Amami Karbohidrat Kelompok 1.2
Amami Karbohidrat Kelompok 1.2
KIMIA AMAMI II
Dosen Pembimbing:
H.Haitami, S.Si,M.Sc
Disusun Oleh:
Kelompok1.2
DASAR TEORI:
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi.
Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa
Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa,
kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat pereduksi dari suatu gula
ditentukan oleh ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif. Prinsip
mereduksinya.
penetapan kadar gula reduksi dengan metode Penentuan gula reduksi dengan
reduksi sesudah reaksi dengan sample gula reduksi yang dititrasi dengan Na-
Thiosulfat. Selisihnya merupaka kadar gula reduksi. Reaksi yang terjadi selama
yang ada dalam reagen akan membebaskan Iod dari garam KI. Banyaknya iod
bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan indicator amilum. Apabila larutan
berubah warna dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai. Selisih
banyaknya titrasi blanko dan sample dan setelah disesuaikan dengan tabel yang
statip neraca
batang pengaduk
BAHAN : sampel mie ABC rebus, KI 10%, HCl 4N, Na tiosulfat 0,1 N,
Schoorl
Cara Kerja :
A. penetapan kadar
2. didinginkan, masukan kedalam labu ukur 250 ml, add sampai tanda
batas
4. dipipet 10,0 ml sampel tersebut ke dalamlabu iod
10. dilakukan titrasi blanko dengan 25,0 ml aquades dan 25,0 luff
B. standarisasi
aquadest ± 50 ml
1 ml amilum 1%
4. dititrasi kembali sampai warna biru tepat hilang, catat volume titrasi
DATA
B = 0, 6974 gram
V = 250,0 ml = 0,2500 l
BM = 167,07 g/mol
1 1
BE = 6 𝐵𝑀 = 167,07 = 27,85
6
PERHITUNGAN
Diketahui:
B = 0, 6974 gram
V = 250,0 ml = 0,2500 l
BE = 27,85
𝐵
N KBrO3 = 𝐵𝐸 ×𝑉
0,6974 𝑔
= 𝑔
27,85 ⁄𝑒𝑘 × 0,25 𝑙
0,6974
= 𝑁
6,9625
= 0,1001 𝑁
2. Normalitas Baku Sekunder Na2S2O3
Diketahui:
V1 = 5,0 ml
N1 = 0,1002 N
V2 = 4,0 ml
𝑉1 ×𝑁1
N2 = 𝑉2
5,0 𝑚𝑙 × 0,1001 𝑁
=
4,9 𝑚𝑙
0,5005
= 𝑁
4,9
= 0,1021 𝑁
3. Faktor
Diketahui:
Ndicari = 0,1021 N
Nsesungguhnya = 0,1 N
𝑁𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖
Faktor =𝑁
𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
0,1021 𝑁
=
0,1
= 1,021
4. ml tio
Diketahui:
V titrasiblanko = 17,0 ml
Faktor = 1,021
mltio = (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛) × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
= 1,4 𝑚𝑙 × 1,021
= 1,4294 𝑚𝑙
Diketahui:
mg gula = 1 ml + 0,4294 ml
= 2,4 𝑚𝑔 + 1,03056 𝑚𝑔
= 3,43056 𝑚𝑔
6. Pengenceran Sampel
250,0 𝑚𝑙
I. = 25
10,0 𝑚𝑙
100,0 𝑚𝑙
II. = 10
10,0 𝑚𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑚 = 25 × 10 = 250
7. Kadar Gula
Diketahui:
mg Gula = 3,43056 mg
mg Sampel = 5040 mg
Pengenceran = 250
𝑚𝑔 𝑔𝑢𝑙𝑎
Kadar Gula = 𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 × 100%
3,43056 𝑚𝑔
= × 250 × 100%
5040 𝑚𝑔
= 17,0167%
8. Kadar Karbohidrat
Diketahui:
= 17,0167% × 0,90
=15,315%
HASIL
Tabel 1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air
*Nilai median berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) orang Indonesia dengan
status gizi normal berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2010.
