Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEORI

PELUANG

OLEH KELOMPOK 1

Kelas B:

Adriana

Eva hafida

Jeina Kranimulia 0608383

Noviyanti Fatimah

Ratna Sari M

Ridwan Maulana

*Zea Zetina 0704479

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2010
PENDAHULUAN

Dasar teori

Penyakit Genetik sudah sering terjadi di dunia ini, banyak manusia yang telah menjadi
penderita penyakit turunan. Seringkali hal ini terjadi tanpa pencegahan ataupun
penanganan dengan ilmu yang benar, terutama pada masyarakat kelas menengah ke
bawah. Oleh karena itu, sosialisasi lebih lanjut mungkin bisa berguna dalam hal ini,
walaupun hanya dalam bentuk makalah. Penyakit genetika ini berkaitan erat dan
memiliki prinsip yang sama dengan teori penurunan sifat. Prinsip tentang gen dan teori
penurunan sifat digagas oleh Gregor Mendel. Pada awalnya, Gregor Mendel mengadakan
penelitian pada tanaman buncis dan mempelajari 7 jenis sifat yang berbeda, yang
kemudian ditemukan teori persilangan untuk gen-gen yang independen. Teori
persilangan tersebut menyatakan bahwa gen dari anak merupakan perpaduan (persilangan)
dari gen dari kedua orang tuanya. Begitu juga untuk penyakit genetik, terjangkit atau
tidaknya seorang individu tergantung pada perpaduan gen kedua orang tuanya. Teori
peluang diskrit dapat digunakan untuk menganalisis hal tersebut, memperkirakan peluang
harapan terjangkit penyakit atau tidak. Dengan demikian penurunan penyakit genetik
dapat dicegah atau diminimalisir kemungkinannya. Secara struktural, penyakit genetik
terbagi menjadi dua jenis, yaitu penyakit yang terkait dengan gen seksual (xy dan xx) dan
penyakit yang terkait dengan gen non-seksual (misal buta warna dinotasikan BB dan bb).
Terdapat gen resesif dan dominan, dimana gen dominan lebih berpengaruh dan dapat
menindas sifat gen resesif.

Teori peluang diskrit

Peluang suatu kejadian / peristiwa A adalah jumlah bobot semua titik sampel kejadian /
peristiwa A, didasarkan himpunan semua kejadian yang mungkin (himpunan semesta).
Bila suatu percobaan dapat menghasilkan N macam hasil (himpunan semesta = N), dan
bila tepat sebanyak X dari hasil berkaitan dengan kejadian A, maka peluang kejadian A
adalah :
1. teori Kombinatorial

Teori kombinatorial digunakan untuk menghitung jumlah kejadian yang mungkin dan juga
himpunan

semesta.

a. Permutasi

Permutasi adalah jumlah urutan berbeda dari pengaturan sejumlah obyek. Permutasi dari
n objek yang berbeda adalah

Permutasi r dari n elemen adalah jumlah kemungkinan urutan r buah elemen yang dipilih
dari n buah elemen, dengan r ≤ n, yang dalam hal ini, pada setiap kemungkinan urutan
tidak ada elemen yang sama.

b. Kombinasi

Kombinasi r dari n elemen adalah jumlah kemungkinan pemilihan yang tidak terurut r
elemen yang diambil dari n buah elemen.

Kombinasi Kejadian

Bila A dan B merupakan kejadian sembarang maka jumlah kejadian yang mungkin dari A
dan atau B dapat dihitung dengan kaidah penjumlahan atau perkalian.

