Anda di halaman 1dari 32

Hari/ Tanggal : 27, Februari 2018

Kelompok :3

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES


PEMBELAJARAN
“PROCESS SKILL”

OLEH KELOMPOK 3 :

1. Deri Andespa (17175004)


2. Firda Weri (17175013)
3. Tri Anidya Putri (17175030)

DOSEN:

Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S


Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat


dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Process Skill”. Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui
kendala. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah
pengembangan media pembelajaran fisika, Ibu Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S dan
Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Pd.

Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari


buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada
tersebut.Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang
penulis tulis ini masih banyak kekurangan.Karena itu sangat diharapkan bagi
pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi
tercapainya makalah yang lebih baik.

Padang, Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 2
D. Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Landasan Agama ............................................................................. 3
B. Landasan Yuridis ............................................................................. 4
C. Process Skills (Keterampilan Proses) .............................................. 5
D. Science Process Skills (Keterampilan Proses Sains) ..................... 15
E. Prinsip-prinsip Process Skill .......................................................... 19
F. Perubahan Asesmen dan Konsekuensinya .................................... 21
G. Peran Kritis Asesmen Kelas .......................................................... 22
H. Matriks Jenis Keterampilan Proses Menurut Ahli ......................... 24
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 27
A. Kesimpulan .................................................................................... 27
B. Saran ............................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 28

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang di
dalamnya terdapat interaksi positif antara guru dengan siswa dengan
menggunakan segala potensi dan sumber yang ada untuk menciptakan
kondisi belajar yang aktif dan menyenangkan. Pembelajaran fisika merupakan
salah satu ilmu pengetahuan alam (Sains). Mempelajari fisika artinya
mempelajari fenomena alam, dimana harus dipelajari melalui pendekatan
ilmiah atau disebut juga proses saintifik. Kurikulum 2013 menuntut
pembelajaran saitifik dimana juga menggunakan keterampilan proses untuk
bisa mencapai tujuan pembelajaran.
Keterampilan proses atau “process skill” merupakan suat keterampilan
yang harus dimiliki peserta didik agar ilmu yang dipelajarinya dapat benar-
benar dipahammi, dan dialaminya secara langsug. Guru sebagai fasilitator
sudah seharusnya memikirkan bagaimana cara memfasilitasi anak didiknya
pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran seharusnya diawalai dengan
kegiatan mengamati hal yang akan dipelajari, lalu diminta peserta didik
mengajukan hipotesis tentang pengamatannya, melakukan kajian literatur dan
percobaan untuk menguji kebernarnnya, menganalisis dan menyimpulkan,
hingga akhirnya mengkomunikasikan penemuannya kepada guru dan
temannya.
Agar dapat menunjang penilaian keterampilan proses, guru harus punya
pengetahuan dalam menysusun perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
keterampilan proses sebagaimana diamanahkan kurikulum 2013. Oleh karena
itu makalah ini akan membahas keterampilan proses sains dan
mengembangkan isntrumen keterampilan proses sains tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan process skill?

1
2. Bagaimana prinsip-prinsip process skill yang baik, perubahan dan
konsekuensinya, dan peran kritis dalam kelas?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian process skill.
2. Mengetahui prinsip-prinsip process skill yang baik, perubahan dan
konsekuensinya, dan peran kritis dalam kelas.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang process sklill dan jenis-jenisnya.
3. Membantu guru untuk mengetahui prinsip-prinsip process skill yang baik,
perubahan dan konsekuensinya, dan peran kritis dalam kelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Agama
Allah berfirman dalam Q.S Al An’am 105

Artinya : “Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang


yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan:
"Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab)", dan supaya Kami
menjelaskan Al Quran itu kepada orang-orang yang mengetahui”.
Allah berfirman dalam Q.S Al Hajj ayat 5

Artinya : 5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan
kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya
telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

3
Allah berfirman dalam Q.S An-Nisa: 9

Artinya: dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

B. Landasan Yuridis
Undang-undang No 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
telah menjelaskan bahwa “sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Kemudian pada Peraturan Pemerintah No 19 tahun
2005 telah dijelaskan tentang Standar Nasional Pendidikan yaitu berjumlah
delapan buah: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga pendidik, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan. Dari delapan
standar pendidikan nasional, standar penilaian merupakan bagian yang tak
terpisahkan dengan dari standar nasional pendidikan lainnya.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah menyatakan bahwa
keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata
pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik
untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).

