Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

PENDIDIKAN PANCASILA

OLEH :

NAMA : ANZELA VENIE ( BCA 117 099)


: RIFKA KORESI ( BCA 117 157)
: JEFRYANTO ( BCA 117 160)
: DHIENDA ZIANSIS N.U ( BCA 117 135)
: EFRONICO ( BCA 117 166)

DOSEN PENGAMPU : Neny Fidayanti, M.Si

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTASN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
Kearifan Lokal Masyarakat Dayak

PUKUNG PAHEWAN (Hutan Lindung)

Apa yang dimaksud dengan Pukung Pahewan? Pukung Pahewan berasal dari dua
kata “pukung” dan “pahewan”. Pukung artinya “pulau” dan pahewan artinya “pohon yang
dianggap keramat yang dihuni oleh mahluk halus”. Pukung tidak terbatas pada apa yang di
sebut pulau dalam bahasa Indonesia : suatu daratan yang dipisahkan atau dikelilingi oleh
air. Tetapi juga dalam tradisi orang Dayak penyebutan “pukung atau pulau” bisa juga
berarti suatu kawasan, areal tertentu, tersendiri, dikhususkan. Bisa dipahami juga dengan
pengertian berada di samping kawasan lain, yang tersendiri (penyebutannya : himba
“puku-pukung”).

Sedangkan “pahewan” menyerap pengertian yang juga sangat luas : Bisa berarti
“pohon keramat yang dihuni oleh para mahluk halus”, “hutan keramat”, “tanah adat”,
“hutan larangan/hutan lindung termasuk binatang-binatang di dalamnya”, “hutan
cadangan”, “sungai, tatah, danau, handel, beje, tanggiran (pohon madu / tempat lebah
bersarang ) kebun karet, rotan”, dan lain-lain, dan seterus-terusnya.

“Pukung pahewan” adalah kearifan lokal, yang sarat dengan nilai-nilai


kepercayaan, transendensi, tradisi dan budaya, ketaatan, kepatuhan, kebersamaan,
kepedulian, kehormatan dan moralitas yang tinggi dan luhur, dan sebagainya.

Pukung pahewan menjadi tradisi yang turun temurun dari generasi ke generasi.
Yang secara mitologi dianggap datang dari penguasa alam, penguasa hutan. Penguasa itu
disebut sebagai mahluk halus, yang berwenang menjaga “pukung pahewan”, supaya tidak
dirusak atau diganggu oleh manusia. Dan bukan hanya hutan atau pohon-pohonnya saja
yang dilindung, juga sungai-sungainya, binatang-binatang, burung-burung dan aneka
hayati di dalamnya.

Masyarakat adat harus melindungi dan menjaga “pukung pahewan” agar tetap
lestari dan aman dari pengrusakan, agar tidak mengakibatkan ancaman bahaya atau
menjadi suatu bencana bagi masyarakat adat. Meski tradisi ini berlangsung secara implisit,
namun ia dianggap hukum adat, yang mengadung pesan sakral dan magis. Jika ada orang
yang mengganggu, merusak pukung pahewan, atau berburu binatang yang ada di
dalamnya, maka orang tersebut dianggap melanggar adat. Ia bisa dikenakan sangsi adat.
Karena dampak dari pelanggaran itu ia bisa dihukum oleh mahluk halus yang menjaga
‘pukung pahewan’, atau malah mungkin menjadi bencana bagi seluruh penduduk desa.

“Pukung Pahewan” adalah kearifan lokal yang harus tetap dikokohkan dan terus
dikibarkan. Kearifan ini datang dan ada secara murni dari kehidupan masyarakat Dayak
(secara khusus Dayak Ngaju - Kalimantan Tengah – Mungkin dalam masyarakat Dayak
yang lain dengan istilah atau penyebutan yang berbeda).

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah : Apakah “pukung pahewan” masih ada
dan tetap terjaga? Apakah ia tinggal cerita? Apakah hanya sebuah dongeng atau slogan
kosong; Atau mitos? Dan …… Apakah …. ?

Aku yakin bahwa “pukung pahewan” tetap ada dan lestari, di dalam jiwa orang-orang
Dayak sejati, dan itu harus diwujudkan serta diwariskan kepada anak-cucu kita.

Pesan Kearifan Lokal :

Pesan-pesan kearifan lokal dalam “pukung pahewan” dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Pesan teologis dan dogmatis : Untuk memelihara, menjaga, dan melestarikan alam
ciptaan; Mengelola bumi dengan baik dan tertib, tidak serakah dan membabi-buta;
Menyemai keinsyafan bahwa alam semesta ini milik Sang Penguasa yang tak terlihat;
Bahwa hidup bukan untuk diri sendiri tetapi bagi bumi dan sesama manusia; Bahwa hidup
untuk mengasihi dan bukan menghabisi. Pesan ini sejalan dengan ajaran (dokma) Gereja
Kalimatan Evangelis, dan Visi dan Missi gereja untuk menciptakan Langit yang baru dan
bumi yang baru. Gereja terpanggil untuk mewujudkan syallom (damai sejahtera) di bumi
ini, bagi semua ciptaan.

2. Pesan moral : Kehormatan dan keberhargaan di simbolkan dalam ketaatan dan


kepatuhan, yang membias kepada kebaikan-kebaikan sesama dan semesta.

3. Pesan budaya : Warisan tradisi yang agung adalah pusaka yang dijaga, bukan dijual dan
dikhianati; Dipelihara dan dikelola, bukan dirusak dan musnahkan; Dilindungi, dihayati
dan dilestarikan, dinikmati, sekaligus menjadi kontribusi yang berharga bagi kelangsungan
hidup semua mahluk hidup.
4. Pesan Global : Pukung Pahewan adalah asset, dan sebagai investor bagi dunia yang
sekaligus secara sukarela menyediakan carbon dioksida bagi manusia dan jagat raya ini,
sejak dulu.

