Pengaruh Pupuk Fosfor Pada Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun PDF
Pengaruh Pupuk Fosfor Pada Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun PDF
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Mentimun (Cucumis sativus L.) dikenal dengan nama latin timun (jawa),
bonteng (sunda), atau cucumbe (inggris), termasuk dalam famili Cucurbitaceae.
Mentimun merupakan salah satu jenis komoditi yang terkenal luas dimasyarakat.
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga
labu-labuan (Cucurbitaceae) Rukmana (Muttaqiin, 2010) yang berasal dari daerah
India yang menghasilkan buah yang dapat dimakan.
Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang banyak di konsumsi segar
oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini adalah berupa herba melata atau setengah
merambat dan merupakan tanaman semusim (setelah berbunga dan berbuah
tanaman mati). Meskipun bukan tanaman Indonesia, tetapi mentimun sudah
sangat di kenal oleh masyarakat Indonesia. Jenis sayuran ini dengan mudah
ditemukan hampir seluruh pelosok Indonesia. Mentimun juga dikenal dalam dunia
kesehatan sebagai obat batuk, penurunan panas dalam, bahkan mentimun yang
dikukus dan di simpan sehari semalam lalu di diamkan langsung akan berkhasiat
mengurangi sakit tenggorokan dan batuk-batuk.
Produktifitas komoditi sayuran di Provinsi Gorontalo khususnya di
Kabupaten Bone Bolango baru mencapai luas tanam 1 hektar yang menghasilkan
5 kuintal/ha. Jika dibandingkan dengan potensi hasil beberapa varietas mentimun
yang ada, produksi tanaman mentimun secara nasional masih rendah, yaitu hanya
10 ton/ha, sedangkan potensi hasil tanaman mentimun dapat mencapai 49 ton/ha.
Hal ini disebabkan karena selama ini sistem usaha tani mentimun belum dilakukan
secara intensif (Milka et al, 2007). Pertumbuhan mentimun akan menjadi baik dan
subur karena diberi pupuk. Pemupukan merupakan faktor penting guna
menunjang pertumbuhan dan produksi suatu tanaman.
Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada
sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan
manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk
primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari
kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, Cina,
dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran
3
sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara
melalui banjir yang terjadi setiap tahun.
Pupuk P merupakan hara makro kedua setelah N yang dibutuhkan oleh
tanaman dalam jumlah yang cukup banyak. Ketersediaan P dalam tanah
ditentukan oleh bahan induk tanah serta faktor- faktor yang mempengaruhi seperti
reaksi tanah (pH), kadar Al dan Fe oksida, kadar Ca, kadar bahan organik,
tekstur dan pengelolaan lahan.
Rumusan masalah
Masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pupuk fosfor bagi pertumbuhan dan produksi tanaman
mentimun?
2. Pupuk fosfor manakah yang paling baik mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman mentimun?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh pupuk fosfor pada pertumbuhan dan produksi tanaman
mentimun.
2. Mengetahui pupuk fosfor yang paling baik mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman mentimun.
Manfaat Penelitian
Pupuk fosfor pada pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun akan
memberikan suatu informasi ilmu pengetahuan bagi pengembangan usaha
pertanian yang berkelanjutan bagi kepentingan kesejahteraan petani. Untuk itu
manfaat penelitian ini adalah:
1. Dapat dijadikan bahan pengambil kebijakan oleh Dinas Pertanian dalam
program budidaya mentimun dengan penggunaan pupuk fosfor
2. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam menggunakan pupuk fosfor pada
budidaya tanaman sayuran buah.
3. Sebagai bahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam meningkatkan
wawasan di bidang budidaya pertanian dan pemupukan dengan memperhatikan
kondisi lahan dan kualitas pertumbuhan tanaman.
4
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. Diduga pupuk fosfor berpengaruh nyata pada pertumbuhan dan produksi
tanaman mentimun.
2. Terdapat perlakuan pupuk fosfor yang terbaik dalam mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanamann Mentimun
Menurut Sharma (Sofia, 2007) tanaman mentimun dalam taksonomi
tanaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : cucurbitalesm
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : C. sativus
Nama binomial : Cucumis sativus L.
Tanaman mentimun berasal dari daratan Asia hingga mediteran di Timur
Tengah. Tanaman ini sudah dibudidayakan sejak berabad-abad lamanya.
