mental lainnya
7. Penyakit-penyakit fisik: gangguan neurologis, kanker, HIV/AIDS dan kondisi
kronik lainnya seperti diabetes mellitus, penyakit ginjal kronis.
Dapat dikatakan diagnosa medis gangguan jiwa yang beresiko pasien bunuh diri yang
tersering adalah skizofrenia dan depresi.