Disamping itu, pemerintah harus berpihak kepada masyarakat adat dan lingkungan hidup
agar tetap terjaga kelestarian alam dengan bersinergi dengan gereja dan masyarakat adat
Dayak Kalimantan Tengah. Agar Kalimantan tetap menjadi poros dan fokus dunia yang
mampu mensuplai/menyerap CO2 bagi semua mahluk dan lingkungan hidup.

Nilai-nilai yang terkait dengan sikap toleran,gotong-royong,keberagaman budaya


dan agama dalam kearifan lokal masyarakat dayak

Sikap toleransi : Manusia dengan alam harus ada timbal baliknya,alam memberikan kita
kenyamanan dengan hasil-hasil dari alam. Manusia bebas mengambil apa saja dari alam
dengan batas kewajaran. Sehingga manusia harus menjaga alam.

Sikap gotong royong :Manusia harus memelihara, menjaga, dan melestarikan alam
ciptaan Tuhan. Selain itu kita bisa melakukan reboisasi terhadap hutan yang gundul
dengan cara menanam kembali bibit pohon supaya hutan terus ada dan dapat bermanfaat
bagi manusia.

Sikap keberagaman budaya : Keanekaragaman budaya dari kearifan lokal hutan lindung
merupakan bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Hal ini perlu dicermati
karena warisan budaya dan nilai-nilai tradisional tersebut mengandung banyak kearifan
lokal yang masih sangat relevan dengan kondisi saat ini, dan seharusnya dilestarikan,
diadabtasi, bahkan dikembangkan lebih jauh.

Nilai Agama : kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan diberikan kuasa untuk
menguasai dan menaklukan bumi dengan seluruh ciptaan yang lain untuk mengelola dan
memelihara lingkungan hidup.jadi, manusia mempunyai kuasa yang lebih besar dari pada
makhluk yang lain untuk menjaga dan memelihara alam.
Nilai-nilai yang terkait pancasila dan Kasus yang terkait dengan berbagai perkembangan
pancasila :

Nilai-nilai yang terkait dengan pancasila :

1.Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.

2.Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan

3.Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.

4.Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan
dan peraturan.

5.Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh
-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya

6.Cinta damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya

7.Peduli
lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

8.Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan

9.Tanggungjawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa

kasus-kasus yang terkait perkembangan pancasila :

SILA KE- 1 : “Ketuhanan Yang Maha Esa ”

Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah Allah, pencipta segala yang ada dan semua
mahluk. Yang Maha Esa berarti yang Maha tunggal, tiada sekutu, Esa dalam zat-Nya, Esa
dalam sifat-Nya, Esa dalam Perbuatan-Nya, artinya bahwa zat Tuhan tidak terdiri dari zat-zat
yang banyak lalu menjadi satu, bahwa sifat Tuhan adalah sempurna, bahwa perbuatan Tuhan
tidak dapat disamai oleh siapapun. Jadi ke-Tuhanan yang maha Esa, mengandung pengertian
dan keyakinan adanya Tuhan yang maha Esa, pencipta alam semesta, beserta isinya.
Keyakinan adanya Tuhan yang maha Esa itu bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang
tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran, melainkan suatu kepercayaan yang
berakar pada pengetahuan yang benar yang dapat diuji atau dibuktikan melalui kaidah-kaidah
logika.

Contoh kasus :

 Positif

Jakarta, CNN Indonesia - Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, jadi dua simbol
agama, Islam dan Katolik di Indonesia. Kedua tempat tersebut terletak saling
berseberangan, Gereja Katedral di Jalan Katedral nomor 7B dan Masjid Isiqlal di
Jalam Taman Wijaya Kusuma, keduanya di pusat Jakarta,memiliki sejarah toleransi
beragama yang panjang. Salah satu bentuk kecil dari toleransi beragama yang muncul
dari kehadiran Katedral dan Istiqlal adalah soal berbagi lahan parkir. Seperti
diketahui, akhir pekan ini umat Katolik, dan Kristen tentunya, sedang merayakan hari
besar yang mereka namakan Paskah.

Analisis :
Menurut saya prilaku ini mencerminkan sikap seperti sila pertama yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, dimana setiap individu pasti memiliki kepercayaan dan keyakinannya masing-
masing. Seperti yang ditunjukan oleh contoh diatas, dimana Masjid Istiqlal dengan Gereja
Katedral merupakan dua tempat ibadah yang berebeda. Letak kedua tempat ibadah ini saling
berhadapan, meskipun demikian mereka memiliki sikap toleransi dan peduli satu sama lain.
Seperti saat hari raya Idul Fitri atau hari besar lainnya, bila lahan parkir di daerah Masjid
Istiqlal penuh mereka para pengunjung dapat menitipkan kendaraannya di Gereja Katedral,
begitu pula sebaliknya

 Negatif

Bekasi (ANTARA) – Kasus penistaan agama Islam melalui situs internet yang
diduga milik Yayasan Pendidikan Bellarminus diproses aparat dan MUI Kota Bekasi
terus memantau perkembangannya.
Sekretaris Umum MUI Kota Bekasi KH Iskandar Ghazali di Bekasi, Selasa,
mengatakan, kasus tersebut telah ditangani bagian kejahatan teknologi informasi
Polda Metro Jaya, sementara dua orang yang dicurigai, F dan J telah telah ditangani
aparat Polres Metro Bekasi. Penistaan yang dilakukan oleh oknum tersebut berupa
pelecehan terhadap kitab suci Al Quran dan Nabi Muhammad SAW, katanya.

