Referat Tumor Jinak Ginekologi
Referat Tumor Jinak Ginekologi
Disusun oleh:
Ninik M Sallatalohy
2010-83-041
Konsulen
dr. Danny Taliak, Sp.OG
TINJAUAN PUSTAKA
A. TUMOR VULVA
a. Kista Bartholini
Merupakan kista yang cukup besar yang paling sering dijumpai. Sekitar 2%
penderita datang untuk berobat. Kista dapat berupa infeksi hingga berkembang
menjadi abses. Kista barolini terbentuk akibat respon terhadap obstruksi yang
Kista dapat berkembang menjadi formasi abses dan biasanya akibat penyakit
menular seksual. kebanyakan wanita yang datang dengan kista yang bilateral
beberapa studi menemukan infeksi bakteri lain juga dapat mengambil bagian
dalam terbentuknya kista bartolini. Kista bartholini paling bayak disebabkan oleh
Trachomatis. Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya kista bartolini
misalnya, konsistensi mucus yang kental, trauma mekanik akibat penjahitan luka
episiotomy yang tidak rapi, atau penyempitan ductus secara kongenital. Retensi
2
stimulasi seksual. beberapa studi menjelaskan, cepatnya perkebangan penyakit
dirasakan saat aktifitas seksual. ketika lesi menjadi semakin besar, biasanya akan
terasa nyeri hebat pada vulva terutama saat bergerak, berjalan, duduk, atau saat
berbentuk bulat atau ovoid serta tegang. Abses biasanya dikelilingi eritema dan
terdapat nyeri tekan pada pemeriksaan palpasi. Letak massa ada di belakang labia
mayor di vestibulum bagian bawah. Jika kebanyakan kista yang sudah berkembang
menjadi abses menunjukkan keadaan anatomi yang asimetris, maka untuk kista
Pada ksta bartoloni yang ukurannya kecil, dan bersifat asimptomatis biasanya tidak
diberikan intervensi apapun kecuali pada wanita usia diatas 40 tahun. Intervensi
yang diberikan kemungkinan dapat memperparah infeksi. terapi yang dipilih untuk
3
Gambar 1. Kista Bartolini
nik marsupialisasi
b. Kista Pilosebasea
Berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat pada labium mayor, labium minor
dan mons veneris, terjadi karena penyumbatan saluran kelenjar sebasea sehingga
soliter dengan batas yang jelas dan konsistensi keras, dan asimtomatik. Kista ini
4
Gambar 3. Kista Pilosebasea
c. Hidradenoma Papilaris
Hidradenoma merupakan tumor jinak pada vulva yang jarang dan ukurannya
kecil. Tumor ini berasal dari kelenjar apokrin yang berada pada permukaan dalam
labia mayora dan erdekatan dengan perineum. Biasanya terjadi pada wanita
Hidradenoma dapat berupa kista atau bentuk yang solid. Kista ini soliter diameter
< 1 cm. Ketika terjadi penyumbatan pada duktus sekretorius kelenjar keringat
utama infeksi ini adalah streptokokus atau stafilokokus, dan apabila terjadi
infeksi berulang dan berat dapat menimbulkan abses dan sinus-sinus eksudatif
hormonal karena sekresi kelenjar apokrin fungsional pada area lesi dapat
5
Gambar 4. Hidradenoma
d. Penyakit Fox-Fordyce
Fox-Fordyce disease adalah suatu penyakit yang jarang terjadi dan ditandai
dengan erupsi papular yang rasanya gatal. Biasanya terdapat pada daerah kelenjar
apokrin. Etiologinya sendiri tidak diketahui. Paling sering terjadi pada usia 13-
35 tahun. Insiden penyakit ini cukup kecil, namun biasanya terjadi berkaitan
dengan faktor panas, dan stress fisik. Penyakit ini disebut juga apokrin miliaria
banyak kristal kecil dengan diameter 1-3 mm, multiple, rasa gatal menjadi ciri
khas penyakit ini. Kelainan ini dapat juga terjadi di ketiak dan gelanggang susu.
digunakan yaitu estrogen, retinoid oral, krim steroid dan juga antibiotic topikal.