4
C. Process Skills (Keterampilan Proses)
1. Pengertian Keterampilan Proses.
Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,
termasuk kreativitas. Proses didefinisikan sebagai perangkat keterampilan
kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah.
Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-
komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian.
Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-
kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-
kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.
Pengertian keterampilan proses (Process Skills) menurut beberapa ahli :
1) Menurut Rustaman (2003), keterampilan proses adalah keterampilan
yang melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual,
manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan
melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena
mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan
atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat dalam keterampilan
proses karena mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, misalnya mendiskusikan hasil
pengamatan. Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman belajar. Melalui
pengalaman langsung, seseorang dapat labih menghayati proses atau
kegiatan yang sedang dilakukan.
2) Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa
keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil

5
menemukan sesuatu yang baru. Menurut Nuryani (1995) menyatakan
bahwa keterampilan proses terdiri dari sejumlah keterampilan yang satu
sama lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, masing-masing keterampilan
tersebut yaitu: melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan
pengamatan (interpretasi), mengelompokkan (klasifikasi), meramalkan
(prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan atau
penyelidikan, menerapkan konsep atau prinsip, dan mengajukan
pertanyaan.
3) Carin dalam Usman Samatowa (2011:5) mendefinisikan keterampilan
proses adalah: (1) mengamati, (2) mencoba memahami apa yang diamati,
(3) mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang
terjadi, (4) menguji kebenaran ramalan-ramalan tersebut. Menurut
Indrawati dalam Trianto (2008:72) Keterampilan proses merupakan
keseluruhan ketrampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun
psikomotorik) yang dapat di gunakan untuk menemukan suatu konsep,
prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan.
4) Depdikbud dalam Dimyati dan Mudjiono, (2013: 138) Keterampilan
proses merupakan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual,
sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar
yang telah ada dalam diri siswa. Keterampilan proses menjadikan siswa
memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Mengajar dengan
keterampilan proses berarti melibatkan siswa aktif dan memberikan
kesempatan siswa secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuwan. Guru
hendaknya menanamkan sikap dan nilai bagaimana ilmuwan bekerja
kepada para siswanya.
5) Indrawati dalam Trianto, (2008:72) Keterampilan proses merupakan
keseluruhan ketrampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun
psikomotorik) yang dapat di gunakan untuk menemukan suatu konsep,
prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada

6
sebelumnya ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan
Berdasarkan pendapat ahli mengenai pengertian keterampilan
proses diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses adalah
keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental,
fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan
yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah
dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu
keterampilan.
2. Jenis-jenis Keterampilan Proses.
Adapun jenis keterampilan proses Menurut Funk (1985) dalam
Dimyati dan Mudjiono, (2002: 140) mengutarakan bahwa berbagai
keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a. Keterampilan proses dasar (Basic Skill)
Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan
dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi,
inferensi. Bila kita kaji lebih lanjut sebagai berikut:
1) Observasi
Melalui kegiatan mengamati, siswa belajar tentang dunia sekitar
yang fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam
dengan melibatkan indera penglihat, pembau, pengecap, peraba,
pendengar. Informasi yang diperoleh itu, dapat menuntut interpretasi
siswa tentang lingkungan dan menelitinya lebih lanjut. Kemampuan
mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan
memperoleh ilmu serta hal terpenting untuk mengembangkan
keterampilan proses yang lain. Mengamati merupakan tanggapan
terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra.
Dengan obsevasi, siswa mengumpulkan data tentang tanggapan-
tanggapan terhadap objek yang diamati.
2) Klasifikasi
Sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada dalam
kehidupan di sekitar, lebih mudah dipelajari apabila dilakukan dengan

7
cara menentukan berbagai jenis golongan. Menggolongkan dan
mengamati persamaan, perbedaan dan hubungan serta pengelompokan
objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Keterampilan
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan berbagai objek peristiwa
berdasarkan sifat-sifat khususnya sehingga didapatkan golongan atau
kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.
3) Komunikasi
Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa
komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah.
Keterampilan menyapaikan sesuatu secara lisan maupun tulisan
termasuk komunikasi. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai
penyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu
pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara dan visual
(Dimyati dan Mudjiono, 2002: 143). Contoh membaca peta, tabel,
garfik, bagan, lambang-lambang, diagaram, demontrasi visual.
4) Pengukuran
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur
dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keterampilan dalam menggunakan alat dalam memperoleh data dapat
disebut pengukuran.
5) Prediksi
Predeksi merupakan keterampilan meramal yang akan terjadi,
berdasarkan gejala yang ada. Keteraturan dalam lingkungan kita
mengizinkan kita untuk mengenal pola dan untuk memprediksi
terhadap pola-pola apa yang mungkin dapat diamati. Dimyati dan
Mudjiono (2002: 144) menyatakan bahwa memprediksi dapat
diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang
segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan
perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan
antara fakta, konsep, dan prinsip dalam pengetahuan.

