Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“Isolasi Bakteri dengan Metode Streak Plate”

Disusun oleh:

ISHAK HASTAGINA 140 500 121

AL MUDIR 140 500 284

BISTARI MUSTAPA140 500 113

FENNY NOVITASARI 140 500 118

SINTO PURBA 140 500 145

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini.

Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca.

Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang


kurang berkenan, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya.

Samarinda, 21 Oktober 2015

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknik Aseptis.............................................................................. 3
2.2 Media Pertumbuhan Bakteri......................................................... 3
2.3 Pembuatan Medium...................................................................... 4
2.4 Metode Streak Plate...................................................................... 6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................ 7
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................. 7
3.3 Prosedur Praktikum...................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.............................................................................................. 9
4.2 Pembahasan ................................................................................. 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................... 10
5.2 Saran............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11
LAMPIRAN................................................................................................. 12
\

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobia (meliputi virus, archae, bakteri, jamur, dan protozoa, dapat
dikatakan sebagai makhluk tertua dengan diversitas terbanyak di planet bumi.
Mikroorganisme atau mikrobia adalah organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan, mikroorganisme disebut
juga organisme mikroskopik. Mikroba memang dapat bertahan pada berbagai
kondisi lingkungan, ekstrim panas, ekstrim dingin, lingkungan yang
berkonsentrasi garam tinggi, asam, basa, tekanan tinggi, bahkan di daerah yang
mendekati kemustahilan untuk hidup makhluk hidup lain seperti lingkungan
dengan radioaktivitas tinggi (Rifeldi, 2013).
Mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya berada dalam populasi
campuran dan di alam jarang mikrobia berada sebagai satu spesies tunggal dan
selalu dalam hidup berkoloni dalam menjalankan peranannya pada siklus
kehidupan. Dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi, ketersediaan biakan
murni sangatlah penting. Selain pemurnian isolate selama dalam penyimpanan
juga sangat perlu diperhatikan, karena bekaitan dengan produk atau metabolit
tertentu dari satu spesies tunggal, untuk itu pertama-tama spesies tersebut harus
dapat diisolasi dari organisme lain kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni
dimana sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal melalui teknik
pemurnian (Rifeldi, 2013).
Teknik isolasi dilakukan dengan berbagai cara yaitu melakukan
pengenceran berseri dilanjutkan dengan membiakkan pada media yang sesuai
yaitu metode cawan tuang (poured plate) atau cawan gores (streak plate) dan
teknik untuk menghitung jumlah sel mikrobia yang telah diisolasi dengan
menggunakan perhitungan angka lempeng total sedangkan penyimpanan
mikroorganisme sering menggunakan teknik agar slants (Rifeldi, 2013).
Berdasarkan dari penjelasan sebelumnya maka praktikum ini sangat
penting dilakukan agar mengetahui cara mengisolasi atau pemurnian suatu

1
mikroorganisme tertentu dari suatu koloni, cara menyimpan isolat
mikroorganisme murni dan menghitung serta mengkarakterisasi mikrobia setelah
diisolasi.
Teknik penanaman (inokulasi) merupakan suatu pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium lama kemedium yang baru dengan ingkat
ketelitian yang sangat tinggi, dengan demikian akan diperoleh biakan
mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi.
Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali memerlukan penanam biakan
segar tanpa terjadi pencemaran.pemindahan mikroorganisme ini ilakukan dengan
teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama peminahan
berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat
(Rifeldi, 2013).

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui cara
melakukan proses sterilisasi dan isolasi bakteri azetobater dari suatu koloni, serta
dapat menghitung jumlah suatu koloni.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik Aseptis


Bekerja dengan mikroorganisme membutuhkan teknik aseptis untuk
mencegah ataupun mengurangi kontaminasi yang tidak diinginkan, karena setiap
benda yang yang digunakan maupun pekerja laboratorium dapat menjadi sumber
kontaminasi. Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik untuk
memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain
secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikrobia lain ke dalam kultur.
Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur
microbial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis
mikrobiologi (Rifeldi, 2013).