Hormone estrogen yang diberikan adalah pil kontrasepsi, dan sangat efektif
untuk penyakit ini. Terapi lainnya seperti retinoid oral, krim steroid atau
6
Gambar 5. Fox-Fordyce disease pada
axilla
dapat menimbulkan tumor kistik atau hidrokel. Dalam fase tumbuh kembang
bayi di dalam kandungan, insersio dari ligamentum rotundum pada labia mayora,
diikuti dengan lipatan peritoneum yang dikenal sebagai kanalis dari nuck.
kondisi tertentu, kanalis ini tetap ada hingga usia dewasa sehingga menjadi
tempat akumulasi cairan serosa dan terbentuk hidrokel. Terapi kista ini dengan
melakukan eksisi kantung kista. Kista saluran Nuck berisi cairan jernih dengan
dinding selaput peritoneum. Dengan demikian kista ini harus dibedakan dengan
7
Gambar 6. Tampak pembesaran pada regio inguinal kanan
a. Fibroma
insidensinya cukup kecil 0,03%. Tetapi jumlah fibroma lebih banyak dari lifoma.
Fibroma terjadi pada semua kelompok usia dan paling sering ditemukan di labia
mayor. Mereka tumbuh perlahan dari ukuran kecil hingga menjadi besar.
semua fibroma pada vulva merupakan tumor bertangkai dengan diameter kecil
dan tidak dikenali oleh penderita. Pada pertumbuhan lanjut dan pembesaran
klinis akan bergantung pada diameter tumor. Apabila tumor sudah membesar
akan didapatkan gejala mekanis seperti nyeri, dorongan pada uretra, gangguan
pada saat segama terkait dengan diameter tumor dan organ sekitar yang terdesak.
Terapi dengan eksisi fibroma melalui prosedur operatif merupakan cara terbaik
8
Gambar. Fibroma vulva
b. Polip Fibroepitelial
Polip fibroepitelial pada vagina jarang, tumor jinak terjadi akibat pertumbuhan
kulit pada vagina. Merupakan tumor jaringan fibrosa dan epitel yang dapat terjadi
pada area manapun pada vulva apabila area tersebut rentan terhadap iritasi. Pada
masih belum diketahui, namun dityakini terdapat faktor hormonal yang terlibat
dalam mekanismenya. Tumor ini biasanya tunggal namun tidak jarang juga bisa
banyak. Biasanya ukurannya kecil dan bisa tumbuh membesar. Tumor ini dapat
berdarah dan menyebabkan luka. Polip ini mempunyai struktur polip lunak dan
halus, berwarna kemerahan seperti jaringan otot. Pada kebanyakan kasus, tidak
9
c. Lipoma
Secara umum, lipoma dapat terjadi di setiap bagian tubuh dan kurang dari 5%
penderita memiliki lipoma lebih dari satu di bagian tubuh yang berbeda. Lipoma
sering terjadi namun jarang ditemukan pada daerah vulva. Lipoma vulva sering
ditemukan pada usia dewasa muda dan usia pertengahan. Lipoma vulvar
biasanya terjadi di daerah subkutaneus dan jarang terasa sakit. Pada beberapa
kasus sering ada keluhan nyeri terutama saat bergerak. Pasien dengan riwayat
orang tua lipoma dapat lebih beresiko terkena lipoma vulva. Elemen utama
penyusun lipoma adalah sel lemak dan lapisan jaringan fibrosa. Gambaran klinik
hamper sama seperti fibroma dengan ukuran kecil dan sedang di daerah vulva,
berbatas tegas dan dapat digerakan bebas dari dasarnya. Terapi yang dapat