Analisis :

Menurut saya kasus ini merupakan penyimpangan terhadap sila pertama yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, sebab penistaan yang dilakukan di media internet ini sangat tidak terpuji.
Pasalnya setiap individu pasti memiliki keyakinannya masing-masing, dan oleh sebab itu
dibutuhkannya sikap toleransi dalam beragama ataupun berkeyakinan. Meskipun berbeda
keyakinan tidak sepantasnya menghina atau mencaci agama lain. Atas tindakan yang
dilakukan oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut harus ditindaklanjuti oleh
pihak yang berwajib, agar memberikan efek jera pada si pelaku tersebut dan memblokir situs
media yang digunakan si pelaku.

SILA KE-2 : “ Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab ”

Kemanusiaan yang berasal dari kata manusi, yaitu makhluk yang paling sempurna dari
makhluk-makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang membedakan manusia
dengan yang lainya adalah manusia dibekali akal dan pikiran untuk melakukan segala
kegiatan. Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yan paling sempurna dari semua
makhluk ciptaan-Nya.
Kata adil memiliki arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran atau
norma-norma yang obyektif dan tidak subyektif sehingga tidak sewenang-wenang . Kata
beradab berasal dari kata adab, yang memiliki arti budaya. Jadi adab mengandung arti
berbudaya, yaitu sikap hidup, keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai
budaya, terutama norma-norma social dan kesusilaan atau norma yang ada di masyarakat.

Contoh Kasus :

“Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (PILKADA


Untuk mendalami terkait kasus pemerkosaan yang diduga dilakukan Gatot Brajamusti,
Polda Metro Jaya akan memeriksa DNA mantan ketua umum Parfi tersebut. "Nanti minggu
depan penyidik mau ke NTB. Agendanya untuk periksa DNA gatot. Kita terus lengkapi
pemberkasan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono kepada
wartawan, Minggu (2/10).
Selain soal pemerkosaan, polisi juga masih menyelidiki seputar kasus kepemilikan senjata
api milik Gatot. Sejauh ini aparat kesulitan untuk melacak asal usul senjata api tersebut. "Kita
masih kesulitan asal senpinya, tapi terkait proses penyidikan Gatot tentang kepemilikan senpi
dan ratusan amunisi, tentu tidak ada masalah," lanjutnya. rencananya polisi akan memanggil
dua orang yang terlibat dalam penggarapan film DPO untuk memastikan asal usul pistol
milik tersangka. Kasus yang terkait dalam sila ke 2.
Analisis :

 Positif : dalam kasus ini pihak keamanan Negara menegakkan keadlan agi para
korban, untuk mengusut tuntas kasus ini ,dan memberikan hukuman bagi pelaku jika
terbukti bersalah.

 Negatif dalam kasus ini terlah melanggar sila ke 2 , kemanusiaan yang adil dan
BERADAP ,di ambil dari kata Beradap pelaku dari kasus ini tidak mempunyai adap
yang bagus. Merusak masa depan korbanya dengan cara memperkosa korbannya ini
tidak sangat patut untuk di tiru, karena bisa merusak generasi masadepan bangsa
Indonesia.
 usaha keamanan Negara “polisi” sangat bagus karena pihak kepolisian menegakkan
ke adilan bagikorban , dengan mengusut tuntas kasus ini dan untuk memberikan
sangsi kepada pelaku kejahatn yang tidak memiliki adap ,karena dia merusak
masdepan korbannya .

SILA KE-3 : “ Persatuan Indonesia ”

Persatuan Indonesia merupakan sila ke-3 dalam Pancasila. Sudah kita ketahui pula
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultural dimana terdapat banyak sekali
kebudayaan, suku, dan ras di dalamnya. Semua perbedaan tersebut hanya bisa bergabung
mengunakan Persatuan. Makna “ Persatuan Indonesia “dibentuk dalam proses sejarah yang
cukup panjang sehingga seluruh bangsa Indonesia memiliki suatu persamaan nasib, satu
kesatuan kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas kerokhanian Pancasila yang
terwujud dalam persatuan bangsa, wilayah, dan susunan negara.

Contoh Kasus :
“Bahasa Indonesia Sebagai alat Pemersatu Bangsa”
Fungsi dari bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia adalah sebagai pemersatu suku-suku
bangsa di Republik Indonesia yang beraneka ragam. Setiap suku bangsa yang begitu
menjunjung nilai adat dan bahasa daerahnya masing-masing disatukan dan disamakan
derajatnya dalam sebuah bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, dan memandang akan
pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, maka setiap suku bangsa di Indonesia
bersedia menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Selain itu, fungsi dari bahasa
Indonesia adalah sebagai bahasa ibu yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi yang
yang tidak bisa bahasa daerah. Seiring perkembangan zaman, sebagian besar warga negara
Indonesia melakukan transmigrasi atau pindah dari daerah dia berasal ke daerah lain di
Indonesia, sehingga di sinilah peran dan fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
antar suku bangsa yang berbeda, agar mereka tetap dapat saling berinteraksi.
Kedudukan bahasa Indonesia di negara Republik Indonesia itu selain sebagai bahasa
persatuan juga sebagai bahasa negara atau bahasa Nasional dan sebagai budaya. Kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, maksudnya sudah jelas karena fungsi dari bahasa
Indonesia itu sendiri adalah sebagai pemersatu suku bangsa yang beraneka ragam yang ada di
Indonesia. Kedudukan bahasa Indonesia di negara Republik Indonesia itu selain sebagai
bahasa persatuan juga sebagai bahasa negara atau bahasa Nasional dan sebagai budaya.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, maksudnya sudah jelas karena fungsi
dari bahasa Indonesia itu sendiri adalah sebagai pemersatu suku bangsa yang beraneka ragam
yang ada di Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara atau bahasa Nasional, maksudnya bahasa
Indonesia itu adalah bahasa yang sudah diresmikan menjadi bahasa bagi seluruh bangsa
Indonesia. Sedangkan bahasa Indonesia sebagai budaya maksudnya, bahasa Indonesia itu
merupakan bagian dari budaya Indonesia dan merupakan ciri khas atau pembeda dari bangsa
yang lain.