2.1.1. Kaidah Penjumlahan


Digunakan jika kejadian A dan B adalah dua kejadian sebarang namun tidak terpisah.
Dalam hal ini peluang muncul A dan B:

Jika A dan B kejadian yang saling bebas, maka P(A ∩ B) = 0, sehingga:

Kaidah Perkalian Digunakan jika kejadian A dan B adalah kejadian yang terpisah.
Kemungkinan munculnya kedua kejadian secara bersamaan merupakan hasil kali dari
kemungkinan munculnya masing-masing kejadian. Bila kejadian A dan B saling terpisah,
maka :

Penerapan Peluang Diskrit dalam Persilangan Mendel

Konvensi internasional dalam tatacara penulisan persilangan Mendel : gen dominan


dinyatakan dengan huruf kapital, sedangkan gen resesif dinyatakan dengan huruf
nonkapital. Contohnya bila kita menyatakan gen dominan sebagai K, maka genotip
homozigot dominan dinyatakan dengan KK, heterozigot dinyatakan dengan Kk, dan
homozigot resesif dinyatakan dengan kk.

Contoh penerapan metode persilangan mendel adalah sebagai berikut, dengan kasus
monohibrid heterozygot (persilangan satu alela).

1. Menyatakan genotip yang akan disilangkan, misalnya heterozigot dengan heterozigot


(Kk x Kk) Dengan ketentuan (KK )dan (Kk) = berambut kuning, (kk) = berambut hitam.
2. Mengenumerasi genotip yang mungkin terbentuk dari hasil persilangan dengan
anggapan bahwa gen terpisah sempurna pada saat membentuk sel gamet. Dalam hal ini
genotip yang mungkin adalah : K, k dari P1 dan K,k dari P2.

3. Menghitung peluang kemunculan genotip pada anak berdasarkan tabel.

a) Peluang kemunculan genotip homozigot

dominan (KK) = 1/4

b) Peluang kemunculan genotip heterozigot (Kk) = 1/4 × 2 = 1/2

c) Peluang kemunculan genotip homozigot resesif (kk) = ¼

4. Melalui informasi peluang kemunculan genotip dapat ditentukan peluang fenotip yang
aka muncul. Bila terdapat gen dominan, sifat yan dibawa oleh gen resesif akan tertutupi.
Denga demikian, sifat dominan akan muncul pada genoti KK dan Kk, yakni berambut
kuning Maka:

a) Peluang kemunculan fenotip rambut kuning :

b) Peluang kemunculan fenotip rambut hitam:

Prosedur tersebut dapat ditulis secara skematis sbb:


Penyakit genetik

1. Jenis Penyakit Genetik

Penyakit genetis dapat diklasifikasikan menjadi penyakit yang disebabkan oleh gen
tunggal (kelainan

Mendellian) dan penyakit yang disebabkan oleh beberapa gen. Terdapat 4 jenis umum
pewarisan gen tunggal, yaitu :

1. Gen dominan pada autosom

2. Gen resesif pada autosom

3. Gen resesif terpaut kromosomX

4. Gen dominan terpaut kromosomX

2. Pewarisan Gen Dominan pada Autosom

Pada pewarisan gen dominan pada autosom, keabnormalan selalu tampak pada tiap
generasi. Setiap

anak yang terinfeksi penyakit dari orang tua yang terinfeksi memiliki peluang 50%
untuk menurunkan

penyakit tersebut. Contoh penyakit yang disebabkan oleh kelainan gen dominan pada
autosom :

1. Hiperkolesterolemia keluarga

ickle cell

5. Defisiensi ADA
6. Ocular-Cutaneous Albinism (OCA)

4. Pewarisan Gen Resesif Terpaut Kromosom X

Pada pewarisan gen resesif terpaut kromosom X, insiden penyakit lebih tinggi pada pria
daripada pada wanita. Hal tersebut terjadi karena wanita memiliki 2 kromosom X,
sehingga bila salah satu kromosom X terpaut gen resesif (abnormal), kromosom X normal
dapat menutupi efek dari kromosom X abnormal. Contoh penyakit yang disebabkan oleh
kelainan gen resesif terpaut kromosom X :

