Kasus Anak BRONKITIS
Kasus Anak BRONKITIS
Kesimpulan:
Keluarga Tn.C adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang. Terdapat satu
orang sakit, yaitu An.D, umur 11 bulan, beralamat di Lowokwaru, Malang.
Diagnosa klinis penderita adalah bronkhitis.
1
BAB I
STATUS PENDERITA
Pendahuluan
Laporan ini dibuat berdasarkan kasus yang diambil dari seorang anak penderita
bronkhitis, berjenis kelamin perempuan dan berusia 11 bulan. Penderita memiliki
permasalahan dari segi biomedis.
Identitas Penderita
Nama : An.D
Umur : 11 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lowokwaru, Malang
Tanggal Periksa : 14 Oktober 2011
Anamnesa (Alloanamnesa)
1. Keluhan Utama : panas
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
An.D dibawa ke IGD RSI oleh ayah dan ibunya dengan keluhan panas sejak
3 hari yang lalu. Panasnya seluruh tubuh sepanjang hari. Awalnya tidak
begitu panas, tetapi setelah beberapa hari panasnya semakin tinggi. Ada pilek
2
dan juga batuk sejak 2 hari ini. Pasien rewel, tidak mau makan dan minum.
Tidak ada diare, mual dan muntah. Pada hari ke-3, keluarga langsung
membawa pasien ke rumah sakit untuk diperiksa.
8. Riwayat Gizi
Pasien makan sehari-hari biasanya 2-3 kali sehari dengan nasi tim, sayur dan
lauk yang lembek. An.D juga diberi susu formula.
3
9. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan : Normal
Anamnesis Sistem
1. Kulit : kulit gatal(-), keriput (-)
2. Kepala : sakit kepala(-), pusing(-), rambut rontok(-), luka(-),
benjolan(-), demam(+)
3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang(-), penglihatan
kabur(-), ketajaman penglihatan berkurang(-),
penglihatan ganda(-)
4. Hidung : tersumbat(+), mimisan(-)
5. Telinga : pendengaran berkurang(-), berdengung(-), cairan(-),
nyeri(-)
6. Mulut : sariawan(-), mulut kering(-), lidah terasa pahit(-)
7. Tenggorokan : nyeri menelan(-), suara serak(-)
8. Pernafasan : sesak nafas(+), batuk(+), mengi(+)
9. Kardiovaskuler : nyeri dada(-), berdebar-debar(-), ampeg(-).
10. Gastrointestinal : mual(-), muntah(-), diare(-), nafsu makan menurun(+),
nyeri perut(-), BAB normal
11. Genitourinaria : BAK normal
12. Neurologik : lumpuh(-), kaki kesemutan(-), kejang (-)
13. Psikiatrik : emosi stabil(+), mudah marah(-)
4
14. Muskolokeletal : kaku sendi(-), nyeri sendi pinggul(-), nyeri tangan dan
kaki(-), nyeri otot(-)
15. Ekstremitas atas : bengkak(-), sakit(-), telapak tangan pucat(-),
kebiruan(-), luka(-)
16. Ekstremitas bawah : bengkak (-), sakit(-), telapak kaki pucat(-),
kebiruan(-), luka(-)
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : pasien tampak rewel dan badannya panas
2. Kesadaran : GCS 456 compos mentis
3. Tanda vital :
BB : 7,4 kg
TB : 58 cm
BMI : BB/TB2 => 21,9 kg/m2=> kesan normoweight
Tensi : - mmHg
Suhu : 39oC
N : 112x/menit, regular
RR : 34x/menit
4. Kulit : sawo matang, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-),
pucat (-), spider nevi (-), petechie (-), eritem (-),
venektasi (-)
5. Kepala : bentuk mesocephal, luka (-), rambut mudah dicabut
(-), keriput (-), atrofi m.temporalis (-), kelainan mimik
wajah/bells palsy (-), papul (-), nodul (-), makula (-)
6. Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), reflek kornea (+/+), warna kelopak
coklat, radang (-/-), eksoftalmus (-), strabismus (-)
7. Hidung : nafas cuping hidung (-/-), rhinorrhea (+/+), epistaksis
(-/-), deformitas hidung (-/-), hiperpigmentasi (-/-),
saddle nose(-/-)
5
8. Mulut : mukosa bibir pucat (-/-), sianosis bibir (-/-), bibir
kering (-/-), gusi berdarah (-) lidah kotor (-), tepi lidah
hiperemis (-), papil lidah atrofi (-)
9. Telinga : otorrhea (-/-), pendengaran berkurang (-/-), nyeri tekan
mastoid (-/-), cuping teling dbn, serumen (-/-)
10. Tenggorokan : tonsil membesar (+/+), pharing hiperemis (+)
11. Leher : lesi kulit (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran KGB (+), deviasi trakea (-), tortikolis (-)
12. Thorax : normochest, simetris, pernafasan thoracoabdominal,
retraksi (+), massa (-), krepitasi (-), kelainan kulit (-),
nyeri (-)
Cor:
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kiri atas : ICS II Linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas : ICS II Linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah : ICS V medial linea medio
clavicularis sinistra
Batas kanan bawah : ICS IV linea para sternalis
dekstra
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-),
bunyi jantung tambahan (-), HR : 112x/menit
Pulmo :
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi : bentuk normal, pengembangan dada kanan sama dengan
dada kiri
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : + + + + - -
suara dasar vesikuler + wheezing - ronkhi -
6
+ + - - - -
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi : pergerakan dada kanan sama dengan dada kiri, irama
regular, otot bantu nafas (+), pola nafas abnormal (-)
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : + + + + - -
suara dasar vesikuler + wheezing - ronkhi -
+ + - - - -
13. Abdomen :
Inspeksi : datar/sejajar dinding dada, venektasi (-), massa (-), bekas
jahitan (-)
Palpasi : supel, nyeri epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor
baik, massa (-), asites (-)
Perkusi : timpani seluruh lapangan perut
Auskultasi : bising usus normal
14. Sistem Collumna Vertebralis :
Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis
(-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
15. Ekstremitas : palmar eritem (-)
Akral dingin Oedem
- - - -
- - - -
7
Fungsi vegetatif : dalam batas normal
Fungsi sensorik
N N
N N
Fungsi motorik
5 5 N N N N - -
5 5 N N N N - -
8
mentis, BB=7,4 kg, TB = 56 cm, BMI kesan normoweight, suhu 39 oC, nadi
112x/menit, regular, RR 34x/menit. Review of system menunjukkan adanya
nafas cuping hidung, rinorrhea, pembesaran tonsil, pharing hiperemis,
pembesaran kelenjar getah bening di leher, retraksi otot-otot pernafasan dan
wheezing pada lapang atas paru.
c) Pemeriksaan Penunjang : Foto thoraks PA dengan hasil gambaran
bronkovaskular pattern meningkat pada paru lapang atas kanan dan kiri, lab
darah lengkap ditemukan leukosit 11.300 µL dan CRP (-).
Diagnosis Holistik
An.D adalah putri dari Tn.C dan Ny.N, usia 11 bulan, adalah penderita bronkhitis
yang tinggal dalam nuclear family. An.D adalah anak kedua dari 2 bersaudara.
1. Diagnosis dari segi biologis :
An.D adalah penderita bronkhitis.
2. Diagnosis dari segi psikologis :
Hubungan An.D dengan keluarga baik.
3. Diagnosis dari segi sosial, ekonomi, dan budaya :
An.D adalah anak kedua dan keluarganya hanya sebagai anggota
masyarakat biasa di lingkungannya.
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa:
a. Edukasi dan KIE kepada orang tua pasien tentang penyakit dan kondisi
An.D
b. Istirahat/tirah baring
c. Asupan gizi cukup
Medikamentosa: 14/10/2011
- Infus KAEN-3B 700cc/24jam
- Progesic 3x1/2 cth
- Mucohexin 3x1 puyer
9
- Inj. celocef 2x175mg
Follow up
Tanggal 14/10/2011
S : panas, batuk, pilek, tidak mau makan minum
O : KU cukup, compos mentis GCS 456, gizi kesan cukup
Tanda vital: T: - mmHg RR: 34 x/menit
N: 112 x/menit S: 37,6oC
A : OF et causa ISPA
P : - Foto thorax PA dan Lab. DL
- Diet makanan lunak
Tanggal 15/10/2011
S : batuk dan panas, diare 2x
O : KU cukup, compos mentis GCS 456, gizi kesan cukup
Tanda vital: T: - mmHg RR: 34 x/menit
N: 110 x/menit S: 36,4oC
Lab : Hb = 11,3 mg/dL
Leukosit = 11.300/mm3
Erirosit = 4,77 juta/mm3
Trombosit = 347.000/mm3
PCV = 36,4%
CRP (-)
Hitung jenis : -/2/-/17/72/9
A : OF et causa ISPA
P : - Infus KAEN-3B
- Progesic syr
- Mucohexin syr
- Inj. celocef
- Diet makanan lunak
Tanggal 16/10/2011
S : batuk, pilek dan demam berkurang, tetapi tidak mau makan
O : KU cukup, compos mentis, gizi kesan cukup
10
Tanda vital: T: - mmHg RR: 28 x/menit
N: 100 x/menit S: 36,2oC
Hasil Foto thorax PA :
Cor : tidak ada kelainan
Pulmo : bronchovascular pattern meningkat pada lap.atas
kanan dan kiri . Kesimpulan : bronkitis
A : bronkitis
P : terapi tetap, mucohexin (bila perlu)
Tanggal 17/10/2011
S : membaik
O : keluhan tidak ada
Tanda vital: T: - mmHg RR: 26 x/menit, kusmaul
N: 100 x/menit S: 36oC
DL : Hb 11,1 mg/dl
leukosit = 6.200
Eritrosit = 4,77 juta
Trombosit = 234.000
Hitung jenis : -/4/-/6/81/9
A : bronkhitis
P : terapi diteruskan, (bila perlu)
Pukul 17.00 keluarga pasien minta dipulangkan
ACC pulang, KU membaik
Obat yang diminum di rumah : cefixime syr 2x1
puyer mucohexin 3x1
Kesimpulan
- Diagnose akhir dari An.D adalah bronchitis
- Kondisi An.D sewaktu dipulangkan membaik
Flow Sheet
Nama : An. D
Diagnosis : Bronkitis
No Tanggal S O A P
1. 14/10/2011 panas, batuk, KU cukup, compos mentis OF et causa - Foto thorax PA dan
pilek, tidak mau GCS 456, gizi kesan cukup ISPA Lab. DL
11
makan minum Tanda vital: - Diet makanan lunak
T: - mmHg
RR: 34 x/menit
N: 112 x/menit
S: 37,6oC
BAB II
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
12
A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
An. D dengan usia 11 bulan menderita bronkitis
2. Fungsi Psikologis
Penderita tinggal bersama dengan kedua orang tua dan saudara
perempuannya. Jika ada anggota keluarga yang memiliki masalah,
mereka saling membantu dan memberi perhatian. Saat An.D sakit, ayah
dan ibunya sangat perhatian, bersedia mengantar dan bergantian
menjaga An.D di rumah sakit. Hubungan keluarga ini tampak sangat
harmonis.
3. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga ini hanya sebagai anggota
masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam
masyarakat. Dalam kehidupan sosial orangtua An.D cukup aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan.
1. Adaptasi
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota
keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota
keluarga yang lain.
13
2. Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara
anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga
tersebut.
3. Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
4. Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
keluarga.
5. Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan
waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Terdapat tiga kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata ≤ 5 kurang, 6-7 cukup
dan 8-10 adalah baik.
Score : 2
Score : 2
Score : 2
Resolve : Tn. C bekerja, istri hanya sebagai IRT, anak bersekolah, oleh
sebab itu tidak terlalu sering untuk dapat berkumpul bersama, namun hal ini
tidak mengurangi kedekatan dalam keluarga.
Score : 1
15
Untuk Sdr. A APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
Score : 2
Score : 2
Score : 2
Score : 2
Resolve : Ny.N hanya sebagi IRT, Tn.C bekerja, anak bersekolah, oleh
sebab itu tidak terlalu sering untuk dapat berkumpul bersama, namun hal ini
tidak mengurangi kedekatan dalam keluarga.
Score : 1
16
Penghasilan keluarga relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan -
Economic
sehari-hari
Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini relatif kurang, +
Educational Tn. C lulusan Diploma dan Ny.N lulusan SMA, An.A masih
duduk dibangku TK. Pengetahuan tentang kesehatan kurang.
Tn.C dan keluarga jarang memeriksakan diri ke dokter, pergi
berobat bila ada keluhan yang memberat. Jarak rumah dekat +
Medical
dengan bidan, dan jika ada keluhan sakit hanya dating sesekali.
Kesimpulan
Keluarga Tn.N mempunyai masalah dalam hal pendidikan dan kesehatan.
D. Genogram Keluarga
Diagram Genogram Keluarga
Bentuk keluarga : nuclear famili
N Tn.
y. C
N
A An
n. .D
A
Tn.C
An. An.
A D
Keterangan :
Ny.N
Hubungan baik
BAB III
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
17
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan.
Menurut pendapat mereka semua kesehatan itu tidak hanya secara jasmani
saja tetapi dalam hal pikiran. Namun keluarga ini kurang mengetahui
tentang penyakit An.D dan komplikasi yang dapat terjadi.
b. Sikap
Keluarga Tn.C kurang peduli tentang penyakit yang diderita An.D,
karena hanya menganggap penyakit biasa.
c. Tindakan
Keluarga Tn.C baru mengantarkan An.D untuk periksa ke dokter jika
kondisi An.D sudah mulai parah, karena kurangnya pengetahuan.
2. Faktor Non Perilaku
a. Lingkungan
Rumah keluarga Tn.C terletak di gang kecil di sebuah perumahan dan
berdempetan dengan tetangganya. Kondisi ini membuat pencahayaan,
dan ventilasi rumah kurang memenuhi syarat kesehatan.
b. Pelayanan Kesehatan
Rumah Tn.C tidak terlalu jauh dengan pelayanan kesehatan seperti
bidan. Namun karena kurangnya pengetahuan dan menganggap
penyakitnya adalah penyakit biasa, keluarga Tn.C jarang periksa ke
dokter.
c. Keturunan
Menurut keluarga Tn.C, tidak ada anggota keluarga lainnya yang
menderita penyakit seperti ini.
18
3. Diagram Faktor Perilaku dan Non Perilaku
Pengetahuan
Keluarga Tn.C kurang Lingkungan
memahami tentang Rumah kurang
penyakit penderita memenuhi syarat
(An.D) kesehatan, ventilasi
dan pencahayaannya
kurang
Sikap
Keluarga kurang Pelayanan Kesehatan
peduli terhadap Tidak terlalu jauh
penyakit penderita, An.D dengan pelayanan
karena hanya kesehatan, tetapi
menganggapnya jarang periksa karena
penyakit biasa kurang memahami
penyakitnya
Tindakan
Keluarga jarang Keturunan
memeriksakan diri ke Tidak ada riwayat
dokter penyakit seperti ini
Keterangan:
: Faktor Perilaku
: Faktor Non-perilaku
19
Denah Rumah 6m
Kamar
Mandi
Kamar Tidur I
Dapur
6m
Ruang tamu/
Ruang Keluarga
Kamar Tidur II
5. Daftar Masalah
Masalah medis :
Bronkhitis
Masalah non medis :
1. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
2. Kurang memahami penyakit dan komplikasinya
3. Tingkat kepedulian terhadap penyakit kurang
4. Lingkungan rumah yang kurang memenuhi syarat
kesehatan
5. Diagram Permasalahan Pasien
4. Lingkungan rumah
yang kurang memenuhi 3. Tingkat kepedulian
syarat kesehatan terhadap penyakit
kurang
An.D, 11 bulan
Diagnosa :
Bronchitis
BAB IV
20
TINJAUAN PUSTAKA
1. Bronkitis
a. Pengertian
b. Etiologi
1. Infeksi :
Fungi : monilia
2. Alergi : asma
3. Kimiawi :
Sifat batuk : batuk kering disertai nyeri/ panas substernal; beberapa hari :
riak jernih purulen setelah 10 hari riak menjadi encer kemudian hilang,
batuk dapat disertai muntah-muntah
21
Keadaan umum baik, anak tidak tampak sakit
Komplikasi bronkitis akut jarang didapatkan. Pada anak dengan status gisi
kurang dapat terjadi komplikasi berupa otitis media, pneumonia, sinusitis.
22
Tuberkulosis
Alergi
Sinusitis
Tonsilitis adenoid
Bronkiektasis
Kelainan kongenital
Defisiensi imun
Fibrosis kistik
2. Pneumonia
a. Patofisiologi
23
Mikroorganisme mencapai paru melalui jalan nafas, aliran darah,
aspirasi benda asing, transplasental atau selama persalinan pada
neonatus. Umumnya pneumonia terjadi akibat inhalasi atau aspirasi
mikroorganisme, sebagian kecil terjadi melalui aliran darah
(hematogen). Secara klinis sulit membedakan pneumonia bakteri dan
virus. Bronkopneumonia merupakan jenis pneumonia tersering pada
bayi dan anak kecil. Pneumonia lobaris lebih sering ditemukan
dengan meningkatnya umur. Pada pneumonia yang berat bisa terjadi
hipoksemia, hiperkapnea, asidosis respiratorik, asidosis metabolik dan
gagal nafas.
b. Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
24
Pemeriksaan penunjang
Bronkiolitis
Payah jantung
Abses paru
25
Khusus pada bayi :
Meningitis
Ileus
e. Komplikasi
Pleuritis
Efusi pleura/ empiema
Pneumotoraks
Piopneumotoraks
Abses paru
Gagal nafas
f. Tatalaksana
1. Indikasi MRS :
b. Sianosis
f. Imunokompromais
26
2. Pemberian oksigenasi : dapat diberikan oksigen nasal atau
masker, monitor dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas
diberikan bantuan ventilasi mekanik.
4. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet enteral bertahap
melalui selang nasogastrik.
27
Dapat dipertimbangkan juga pemberian : Kotrimoksasol pada
Pneumonia Pneumokistik Karinii
3. ASMA
a. Definisi
Asma secara klinis praktis adalah adanya gejala batuk dan/atau mengi
berulang, terutama pada malam hari (nocturnal), reversible (dapat sembuh
spontan atau dengan pengobatan) dan biasanya terdapat atopi pada pasien dan atau
keluarganya.Yang dimaksud serangan asma adalah episode perburukan yang
progresif akut dari gejala-gejala batuk, sesak nafas, mengi, rasa dada tertekan,
atau berbagai kombinasi dari gejala-gejala tersebut.
b. Patofisiologi
28
jalan nafas menyebabkan peningkatan tahanan jalan nafas yang tidak merata di
seluruh jaringan bronkus, menyebabkan tidak padu padannya ventilasi dengan
perfusi (ventilation-perfusion mismatch). Hiperinflasi paru menyebabkan
penurunan compliance paru, sehingga terjadi peningkatan kerja nafas.
Peningkatan tekanan intrapulmonal yang diperlukan untuk ekspirasi melalui
saluran nafas yang menyempit, dapat makin mempersempit atau menyebabkan
penutupan dini saluran nafas, sehingga meningkatkan resiko terjadinya
pneumotoraks. Peningkatan tekanan intratorakal mungkin mempengaruhi arus
balik vena dan mengurangi curah jantung yang bermanisfestasi sebagai pulsus
paradoksus.
c. Diagnosis
d. Pemeriksaan penunjang
29
- Uji fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter. Diagnosis asma
dapat ditegakkan bila didapatkan :
o Variasi pada PFR (peak flow meter = arus puncak ekspirasi) atau FEV1
(forced expiratory volume 1 second = volume ekspirasi paksa pada detik
pertama) ≥ 15%
e. Tatalaksana
Di luar serangan, pemberian obat controller tergantung pada derajat asma. Pada
asma episodik jarang, tidak diperlukan controller, sedangkan pada asma episodik
sering dan asma persisten memerlukan obat controller. Pada saat serangan
lakukan prediksi derajat serangan (Lampiran 2), kemudian di tata laksana sesuai
dengan derajatnya (lampiran 5).
30
- Berikan oksigen
- Bila terjadi perbaikan klinis, nebulasi diteruskan tiap 6 jam hingga 24 jam,
dan pemberian steroid dan aminofilin dapat per oral
- Bila dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien dapat dipulangkan dengan
dibekali obat b-agonis (hirupan atau oral) yang diberikan tiap 4-6 jam selama
24-48 jam. Selain itu steroid oral dilanjutkan hingga pasien kontrol ke klinik
rawat jalan dalam 24-48 jam untuk reevaluasi tatalaksana.
31
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Diagnosis Holistik An. D adalah :
a. Diagnosa Biologis : Bronkitis
b. Diagnosis Psikologis : Hubungan An.D dengan anggota
keluarganya cukup baik.
c. Diagnosis Ekonomi : Status ekonomi mengah, cukup untuk
kebutuhan sehari-hari
d. Diagnosis Sosial : Hubungan keluarga An.D dengan
masyarakat sekitar baik.
2. Saran untuk pencegahan
Untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar
batuk tidak bertambah parah.
Membatasi aktivitas anak
Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan baju dingin,
bila ada yang tertutup lehernya
Hindari makanan yang merangsang
Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan
mandikan anak dengan air hangat
Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum
makan
Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi
32
DAFTAR PUSTAKA
33