Analisis :

Nilai-nilai dan identitas kebudayaan daerah yang menjadi citra bangsa, yang juga
merupakan sebagai alat untuk mempertahankan harga diri bangsa ini mulai luntur.
Masyarakat mulai enggan mengenali budaya nenek moyang mereka. Padahal, sebagaimana
yang telah tertulis di atas, bahwa kebudayaan daerah adalah dasar dari kebudayaan nasional.
Oleh karena itu, demi terbentuknya kebudayaan Nasional yang benar-benar dapat
menyatukan kembali seluruh komponen budaya bangsa, perlu kita mempelajari dan mengenal
lebih dalam lagi tentang sejarah dan warisan-warisn budaya kita, dan juga demi mencari jati
diri yang bhineka itu.

SILA KE-4 : “ Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan dan Perwakilan”.

Artinya masyarakat Indonesia sebagai warga negara mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya ia menyadari perlunya selalu
memperhatikan dan mengutamakan kepentingan negara dan kepentingan masyarakat. Karena
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama, maka pada dasarnya tidak boleh ada
suatu kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain. Sebelum diambil keputusan yang
menyangkut kepentingan bersama terlebih dahulu diadakan musyawarah.

Contoh Kasus :

 Positif

“Pemilihan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah (Pilkada)”

Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama
kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005.
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara
Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama
Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada.
Pemilihan kepala daerah pertama yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini
adalah Pilkada DKI Jakarta 2007.Pada tahun 2011, terbit undang-undang baru mengenai
penyelenggara pemilihan umum yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Di dalam
undang-undang ini, istilah yang digunakan adalah Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali
Kota.

Analisis :

menurut saya, setiap warga negara memiliki hak untuk memilih siapa pemimpin yang
pantas untuk mereka dengan tidak ada paksaan dari orang lain. Dan menurut saya pemilihan
pilkada ini sesuai dengan sila keempat yaitu “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanan dalam permusyawaratan perwakilan” bahwa masyarakat indonesia
menggunakan hak pilih mereka untuk memilih calon pemimpin dengan bijak.

 Negatif

“Skandal Proyek Hambalang”

Dimana dalam proyek Hambalang senilai Rp 1,2 trilun telah masuk ke saku Deddy dan
pejabat lain yang mengutak-ngatik dana negara itu. Berikut isi surat “kecurangan” antara
Kemenpora dengan PT. Adhi Karya :
“Kepada YthCalon Penyedia Jasa Pemborongdi Tempat
Diberitahukan dengan hormat bahwa kegiatan Pelaksaan Pembangunan Lanjutan Pusat
Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada
Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun anggaran 2010 adalah sebesar Rp 262.784.897.000
(Dua ratus enam puluh dua milyar tujuh ratus delapan puluh juta depalan ratus sembilan
puluh tujuh ribu rupiah).
Sampai dengan saat ini, anggaran masih dalam proses pengajuan pelaksanaan kontrak tahun
jamak (multiyears) dengan total nilai kegiatan direncanakan sebesar Rp1.200.000.000.000
(Satu triliun dua ratus milyar rupiah)”
Bilamana pengajuan tersebut tidak mendapatkan persetujuan maka anggaran kegiatan
Pelaksaan Pembangunan Lanjutan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional di Hambalang, Bogor, Jawa Barat kembali ke anggaran semula dan pihak penyedia
barang/jasa pemborongan tidak akan menuntut ganti rugi kepada pengguna barang/jasa dalam
bentuk apapun.

Kebusukkan ini terus menuai komentar dari pelaku itu sendiri, mereka saling
manyangkal, melempar masalah ini ke pejabat lain, dan seterusnya. Sementara itu, Indonesia
tidak hanya terdiri atas Jakarta, Bandung, dan kota-kota besar lainnya dimana kemiskinan
masih bisa ditemukkan. Mari kita lihat wilayah lain seperti Sumatra. Sulawesi, Maluku, dan
kepulauan lain dimana kemiskinan sangat mudah ditemukan. Bahkan di daerah sangat
pelosok pun tidak memiliki sarana transportasi yang semestinya.
Analisis :
Analisis: Menurut saya, alasan Indonesia belum bisa menjadi negara maju karena masih
banyaknya koruptor. Apalagi yang banyak melakukan korupsi itu para pejabat di Indonesia,
padahal mereka dipilih oleh rakyat untuk memberikan yang terbaik tetapi ia malah
mengecewakan rakyatnya sendiri dengan cara memakan uang rakyat. Seharusnya seluruh
pihak terkait bisa lebih menegakkan hukum yang berlaku. Karena selama ini yang kita tau
koruptor bisa dengan mudahnya lepas hukum karena melakukan suap atau yang tertangkap
pun bisa menyulap penjaranya menjadi penjara berfasilitas elit.

SILA KE-5 : “ Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia ”


Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil pada semua orang.
Contoh sikap yang mencerminkan sikap tersebut seperti berusaha menolong orang lain sesuai
kemampuan, menghargai hasil karya orang lain, tidak mengintimidasi orang dengan hak
milik kita, menjunjung tinggi nilai kekeluargaan, menghormati hak dan kewajiban orang lain.

Contoh Kasus :

'Ketimpangan Ekonomi Menghambat Keadilan Sosial di Indonesia'


TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketimpangan beragam aspek perekonomian, seperti
penguasaan lahan di tengah masyarakat, dapat menghambat terwujudnya keadilan sosial di
Indonesia, demikian diyakini Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan. "Banyak persoalan berat yang
dihadapi Bangsa Indonesia. Salah satu persoalan pelik itu menyangkut keadilan sosial yang
tak kunjung terealisasi," ujarnya seperti dikutip Antara. Zulkifli mencontohkan salah satu
contoh ketimpangan yang besar adalah sebanyak 0,2 persen pribadi menguasai 74 persen
lahan. Sedangkan hampir seluruh populasi atau 99,08 persen penduduk Indonesia hanya
menguasai lahan yang tersisa atau sekitar 26 persen saja.
Menurutnya, hal itu jelas sebuah ketimpangan yang sangat besar dan tidak boleh
terjadi di negara yang menganut sila keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebelumnya,
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengingatkan bahwa kesenjangan pendapatan di
masyarakat lebih berbahaya daripada melambatnya pertumbuhan ekonomi sendiri.
Menurutnya, banyak negara lebih menghadapi masalah lebih karena ketimpangannya yang
melonjak dibandingkan dengan masalah melambatnya pertumbuhan.