dilakukan adalah intervensi bedah dengan eksisi. Dengan hal ini maka dapat
Gambar 7. Lipoma
10
d. Limfangioma Sirkumskriptum
saluran limfatik yang jarang terjadi pada daerah vulva. Secara klinis ditandai
dengan dinding yang tipis, kumpulan vesikel, yang biasanya ada pada daerah
aksila, dada, mulut, dan lidah. Merupakan malformasi mikrositik limfatik, lesi
muncul berpulau-pulau dari sekumpulan nodul atau lepuh kecil yang berisi cairan
limfe menyerupai tonjolan kecil pada kulit katak. Pulau-pulau berwarna putih
jernih hingga merah jambu, merah gelap, coklat dan hitam dan mungkin
infeksi sekunder dan terjadi perdarah minor. Etiologi spesifik dari penyakit ini
belum diketahui. Gejala klinisnya, dapat berupa rasa nyeri, limforea, gatal, dan
selulitis yang rekuren akibat ekskoriasi dari lesinya. Lesinya sulit dibedakan
intralesi, secara sederhana dapat dilakukan vulvektomi dengan insisi luas. Dapat
11
Gambar. Limfangioma Sirkumskriptum pada labia mayora
e. Mioma Vulvo-Vagina
Merupakan suatu kasus yang jarang terjadi dengan variasi gejala klinis seperti;
Tumor ini muncul akibat pembesaran pada dinding anterior dan jarang pada
posterior maupun lateral vagina. Mioma paling sering terjadi myometrium uteri
dan sensitive terhadap hormone reproduksi, sehingga tumor ini lebih sering
terjadi pada usia reproduksi. Gambaran klinis berupa mioma soliter, berbatas
tegas, tanpa rasa nyeri dan mobile. Terapi bedah dipilih untuk kasus ini,
Jarang terjadi rekuren tetapi rekurensi biasa terjadi pada masa premenopause.
12
Gambar 8. Mioma Vaginal
B. TUMOR VAGINA
1. Tumor Kistik
a. Kista Inklusi
Merupakan tumor jinak yang paling serring ditemui pada vagina. Lokasi
umumnya 1/3 bagian bawah dan posterior atau lateral. Tumor ini tumbuh dari
jaringan epidermal yang berada dibawah lapisan mukosa vagina. Kista inklusi
episiotomy atau tidakan bedah vagina lainnya. Kista inklusi memiliki ukuran
yang bervariasi dan biasanya terlihat seperi massa berwarna putih di permukaan
mukosa vagina. Merupakan tumor yang berbatas tegas dengan gerakan terbatas
dan berisi masa berupa cairan musin kental yang berbau jika sudah dipenuhi
memerlukan intervensi kecuali sudah terjadi infeksi dan timbul gejala seperti
dispaneuria atau nyeri hebat. Terapi yang diperlukan adalah insisi drainase.
13
b. Kista Garner
Berasal dari sisa kanalis wolfii yang berjalan sepanjang permukaan anterior dan
bagian atas vagina. Diameternya sekitar 1 cm dan teraba saat palapsi. Jika
Lokasi utama di anterolateral puncak vagina. Pada perabaan kista bersifat kistik,
dilapisi dinding translusen tipis yang tersusun epitel kuboid atau kolumner.
Biasanya kista ini asimptomatis dan sering ditemukan pada dinding lateral vagina
pada pemeriksaan rutin. Gejala yang mungkin adalah, dispaneuria, nyeri vagina,
dan obstruksi saat dimasukkan tampon atau alat vaginal yang lain. Dalam
anterolateral vagina dan eksisi untuk mengeluarkan kista dari sisa kanalis wolfii.1