1. Buta warna

2. Hemofilia A

3. Anodontia

5. Pewarisan Gen Dominan Terpaut Kromosom X

Pada pewarisan gen dominan terpaut kromosom X, meskipun wanita memiliki satu
kromosom X yang

normal, penyakit yang dibawa oleh kromosom X abnormal tetap nampak. Contoh penyakit
yang disebabkan oleh kelainan gen dominan terpaut kromosom X :

1. Rakithis hipofosfatemik

2. Anenamel, gigi tidak beremail

(Rohmana tahun tidak diketahui)

2. Penyakit Hutington

3. Chondrodystropic dwarfism

3. Pewarisan Gen Resesif pada Autosom


Orang tua dari anak yang terinfeksi penyakit akibat kelainan gen resesif pada autosom,
mungkin tidak

menampakkan penyakit. Anak yang memiliki gejala kelainan menandakan adanya


pewarisan gen resesif dari kedua orang tua. Karena kelainan resesif jarang ditemukan,
seorang anak memiliki resiko yang lebih tinggi bila orang tua mereka memiliki hubungan
saudara. Hal tersebut disebabkan seringnya individu – individu yang memiliki hubungan
saudara mewarisi gen yang sama dari nenek moyang mereka. Contoh penyakit yang
disebabkan oleh kelainan gen

resesif pada autosom :

1. Cystic fibrosis (CF)

2. Phenylketonuria (PKU)

3. Defisiensi alpha-1antitrypsin (AAT)

4. Anemia s

A. Latar Belakang
Pentingnya memhami teori peluang karena teori ini banyak berkaitan dengan
kehidupan manusia, khususnya dalam Biology field, keterkaitan teori peluang ini
amat erat. Salah satu hal yang sering dikaitkan dengan teori peluang ialah hal-hal
yang menyangkut genetika seperti peluang penurunan sifat atau penurunan penyakit
genetis, untuk itu praktikum menggenai teori peluang ini penting dilakukan untuk
memberikan gambaran dan mempermudah pemahaman mengenai teori peluang agar
kami dapat menerapkan dalam kasus genetika.

B. Prinsip Kerja
Melakukan simulasi teori peluang dengan menggunakan koin logam dengan gambar
berbeda di kedua sisinya. Koin logam di toss sebagai representasi dari kemungkinan
yang diundi untuk 2 sifat seperti jenis kelamin, men-toss 2 koin dan 3 koin, masing-
masing untuk menggambarkan kasus yang berbeda, hasil toss diolah dengan rumus
yang telah dibahas pada landasan teori di atas. kemudian menjawab beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan konsep peluang yang telah disimulasikan
menggunakan koin tadi.

C. Tujuan Praktikum
Kegiatan praktikum yang telaah kami lakukan bertujuan untuk mengarahkan kami
untuk mampu dalam beberapa hal berikut:
1. Menentukan dan memberikan contoh penerapan teori peluang
2. Menggunakan dasar-dasar teori peluang
3. Menerapkan konsep peluang untuk menganalisis peta silsilah pada manusia, dan
4. Meramalkan resiko mendapat anak cacat dari suatu perkawinan.
METODE KERJA

ALAT DAN BAHAN

- Uang koin Rp.100,-


- Alat tulis untuk mencatat

CARA KERJA

Percobaan 1

Melemparkan sebuah uang koin Rp.100,- sebanyak 40 kali.


Mencatat hasil pengamatan (observed/O) pada tabel yang sudah tersedia.


Menghitung jumlah yang diharapkan muncul (expected/E) untuk muka gambar dan
angka (G dan A)

Menentukan deviasi/D ( D = O-E )

Percobaan 2

Melemparkan 2 buah uang koin Rp.100,- sebanyak 60 kali secara bersamaan.


Mencatat hasil pengamatan (observed/O) pada tabel yang sudah tersedia.


Menghitung jumlah yang diharapkan muncul (expected/E) untuk kombinasi GG, GA,
AG, dan AA.