Analisis :
Menurut saya peristiwa yang terjadi pada peristiwa 1 merupakan cntoh ppenghambat
terjadinya keadilan sosial di masyarakat, padahal eknomi meupakan salah satu unsur yang
penting untuk menyalurkan keadilan pada masyarakat, ini membuktikan bahwa masih banyak
keserakahan yang terjadi pada masyarakat kalangan atas yang ada di Indonesia, permasalahan
seperrti ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah untuk menyelesaikannya tetapi dari diri
kita sendiri harus ditanamkan sifat adil, entah itu pada masyarakat kalangan atas, menengah
atau bawah.
Contoh Kasus :
Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Palu, Sulawesi Tengah, AAL,
diajukan ke meja hijau karena dituduh mencuri sandal polisi Briptu Ahmad Rusdi Harahap.
Saat ini proses hukum sedang berjalan pengadilan dan jaksa mengancam hukuman 5 tahun
penjara. Kisah ini bermula pada November 2010 ketika AAL bersama temannya lewat di
Jalan Zebra di depan kost Briptu Ahmad Rusdi. Melihat ada sandal jepit, ia kemudian
mengambilnya. Suatu waktu pada Mei 2011, Polisi itu kemudian memanggil AAL dan
temannya. Menurut Briptu Ahmad, kawan-kawannya juga kehilangan sandal. AAL dan
temannya pun diinterogasi sampai kemudian AAL mengembalikan sandal itu. AAL sempat
dianiaya saat diintrogerasi.
Atas penganiayaan ini, Polda Sulteng telah menghukum polisi penyaniaya AAL, Rabu
(28/12). Briptu Ahmad Rusdi dikenai sanksi tahanan 7 hari dan Briptu Simson J Sipayang
dihukum 21 hari. Dari beberapa peristiwa tersebut masih menunjukan bahwa masih
minimnya kesadaran akan keadilan sosial pada diri masing masing rakyat Indonesia.

Analisis :

Perisitiwa di atas menunjukan bahwa hukum di Indoesia masih memiliki ketimpangan,


masih memandang bulu dan pangkat, sehingga terjadilah ketidak adilan yang dirasakan oleh
masyarakat, sebaiknya masalah yang bisa dibilang merupakan masalah kecil dapat
diselesaikan dengan musyawarah, apalagi pelaku merupakan pelajar yang masih memerlukan
bimbingan, menurut saya polisi yang menjadi korban tidak memiliki hati nurani. Sebenarnya
korban hanya perlu dinasehati, ditegur dan diingatkan agar tidak menglangi kesalahannya
lagi.
Contoh tentang keputusan yang diambil diambil berdasarkan prinsip musyawarah mupakat
disekitar kita :

Contoh keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat:


1. Keputusan dalam lingkungan keluarga
a. Pembagian tugas-tugas rumah yang harus dikerjakan oleh anggota keluarga.
b. Kerja bakti bersama keluarga.
c. Pembagian uang saku untuk setiap anggota keluarga.
d. Menentukn atura-aturan yang harus ditaati dalam lingkungan keluarga.
e. Menentukan tempat rekreasi keluarga.
f. Menentukan menu makanan.
2. Keputusan dalam lingkungan sekolah
a. Memilih pengurus kelas, seperti pemilihan ketua kelas.
b. Pemilihan pengurus OSIS sekolah.
c. Pembagian jadwal piket.
d. Pembagian jadwal pelajaran.
e. Keputusan mengenai pemakaian seragan sekolah siswa.
f. Keputusan mengenai jadwal kegiatan ekstrakurikuler.
3. Keputusan dalam lingkungan keluarga
a. Kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan.
b. Kegiatan kerja bakti.
c. Kegiatan ronda malam.
d. Iuran bulanan warga.
e. Kegiatan membangun tempat ibadah.
f. Peringatan dan pelaksanaan 17 Agustus
g. Kegiatan perbaikan jalan.
4. Keputusan dalam lingkungan Negara
a. Rapat-rapat DPR/ Komisi.
b. Keputusan tentang undang-undang.
c. Keputusan tentang konstitusi negara.
d. Keputusan tentang ideologi negara
e. Keputusan bersama tentang program pembangunan.
f. Keputusan tentang peraturan lalu lintas di jalan raya.
Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dapat terhambat atau sulit dilakukan apabila:
1. Peserta musyawarah hanya mementigkan diri sendiri.
2. Tidak menggunakan akal yang sehat dan hati nurai yang luhur.
3. Berlaku tidak sopan dan bertutur kata yang tidak baik.
4. Memaksakan kehendak.
5. Tidak mau menghormati orang lain.
Manfaat menyelesaikan maslah dengan musyawarah:
a. Masalah dapat cepat terselesaikan/terpecahkan.
b. Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan.
c. Hasil keputusan menguntungkan semua pihak.
d. Dapat menyatukan pendapat yang berbeda.
e. Adanya kebersamaan.
KONSEP DAN PENGERTIAN YANG TERKAIT DENGAN PEMAHAMAN
HAKIKAT SILA PANCASILA DAN CARA MENGAKTUALISASIKAN NYA DAN
CARA MELAKSANAKANNYA SEBAGAI NILAI-NILAI KONSEP
BERPIKIR,SIKAP DAN PERILAKU.