14
2. Tumor Solid.
a. Fibroma Vagina
Berasal dari proliferasi fibroblast di jaringan ikat dan otot polos vagina. Tumor
ini tidak menimbulkan keluhan apabila berdiameter kecil. Tumor ini hanya
b. Adenosis Vagina
Berasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muler berupa tumor jinak vagina,
terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torak yang
Ini disebabkan karena pemberian hormone estrogen sintesis lain, diberikan pada
ibu penderita waktu hamil muda (sindrom D.E.S). Tumor ini dapat menjadi
15
Gambar 8. Vaginal adenosis, terdapat area multiple glanular berwarna merah
c. Endometriosis Vagina
of cells like the ones in the lining of tht ditemukan di tempat lain. fragmen sel ini juga
sering menimbulkan rasa nyeri hebat. Lapisan ini meluruh dan terjadi perdarahan
seperti lapisan di dinding uterus. Namun, jika terjadi perdarahan internal, maka tidak
ada jalan untuk keluarnya darah, sehingga terjadi inflamasi, nyeri, dan terjadi formasi
jaringan ikat (adesi). Angka insidensi cukup luas dari 2% – 50%. Kebanyakan terjadi pada
The most common site is the ovaries, where it may occur as reddy-brown spots or
develop into cysts. Ovarian cysts caused by endometriosis are called chocolate cysts.
They are virtually always benign. Endometriosis may also be found on the peritoneum,
the thin layer of tissue, which covers all the organs inside the abdomen. The most
16
common sites are on or between the ligaments at the back of the womb, between the
uterus and bladder, and on either side of the womb. Spots may also be found on the
fallopian tubes, the cervix, or in the vagina. Less common sites for endometriosis are
the bladder, bowel or appendix. Rarely, the lungs may have endometriotic lesions.
Sering dikelirukan dengan adenosis vagina karena tersebar secara difus di vagina.
C. TUMOR SERVIKS
A. Tumor Kistik
Epitel kelenjar endoserviks tersusun dari jenis kolumner tinggi yang rentan
tertahan dan berkembang menjadi kantong kista. Gambaran kista ini terlihat
penonjolan kistik di area endoserviks dengan batas tegas dan berwarna lebih
muda dari jaringan sekitarnya karena cairan musin. Terapi: tidak ada terapi
khusus.1
17
Gambar. Kista Nabothi
B. Tumor Solid
a. Polip Serviks
variasi eksternal atau region vaginal serviks.Polip ini bervariasi, dari tunggal
menimbulkan pendarahan pasca segama. Terapi: karena polip ini bertangkai dan
18
Gambar.Polip Serviks
b. Mioma Serviks
Karena otot polos di serviks jarang, sehingga tumor ini jarang terjadi.Biasanya
tumor ini bersifat soliter namun dapat tumbuh hingga ukuran besar sehingga
dapat memenuhi rongga pelvik dan menekan kandung kemih, rectum dan ureter.
pengangkatan.1
C. TUMOR ENDOMETRIUM
a. Polip Endometrium
utamanya.Memiliki konsistensi yang lebih kenyal dan berwarna lebih merah dari
pada polip serviks. Terapi: apabila tidak bertangkai, dapat dilakukan kuretase
19
atau evakuasi dengan bantuan histerokopi. Apabila bertangkai dapat dijepit
a. Mioma Uteri
serosa uterus dan dapat bertumbuh kearah luar dan juga bertangkai.Gambaran
klinik dapat terjadi pendarahan abnormal uterus, nyeri dan efek penekanan.