Menentukan deviasi/D ( D = O-E )

Percobaan 3

Melemparkan 3 buah uang koin Rp.100,- sebanyak 80 kali secara bersamaan.



Mencatat hasil pengamatan (observed/O) pada tabel yang sudah tersedia.

Menghitung jumlah yang diharapkan muncul (expected/E) untuk kombinasi GGG, GGA,
GAG, AGG, AAG, AGA, GAA, dan AAA.

Menentukan deviasi/D ( D = O-E )


HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel hasil pengamatan :

Tabel 1 hasil pelemparan koin sebanyak 20 kali

Hasil Jumlah yang Jumlah yang Deviasi (O-E)


diamati (O) diharapkan (E)
Gambar 17 0.5 x 40 = 20 17 – 20 = -3
Angka 23 0.5 x 40 = 20 23 – 20 = 3
Jumlah 40 40
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, apabila dilihat dari tabel pengamatan tersebut
jumlah yang diamati pada bagian gambar berjumlah 17, sedangkan pada bagian angka
berjumlah 23 dan jumlah yang diharapkan pada bagian angka dan gambar sebesar 20. Pada
perhitungan deviasi pada bagian gambar bernilai negative yaitu berjumlah -3, sedangkan pada
bagian angka bernilai positif berjumlah +3 dari kedua bagian tersebut deviasi angka dan
gambar berjumlah 0 hal tersebut menandakan bahwa penyimpangan dari jumlah yang
diharapkan sangat kecil bahkan tidak terjadi sama sekali.
Analog dengan konsep genetika.
a. Peluang mendapatkan
anak laki-laki ½ atau 50%
anak perempuan ½ atau 50%
b. 100 keluarga beranak satu, dipilih secara random.
Kemungkinan jumlah keluarga yang diharapkan mempunyai anak laki-laki
½ x 100= 50, dan anak perempuan ½ x 100= 50

Tabel hasil pelemparan 2 koin sebanyak 60 kali


Hasil Kombinasi Hasil Hasil yang Deviasi (O-E)
pengamatan diharapkan
Gambar untuk GG 13 15 13 – 15 = -2
kedua koin
Yang satu GA, AG 35 30 35 – 30 = 5
gambar dan
yang lainnya
angka
Keduanya AA 12 15 12 – 15 = -3
angka
Jumlah 4 60

Tabel hasil pelemparan 3 koin sebanyak 80 kali


Kelas Kombinasi Peluang Hasil yang Hasil yang Deviasi (O-
untuk setiap diamati (O) diharapkan E)
kelas (E)
3 Gambar GGG 10 9 10 9 – 10 = -1
2 gambar 1 GGA, GAG, 30 34 30 34 – 30 = 4
angka AGG
1 gambar 2 AAG, AGA, 30 27 30 27 – 30 = -3
angka GAA
3 angka AAA 10 10 10 10 – 10 = 0
Jumlah
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dengan melemparkan kedua koin sekaligus dilihat
dari tabel pengamatan tersebut jumlah kombinasi gambar dari kedua koin berjumlah 13,
sedangkan hasil yang diharapkan berjumlah 15. Jumlah kombinasi satu gambar dan yang
lainnya angka dari hasil pengmatannya berjumlah 35 sedangkan hasil yang diharapkan
berjumlah 30. Jumlah kombinasi keduanya angka dilihat dari hasil pengamatannya berjumlah
12 sedangkan hasil yang diharapkan berjumlah 15, apabila dilihat dari ketiga hasil
pengamatan tersebut jumlah hasil dan pengamatan tidak terlalu berbeda jauh yakni perbedaan
antara hasil pengamatan dan hasil yang diharapkan hanya berjumlah sekitar 3 – 5 angka.
Sedangkan jumlah deviasi dari ketiga hasil pengamatan tersebut berjumlah 0 hal tersebut
menandakan bahwa penyimpangan dari jumlah yang diharapkan sangat kecil bahkan tidak
terjadi sama sekali.