Beberapa spesies liar juga ditemukan di Cina dan Afrika. Timun merupakan
sayuran buah daerah subtropik dan tropik dataran tinggi, namun banyak pula jenis
yang dapat tumbuh dan diusahakan secara luas didtaran rendah.
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat
menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau
spiral. Bagian yang dimakan dari sayuran ini adalah buahnya. Nilai gizi mentimun
cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan vitamin.
Habitus mentimun berupa herbal lemah melata atau setengah merambat dan
merupakan tanaman semusim setelah berbunga dan berbuah tanaman mati.
Pembungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga
hermafrodit (banci).
METODE PENELITIAN
penanaman dilakukan dengan cara ditugal dengan kedalaman 5-7 cm, setiap
lubang tugalan diisi dengan 2-3 biji lalu ditutup dengan tanah.
3. Pemupukan
Pupuk diberikan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk fosfor dengan dosis
yang berbeda dan diberikan secara dibenamkan disekeliling tanaman dengan
jarak 5 cm dari tanaman, setelah dilakukan pemupukan dilakukan penyiraman
atau pengairan untuk melarutkan pupuk tersebut, sehingga pupuk mudah diserap
tanaman.
4. Pemasangan ajir
Ajir berfungsi untuk merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan
dan tempat menompang buah. Pengajiran dilakukan 5 hari setelah tanam agar
tidak mengganggu dan merusak perakaran tanaman. Tinggi ± 5 meter.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyulaman, penyiraman, penyiangan
dan pembumbunan. Penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur 7 hst,
tujuan penyulaman untuk menggantikan tanaman yang layu, mati atau tidak
tumbuh. Penyiraman setiap pagi dan sore hari sesuai dengan kondisi tanah pada
poliybag dan curah hujan. Untuk penyiangan setiap hari apabila ada gulma yang
tumbuh disekitar tanaman, serta pembumbunan seminggu sekali tujuan dari
pembumbunan agar tanah menjadi gembur serta memberikan sirkulasi udara
tanah
6. Pengamatan
Pengamatan dilakukan berlangsung sampai pada 49 hari setelah tanam,
yang dimulai pada saat tanaman berumur 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST, 42
HST, 49 HST. Pengamatan meliputi pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun,
umur berbunga, panjang buah, jumlah buah, berat buah.
7. Panen dan Pascapanen
Panen mentimun dapat dilakukan setelah tanaman berumur 35-49 hari.
Panen dapat dilakukan setiap hari, umumnya diperoleh 1-2 buah/tanaman setiap
kali dipetik. Buah mentimun layak petik adalah buah yang masak penuh dengan
warna yang seragam mulai dari ujung hingga ujung buah dan mencapai panjang
optimal sesuai varietas. Buah yang dipetik terlalu awal akan mudah keriput,
9
sedang bila telalu lambat dipetik buah akan terasa pahit. Pemetikan dilakukan
dengan cara memotong sebagian dari tangaki buahnya menggunakan gunting
pangkas atau pisau. Pemetikan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar buah
masih segar karena penguapan sedikin.
Mentimun mudah mengalami kehilangan kandungan air setelah panen
sehingga buah menjadi keriput dan tidak tahan lama. Oleh karena itu sebaiknya
setelah panen, mentimun disimpan ditempat yang teduh dan terlindung dari sinar
matahari secara langsung. Apabila hendak dikemas sebaiknya kemasan diberi
lubang agar sirkulasi udara lancar, dan ditempatkan di tempat sejuk.
Variabel yang diamati yaitu pengamatan dilakukan selama masa umur
vegetatif berlangsung sampai pada 43 hari setelah tanam, yang dimulai pada saat
tanaman berumur 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST, 42 HST dan 49 HST.
Komponen variabel yang diamati pada penelitian ini adalah :
1. Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal akar hingga ujung
daun yang terpanjang.
2. Jumlah Daun (helai)
Setelah tanaman berumur dua minggu dimulai menghitung jumlah
helaian daun yang telah membuka sempurna, segar dan belum
menguning
3. Umur Berbunga (hari)
Umur berbunga di hitung mulai muncul bunga pertama sampai 75 %
tanaman mentimun berbunga.