2.2 Media Pertumbuhan Bakteri


Medium pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk
menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-
bagian sel lain. Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga
memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroba relatif tetap, baik
unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel. Dari hasil analisis
kimia diketahui bahwa penyusun utama sel adalah unsur kimia C, H, O, N, dan P,
yang jumlahnya + 95 % dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari
unsur-unsur lain . Apabila dilihat susunan senyawanya, maka air merupakan
bagian terbesar dari sel, sebanyak 80-90 %, dan bagian lain sebanyak 10-20 %
terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk cadangan makanan,
polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain (Rifeldi, 2013).
Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang
jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan
mikroba misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang

3
biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan
kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya.
Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup
di laut, algae hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut tidak dapat
digantikan oleh kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat menggunakan
makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat
menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan
yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad
holofitik dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan
tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim
ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion.
Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam
garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh,
dan sumber nitrogen (Rifeldi, 2013).

2.3 Pembuatan Medium


Medium adalah bahan yang mengandung campuran nutrisi yang
bermanfaat untuk menumbuhkan mikroba. Medium ada yang alami dan ada yang
merupakan buatan manusia, contoh medium buatan manusia adalah medium cair,
medium kental (padat) dan medium setengah padat. Medium cair digunakan untuk
menumbuhkan bakteri dan juga fermentasi. Medium padat digunakan untuk
menumbuhkan mikrobia pada permukaan (Hendra, 2014).
2.4.1. Medium Nutrient Agar (NA)
Medium Nutrient Agar (NA) masuk ke dalam medium khusus karena
dibuat sebagai tempat menumbuhkan mikroba yang sudah diketahui komposisi
pembuatannya.Nutrient Agar (NA) di buat dengan komposisi agar – agar yang
sudah dipadatkan sehingga NA juga bisa disebut dengan nutrient padat yang
digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar – agar hanya sebagai
pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi

4
padat pada suhu tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa
medium Nutrient Agar (NA) adalah salah satu medium padat yang memiliki
komposisi yaitu agar – agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu
95°C (Dwidjoseputro, 2005). Agar – agar adalah zat pengental dan bukan sebagai
sumber makanan bagi bakteri. yang menyatakan bahwa agar – agar digunakan
untuk membuat medium padat, agar larut dan menjadi padat pada suhu
45°C. Nutrient Agar lebih bersifat umum sehingga mikroba banyak tumbuh pada
media ini (Hendra, 2014).
2.4.2. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh
mikroorganisme. Potato Dextrose Agar dibuat untuk menumbuhkan jamur. Hal itu
dikarenakan jamur membutuhkan medium yang mengandung karbohidrat, dan
pada medium ini terdapat kentang (sumber karbohidrat) sebagai media yang
cocok untuk menumbuhkan jamur. Potato Dextrose Agar yang digunakan untuk
kultivasi dan identifikasi jamur sehingga mempermudah dalam morfologinya
(Sylvia, 2008). Potato Dextrose Agar terbuat dari kentang dengan
campuran dextrose dengan menggunakan perbandingan yang benar. Di dalam
ilmu biologi disebutkan bahwa bakteri hidup disuasana asam, hal ini menunjukan
bahwa PDA cocok untuk mengembang biakkan mikroba.Pembuatan
medium PDA dapat dilakukan dengan serangkaian cara mulai dari
pembuatanPDA hingga pencampurannya dengan asam tartarat (Hendra, 2014).
2.4.3. Medium Acidified Potato Dextrose Agar (APDA)
Medium Acidified Potato Dextrose Agar (APDA) adalah salah satu dari
medium untuk proses menumbuhkan mikrobia. Acidified Potato Dextrose
Agar (APDA) merupakan medium yang berkomposisi kentang, dextrose, dan
asam tartarat. Acidified Potato Dextrose Agar tidak bersifat umum
seperti Nutrient Agar karena tidak semua mikrobia dapat tumbuh pada medium
ini. Medium Acidified Potato Dextrose Agar termasuk ke dalam medium yang
padat sehingga dapat membentuk koloni mikroba yang dapat dilihat dan dihitung,

5
jika diinokulasikan di dalam medium Acidified Potato Dextrose Agar, bakteri
anaerob akan tumbuh mengelompok pada dasar medium, bakteri yang anaerob
fakultatif akan tumbuh tersebar di seluruh medium, bakteri mikroaerofil akan
tumbuh mengelompok sedikit di bawah permukaan medium, sedangkan bakteri
aerob akan tumbuh pada permukaan medium. Medium ini digunakan untuk isolasi
bakteri, hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni yang didapatkan nantinya.
Medium ini sangat diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat
biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi dan ketentraman bakteri
terhadap zat antibakteri. Pembuatan mediumAcidified Potato Dextrose Agar,
dapat dilakukan dengan serangkaian cara mulai dari pembuatan Acidified Potato
Dextrose Agar hingga pencampurannya dengan asam tartarat (Hendra, 2014).