X Sila Ketuhanan YME berperan sebagai ‘Leitstar’ atau bintang pembimbing yang akan
membimbing bengsa Indonesia dalam mengejar kebijakan dan kebaikan. Pendapat ini
dinyatakan oleh bung Karno.

X Sila ketuhanan YME berperan sebagai ‘Dasar Moral Bangsa dan Negara RI’, yang
dinyatakan oleh Bung Hatta

X Sejalan dengan pernyataan Moh Hatta Natsir menyatakan bahwa Sila Ketuhanan YME
berperan sebagai dasar rohani, moral dan susila bangsa dan negra. Pendapat ini dikemukakan
di hadapan pertemuan ‘Pakistan institute of international Affairs’ di Karachi pada tanggal 9
April 1952.

X Sila Ketuhana YME berperan sebagai ‘Dasar dari segala sila-sila’. Pernyataan ini
ditegaskan oleh Dyiyarkara yang mengatakan bahwa: “Sila Ketuhanan merupakan dasar
segala sila”

HAKIKAT PANCASILA :

1.Hakikat Sila Ketuhanan YME

Dengan mengikuti beberapa penjelasan dari para ‘Pendiri negara’ sebagaimana di atas
jelaslah bahwa dicantumkannya sila Ketuhanan YME ke dalam sistem filasafat pancasila
bukan merupakan sebuah rumusan yang menggambarkan hasil telaah fakir yang terpuncak
ataupun merupakan warisan dari budaya luhur manusia Indonesia. Rumusan sila pertama
sama sekali bukan merupakan sebuah formulasi dari hasil kontemplasi manusia Indonesia. Ia
bukan sebuah rumusan yang menggambarkan tangkapan ide abstrak yang terpuncak, yang
menjadi ttik akhir dari proses berfikir secara kosmologis kausalistik, yang dalam dunia
filsafat disebut dengan istilah “Causa prima atw ‘First Caus’ sebab pertama”. Sila pertama
dirumuskan untuk menggambarkan relitas hidu bangsa Indonesia yang benar-benar yakin dan
beriman kepada Allah, sebagaimana yang telah diwartakan oleh agama. Menurut Syafii
Maarif menegaskan bahwa : atribut ‘YME’ Sesudah “Ketuhanan” dalam sila pertama jelas
sekali menunjukkan bahwa konsep Ketuhanan dalam pancasila bukanlah suatu fenomena
sosiologis, melainkan refleksi dari ajaran tauhid. Kant mengemukakan empat bukti adanya
Tuhan, yaitu pembuktian secara Kosmologis, suatu bukti yg bertitik tolak dari aspek dunia
(cosmos=dunia), Ontologis, yaitu suatu penbuktian dari titik tolak yang ada (0ntos= Ada),
Teleologis, yaitu pembuktian yang bertitik tolak dari aturan alam semesta, dan tujuan dari
aturan itu (telos= tujuan ), dan bukti pengamalan moral.

a) Pembuktian Kosmologis, yaitu sustu bukti yang sering dikemukakan berhubungan dengan
ide tentang sebab (causality). Plato dalam bukunya ‘Timaeus’, menyatakan bahwa tiap-tiap
benda yang terjadi pasti ada yang menjadikannya.
b) Pembuktian Ontologis, yaitu pembuktian terhadap adanya Tuhan berdasarkaan refleksi
atas kenyataan obyektif dengan berpedoman pada konsep mengenai Ada Yang Sempurna
(perfect Being ). Anselmus menyatakan bahwa Tuhan adalah Ada Yang Sempurna atau
kategori apriori yang dapat dipikirkan sebagai ada yang universal, yang melebihi dari
particular.

c) Pembuktian Teleologis, pembuktian tentang adanya Tuhan dengan berpedoman pada


konsep mengenai desain (keterpolaan ) di dalam alam semesta, yang tidak boleh tidak pasti
membutuhkan ‘desainer. Alam semesta merupkan karya seni terbesar yang menunjukkan
adanya “ a greater intelligent Desaigner”, yaitu Tuhan.

d) Pembuktian moral, yaitu pembuktian tentang adanya Tuhan dengan berpegang pada
pengandaian adanya hokum moral umum yang menunjukkan adanya ‘Penjamin Moral’ (Law-
Giver).

Dalam hubunganya dengan sifat-sifat Tuhan sebagaimana telah disinggung di atas ternyata
ada beberapa konsepsi yang patut untuk disimak dan diperhatikan, natar lai seperti faham
Pantheisme, Deisme, serta Theisme. Munculnya faham Pantheisme, Deisme & Theisme
bermula dari pemikiran yang kritis spekulatif terhadap asal-usul dan kejadian alam semesta.
Dari pertanyaan yang sangat mendasa, yang mempersoalakan bagaimanakah asal-usul alam
semesta (universum ) ini terjadi, Pantheisme berpendapat bahwa alam semesgta ini muncul
dan ada semata-mata karena limphan (alfaidl) atau emanasi-Nya sementara Deisme dan
Theisme berpendapat bahwa alam semesta beserta segala isiya terjadi karena diciptakan atas
kehendak tuhan. Dan Tuhan dalam konsepsi Ketuhanan menurut pancasila bila menilik dari
ketiga pendapat diatas Ketuhanan yang dimaksud bukanlah konsepsi sebaimana halnya yang
dipahami oleh aliran pentheisme dan Deisme, tetapi sesuai dengan konsepsi ketuhana
Theism, dimana Tuhan digambarkan sebagai dzat yang pribadi yang bersifat rohani, yang
transenden terhadap alam semesta, tetapi immanen trehadap alam itu(Huijbers:26). Tuhan
yang digambarkan dalam falsafah Pancasila ialah Tuhan yang aktif dalam dalam kehuidupan
sehar-hari, Tuhan yang manusia dapat menyembahNya, Tuhan yang senantiasa mencurahkan
dan memberikan berbagai macam kenikmatan kepada hamba-Nya, memberikan barakah
serta rahmat-Nya kepada umat manusia.