8
6) Inferensi
Melakukan inferensi adalah menyimpulkan. Ini dapat diartikan
sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek
atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.
Keenam process skill dasar di atas terintegrasi secara bersama-
sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Semua komponen process skill dasar penting baik
secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Process
skill dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis.
Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa
sebelum melanjutkan ke process skill yang lebih rumit dan kompleks.
Process skill dapat meletakkan dasar logika untuk meningkatkan
kemampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat
sekolah dasar. Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunakan process
skill yang mudah seperti pengamatan dan komunikasi, namun seiring
perkembangannya mereka dapat menggunakan process skill yang
kompleks seperti inferensi dan prediksi.
b. Keterampilan terintegrasi (integarted skill).
Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua kemampuan
keterampilan proses dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi terdiri
atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan
variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis
ekperimen. Bila kita kaji lebih lanjut sebagai berikut.
a. Identifikasi Variabel
Keterampilan mengenal ciri khas dari faktor yang ikut
menentukan perubahan.Dalam penyelidikan ilmiah para ilmuan sering
mengendalikan variable eksperimen atau penelitian.
b. Tabulasi
Keterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk
mempermudah pembacaan hubungan antarkomponen (penyusunan
data menurut lajur-lajur yang tersedia).

9
c. Grafik
Keterampilan penyajian dengan garis tentang turun naiknya
sesuatu keadaan.
d. Deskripsi hubungan variabel
Keterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan faktor-
faktor yang menentukan perubahan. Variabel adalah faktor yang
berpengaruh. Sebagai contoh, guru dapat melatih anak-anak dalam
mengendalikan variabel untuk membuktikan bahwa tanaman jagung
yang diberi pupuk akan lebih cepat tumbuh.
e. Perolehan dan proses data
Keterampilan melakukan langkah secara urut untuk memperoleh
data. Data yang dikumpulkan melalui observasi, penghitungan,
pengukuran, eksperimen dapat dicatat dan disajikan dalam bentuk
grafik, tabel, histogram, atau diagram.
f. Analisis penyelidikan
Keterampilan menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian
dan terpecahkannya permasalahan berdasarkan metode yang konsisten
untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasar.
g. Hipotesis
Keterampilan merumuskan dugaan sementara. Hipotesis
menyatakan hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan
penyebab suatu terjadi. Dengan berhipotesis di ungkapkan cara
melakukan pemecahan masalah.
h. Ekperimen
Keterampilan melakukan percobaan untuk membuktikan suatu
teori/penjelasan berdasarkan pengamatan dan penalaran.
Keterampilan proses seperti yang diutarakan oleh Funk merupakan
keterampilan proses yang harus diaplikasikan pada pendidikan di sekolah
oleh guru. Pembelajaran sains menekankan pada pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap
ilmiah. Hal ini bisa tercapai apabila dalam pembelajaran menggunakan

10
pendekatan keterampilan proses baik keterampilan proses dasar maupun
keterampilan proses terintegrasi (terpadu) seperti terungkap di atas.
Sedangkan menurut Semiawan (1999), Dimyati (1994), dan
Subiyanto dalam Semiawan (1999) mengelompokkan keterampilan proses
sebagai berikut:
1. Observasi, kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan tentang
peristiwa sehingga mampu membedakan unsur yang sesuai dan yang
tidak sesuai dengan permasalahan.
2. Mengklasifikasi, kegiatan mengklasifikasi bertujuan untuk
menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat tertentu.
3. Memprediksi, hasil intepretasi suatu pengamatan digunakan untuk
memperkirakan kejadian yang belum diamati.
4. Menyusun hipotesis, hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan
untuk menerangkan pengamatan tertentu.
5. Merencanakan percobaan, merupakan kegiatan pengaturan situasi yang
direncanakan dan dirancang untuk menghasilkan data yang bersangkutan
dengan hipotesis.
6. Melakukan pengukuran, pengukuran adalah membandingkan sesuatu
dengan alat standar pengukuran.
7. Menyusun kesimpulan sementara, kegiatan menjelaskan hasil
pengamatan setelah melalui pengukuran, percobaan, dan hipotesis
dengan tujuan menyimpulkan hasil percobaan dengan pola hubungan
antara hasil pengamatan yang satu dengan hasil pengamatan yang lain.
8. Menerapkan konsep, menggunakan konsep yang telah dikuasai pada
masalah yang baru atau pada mata pelajaran yang lain.
9. Mengkomunikasikan hasil percobaan, kemampuan mengkomunikasikan
percobaan adalah suatu kemampuan untuk menyampaikan hasil
percobaan baik berupa grafik, simbol, diagram, persamaan matematis,
demonstrasi visual, maupun perkataan secara lisan atau tulisan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan.