2.4 Metode Streak Plate


Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menstreak
(menggores) permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan
kultur bakteri. Dengan teknik ini mikroorganisme yang tumbuh akan tampak
dalam goresan-goresan inokulum bekas dari streak jarum enten. Cara ini
dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 3-4 bagian.Ose steril yang telah
disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut
pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis
horisontal di satu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen, setelah
kering ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi
cawan kedua.Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Pada
metode ini, goresan di sisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan
berhimpitan, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan
begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah
dengan koloni lain. Seluruh tahap hendaknya dilakukan secara aseptik agar tak
terjadi kontaminasi (Hendra, 2014).

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Mikrobiologi ini dilaksanakan pada hari kamis, 8 Oktober 2015
pukul 08.00 – 11.50 WITA di Laboratorium Mikrobiologi, Teknologi Pengolahan
hasil Perkebunan.

3.2 Alat dan Bahan


 Alat
- Oven
- Autoklaf
- Cawan petri
- Jarum ose
- Lampu bunsen
- Inkubator
 Bahan
- PDA (Potato Dextrose Agar)
- Bakteri Azetobacter
- Alkohol untuk mensterilkan tangan

3.2 Prosedur Praktikum


 Isolasi Bakteri
- Siapkan 3 cawan petri lalu beri nama (sampel A, sampel B, sampel C).
- Kamudian masuk kedalam ruangan air fro.
- Sebelum mengisolasi bakteri, tangan dibersihkan terlebih dahulu dengan
alkohol.
- Sterilkan pinggiran cawan petri dengan cara memanaskannya dengan
bunsen.
- kemudian buka sebagian tutup cawan petri lalu tuangkan PDA sampai
setengahnya. Ulangi cara tersebut ke sampel 2 dan 3.
- Tunggu hingga PDA memadat.
- setelah PDA memadat, sterilkan jarum ose dengan memanaskan
dibunsen.
- Celupkan kedalam bakteri Azetobacter lalu gores kedalam cawan petri.
Ulangi cara tersebut ke sampel 2 dan 3.
- Masukkan kedalam inkubator selama 1 minggu.

7
- Setelah 1 minggu, keluarkan sampel dari inkubator dan amati hasilnya.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

SAMPEL BAKTERI JAMUR


Cawan A 2 koloni 5
Cawan B 3 koloni 2
Cawan C 3 koloni 5

4.2 Pembahasan
Pada praktikum isolasi bakteri ini menggunakan metode streak plate
(cawan gores), dengan menumbuhkan dalam media padat sel-sel mikroba akan
membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa alat yang
digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen dan laminar air
flow Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh
mikroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan.
Sedangkan Media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri yaitu PDA
(Potato dextrose Agar).
Metode hitungan cawan memiliki prinsip yaitu jika sel jasad renik yang
masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan
berkembangbiak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung
dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Dari tabel diatas dapat dilihat ketiga
sampel terdapat koloni bakteri masing-masing 2 koloni,3 koloni, dan 3 koloni.
namun ketiganya tersebut juga ditumbuhi jamur hal itu disebabkan terjadinya
kesalahan saat proses mengisolasi bakteri seperti tengan yang tidak steril atau
tutup cawan yang dibuka lebar pada saat menuangkan PDA, jadi mikroorganisme
lain bisa masuk didalamnya.

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
- Dalam pengamatan atau penanaman bakteri menggunakan media agar (cawan
petri) dapat dilakukan dengan beberapa cara goresan (Streak Plate). Dimana
dari cara tersebut, memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
- Pada saat proses pembiakan dibutuhkan waktu 24 jam, jika waktu
pengamatan terlampaui hingga selisih lebih dari 12 jam hasil penanaman
bakteri akan rusak karena membusuk.
- Pada saat penggoresan membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Jika tidak
teliti maka bakteri tidak akan tumbuh baik/terkontaminasi.

5.2 Saran
Sebaiknya mengikuti prosedur praktikum dengan baik dan benar agar
kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Rifeldi. 2013. http://www.bajhaboo.blogspot.com. Mikrobiologi materi laporan


streak plate. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015

Hendra. 2014. http://www.3bp.blogspot.com. Praktikum mikrobiologi. Diakses


pada tangal 20 oktober 2015

11
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Cawan A Gambar 1.2 Cawan B Gambar 1.5 Cawan C

Gambar 1.4 bunsen Gambar 1.5 PDA Gambar 1.6 Oven

Gambar 1.7 Autoklaf

12

Anda mungkin juga menyukai