Isolasi Bakteri Dengan Metode Streak Plate
Isolasi Bakteri Dengan Metode Streak Plate
Disusun oleh:
SAMARINDA
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknik Aseptis.............................................................................. 3
2.2 Media Pertumbuhan Bakteri......................................................... 3
2.3 Pembuatan Medium...................................................................... 4
2.4 Metode Streak Plate...................................................................... 6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................ 7
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................. 7
3.3 Prosedur Praktikum...................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.............................................................................................. 9
4.2 Pembahasan ................................................................................. 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................... 10
5.2 Saran............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11
LAMPIRAN................................................................................................. 12
\
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
mikroorganisme tertentu dari suatu koloni, cara menyimpan isolat
mikroorganisme murni dan menghitung serta mengkarakterisasi mikrobia setelah
diisolasi.
Teknik penanaman (inokulasi) merupakan suatu pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium lama kemedium yang baru dengan ingkat
ketelitian yang sangat tinggi, dengan demikian akan diperoleh biakan
mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi.
Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali memerlukan penanam biakan
segar tanpa terjadi pencemaran.pemindahan mikroorganisme ini ilakukan dengan
teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama peminahan
berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat
(Rifeldi, 2013).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan
kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya.
Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup
di laut, algae hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut tidak dapat
digantikan oleh kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat menggunakan
makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat
menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan
yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad
holofitik dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan
tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim
ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion.
Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam
garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh,
dan sumber nitrogen (Rifeldi, 2013).
4
padat pada suhu tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa
medium Nutrient Agar (NA) adalah salah satu medium padat yang memiliki
komposisi yaitu agar – agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu
95°C (Dwidjoseputro, 2005). Agar – agar adalah zat pengental dan bukan sebagai
sumber makanan bagi bakteri. yang menyatakan bahwa agar – agar digunakan
untuk membuat medium padat, agar larut dan menjadi padat pada suhu
45°C. Nutrient Agar lebih bersifat umum sehingga mikroba banyak tumbuh pada
media ini (Hendra, 2014).
2.4.2. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh
mikroorganisme. Potato Dextrose Agar dibuat untuk menumbuhkan jamur. Hal itu
dikarenakan jamur membutuhkan medium yang mengandung karbohidrat, dan
pada medium ini terdapat kentang (sumber karbohidrat) sebagai media yang
cocok untuk menumbuhkan jamur. Potato Dextrose Agar yang digunakan untuk
kultivasi dan identifikasi jamur sehingga mempermudah dalam morfologinya
(Sylvia, 2008). Potato Dextrose Agar terbuat dari kentang dengan
campuran dextrose dengan menggunakan perbandingan yang benar. Di dalam
ilmu biologi disebutkan bahwa bakteri hidup disuasana asam, hal ini menunjukan
bahwa PDA cocok untuk mengembang biakkan mikroba.Pembuatan
medium PDA dapat dilakukan dengan serangkaian cara mulai dari
pembuatanPDA hingga pencampurannya dengan asam tartarat (Hendra, 2014).
2.4.3. Medium Acidified Potato Dextrose Agar (APDA)
Medium Acidified Potato Dextrose Agar (APDA) adalah salah satu dari
medium untuk proses menumbuhkan mikrobia. Acidified Potato Dextrose
Agar (APDA) merupakan medium yang berkomposisi kentang, dextrose, dan
asam tartarat. Acidified Potato Dextrose Agar tidak bersifat umum
seperti Nutrient Agar karena tidak semua mikrobia dapat tumbuh pada medium
ini. Medium Acidified Potato Dextrose Agar termasuk ke dalam medium yang
padat sehingga dapat membentuk koloni mikroba yang dapat dilihat dan dihitung,
5
jika diinokulasikan di dalam medium Acidified Potato Dextrose Agar, bakteri
anaerob akan tumbuh mengelompok pada dasar medium, bakteri yang anaerob
fakultatif akan tumbuh tersebar di seluruh medium, bakteri mikroaerofil akan
tumbuh mengelompok sedikit di bawah permukaan medium, sedangkan bakteri
aerob akan tumbuh pada permukaan medium. Medium ini digunakan untuk isolasi
bakteri, hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni yang didapatkan nantinya.
Medium ini sangat diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat
biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi dan ketentraman bakteri
terhadap zat antibakteri. Pembuatan mediumAcidified Potato Dextrose Agar,
dapat dilakukan dengan serangkaian cara mulai dari pembuatan Acidified Potato
Dextrose Agar hingga pencampurannya dengan asam tartarat (Hendra, 2014).
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
7
- Setelah 1 minggu, keluarkan sampel dari inkubator dan amati hasilnya.
8
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pada praktikum isolasi bakteri ini menggunakan metode streak plate
(cawan gores), dengan menumbuhkan dalam media padat sel-sel mikroba akan
membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa alat yang
digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen dan laminar air
flow Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh
mikroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan.
Sedangkan Media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri yaitu PDA
(Potato dextrose Agar).
Metode hitungan cawan memiliki prinsip yaitu jika sel jasad renik yang
masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan
berkembangbiak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung
dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Dari tabel diatas dapat dilihat ketiga
sampel terdapat koloni bakteri masing-masing 2 koloni,3 koloni, dan 3 koloni.
namun ketiganya tersebut juga ditumbuhi jamur hal itu disebabkan terjadinya
kesalahan saat proses mengisolasi bakteri seperti tengan yang tidak steril atau
tutup cawan yang dibuka lebar pada saat menuangkan PDA, jadi mikroorganisme
lain bisa masuk didalamnya.
9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
- Dalam pengamatan atau penanaman bakteri menggunakan media agar (cawan
petri) dapat dilakukan dengan beberapa cara goresan (Streak Plate). Dimana
dari cara tersebut, memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
- Pada saat proses pembiakan dibutuhkan waktu 24 jam, jika waktu
pengamatan terlampaui hingga selisih lebih dari 12 jam hasil penanaman
bakteri akan rusak karena membusuk.
- Pada saat penggoresan membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Jika tidak
teliti maka bakteri tidak akan tumbuh baik/terkontaminasi.
5.2 Saran
Sebaiknya mengikuti prosedur praktikum dengan baik dan benar agar
kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
12