11
Tabel 1. Jenis-jenis keterampilan proses dan indikatornya

Keterampilan Proses Indikator

1. mengajukan pertanyaan a. Bertanya mengapa, apa atau bagaimana.


b. Bertanya untuk meminta penjelasan.
c. Bertanya yang berlatar belakang hipotesis.

2. mengamati a. Menemukan fakta yang relevan dan memadai.


b. Menggunakan sebanyak mungkin indera.

3. menafsirkan a. Mencatat pengamatan secara terpisah.


b. Menghubungkan pengamatan-pengamatan yang
terpisah.
c. Menemukan suatu pola dalam satu seri
pengamatan.

4. meramalkan a. Dengan menggunakan pola-pola (hubungan-


hubungan) mengemukakan apa yang mungkin
terjadi pada keadaan yang belum diamati.

5. mengatur alat/bahan a. Menggunakan alat dan bahan untuk


mendapatkan pengalaman langsung.

6. merencanakan penelitian a. Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan


dipakai untuk digunakan dalam penelitian.
b. Menentukan variabel-variabel.
c. Menetukan variabel yang harus dibuat tetap,
sama, dan yang dibuat berubah.
d. Menentukan apa yang akan diamati, diukur dan
ditulis.
e. Menetukan cara dan langkah-langkah kerja.

12
7. menerapkan konsep a. Menggunakan konsep-konsep yang telah
dipelajari kedalam situasi baru.
b. Menerapkan konsep pada pengalaman baru
untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

8. berkomunikasi a. Menyusun dan menyampaikan laporan secara


sistematis.
b. Menjelaskan hasil penelitian.
c. Mendiskusikan hasil penelitian.
d. Menggambar data dengan grafik, tabel, atau
digram.
Khusus untuk keterampilan proses dasar, proses-prosesnya meliputi
keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur,
mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan
ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan angka.
1. Keterampilan Mengobservasi
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah
keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera
yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat-sifat
dari objek atau kejadian. Definisi serupa disampaikan oleh Abruscato
(1988) yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya menggunakan
segenap panca indera untuk memperoleh informasi atau data mengenai
benda atau kejadian. (Nasution, 2007: 1.8- 1.9)
2. Keterampilan Mengklasifikasi
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler merupakan
keterampilan yang dikembangkan melalui latihan-latihan
mengkategorikan benda-benda berdasarkan pada sifat-sifat benda
tersebut. Menurut Abruscato mengklasifikasi merupakan proses yang
digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda-benda atau
kegiatan-kegiatan. (Nasution, 2007: 1.15)

13
3. Keterampilan Mengukur
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler dapat dikembangkan
melalui kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan
yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya.
Abruscato menyatakan bahwa mengukur adalah suatu cara yang kita
lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin, mengukur
adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya
terhadap standar yang konvensional atau standar non konvensional.
(Nasution, 2007: 1.20)
4. Keterampilan Mengkomunikasikan
Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44) mengkomunikasikan adalah
menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau
menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler dan Esler (Nasution,
2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari
grafik atau gambar yang menjelaskan benda-benda serta kejadian-
kejadian secara rinci.
5. Keterampilan Menginferensi
Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler dapat dikatakan
juga sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menurut
Abruscato, menginferensi, menduga atau menyimpulkan secara
sementara adalah adalah menggunakan logika untuk membuat
kesimpulan dari apa yang di observasi (Nasution, 2007: 1.49)
6. Keterampilan Memprediksi
Memprediksi adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan
terjadi pada observasi yang akan datang (Abruscato Nasution, 2007:
1.55) atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang
yang diharapkan akan terjadi (Carin, 1992). Keterampilan memprediksi
menurut Esler dan Esler adalah keterampilan memperkirakan kejadian
yang akan datang berdasarkan dari kejadian-kejadian yang terjadi
sekarang, keterampilan menggunakan grafik untuk menyisipkan dan
meramalkan terkaan-terkaan atau dugaan- dugaan. (Nasution, 2007: 1.55)