4. Panjang Buah (cm)
Panjang buah diukur pada saat panen, dilakukan pada buah yang
dihasilkan dari tanaman sampel, dengan cara mengukur mulai pangkal
buah sampai ujung buah kemudian dirata-ratakan.
5. Jumlah buah (buah)
Dilakukan dengan cara menhitung seluruh buah yang dihasilkan pada
saat tanaman berumur 45 HST.
6. Berat Buah (gram)
Bobot buah dihitung dengan menimbang buah yang dihasilkan dari
tanaman sampel.
10
250
60
32
1000
2. Jumlah daun
Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk fosfor
berpengaruh nyata pada pertumbuhan jumlah daun yaitu pada dosis pupuk 200
kg/ha. Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk fosfor sangat baik
digunakan untuk menambah unsur hara tanah dalam membantu pertumbuhan
jumlah daun. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh (Afrida, 2009) tentang
pengaruh pemupukan fosfor terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) di dataran tinggi Cianjur, menyimpulkan
bahwa pemupukan fosfor hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman
induk pada umur 4 MST. Perlakuan 30 kg P2O5 /ha memiliki jumlah daun
tanaman induk terbanyak yaitu: 6,40 daun/tanaman. Perlakuan pemupukan 30 kg
P2O5/ha memiliki nilai lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya pada peubah
jumlah daun tanaman induk. Pertumbuhan akar akan mendorong peningkatan
jumlah unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman dan digunakan untuk proses
metabolisme. Unsur hara yang cukup akan menunjang pertumbuhan organ
tanaman, termasuk jumlah daun tanaman induk.
Secara teoritis Rudgers (Ismail, 2013) berpendapat bahwa pemupukan
fosfor yang tinggi menyebabkan terhalangnya serapan seng, sehingga translokasi
unsur ini dari akar ke bagian-bagian dimana metabolisme berlangsung dalam daun
terhambat. Pertumbuhan akar akan mendorong peningkatan jumlah unsur hara
yang dapat diserap oleh tanaman dan digunakan untuk proses metabolisme. Unsur
hara yang cukup akan menunjang pertumbuhan organ tanaman, termasuk jumlah
daun tanaman induk. Perlakuan S4 dengan dosis pupuk 200 kg/ha sangat
berpengaruh nyata pada pertumbuhan jumlah daun tanaman mentimun. Hal ini
karena kandungan unsur hara P rendah (seperti terlihat pada lampiran 4).
3. Umur Berbunga
Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk fosfor
berpengaruh nyata pada umur berbunga yaitu pada dosis pupuk 200 kg/ha. Hal ini
mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk fosfor sangat baik digunakan untuk
menambah unsur hara tanah dalam membantu mempercepat pembungaan.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh (Afrida, 2009) tentang pengaruh
pemupukan fosfor terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) di dataran tinggi Cianjur, menyatakan hasil analisis
19
pada pertumbuhan akhir secara nyata sangat terpengaruhi oleh pemberian SP-36
yang tercermin pada jumlah buah. Perlakuan S4 dengan dosis pupuk 200 kg/ha
sangat berpengaruh nyata pada jumlah buah tanaman mentimun . Hal ini karena
kandungan unsur hara P rendah (seperti terlihat pada lampiran 4).
5. Panjang Buah
Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk fosfor
berpengaruh nyata pada panjang buah yaitu pada dosis pupuk 200 kg/ha. Hal ini
mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk fosfor sangat baik digunakan untuk
menambah unsur hara tanah dalam membantu pertumbuhan panjang buah.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh (Nurlenawati, 2003) respon
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah varietas prabu terhadap berbagai
dosis pupuk fosfat dan bokashi jerami limbah jamur merang bahwa (P9) P2O5
115,2 kg/ha Pupuk Kandang 10 ton/ha memiliki buah cabai terpanjang yaitu 10,53
cm berbeda nyata dengan (P0) Tanpa Pupuk tetapi tidak berbeda nyata dengan
perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan panjang buah faktor genetik lebih
berpengaruh dibandingkan dengan faktor lingkungan. Walaupun demikian tetap
menunjukkan bahwa kombinasi dari kedua jenis pupuk yaitu pupuk anorganik dan
organik dapat meningkatkan panjang buah.