1. Hakekat Sila Kedua

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Formulasi sila kedua dari falsafah pancasila bila dilihat dari segi sejarahnya adalah
merupakan hasil dari rumusan “ Panitia Sembila “. Sila kedua ini mencerminkan keyakinan
bangsa Indonesia terhadap hakekat sifat manusia sebagai makhluk sosial (homo socius).
Rumusan “kemanusian yang adil dan beradab” seperti ini dilihat dari segi bahasa adalah
mengggambarkan sebuah ungkapan atau ide yang memuat pengertian yang lebih dari cukup.
Karena dengan menggunakan istilah ‘kemanusian’ saja tanpa disertai dengan kata sifat yang
adil dan beradab sudah cukup mengisyaratkan satu ungkapan yang didalamnya terkandung
sifat-sifat manusia yang luhur dan mulia.

Dalam menjelaskan pengertian ‘Peri kemanusiaan’ (menselijkheid atau Humanisme) Bung


Karno menyatakan bahwa ’jika kita berbuat sesuatu yang rendah, yang membikin celaka
kepada manusia lain, kita berkata bahwa kita melanggar peri kemanusian, kita melanggar
hukum menselijkheid’. Prinsip kemanusiaan secara tegas mengandung arti adanya
penghargaan & penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia yang luhur, tanpa harus
dibeda-bedakan antara satu sama lainnya dikarenakan adanya perbedaan keyakinan hidup,
politik ,status sosial dan ekonomi, asal usul keturunan, dsb. Tuhan menciptakan umat
manusia dalam kedudukan yang sama dan sederajat, tanpa ada yang dilebihkan dan dianak
emaskan, tepat sekali dengan ungkapan yang menyatakan bahwa “Mankind is one”,
kemanusian adalah satu. Sineca mensifati manusia sebagai ”Homo Sacra Res Homini”,
manusia adalah makhluk yang menghargai terhadap sesamanya. Dalam agama hindu ada
ajaran yang diungkapkan dalam kalimat yang sangat singkat “Tat Twam Asi”, aku adalah
engkau, engkau adalah aku. Confusius mengajarkan sikap hidup yang berperikamanusian
(Jen) dengan sangat sederhana sekali namun cukup memadai. Sikap kasih saying atau
manusiawai antara sesame manusia mempunyai dua segi, yaitu:

1. Chung (positif): Berbuat baik kepadamu, maka berbuat baiklah kepada orang lain,
2. Shu (negatif); mengandung makna apa yang engkau tidak sukai orang lain berbuat
sesuatu kepadamu, maka janganlah engkau berbuat seperti itu kepada orang lain (Tjie
Tjay, Ing.tth)

Sila kedua dalam falsafah Pancasila memuat pengertian bahwa bangsa Indonesia dalam
merenungkan hakekat hidupnya menyadari sepenuhnya, bahwa dirinya adalah makhluk
Tuhan, yang hidup bersama dengan sesamanya. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang
menyadari bahwa dirinya merupakan bagian tak terpisahkan dari umat manusia
sesungguhnya merupakan perwujudan konkrit dari hakekat sifat manusia sebagai mahluk
sosial, atau homo socius yang menyatu dari sejak kejadiannya, atau merupakan sifat dasar
manusia. Pancasila dengan pengertian sebagai suatu kesatuan yang bulat (mono pluralis)
maka tentu saja pengakuan terhadap hak-hak asasi memiliki ciri-cirinya yang khas yang
menjadikan paham humanisme pancasila berbeda dengan humanisme barat.

3.Hakekat Sila Ketiga

PERSATUAN INDONESIA

Sila ketiga dari falsafah pancasila ialah Persatuan Indonesia. Sila ini semula dalam konsepsi
Bung Karno dinamakan Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme. Sila ini merupakan suatu
formulasi yang mencermikan faham hidup yang dikenal dengan faham individualisme, yaitu
faham yang manakla berdiri sendiri tanpa didampingi oleh faham lainnya akan menjadi dasar
titik tolak lahirnya faham liberlisme. Sila ini semula dimaksudkan untuk menjadi pengimbang
terhadap” internasionalisme tidak dapak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam
buminya nasionalisme. Fritz Kunkel seorang tokoh psikologi individual dalam teori
kepribadiannya merumuskan bahwa pada hakekatnya pada diri setiap manusia terdapat dua
dorongan nafsu yang paling utama, yaitu dorongan ke-aku-an tau ichhaftigkeit, dorongan ke-
kita-an atau dorongan Wirhaftigkeit. Kedua dorongan tersebut manakala salah satunya terlalu
dominant akan mengakibatkan munculnya penyimpangan psikologi yang akan menganggu
stabilitas kepribadiannya. Bila seseorang yang terlalu didominasi oleh Ichhaftingkeit atau
didorong untuk semata-mata mengabdi pada diri pribadinya sendiri akan melahirkan sikap
‘ego oriented’ segala sesuatu diukur dari kepentingan dirinya & segala sesuatu diabdikan
untuk dirinya sendiri, walaupun itu merugikan pihak lain. Sebaliknya manusia yang terlalu
dikuasai oleh dorongan ke-kita-an akan melahirkan watak yang terlalu berlebih-lebihan
pengorbanannya untuk kepentingan orang lain, sementara kepentingan pribadinya sendiri
terabaikan. Sikap seperti ini adalah sikap altruistik, yaitu sikap yang menyebabkan dirinya
lebur dan luluh ditengah lautan manusia tanpa pribadi. Kebangaan terhadap golongan atau
kelompoknya ini bagi suatu bangsa bila terlalu berlebihan akan terlihat dalam bentuk rasa
nasionalisme yang tidak sehat, yang lazim dikenal dengan istilah Chauvinistik. Sebaliknya
kalau suatu bangsa telah kehilangan rasa bangga akan dirinya sebagai suatu bangsa, telah
kehilangan national pride dan ntional dignity, maka keadaan seperti ini akan mengakibatkan
timbulnya penyimpangan rasa kebangsaan yang lazim disebut dengan kosmopolitanistik,
yaitu suatu sikap yang melihat yang melihat tidak ada artinya merasa bangga sebagai suatu
bangsa.