14
7. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu
Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan
Esler meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap
lainnya atau terhadap waktu atau keterampilan megnubah bentuk dan
posisi suatu benda setelah beberapa waktu. Sedangkan menurut
Abruscato menggunakan hubungan ruang-waktu merupakan
keterampilan proses yan gberkaitan dengan penjelasan hubungan tentang
ruang dan waktu beserta perubahan waktu.
8. Keterampilan Mengenal Hubungan Bilangan-bilangan
Keterampilan mengenal hubungan bilangan-bilangan menurut Esler dan
Esler meliputi kegaitan menemukan hubungan kuantitatif diantara data
dan menggunakan garis biangan untuk membuat operasi aritmatika
(matematika). Carin mengemukakan bahwa menggunakan angka adalah
mengaplikasikan aturan- aturan atau rumus- ruumus matematik untuk
menghitung jumlah atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar.
Menurut Abruscato, menggunakan bilangan merupakan salah satu
kemampuan dasar pada keterampilan proses.(Nasution, 2007: 1.61- 1.62)

D. Science Process Skills (Keterampilan Proses Sains)


1. Pengertian Keterampilan Proses Sains.
Sejarah ilmu pengetahuan adalah bagian dari sejarah bagaimana para
ilmuwan datang untuk melihat dunia yang mereka pelajari. Eksperimentasi
dan observasi ilmiah datang untuk didefinisikan oleh latihan dari sebuah
proses yang disebut metode ilmiah. Keterampilan yang mendasari premis
yang mengatur metode ilmiah disebut sebagai keterampilan proses sains.
1. Menurut Indrawati (dalam Trianto, 2012:144), keterampilan proses
merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat
digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk
mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan/flasisikasi.
2. Kemudian Widayanto (2009) menyatakan bahwa keterampilan proses
sains dapat juga diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan untuk

15
melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan
konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta atau bukti. Mengajarkan
keterampilan proses pada siswa berarti memberi kesempatan kepada
mereka untuk melakukan sesuatu bukan hanya membicarakan sesuatu
tentang sains.
3. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan ilmiah yang
melibatkan keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial
yang diperlukan untuk memperoleh dan mengembangkan fakta, konsep
dan prinsip IPA (Rustaman, 2005:86).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan mendasar yang
telah dikembangkan terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu
keterampilan. Pembelajaran keterampilan proses memberikan
kesempatankepada siswa untuk terlibat aktif dalam menemukan fakta,
konsep, prinsip pengetahuan , yang akan menanamkan sikap dan nilai para
ilmuwan dalam diri siswa.
2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains
Jenis-jenis keterampilan proses sains menurut Rustaman (2005: 86),
adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengamatan (observasi). Menggunakan indera penglihat,
pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Menggunakan fakta yang
relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan
proses mengamati.
b. Menafsirkan pengamatan (interpretasi). Mencatat setiap pengamatan,
menghubungkan hasil pengamatan dan menemukan pola keteraturan dari
satu seri pengamatan dan menyimpulkannya
c. Mengelompokkan (klasifikasi). Dalam proses pengelompokkan tercakup
beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri,
mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.

16
d. Meramalkan (prediksi). Keterampilan meramalkan atau prediksi
mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang
belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah
ada.
e. Berkomunikasi. Membaca tabel, grafik atau diagram, menggambarkan
data empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil
percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan
jelas.
f. Berhipotesis. Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan berhipotesis
diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam
rumusan hipotesis biasanya terkadang cara untuk mengujinya.
g. Merencanakan percobaan atau penyelidikian. Beberapa kegiatan
menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan proses
merencanakan penyelidikan. Menentukan variabel atau peubah yang
terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel kontrol dan variabel
bebas, menentukan apa yang diamati, diukur dan ditulis, serta
menentukan cara dalam penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu
ditentukan cara mengolah data untuk dapat disimpulkan, maka dapat
merencanakan penyelidikanpun terlibat kegiatan menentukan cara
mengolah data sebagai bahan untuk menarik kesimpulan.
h. Menerapkan konsep atau prinsip. Apabila seorang siswa mampu
menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah
dimiliki, berarti ia menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu
pula apabila siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi
baru.
i. Mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan dapat meminta
penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar
belakang hipotesis. Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak
sekedar bertanya tetapi melibatkan pikiran
Dalam Conny (1987) menyatakan kemampuan-kemampuan dasar
yang dimaksud tersebut adalah mengobservasi, menghitung, mengukur,