(Sianuturi, 2008) mengemukakan bahwa fosfor merangsang pembentukan
bunga, buah dan biji bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan menjadi
lebih bernas. Pemupukan fosfor sangat diperlukan oleh tanaman yang tumbuh di
daerah dingin. Tanaman dengan perkembangan akar yang lambat atau terhambat,
dan tanaman yang seluruh bagiannya dipanen. Perlakuan S4 dengan dosis pupuk
200 kg/ha sangat berpengaruh nyata pada panjang buah tanaman mentimun . Hal
ini karena kandungan unsur hara P rendah (seperti terlihat pada lampiran 4).
6. Berat Buah
Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk fosfor
berpengaruh nyata pada berat buah yaitu pada dosis pupuk 200 kg/ha. Hal ini
mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk fosfor sangat baik digunakan untuk
menambah unsur hara tanah dalam membantu pertumbuhan berat buah.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh (Idrus, 2004) tentang respon
tanaman mentimun akibat pemangkasan dan pemberian pupuk phosfor bahwa
hasil uji statistik terhadap berat buah mentimun menunjukan bahwa perlakuan
21
pemangkasan tidak berpengaruh nyata pada tanman mentimun dan pupuk phosfor
sangat berbeda nyata. Rataan perlakuan pemangkasan dan dosis pupuk phosfor
terhadap berat buah. Dari hasil penelitian bahwa semakin banyak dosis pupuk p
yang di gunakan semakin meningkat. Perlakuan S4 dengan dosis pupuk 200 kg/ha
sangat berpengaruh nyata pada berat buah tanaman mentimun. Hal ini karena
kandungan unsur hara P rendah (seperti terlihat pada lampiran 4).
22
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Perlakuan pupuk fosfor berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman,
jumlah daun, umur berbunga, jumlah buah, panjang buah dan berat buah.
2. Perlakuan pupuk fosfor terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan dan
produksi tanaman mentimun yaitu terdapat pada perlakuan pupuk fosfor 150
kg/ha dan 200 kg/ha.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka pada
penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Diupayakan para petani dapat menerapkan hasil penelitian ini dengan
membudidayakan tanaman mentimun melalui usaha pemupukan fosfor pada
dosis 150 kg/ha dan 200 kg/ha.
2. Berdasarkan pertimbangan ekonomi diharapkan petani dapat menggunakan
pupuk fosfor dengan dosis 150 kg/ha untuk pertumbuhan dan produksi
tanaman mentimun.
3. Apabila petani menggunakan pupuk fosfor dengan dosis 200 kg/ha, maka
diharapkan untuk biaya produksi usaha tani lainnya, seperti : benih, pestisida,
dan biaya tenaga kerja dapat dapat diminimalisir untuk menghemat biaya
usaha tani.
4. Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi penyuluh pertanian dalam
mensosialisasikan penggunaan pupuk fosfor bagi pertumbuhan dan produksi
tanaman hortikultura khususnya tanaman mentimun.
5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan pupuk fosfor
dengan kombinasi pupuk organik lainnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Afrida, A. 2009. Pengaruh Pemupukan Fosfor Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Pegagan (Centella Asiatica) Di Dataran Tinggi.
Skripsi.Dipublikasikan. Bogor: institut Pertanian Bogor.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1909/A08gsa.pdf.
15 juni 2013
Sedjati, S. 2002:18. Kajian Pemberian Bokashi Jerami padi dan Pupuk P pada
kacang Tanah . Skripsi Dipublikasikan . fakultas Pertanian. Universitas
Muria kudus.
24
http://eprints.umk.ac.id/109/1/KAJIAN_PEMBERIAN_BOKASHI_JERA
MI_PADI.pdf [2 Maret 2013]
Sianturi. D. 2008. Uji Kandungan Fosfat Sebagai P2O5 Dalam Berbagai Merek
Pupuk Fosfat Komersil Secara Spektrofotometri. Skripsi. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16428/4/Chapter%20II.pdf
15 juni 2013
Sunarya. 2000, Pengaruh Dosis Pupuk Dolmit Dan SP-36 Terhadap Jumlah Bintil
Akar Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah Di Tanah Latosol Skripsi
Universitas Sumatera Utara.
Sutedjo, M.M, 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan . Cet 8 Rineka cipta : Jakarta