4.Hakekat Sila Keempat

KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN

Sila ini dalam konsep Bung Karno dinamakan: ’Mufakat atau Demokrasi’. Sila keempat ini
mrupakan rumusan yang menegaskan tentang cara atau langakah yang dipih oleh bangsa
Indonesia untuk mewujudkan tercapainya tujuan hidup berbangsa dan bernegara. Sila
kerakyatan diyakini sebagai salah satu alternatif dari sekian alternatif keyakinan yang dipilih
oleh bangsa Indonesia. Kerakyatan atau demokrasi di samping berfungsi sebagai alat (tool),
ia juga merupakan suatu kepercayaan, satu keyakinan bahwa hanya lewat cara ini sajalah
yang dapat dibenarkan oleh pandangan atau keyakinan hidupnya, dan hanya dengan cara
seperti inilah yang dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai tujuan hidup berbangsa
dan bernegara. “….bagi kita(demokrasi) bukan sekedar satu alat tehnis saja, tetapi suatu
‘gellof’, satu keperjayaan dalam usaha mencapai bentuk masyarakat yang kita cita-citakan”.

Istilah kerakyatan dalam filsafat mengandung pengertian adanya sifat-sifat dan keadaan dati
dan di dalam negara yang harus sesuai dengan hakekat rakyat, dan semuanya adalah untuk
kepantingan dan keperluan rakyat. Dan karena sifat dan keadaan maka’ Negara bukan untuk
satu orang, bukan negara satu golongan,walau golongan kaya,….tetapi negara semua untuk
semua, satu untuk semua, semua untuk satu’..’negara didasarkan atas rakyat, tidak pada
golongan, tidak pula pada perseorangan (notonagoro). Demokrasi filsafat Pancasila tidak
semata-mata berfungsi sebagai lat untuk mencapai tujuan,melainkan di samping ia berfungsi
sebagai alat demikrasi juga merupakan satu keyakinan

5.Hakekat Sila Kelima

KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Dalam konsepsi Bung karno sila ini diformulasikan dengan rumusan ‘ Kesejahteraan Sosial’.
Sila kelima dari falsafah pancasila ini dilihat dari segi fungsinya dapat dikatakan sebagai sila
yang berkedudukan sebagai tujuan. ‘…sila kelima ini bukanlah dasar negra, tetapi adalah
tujuan paling utama, tujuan pokoknya, yaitu mewujudkan suatu keadilan soaial bagi seluruh
rakyat Indonesia (Hazairin). Dengan menunjuk sila kelima sebagai sila yang berkedudukan
sebagai tujuan berarti telah sempurnalah unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk satu
kesatuan pandangan hidup (way of life atau weltanschuung). Apabila silapertama, kedua dan
ketiga merupakan sila-sila yang menggambarkan pandangan hidup yang diyakini bangsa
Indonesia, sila keempat menggambarkan cara-cara yang harus dilakukan sesuai dengan
tujuan hidup yang dicita-citakan, maka sila kelima menggambarkan tujuan hidup berbangsa
dan bernegara yang dicita-citakan bangsa Indonesia.
Sila kelima intinya terletak pada rumusan “ Keadilan Sosial” (social Justice). Plato dalam
bukunya ‘Republic’ ‘The four cardival virtues’. Empat kebajikan tersebut adalah
pengendalian diri (discipline), keberanian(courage),kearifan (wisdom), dan keadilan (justice).
Sedan Liang Gie berpendapat bahwa kebajikan adalah yang mencakup seluruhnya di atas (
all-embracing virtue).

Istilah keadilan berasal dari bahsa arab :al-ada:lah, yang padanan bahasa I adalah : justice.
Namun sesungguhnya justice sendiri semula berasal dari bahasa latin: justitia (dari akar kata:
jus).Al-‘adlu yang kemudian berubah kata menjadi al-ada:lah diartikan sebagai menempatkan
atau lmeletakan sesuatu pada tempat yang semestinya (proposional). Sedang istilah justice
mempunyai arti ganda. Ia dapat berarti hukum, bisa berarti sikap tidak memihak
(impartiality), dan dapat bearti persamaan dalam perlakuan (equality of treatment). Dalam
khasanah kefilsafatan akan ditemukan beberapa difinisi atau batasan mngenai keadilan antara
lain sbb:

Mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk pribadi yang saleh secara individual,
sosial dan alam; mengembangkan karakter Pancasilais yang teraktualisasi dalam sikap jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, cinta damai,
responsif dan proaktif; Berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
berperan serta dalam pergaulan dunia dengan menjunjung tinggi penegakan moral dan
hukum; menguasai pengetahuan tentang pengertian etika, aliran-aliran etika, etika Pancasila,
dan Pancasila sebagai solusi problem moralitas bangsa; terampil merumuskan solusi atas
problem moralitas bangsa dengan pendekatan Pancasila.

Dari 4 sumber itu sudah sesuai dengan pancasila , tetapi ada yang sudah terlaksana dan
ada yang belum terlaksana.

Belum terlaksana karena masih banyak masyarakat yang kurang peduli terhadaap nilai nilai
pancasila , dan sudah terlaksana karena nilai nilai pancasila sebagai sejarah sudah ada sejak
dulu dan sebagian masyarakat masih ada yang peduli terhadap pentingnyaa pancasila

Anda mungkin juga menyukai