17
mengklasifikasi, mencari hubungan ruang dan waktu, membuat hipotesis,
merencanakan penelitian atau eksperimen, mengendalikan verbal,
menafsirkan data, membuat kesimpulan sementara, meramalkan,
menerapkan, dan mengkomunikasikan.
Dalam Tatang (2010), Here we suggest one possible interpretation
of seven of the process skills of science (Harlen and Jelly, 1997):
a. Observing: watching carefully, taking notes, comparing and contrasting
b. Questioning: asking questions about observations; asking questions that
can lead to investigations
c. Hypothesizing: providing explanations consistent with available
observations
d. Predicting: suggesting an event in the future, based on observations
e. Investigating: planning, conducting, measuring, gathering data,
controlling variables
f. Interpreting: synthesizing, drawing conclusions, seeing patterns
Menurut Mary L. Ango keterampilan proses sains terdiri dari sebelas
keterampilan yaitu, observing (observasi), classifying (klasifikasi), inferring
(menafsirkan), predicting (prediksi), communicating (komunikasi),
interpreting data (interpretasi data), making operational definitions
(menerapkan konsep), posing questions (mengajukan pertanyaan),
hypothesizing (hipotesis), experimenting (bereksperimen), and formulating
models (membuat eksperimen). Untuk pembelajaran sains di sekolah dasar,
Herlen menyarankan penguasaan hanya pada beberapa jenis keterampilan
proses. Keterampilan proses pada tingkat dasar ini disebut keterampilan
proses sains dasar. lima jenis keterampilan yang disarankan Herlen adalah
observing (collecting data, measuring), planning (raising questioning,
predicting, devising enquiries), hypothesizing (suggesting, explanation),
interpreting (considering evidence, evaluating), dan communicating
(presenting report, using secondary sources).
Sedangkan Rezba mengklasifikasikan keterampilan proses sains
dasar secara lebih sederhana menjadi 6 jenis keterampilan. Keterampilan ini
adalah apa yang orang lakukan ketika mereka mengerjakan ‘sains’, yaitu:

18
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menyimpulkan, memprediksi, dan
mengkomunikasikan. Siswa menggunakan alat indra untuk mengamati
objek dan peristiwa dan melihat pola dari hasil observasi. Mereka
melakukan klasifikasi untuk membentuk konsep baru berdasarkan
persamaan dan perbedaan. Siswa secara lisan maupun tertulis
mengkomunikasikan apa yang mereka tahu dan dapat dilakukan. Mereka
mengukur untuk mengkuantifikasi objek dan peristiwa. Siswa
menyimpulkan penjelasan dan mau merubah kesimpulan jika terdapat
informasi baru. Siswa juga memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi sebelum mereka benar-benar melakukan observasi.

E. Prinsip-prinsip Process Skill


Dalam membahas pendekatan process skill, prinsip-prinsip tentang
pendekatan tersebut menjadi hal mutlak yang harus kita pahami. Satu hal yang
harus kita sepakati bersama, bahwa dalam pembelajaran yang dilakukan tidak
hanya produk belajar,yakni hasil belajar yang dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran saja, melainkan lebih dari itu. Pembelajaran yang dilakukan juga
diarahkan pada bagaimana memperoleh hasil belajar atau bagaimana proses
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan terpenuhi. Untuk mencapai
tujuan di atas, terdapat sejumlah prinsip yang harus kita pahami (Conny, 1992)
yang meliputi:
1. Kemampuan Mengamati
Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk
memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan kegiatan
melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca
indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang
diamati, kemudian mencatat apa yang diamati, memilah-milah bagiannya
berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta
mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.
2. Kemampuan Menghitung

19
Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu
kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan
bahwa dalam semua aktivitas kehidupan semua manusia memerlukan
kemampuan ini.
3. Kemampuan Mengukur
Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.Dasar darikegiatan ini adalah perbandingan.
4. Kemampuan Mengklasifikasi
Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan
atau menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan
gagasan. Pengelompokan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri
yang sama dalam tujuan tertentu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
5. Kemampuan Menemukan Hubungan
Kemampuan ini merupakan kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh
siswa, yang termasuk dalam kemampuan ini adalah: fakta, informasi,
gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya merupakan variabel
untuk menentukan hubungan antara sikap dan tindakan yang sesuai.
6. Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan)
Ramalan yang dimaksud di sini bukanlah sembarang perkiraan, melainkan
perkiraan yang mempunyai dasar atau penalaran. Kemampuan membuat
ramalan atau perkiraan yang didasari penalaran, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori
penelitian, kemampuan membuat ramalan ini disebut juga kemampuan
menyusun hipotesis. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk
menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah,
seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui
eksperimen.
7. Kemampuan Melaksanakan Penelitian (Percobaan)
Dalam kehidupan sehari-hari penelitian (percobaan) merupakan kegiatan
penyelidikan untuk menguji gagasan-gagasan melalui kegiatan eksperimen
praktis.Kegiatan percobaan umumnya dilaksanakan dalam mata pelajaran

20
eksakta seperti fisika, kimia, dan biologi.Sedangkan untuk mata pelajaran
non eksakta, kegiatan yang biasa dilakukan adalah penelitian sederhana
yang meliputi perencanaandan pelaksanaansanakan.
8. Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data
Kemampuan ini merupakan bagian dari kemampuan melaksanakan
penelitian.Dalam kemampuan ini, siswa perlu menguasai bagaimana
caracara mengumpulkan data dalam penelitian baik kuantitatif maupun
kualitatif.
9. Kemampuan Menginterpretasikan Data
Dalam kemampuan ini, siswa perlu menginterpretasikan hasil yang
diperoleh dan disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafik, atau histogram.
10. Kemampuan Mengkomunikasikan Hasil
Kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang juga harus
dikuasai siswa. Dalam kemampuan ini, siswa perlu dilatih untuk
mengkomunikasikan hasil penemuannya kepada orang lain dalam bentuk
laporan penelitian, paper, atau karangan.

F. Perubahan Asesmen dan Konsekuensinya


Tabel 2. Perubahan asesmen dan konsekuensinya

Peranan Dulu Sekarang

Mendefenisikan hasil pembelajaran,


Pendidik Mengajar mengajar, melaksanakan penilaian
utama.

Peserta Menilai diri sendiri dan teman


Dinilai
Didik
Menginterpretasi hasil ujian dan
Kepala Mengintegrasi hasil ujian menyediakan dukungan terhadap
Sekolah terstandar penilaian kelas.

Pelaksanaan Dulu Sekarang

Tujuan Akuntabilitas Akuntabilitas, pembelajaran

Penggunaan Penyaringan hasil Penyaringan hasil pengujian dari

21
Pelaksanaan Dulu Sekarang

pengujian dari atas ke atas ke bawah dan dari kelas ke atas


bawah
Bersifat umum tidak Sangat tearah bersifat terbuka
Sasaran
terbuka
Terutama berupa respon Terutama berupa penilaian kinerja
Metode terpilih dan essay dengan beberapa respon
terpilih.

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadinya perubahan


asesmen dan konsekuensinya dari dulu dan sekarang peran guru mengalami
perunahan yang dulunya sebagai seorang pengajar, sekarang buka hanya
sebagai pengajar namun juga sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta
didik di dalam pembelajaran. Hal yang sama juga pada peserta didik yang
dulunya hanya guru yang menilai, namun sekarang peserta didik dapat menilai
diri sendiri dan teman sebayanya di dalam pembelajaran.

Dalam pelaksanaan penilaian asesmen di dalam pembelajaran, lebih


menekankan pada penilaian kinerja atau proses peserta didik dalam
menemukan suatu pembelajaran daripada dulu penilaian hanya menekankan
pada respon terpilih saja. Pada segi pelaksanaan, penilaian juga lebih terarah
dan terbuka dari pada dulu.

G. Peran Kritis Assesmen Kelas


Peran assesmen terhadap hasil pembelajaran:

1. Sasaran yang terarah terutama terhadap pemikiran, pemahaman atas materi


IPA dan penerapannya, kebiasaan berfikir yang produktif.
2. Kemampuan berpikir tinggi (higher order thinking skill HOTS)
3. Karakteristik IPA
a. Penguasaan peserta didik atas pengetahuan materi subjek inti
b. Penilaian yang terarah pada proses pembelajaran IPA
c. Metode penilaian kelas
d. Penilaian kelompok, pribadi, dan antar teman
Berdasarkan Balitbang Depdiknas (2006) peran kritis asesmen kelas adalah:

1. Dalam asesmen berbasis kelas, pengumpulan data sebagai informasi


kemajuan belajar baik formal maupun informal harus selalu dilaksanakan

22
dalam suasana yang menyenangkan, hal ini memungkinkan adanya
kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang dipahami
dan mampu dikerjakannya.
2. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan
dengan hasil belajar siswa lain ataupun prestasi kelompok, tetapi dengan
prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya.
3. Pengumpulan informasi dalam asesmen berbasis kelas ini harus dilakukan
dengan menggunakan variasi cara, dilakukan secara berkesinambungan
sehingga gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi, dan
terpotret secara akurat.
4. Dalam pelaksanaannya siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang
tersedia, tetapi lebih dituntut untuk dapat mengeksplorasi dan memotivasi
diri untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan
masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai dengan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
5. Proses pengumpulan informasi untuk dapat menentukan ada tidaknya
kemajuan belajar yang dicapai siswa dan perlu tidaknya siswa diberikan
bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan, sehingga
dengan demikian siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya,
dengan pemberian bantuan dan bimbingan yang sesuai.
6. Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM)
tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian
proses).
Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas, dikompromikan antara guru
dengan para siswa sebelum karya itu mulai dikerjakan.

23
H. Matriks Jenis Keterampilan Proses Menurut Beberapa Ahli
Tabel 3. Matriks Jenis Keterampilan Proses Menurut Ahli
Wynne Harlen (1982) Rezba et al (1995) Science a
Rustaman, et process
Conny S (1992) Dahar (1986)
al..(1995) approach
(AAAS)
Observasi Observasi Observasi (melakukan Informating Generating Basic science integrated Problem
(menghitung atau pengamatan) gathering &testing process skills science identifying
mengukur) ideas process
skills
Mengklasifikasi Mengajukan Klasifikasi(mengelom Observing Hypothesizi Observing Identifying Data collecting
pertanyaan dan pokkan) &interpreting ng variables
klasifikasi observation
Mencari Menafsirkan Interpretasi communicating Fair testing Communicating Constructin Hpothesizing
Hubungan (menafsirkan (experiment g a table of
pengamatan) ing) data
Membuat Berkomunikasi Prediksi (meramalkan) Planning classifying Constructin Experimenting
hipotesis &carrying g a graph

24
out
investigatio
ns
Merencanakan Meramalkan Berkomunikasi Masuring Describing
penelitian metrically relationship
s your own
data
Menerapkan Merencanakan Mengajukan Iffering Analyzing
Konsep pertanyaan investigatio
ns
Berkomunikasi Melakukan Berhipotesis Predicting
dan Percobaan
Menyimpulkan
Menerapkan Merencanakan
Konsep percobaan atau
penyelidikan
Menggunakan
alat/baha/sumber

25
Menerapkan konsep
atau prinsip
Melaksanakan
percobaan/penyelidika
n

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini:
1. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-
kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-
kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.
2. Dua jenis dari keterampilan proses yaitu keterampilan proses dasar (basic
skill) dan keterampilan terintegrasi (integarted skill).
3. Beberapa prinsip dari keterampilan proses tersebut adalah kemampuan
mengamati, kemampuan menghitung, kemampuan mengukur, kemampuan
mengklasifikasi, kemampuan menemukan hubungan, kemampuan membuat
prediksi (ramalan), kemampuan melaksanakan penelitian (percobaan),
kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data, kemampuan
menginterpretasikan data, dan kemampuan mengkomunikasikan hasil

B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan.Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat
saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya.Semoga
makalah ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi pembaca pada umumnya
dan pemakalah pada khususnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Depdikbud
Semiawan, Conny, A.F. Tangyong, S. Belen, Yalaelawati M., Wahjudi S. 1987.
Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: Gramedia.

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar.


Jakarta: Depdikbud
http://gindayinda.blogspot.co.id/2010/10/pendekatan-keterampilan-proses.html

http://adzjiodoem.blogspot.co.id/2013/12/jenis-jenis-keterampilan-proses-
sains.html

Mary L. Ango. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the
Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian
Context. (International Journal of Educology, Volume 16, No. 1, 2002), h.
15.

Wynne Harlen. The Teaching of Science: Sudies in Primary Education. (London:


David Fulthon Publishing Company, 1992), h. 29.

Richard J. Rezba, et.al. Learning and Assessing Science Process Skill. (Iowa:
Kendall/ Hunt Publishing Co, 1995), 1.

28

Anda mungkin juga menyukai