Anda di halaman 1dari 4

MSDM INTERNASIONAL (F)

KASUS 3

Dosen Pengampu:
Majang Palupi , BBA., MBA.

Disusun Oleh:
Ammar Waly Bisowarno 17311127
Muhamad Mirzam Nopriandana 17311178
Ardiansyah Tri Laksono 17311218
Asrul Ibnu Ramdhani 17311244

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2018/2019
Case 3.1 - Reflections from the Shuttle Tram at the Greater Cincinnati/Northern
Kentucky International Airport
A. Ringkasan Kasus
February 14th
RMM merupakan anak perusahaan dari Jepang yang berlokasi di Amerika Utara,
perusahaan tersebut telah dibangun sejak tahun 1985 di Midway. Six Cylinder merupakan
produk yang diproduksi pertama (untuk pembuatannya dibutuhkan investasi sebesar 4 juta
dolar, dan membutuhkan kurang lebih 4500 karyawan untuk mengerjakannya). Pada tahun
2003, RMM merekrut karyawan dalam jumlah besar dari masyarakat untuk merespon strategi
ekspansinya. Mary adalah salah satu dari yg direkrut, dia bekerja dengan baik
memperlihatkan kemampuan nyata mengenai detail teknik dari proses produksi dan di angkat
di posisi manajer lini. Dia telah dididik di pedesaan kecil yaitu di Clay Country Kentucky,
dekat garis batas Tennesse. Ayahnya bekerja sebagai supir antar kota, dan ibunya bekerja
sebagai ibu rumah tangga serta besar di desa dekat dengan peternakan kakeknya. Dia
berprestasi di SMA dan diterima di Universitas Keperawatan dan telah menjadi perawat
selama 10 tahun. Ketika dia bercerai di pernikahan pertama, dia membawa dua anaknya dan
memulai kehidupan baru di Midway Kentucky.
Supervisornya merekomendasikan Mary untuk melakukan training untuk program
manajer selama 7 minggu di Jepang. Mary merupakan karyawan yg paling muda diantara
manajer US, Jepang, Australia, dan China. RMM dibentuk 2 tahun diawal untuk
memfasilitasi training agar lebih tahu corporate culture-nya, dan telah lama dianggap sebagai
elemen penting yg telah sukses di dunia (sekitar 170.000 pekerja di perusahaan Jepang, dan
21 perusahaan diluar Jepang), namun akan melemah dengan cepat seiring pertumbuhan dan
penyebaran geografi yang jauh dari Jepang. Bagian dari kegagalan kualitas, kembali
memperkuat kekhawatiran ini di beberapa tahun sebelumnya. Royoda Institute merupakan
perusahaan untuk mendirikan kembali kekuatan dan menjadikan perusahaan tersebar secara
global.
Mary berusaha semangat dan mengkhawatirkan bagaimana keluarganya akan
mengatasi kepergiannya selama 7 minggu, dia juga khawatir perbedaan makanan, perbedaan
bahasa, khawatir akan adanya culture shock sama seperti video yg dia lihat saat orientasi
perkenalan departemennya di Midway, dan yg paling dia takutkan yaitu timnya mengalami
penurunan produksi.
April 22th
Sesi penyelesaian masalah telah usai dengan pemateri dari senior eksekutif RMM,
termasuk makan malam yang berkesan dengan Fujio Konishi presiden dari Royoda, pelatihan
pengembangan mengenai pemecahan masalah yang kompleks, persetujuan aktivitas yang
membangun dan tekanan mengenai bagaimana dia memimpin dan mempengaruhi orang lain
di Keizen. 5 filosofi dari pembangunan berkelanjutan membutuhkan waktu 10 hari. Setiap
malam dia menghabiskan waktunya di asrama dan terlalu lelah untuk sekedar mengucapkan
selamat malam kepada teman satu kamarnya. Setiap minggunya ia habiskan untuk
menginterpretasi kompleksitas display data produksi Royoda yang interaktif, kemajuan
grafik, dan warna dari kode mengenai status informasi iconography. Mary berkata pada
dirinya sendiri “inilah, ketika aku merasa ingin pulang kerumah.”
Mary telah mengenal beberapa anggota kelas dengan baik, dia melakukan hiking
dengan beberapa temannya dan mengambil perjalanan mengunakan kereta ke Tokyo pada
minggu yang lain. Dia sangat sadar dengan teman-teman sekelasnya yang berasal dari
Australia, Cina dan Jepang yang memiliki perbedaan dari segi skill bahasa yang dia punya.
Namun, mempunyai kekuatan dan mampu mengatasi krisis informasi semenjak dia datang.
Mary terpanggil kembali untuk pertama kalinya, setelah dia mendaki gunung Pine bersama
seorang anak kecil terdekatnya dari kampungnya di Kentucky. Hubungan antar budaya, orang
dan lini produk, spesialisasi fungsi dan wilayah geografis semuanya menjadi lebih jelas
karena merasa terhubung dengan Royoda.
Bus sangat padat oleh penumpang, mary tidak bisa membatu namun dia mencatat
bagaimana beban dan psikis demonstarsi “orang-orang amerika” disampingnya berdiri
keluarga jepang yang terdiri dari laki-laki, istri dan dua orang anaknya. Dia seorang pekerja
pajak yang datang ke midway. mary terpaksa mendengar dan dia hanya memahami 3 kata
jepang dari percakapan antara anak laki-laki muda dan, yaitu kata-kata “rumah”,”sekolah”,
dan”teman”. Kata-kata yang baik.
Bus telah berhenti di terminal, dia berjalan santai menuju kereta untuk menunggu
barang bawaan dan keluarganya. Menyusuri jalan yang searah dengan kaca, yang diisi oleh
orang-orang yang sabar menunggu, dia mengingat salah satu part dari puisi yang kakeknya
sukai “rumah adalah tempat berlindung.”
B. Pembahasan
Perusahaan di Amerika ingin menstandarisasi perusahaannya sesuai dengan induk
perusahaan yang berada di Jepang sehingga perusahaan tersebut dapat sesuai standar dari
perusahaan pusat. Disamping itu, upaya ini dilakukan agar kinerja karyawan menjadi lebih
baik dan nilai perusahaan tersebut tetap baik dimata dunia. Upaya yang dilakukan oleh
perusahaan Royoda sudah baik yaitu memberikan training kepada karyawannya. Namun,
menurut kami lebih baik apabila standarisasi tersebut dilaksanakan di negara masing-masing
di tempat anak perusahaan berada sehingga memberikan hasil yang lebih efektif.

C. Solusi
1. Tidak semua karyawan merasa nyaman apabila ditugaskan dan apalagi hanya sebuah
pelatihan di negara yang berbeda karena pastinya adanya perbedaan bahasa, budaya,
selain itu mereka harus jauh dari keluarga sehingga mengurangi fokus karyawan
tersebut maka perlu adanya keminatan karyawan yang harus diketahui oleh perusahaan
agar tidak terjadi hal tersebut.
2. Petihan akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan budaya dimana perusahaan
tersebut berdiri.
3. Budaya yang berbeda antara subsidiary dan induk perusahaan tidak harus sama, yang
terpenting adalah persamaan asumsinya.

D. Referensi
Dowling, Peter J, Marion Festing and Allen D. Engle, 2013. International Human
Resource Management : Sixth Edition, South- Western Cengage Learning, United
Kingdom

Anda mungkin juga menyukai