Angka ini dicantumkan agar AKG dapat disesuaikan dengan kondisi berat dan
tinggi badan kelompok yang bersangkutan.
PEMBAHASAN
dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi sesudah reaksi dengan
kadar gula reduksi. Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat dengan cara
membebaskan Iod dari garam KI. Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi
diperlukan indicator amilum. Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi
putih berarti titrasi sudah selesai. Selisih banyaknya titrasi blanko dan sample dan
sederhana dengan karbohidrat kompleks atau dapat pula menjadi tiga macam,
Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi antara monosakarida dengan larutan
cupper. Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O.
yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip
metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2
yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri
Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang
bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat
dengan dengan banyaknya oksidator. I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan
tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan
Schoorl dengan prinsip dasarnya adalah hidrolisis karbohidrat dalam sampel Mie
ABC menjadi monosakarida yang dapat mereduksi Cu₂⁺ menjadi Cu⁺. Dalam
diperhatikan dengan baik, karena pH yang terlalu rendah (terlalu asam) akan
menyebabkan hasil titrasi menjadi lebih tinggi dari sebenarnya, karena terjadi
reaksi oksidasi ion iodide menjadi I2. Sedangkan apabila pH terlalu tinggi (terlalu
basa), maka hasil titrasi akan menjadi lebih rendah daripada sebenarnya, karena
pada pH tinggi akan terjadi resiko kesalahan, yaitu terjadinya reaksi I2 yang
mendidih selama 10 menit. Larutan luff schoorl akan bereaksi dengan sampel
yang mengandung gula pereduksi.Campuran tersebut ditambahkan batu didih
larutan mendidih dalam waktu 3 menit dan biarkan mendidih selama 10 menit, hal
ini dimaksudkan agar proses reduksi berjalan sempurna, dan Cu dapat tereduksi
dalam waktu kurang lebih 10 menit. Agar tidak terjadi pengendapan seluruh
Cu3+ yang tereduksi menjadi Cu+ sehingga tidak ada kelebihan Cu2+ yang dititrasi
maka larutan harus mendidih atau diusahakan mendidih dalam waktu 3 menit.
Campuran tersebut kemudian didinginkan dalam bak yang berisi air bersuhu
kuprioksida menjadi CuSO4 dengan H2SO4, dan CuSO4 tersebut bereaksi dengan
KI.Reaksi tersebut ditandai dengan timbulnya buih dan warna larutan menjadi
Natrium thio sulfat (Na2S2O3) 0,1 N. Titrasi cepat dilakukan untuk menghindari
indikator amilum dilakukan setelah campuran mendekati titik akhir, hal ini
dilakukan karena apabila dilakukan pada awal titrasi maka amilum dapat
membungkus iod dan mengakibatkan warna titik akhir menjadi tidak terlihat
tajam.
membutuhkan kalori 200 kal/hari, itu artinya setiap hari tubuh membutuhkan 900-
1300 kalori dalam karbohidrat. Itu setara dengan 225-325 gram karbohidrat/hari.
Dalam sampel Mie ABC yang di periksa, jumlah karbohidrat yang terkandung
sebesar 15,315 %, kadar tersebut sangat rendah dan tidak dapat memenuhi
tersebut berarti juga dibarengi dengan tingginya MSG ,cenderung rendah kalori,
berulang Mie tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi, karena jika dilihat dari proses
rendah.
KESIMPULAN
yaitu :
Kadar karbohidrat dalam mie ABC sangat rendah, sehingga tidak dapat
Dari berbagai perlakuan terhadap sampel Mie ABC yang kami analisa
dalam uji analisa kuantitaif Luff Schoorl, didapat data yang sesuai dengan
teori. Hal ini menandakan proses analisa yang kelompok kami lakukan
Tim Dosen Kimia Amami. 2018. Modul Praktikum Analisa Makanan Dan
Minuman. Banjarbaru: Poltekkes Banjarmasin