20
Gambar.Tempat terjadinya Mioma
b. Adenomiosis
Merupakan lesi pada lapisan myometrium yang ditandai dengan invasi jinak
endometrium yang secara normal hanya melapisi bagian dalam dinding uterus
atau kavum uteri. Gejala utama adalah menoragia dan disminore yang semakin
bersifat kolik akibat kontraksi yang kuat dan pembengkakan intramural oleh
histerektomi.1
21
D. TUMOR JARINGAN OVARIUM
1. Tumor Kistik
a. Kista Folikel
Kista ini terjadi karena kegagalan ovulasi dan kemudian cairan interafolikel tidak
obliterasi dalam 60 hari tanpa pengobatan. Pil kontrasepsi dapat digunakan untuk
mengatur siklus dan atresia kista folikel.Dapat juga dilakukan pungsi langsung
Terjadi akibat pertumbuhan lanjut korpus luteum atau pendarahan yang mengisi
22
luteum. Kista ini dapat menyebabkan nyeri local dan tegang dinding perut
Kista Teka: kista ini tidak pernah menjadi besar. Umunnya bilateral dan
berisi cairan jernih kekuningan. Kista ini sering dijumpai bersamaan dengan
mola hidatidosa, korio karsinoma dll. Kista ini tidak diperlukan tindakan
LH > FSH > 2.E tinggi/normal.Prolactin normal atau tinggi. Terapi: klomifen
Gambar. Ilustrasi polykistik ovarium, dimana pada gambar menunjukan ovarium yang
normal dan abnormal
23
E. TUMOR EPITEL OVARIUM
terjadi pada kedua ovarium.Ukuran kista antara 5-15 cm dan lebih kecil dari rata-
Sering ditemukan pada usia 20-30 tahun. Seperti kebanyakan tumor epitel, kista
ini tidak memiliki gejala yang khas. Terapi: eksisi dengan eksplorasi menyeluruh
pada organ intrapelvik dan abdomen, dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan PA.1
Mencangkup sekitar 16-30% dari total tumor jinak ovarium. Tumor ini bilateral
pada 5-7% kasus.Tumor ini merupakan tumor ukuran terbesar dari tumor dalam
merasakan penambahan berat badan atau rasa penuh di perut.Cairan musin dapat
mengalir ke kavum pelvik atau abdomen melalui stroma ovarium sehingga terjadi
24
akumulasi cairan musin intraperitoneal dan hal ini dikenal sebagai
c. Kista Dermoid
Merupakan tumor terbanyak (10% dari total tumor ovarium) yang berasal dari
sel germinativum.Kista ini jarang mencapai ukuran besar, kista ini memiliki
dinding berwarna putih dan relative tebal berisi cairan kental dan berminyak
ectodermal.Rasa penuh dan berat di perut terjadi bila ukuran kista cukup besar.
a. Fibroma
Tumor ini dikenal terkait dengan sindroma Meig’s. Mekanisme sindroma ini
belum diketahui secara pasti.Tidak seperti namanya, tumor ini tidak sepenuhnya
berasal dari jaringan ikat karena terdapat unsur germinal, tekoma dan
transformasi kearah ganas seperti tumor. Konsistensi tumor adalah kenyal, padat
dengan permukaan yang halus dan rata.Dapat disertai asites dan hidrotoraks yang
merupakan paket sindrom Meig’s dan tanpa kedua gejala tersebut maka tumor
ini disebut fibroma ovarii. Terapi: hamper semua tumor ini diindikasikan untuk
diangkat. Pada sindrom Meig’s pengangkatan tumor ini akan diikuti dengan
25
Gambar. Fibroma ovarium disertai hemoragik
b. Tumor Brenner
Tumor Brenner jarang ditemukan dan umunnya ditemukan pada perempuan usia
lanjut (50 tahun). Tumor ini sering disalah diagnosis dengan tumor
26
pasca menopous. Histopatologis: sel dengan inti berlekuk seperti biji
sel lemak yang memberikan warna kekuningan pada badan tumor saat
dilakukan diseksi.
Umumnya terjadi pada usia 20-27 tahun. Sebagian besar tumor tumbuh
d. Tumor Endometroid
Tumor ini sering dijumpai pada ovarium, ligamentum sakro uterine dan
27
DAFTAR PUSTAKA
28
3. Author. Valvular Cancer. American Cancer Society.
Wilkins; 2008.
2007.
7. Katz, FL. Lentz, GM. Lobo RA. Katz: Comprehensive Gynecology. 5thEdition.
Elsevier; 2007.
9. Casey, PM. Long, ME. Marnach, ML. Abnormal Cervical Appearance: What
29
30