Jika meneliti keluarga yang mempunyai 3 anak dari 160 sampel, maka:
c. Kemungkinan sebuah keluarga yang anaknya laki-laki semua
½ x ½ x ½ = 1/8
d. Kemungkinan jumlah keluarga yang anaknya laki-laki semua
1/8 x 160= 20
e. Jumlah keluarga yang diharapkan mempunyai anak= 2 laki-laki dan 1 perempuan
3/8 x 160= 60
f. Jumlah keluarga yang diharapkan anaknya perempuan semua
1/8 x 160= 20
IV. Penggunaan Binomium
Apabila sifat albino pada manusia dikendalikan oleh gen resesif c (Cc x Cc) didapat 4 orang
anak, hitunglah peluang untuk:
a. Peluang keempat anaknya albino
Rumus: (a+b)4 = a4+4a3b+ 6a2b2+ 4ab3+ b4
a= c
b= c maka:
(C+c)4= C4+4C3c+ 6C2c2+ 4Cc3+ c4
Normal semua C4= (½)4= 1/16
Normal 3 albino 1 4 C3c= 4(1/2)3 (1/2)= 4/16
Normal 2 albino 2 6 C2c2= 6(1/2)2 (1/2)2= 6/16
Normal 1 albino 3 4 Cc3= 4 (1/2) (1/2)3= 4/16
Albino semua c4= (1/2)4= 1/16
Maka, peluang keempat anaknya albino semua adalah 1/16
b. 3 anak normal, 1 albino adalah 4/16
c. 2 anak normal dan 2 albino adalah 6/16
2. Peluang untuk 2 peristiwa yang terjadi secara terpisah.
Peluang untuk tejadinya salahsatu peristiwa atau yang lainnya dari 2 peristiwa yang terjadi
secara terpisah adalah jumlah dari masing-masing peluangnya, misalnya:
1. Peluang dari 1 individu bergenotif Cc akan menghasilkan,
Gamet C= ½
Gamet c= ½
2. Aa x aa
Peluang keturunan bergenotip
AA= ¼
Aa= ½
3. Persilangan dihibrid, peluang memperoleh keturunan
a. Salahsatu bergenotip Aa Bb atau Aa BB
AA Bb= (1/4 x ½)= 1/8
Aa BB= (1/4 x 1/2) 1/8
b. Salahsatu bergenotip AA BB atau aa BB
AA BB= (3/4 x ¾)= 9/16
Aa BB= (1/4 x ¾)= 3/16
3. Data silsilah keturunan

Tanda hitam adalah individu Albino

a. 1 x 10

Jika 1 C maka, C x Cc kemungkinan anaknya


albino 1 normal 3

b. 16 x 17

Jika C x Cc kemungkinan anaknya albino 1 normal 3

Jika C x C kemungkinan anaknhya normal semua


KESIMPULAN

Prinsip-prinsip peluang ternyata sangat berkaitan dalam mempelajari genetika. Peluang


memiliki anak laki-laki atau perempuan,, hingga kemungkinan seseorang memiliki urutan
anak, prinsip peluang ini dapat diaplikasikan dalam berbagai kepentingan yang berhubungan
dengan genetika.

Terdapat standar deviasi pada setiap kemungkinan, SD ini diambil dari selisih ekspektasi
dengan hasil observasi sebenarnya, semakin kecil selisihnya, semakin besar peluang yang
teramalkan.

Peluang yang dapat dihittung bukan saja seputar penentuan jenis kelamin anak, tetapi juga
mengenai penyakit yang menurun atau penyakit genetis.
DAFTAR PUSTAKA

Rohmana, Aden. Aplikasi Teori Peluang Diskrit dalam Analisis Penurunan Penyakit Genetik.
Bandung

Zainuri, 2008. Genetika Dasar. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai