Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEKNOLOGI DALAM KONTEKS TEORI


ORGANISASI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Administrasi
Dosen Pengampu: Arik Prasetya, S.Sos., M.Si.

Disusun Oleh:

Kholifah Anggiani 155030200111027


Sabrina Firdausi Rohiman 155030200111035
Aulia Kusuma Siregar 155030207111091

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Teknologi dalam
Konteks Teori Organisasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
terkait yang membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca mengenai teknologi dalam mempengaruhi cara-cara
pengelolaan organisasi, serta peran dan pengaruh teknologi di dalam pengelolaan
organisasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik dan saran yang membangun untuk acuan pembuatan makalah
selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.

Malang, September 2016

Penyusun,

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2
D. Manfaat ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Definisi Teknologi .............................................................................. 3


B. Tipologi Teknologi ............................................................................. 4
1. Tipologi Woodward ................................................................. 4
2. Tipologi Perrow ...................................................................... 6
3. Tipologi Thompson ................................................................. 7
C. Teknologi dan Struktur Organisasi ..................................................... 8
1. Teknologi dan Kompleksitas .................................................. 10
2. Teknologi dan Formalitas ....................................................... 11
3. Teknologi dan Sentralitas......................................................... 11
D. Peran Administrasi Dalam Merumuskan Teknologi Organisasi ......... 11
1. Karakteristik Teknologi Baru .................................................. 12
2. Kontrol dan Teknologi Informasi ............................................ 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 14

A. Kesimpulan .......................................................................................... 14
B. Kritik dan Saran ................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi sangat penting bagi keberlangsungan suatu organisasi, apalagi


pada zaman sekarang ini yang menuntut semua hal dilakukan dengan sangat
cepat dan praktis. Dengan adanya teknologi, suatu organisasi dapat bekerja
secara efektif karena dapat dioperasikan hanya dengan beberapa orang dan
efisien karena waktu yang digunakan relatif sedikit dibandingkan jika bekerja
dengan cara manual, sehingga dapat menunjang keberhasilan atau kesuksesan
dari suatu organisasi. Banyak hal bahkan hampir semua kegiatan didalam
perusahaan menggunakan bantuan teknologi. Contohnya saja teknologi yang
digunakan untuk mengelolah data suatu kegiatan perusahaan menjadi suatu
informasi yang berguna, dalam hal ini dimisalkan adalah informasi laporan
keuangan yang akan digunakan untuk oleh suatu organisasi dalam hal
perencanaan atau pengambilan keputusan. Suatu perusahaan yang beroperasi
tanpa bantuan teknologi dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak akan
mampu bersaing dibandingkan dengan organisasi yang menggunakan bantuan
teknologi. Oleh karena itu, mempelajari sistem teknologi sangat penting
karena untuk menjalankan teknologi tersebut diperlukan suatu keahlian.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan mengenai teknologi dalam konteks teori


organisasi?
2. Bagaimana perbedaan dan penjelasan mengenai tiga tipologi teknologi
dari woodward, perrow, dan Thompson di dalam konteks teori
organisasi?
3. Bagaimana anaslisis mengenai hubungan teknologi dan struktur
organisasi?
4. Bagaimana peran administrasi dalam merumuskan teknologi organisasi?

1
C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian dan definisi teknologi dalam konteks teori


organisasi.
2. Membedakan dan menjelaskan tiga tipologi teknologi dari woodward,
perrow, dan Thompson di dalam konteks teori organisasi.
3. Menganaslisis hubungan teknologi dan struktur organisasi.
4. Menjelaskan peran administrasi dalam merumuskan teknologi organisasi.

D. Manfaat

Dari tujuan disusunnya makalah ini, diharapkan mampu menyumbangkan


pikiran mengenai peran dan pengaruh teknologi di dalam pengelolaan
organisasi. Makalah ini dibuat supaya para pembaca bisa memahami dengan
jelas tekonologi dalam teori organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Teknologi

Teknologi yang dimaksud oleh para ahli organisasi barangkali tidak sama
dengan pengertian umum teknologi yang kita pahami sehari-hari, kita
biasanya menggunakan kata ‘teknologi’ dalam konteks yang sangat spesifik
misalnya mesin-mesin prabrik, alat-alat elektronik dalam rumah tangga,
sarana-saran transportasi modern seperti mobil, kapal, kereta api, dan lain-
lain.

Para ahli organisasi justru sebaliknya. Mereka biasanya menggunakan istilah


teknologi secara sangat umum. Apapun sarana atau perangkat yang
diperlukan organisasi dalam menjalakan aktivitasnya, maka hal tersebut dapat
dikategorikan sebagai teknologi organisasi. Jadi, walaupun organisasi tidak
menggunakan peralatan yang canggih dalam memproses inpu-output yang
diinginkan, tetapi kita menyebutnya teknologi. Misalnya, dikantor kelurahan
terdapat mesin ketik, telepon, sepeda motor dinas, stempel, dan alat-alat tulis,
maka bagi ahli organisasi semua itu termasuk dalam kategori teknologi.

Secara umum, teknologi dalam organisasi dapat dibedakan menjadi tiga unsur
(Hatch 1997:128)

1. Benda-benda atau objek-objek fisik yang meliputi bahan-bahan,


peralatan, dan sarana-sarana yang diperlukan untuk melakukan
produksi.

2. Aktivitas atau proses yang digunakan sebagai metode produksi

3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan


mengoperasikan peralatan, sarana produksi, atau metode khusus yang
diperlukan untuk menghasilkan sesuatu.

Dengan pengertian, yang sedemikian luas, tidak mengherankan bahwa


penggunaan istilah teknologi dalam teori organisasi bisa berbeda-beda antara

3
ahli yang satu dengan lainnya. Secara garis besar, tidak mungkin disamakan
antara teknologi yang digunakan perusahaan-perusahaan manufaktur dan
kelompok-kelompok industri lainnya dengan teknologi pada organisasi-
organisasi yang bersifat pelayanan (service). Jika seorang ahli organisasi
meneliti sekumpulan organisasi yang bergerak dalam bidang manufaktur,
maka temuan-temuannya belum tentu dapat diterapkan pada organisasi yang
bergerak di bidang pelayanan.

B. Tipologi Teknologi

1. Tipologi Woodward

Pada pertengahan dasawarsa 1960-an, Woodward meneliti kurang lebih


100 perusahaan manufaktur di selatan Inggris yang memiliki kisaran
antara 250-1000 orang pekerja. Tujuannya adalah untuk melihat
hubungan antara struktur dan efektivitas organisasi. Jadi, ia
mengumpulkan data tentang struktur organisasi (jumlah jenjang hierarki,
tentang kendali, komponen administrative, tingkat formalitasasi, dan
seterusnya), dan mengumpulkan pula data finansial yang
mengklasifikasikan apakah perusahaan itu termasuk dibawah rata-rata,
rata-rata, atau diatas rata-rata dalam pencapaian keuntungan.

Tabel 1.1 ringksan temuan penelitian Woodward


Karakteristik struktur Renda-TEKNOLOGI-tinggi
Produksi Produksi Produksi
Unit Masal Proses
Jumlah Level Vertikal 3 4 6
Rentang Kendali Supervisor 24 48 14
Rasio Manajer/Total Pekerja 1:23 1:16 1:8
Proporsi Tenaga Kerja Ahli Tinggi Rendah Tinggi
Total Kompleksitas Rendah Tinggi Rendah
Formalisasi Rendah Tinggi Rendah
Sentralisasi Rendah Tinggi Rendah
Sumber: Robbin, S., (1990), Organization Theory: Structure, Design and
Application, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, h.180

4
Data yang dikumpulkan ternyata tidak memberikan hasil yang
diharapkan. Tidak terlibat sama sekali kecenderungan hubungan yang
signifikan antara struktur dan kinerja perusahaan. Ketika Woorward
mengelompokkan sampel organisasinya berdasarkan tiga tipe teknologi
produksinya (yaitu unit, massa, dan proses) barulah terlibat suatu
hubungan yang signifikan. Dari sini, ia menyimpulkan bahwa efektivitas
ditentukan bukan hanya oleh struktur, melainkan oleh kesesuaian stuktur
dan teknologi.

Kategori yang dibuat oleh Woodmard menggambarkan tingkat


kompleksitas teknologi, dimana teknologi produksi unit adalah teknologi
yang paling sederhana sementara teknologi produksi proses adalah yang
paling rumit. Contoh dari masing-masing tipe teknologi adalah sebagai
berikut

a. Produksi Unit

Perusahaan-perusahaan yang membuat produk secara tunggal


(custom-made-produksi) atau dalam kuantitas kecil (bacth
production), contohnya adalah penjahit pakaian, pembuat roti,
pembuat anggur (wine), pendesain rumah/arsitek, dan lain-lain.

b. Produksi Massa

Perusahaan-perusahaan yang membuat produk dalam jumlah besar


atau massal. Contohnya sangat banyak, yaitu hampir semua
produsen barang konsumen (customer products), seperti televise,
kulkas, mobil, sabun, minuman kaleng, industry konveksi, dan
seterusnya.

c. Produksi Proses

Perusahaan-perusahana yang membuat produk-prosuk dengan teknik


produksi bertahap. Contohnya adalah industry penyulingan minyak,
industry bahan-bahan kimia, dan perusahaan air bersih PDAM.
Kesimpulan Woodward mendapat kritik terutama dari dua segi.

5
1) Penelitian tersebut hanya mengambil sampel perusahaan-
perusahaan kecil dan menengah

2) Woodward tidak memperhitungkan organisasi-organisasi non-


manufaktur, yaitu organisas-organisasi yang bersifat pelayanan.

2. Topologi Perrow

Perrow menjelaskan teknologi adalah aksi atau tindakan yang diperbuat


seseorang terhadap suatu objek, dengan atau tanpa bantuan atau
perangkat mekanis, dalam rangka membuat suatu perubahan pada objek
tersebut.

Perrow melihat ada dua dimensi disini. Pertama apakah tugas-tugas yang
dilakukan membutuhkan banyak pengecualian atau sesuatu yang rutin.
Dimensi ini disebut variabilitas tugas-tugas. Kedua, apakah tuga-tugas
tugas itu mudah dianalisis atau tidak. Ada tugas-tugas yang terdefinisi
dengan baik. Sehingga mudah untuk dianalisis, tetapi ada pula tugas yang
sulit didefinisikan. Perrow menyebutnya sebagai keteranalisisan masalah
(problem analyzability)

Task Variability
Few Exception Many Exception
CRAFT NONROUTINE
III defined and Well defined and
unaalyzable
Problem Analyzability

3 4
ROUTINE ENGINEERING
analyzable

1 2
ana
zu
yd
ldn
naa
na
A
de
m
en
eni
lif
bfe
oed
dr
P
Il
Ie
IW
d

Gambar 1.2 Tipologi Perrow


Sumber: Robbin, S., (1990), Organization Theory: Structure, Design and
Application, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, h.184

6
3. Tipologi Thompson
Thompson tidak mengikuti alur pemikiran imperatif teknologi. Ia lebih
menekankan pada tingkat ketidakpastian (Uncertainty) yang disebabkan
oleh teknologi. Ia membedakan ada tiga tipe teknologi, yaitu:
Long-link technology
Input → A
→ B → C → D → Output

Mediating technology
Client Transformasi Client
process
A B

Intensif Technology

Resources
A Transformasi Output
B process
C
D
Feedback

Gambar 1.3 Tipologi Thompson


Sumber: Robbins, S., (1990), Organization Theory: Structure, Design
and Application, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, h.189

a. Long-linked technology (teknologi rantai panjang).

Teknologi rantai panjang menunjukkan bahwa tugas-tugas dalam


organisasi harus dilakukan secara berurutan. Contohnya adalah
semua perusahaan manufaktur yang menggunakan system roda
berjalan, atau system produksi masal yang berurutan. Termasuk pula
disini pelayanan pada birokrasi perijinan serta kafe-kafe restaurant,
biasanya memerlukan urutan-urutan pekerjaan yang terpisah antara
bagian satu dengan lainnya.

b. Mediating technology (teknologi mediasi).

Tugas-tugas dalam teknologi mediasi adalah mempertemukan dua


unsur atau kelompok yang terpisah. Kebutuhan klien A
dipertemukan dengan kebutuhan klien B sehingga kedua belah pihak

7
memperoleh kepuasan. Contohnya adalah toko-toko ritel besar
(mempertemukan kelompok pemasok dan kelompok pembeli)

c. Intensive technology (teknologi intensif).

Tugas-tugas dalam teknologi intensif, sejumlah sumber daya harus


dikombinasikan untuk menghasilkan suatu output. Contohnya adalah
rumah sakit. Untuk menangani seorang pasien gawat darurat, sumber
daya yang dibutuhkan tidak harus sama antara pasien satu dengan
lainnya, tetapi bergantung pada hasil pemeriksaan kondisi pasien.
Perlu ada umpan balik dan saling menyesuaikan antara pelaksana
operasional dengan penyedia sumber daya. Ini disebut saling
ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence).

C. TEKNOLOGI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Dampak teknologi terhadap struktur merupakan dasar pemikiran Woodward.


Dalam hal ini ia hanya membedakan dua macam strukur, yaitu organisasi
mekanistik dan organisasi organik, teknologi produksi unit dan teknologi
produksi proses menghasilkan struktur organic (dengan sedikit perbedaan
bahwa teknologi produksi proses membutuhkan jenjang hierarki lebih
banyak), sementara teknologi produksi masal menggunakan struktur
mekanistik.

Prediksi dari tipologi Woodward dibantah, khususnya oleh kelompok peneliti


Aston Grup dari Universitas Aston, Inggris (Hatch, 1997: 144). Mereka
mengambil sampel yang lebih luas dan beragam daripada yang digunakan
Woodward. Pada organisasi-organisasi besar, banyak pegawai atau anggota
yang mengerjakan tugas-tugas diluar teknologi inti. Karakteristik teknologi
pada tugas-tugas tersebut biasanya tidak sama dengan karakteristik pada unit
inti. Oleh karena itu karakteristik structural organisasi secara keseluruhan
menjadi bias manakala dikaitkan dengan teknologi inti. Namun pada
perusahaan-perusahaan kecil, menengah pengaruh tersebut masih terlihat
karena sebagian besar pegawai biasanya terlibat langsung dalam teknologi

8
inti. Ciri-ciri organisasi besar biasanya memliki tingkat diferensiasi dan
integrasi yang lebih tinggi dari pada yang diramalkan Woodward.

Pada tipologi Perrow, pengaruh teknologi terhadap stuktur lebih terperinci. Ia


menemukan terdapat empat aspek stuktur pada unit atau kelompok yang bisa
dimodifikasi agar sesuai dengan teknologi, yaitu sebagai berikut:

a. Besar kecilnya diskresi, yaitu sejauh mana kelompok atau unit diberi
kebebasan dalam menentukan cara-cara melaksanakan pekerjaan

b. Besar kecilnya kekuasaan, yaitu sejauh mana kekuasaan harus diberikan


kepada kelompok atau unit untuk menentukan tujuan-tujuan dan sasaran
dalam pekerjaan.

c. Besar kecilnya interdependensi, yaitu sejauh mana suatu unit atau


kelompok memiliki ketergantungan terhadap unit-unit atau kelompok lain
dalam organisasi

d. Besar kecilnya koordinasi, yaitu sejauh mana suatu unit atau kelompok
harus berkoordinasi melalui umpan balik atau perencanaan dari unit-unit
atau kelompok lain dalam organisasi.

Secara umum, tugas-tugas dalam teknologi rutin dapat diselesaikan dengan


koordinasi dan kontol yang terstandarisasi. Sebaliknya tugas-tugas teknologi
non rutin membutuhkan fleksibilitas yang besar. Dengan demikian,
diperlukan adanya tingkat formalisasi yang rendah serta desentralisasi,
interaksi, atau komunikasi yang tinggi diantara anggota. Tugas pada
teknologi kerajinanan menbutuhkan desentralisasi karena pemecahan masalah
harus dilakukan oleh level pelaksana. Namun, tingkat formalisasi biasanya
tinggi. Tugas-tugas pada teknologi rekayasa memerlukan desentralisasi, tetapi
memerlukan pula fleksibilitas sehingga tingkat formalisasi harus rendah.

Implikasi stuktural dari tipologi Thompson tidak bersifat langsung sebagai


mana tipologi Woodward dan Perrow. Thompson hanya menekankan
perbedaaan dalam hal sifat interdependensi, yaitu sequential
interdependencies, pooled interdependencies, dan reciprocal
interdependencies.

9
Industri Teknologi Ukuran

Struktur

Organisasi

GAMBAR 1.4 hubungan selengkapnya teknologi dan stuktur

Menurut Robbins (1990; 194), pola hubungan yang lengkap antara teknologi
dan stuktur adalah seperti gambar diatas. Pertama-pertama jenis industry
manufaktur maupun jasa dapat memengaruhi teknologi.jenis industri biasanya
membatasi pilihan teknologi yang digunakan oleh suatu organisasi.
Selanjutnya teknologi dan ukuran organisasi saling memengaruhi. Teknologi
yang kompleks biasanya hanya dimungkinkan apabila organisasi mencapai
ukuran tertentu. Hubungan ini menjadi timbal balik, karena penggunaan
teknologi masa biasanya membutuhkan ukuran organisasi (jumlah perkerja)
yang lebih besar agar ekonomis. Dari hubungan inilah diperoleh suatu
keterkaitan dengan stuktur organisasi.

1. Teknologi dan kompleksitas

Secara empiris teknologi rutin berkorelasi positif dengan kompleksitas


rendah. Makin tinggi rutinitas semakin sedikit jumlah kelompok
pekerjaan dan leboh sedikit keahlian professional yang dibutuhkan
contoh klasik, frainchise yang sangat terstandarisasi oleh Mcdonalds.
Dengan merutinkan teknologi memasak produk-produknya. Semua sudah
dibukukan dalam manual yang lengkap dan terperinci mengenai
bagaimana mengelola sebuah restoran Mcdonalds. Dengan cara ini tidak
dibutuhkan tenaga kerja professional sehingga biaya tenaga kerja dapat
ditekan, volum produksi dapat diperbesar, dan produk dapat dijual
dengan harga kompetitif.

Sebaliknya, teknologi non rutin mendorong kompleksitas yang lebih


tinggi. Mengingat karakteristik tugas yang kompleks, diferensiasi vertical

10
meningkat karena lebih banyak tenaga kerja yang terspesialisasi.
Penggunaan tenaga spesialis yang intensif menyebabkan biaya yang lebih
tinggi.

2. Teknologi dan formalisasi

Teknologi rutin berkorelasi positif dengan formalisasi. Namun bila


dikontrol dengan ukuran organisasi, maka korelasi tersebut biasanya
hilang. Teknologi rutin berkaitan erat dengan adanya peraturan
manual,job desctiption, dan derajat spesifikasi dari job desctiption
tersebut. Sebaliknya pada teknologi non rutin lebih dibutuhkan ruang dan
fleksibilitas, sehingga tingkat formalisasi biasanya rendah.

3. Teknologi dan sentralisasi

Secara empiris, hubungan teknologi dan sentralisasi tidak menunjukan


pola yang konsisten. Secara logika, teknologi rutin cenderung berkorelasi
dengan stuktur yang sentralistis, sementara teknologi non rutin
menbutuhkan lebih banyak pengetahuan spesialis sehingga keputusan-
keputusan perlu lebih banyak di sentralisasi atau didelegasikan. Secara
empiris hubungan teknologi dan sentralisasi dimoderasi oleh tingkat
formalisasi. Jadi teknologi rutin berkorelasi positif dengan sentralisasi
manakala formalisasi rendah (peraturan dan prosedur kerja hanya
sedikit). Namun jika formalisasi tinggi, maka pengaruh teknologi rutin
akan lebih tampak pada menurunnya sentralisasi (meningkatnya
desentralisasi).

D. Peran Administrasi dalam Merumuskan Teknologi Organisasi

Perfektif simbolis interpretif dan post-modern, dengan tujuan melihat


teknologi dalam sudut pandang yang lebih luas, ini penting bagi level
pengambilan keputusan dalam organisasi yang bertugas merumuskan
teknologi organisasi. Teknologi tidak murni suatu aplikasi sains, melainkan
dipengaruhi oleh kombinasi antara factor-faktor social, kultural, ekonomi, dan
teknik.

11
1. Karakteristik Teknologi Baru

Konsep kompleksitas teknis Woodward dan konsep teknologi non rutin


Perrow tidak memadai lagi untuk menjelaskan teknologi baru. Menurut
Weick, teknologi baru dicirikan oleh sifatnya yang sebagai berikut

a. Stochatic. Menurut Weick teknologi baru umumnya bekerja secara


non determinan. Artinya, peristiwa-peristiwa yang ditimbulkan
cenderung tidak bisa diantipasi, tidak terulang, dan lebih kurang
bersifat random/acak.

b. Continuous. Teknologi baru merupakan suatu system yang


sepenuhnya bekerja otomatis. Dalam system, efesiensi diatur sendiri
oleh mesin, sementara petugas sekedar berfungsi mengontrol bahwa
peralatan itu bekerja baik

c. Abstract. Mesin-mesin pada teknologi baru biasanya tidak bisa


dilihat atau dipahami oleh operatornya mengenai bagaimana
sebenarnya cara kerjanya.

Weick berpendapat bahwa tipologi Woodward dan Perrow perlu direvisi.


Namun, tidak semua ahli organisasi sepakat dengan kesimpulan ini.
Mereka beranggapan bahwa teknologi non rutin atau teknologi proses
masih memadai sebagai suatu ukuran tipologi untuk teknologi canggih.
Artinya, pada level operator diperlukan adanya pelatihan atau latar
belakang professional yang lebih baik untuk menghindari terjadinya
bencana atau hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Kontrol dan Teknologi Informasi

Rod Combs David Knights, dan Hugh Willmott memandang bahwa


teknologi informasi adalah suatu bentuk control manajerial dalam
organisasi. Menurut Robbins (1990:270), teknologi informasi juga
memungkinkan apa yang disebut dengan desentralisasi semu
(pseudodecentralization). Disini pucuk pimpinan menciptakan kesan
seolah-olah terjadi delegasi wewenang ke level bawah, tetapi
menggunakan teknologi informasi untuk mendapatkan umpan balik.

12
Pimpinan dapat memonitor keputusan-keputusan dilevel bawah dan
sewaktu-waktu dapat melakukan campur tangan atau mengoreksi
keputusan-keputusan yang telah di desentralisasi.

Menurut Pfeffer (1981:73) “diperkenalkan teknologi informasi memiliki


sisi negatif, karena dapat memungkinkan pengelola organisasi berpura-
pura melakukan desentralisasi sembari mempertahankan control yang
bersifat sentralistis. Kemungkinan ini, makin besar dengan hadirnya
jaringan computer melalui teknologi LAN (Local Area Network) dan
internet. Dengan adanya, internet (WEB-monitoring software) control
dapat dilakukan secara sangat mudah dan terpusat.

Berbagai aspek teknologi yang berbeda telah dimungkinkan oleh


kemajuan teknologi. Pada satu sisi, teknologi baru merupakan suatu
sarana yang sangat bermanfaat bagi organisasi. Namun disisi lain,
teknologi baru memiliki potensi dampak negative yang tidak kecil. Bagi
pengelola organisasi, yaitu para administrator, diperlukan pandangan
jauh kedepan. Selain mempertimbangkan manfaat teknologi terhadap
efektifitas dan efisiensi organisasi.

Perlu juga dipertimbangkan aspek seperti yang telah dijelaskan. Seorang


pengelola organisasi perlu mengetahui kaitan antara teknologi dan
struktur organisasi, serta dampaknya terhadap kinerja organisasi.
Pengelola organisasi juga perlu mencermati hal-hal lain seperti nilai-nilai
social budaya dan kekuasaan dalam teknologi, karakteristik teknologi
baru dan pengaruh teknologi terhadap control dalam organisasi,
khususnya dipandang dari segi etika.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknologi dalam organisasi dapat dibedakan menjadi tiga unsur:

1. Benda-benda atau objek-objek fisik yang meliputi bahan-bahan,


peralatan, dan sarana-sarana yang diperlukan untuk melakukan produksi

2. Aktivitas atau proses yang digunakan sebagai metode produksi

3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan


mengoperasikan peralatan, sarana produksi, atau metode khusus yang
diperlukan untuk menghasilkan sesuatu. Charles perrow mendefinisikan
teknologi sebagai aksi atau tindakan yang diperbuat seseorang kepada
suatu objek, dengan atau tanpa bantuan alat atau perangkat mekanis,
dalam rangka membuat suatu perubahan pada objek tersebut.

Pengaruh teknologi terhadap (struktur) organisasi pertama kali diteliti oleh


Woodward pada pertengahan 1960-an. Tipologi Woodward terdiri dari tiga
jenis teknologi produksi berdasarkan tingkat kompleksitasnya, yaitu teknologi
produksi unit, teknologi produksi massa, dan teknologi produksi proses.
Teknologi produksi massa menghasikan struktur organik, sementara dua
teknologi yang lain menghasilkan struktur mekanistik. Perbedaan struktur
organik dalam teknologi produksi unit dan produksi proses adalah pada
jenjang hierarki, dimana teknologi produksi proses memiliki jenjang hierarki
lebih banyak.

Perrow membagi teknologi dalam organisasi berdasarkan dimensi variabilitas


tugas-tugas (task Variability) dan dimensi keteranalisisan masalah (problem
analyzability). Dalam tipologi Perrow terdapat empat macam teknologi, yakni
teknologi kerajinan (craft technologies), teknologi rekayasa (engineering
technologies), teknologi rutin ( routine technologies), teknologi non-rutin

14
(nonrutine technologies), sementara itu, tipologi Thompson membedakan tiga
jenis teknologi, yaitu :

1. Long-linked technology (teknologi rantai panjang)

2. Mediating technologiy (teknologi mediasi)

3. Intensive Technology (teknologi intensif)

Ketiga tipe teknologi ini dibedakan berdasarkan sifat interpedensi, yaitu


sequential interpendencies, pooled interpendencies, dan reciprocal
interpendencies.

Temuan Woodward tentang korelasi antara teknologi dan struktur dibantah


para peneliti Aston Group. Mereka membuktikan bahwa prediksi Woodward
berkurang tingkat signifikansinya pada organisasi-organisasi besar. Pengaruh
teknologi terhadap struktur menurut Perrow adalah sebagai berikut, tugas-
tugas pada teknologi rutin (sel 1) dapat diselesaikan dengan koordinasi dan
kontrol yang terstandardisasi. Sebaliknya tugas-tugas pada teknologi non
rutin (sel 4) membutuhkan fleksibilitas yang besar. Jadi, perlu ada
desentralisasi, interaksi, atau komunikasi yang tinggi di antara anggota, serta
tingkat formalisasi yang rendah. Sementara itu, tugas-tugas pada teknologi
kerajinan (sel 3) membutuhkan desentralisasi karena pemecahan masalah
harus dilakukan oleh level pelaksana, yaitu mereka yang menguasai
pengetahuan dan pengalaman untuk mengerjakannya. Namun, tingkat
formalisasi biasanya tinggi. Tugas-tugas pada teknologi rekayasa (sel 4) juga
memerlukan desentralisasi, tetapi memerlukan pula fleksibilitas sehingga
tingkat formalisasi harus rendah.

Tipologi Thompson memprediksi hubungan teknologi dan struktur sebagai


berikut: mediating technology (kompleksitas rendah, formalisasi tinggi),
long-linked technology (kompleksitas sedang, formalisasi sedang) dan
intensive technology (kompleksitas tinggi, formalisasi rendah). Namun,
belum ada penelitian yang membuktikan hal ini.

15
Mengenai peran administrasi dalam perumusan teknologi organisasi, perlu
dipertimbangkan aspek-aspek baru dalam berbagai tipe teknologi canggih
yang berkembang saat ini. Selain memahami hubungan teknologi dan struktur
serta dampaknya terhadap kinerja organisasi, seorang administator perlu
mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya dan kekuasaan dalam teknologi,
karakteristik teknologi baru, dan pengaruh teknologi terhadap kontrol dalam
organisasi.

B. Kritik dan Saran

Makalah yang kami susun ini tidak luput dari kesalahan dan keterbatasan.
Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca, khususnya dibidang teknologi untuk suatu organisasi.

16
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Kusdi. 2009. “Teori Organisasi dan Administrasi”. Jakarta: Salemba
Humanika

17

Anda mungkin juga menyukai