Anda di halaman 1dari 20

BAB III

CONTOH KASUS AUDIT PEMASARAN

3.1 Contoh Kasus Audit Pemasaran PT. Permen Gummy

adalah sebuah perusahaan permen yang berukuran industri menengah. Perusahaan ini membuat
permen rasa tropical berry yang banyak diminati anak-anak kecil . Dalam dua tahun terakhir, penjualan
dan labanya sangat kecil. Manajemen puncak merasa persoalannya terletak pada tenaga penjualan.
Menurut nya, pada bagian ini tidak dapat bekerja keras atau tidak cukup pintar untuk memperbaiki
keadaan.Manajemen puncak merencanakan untuk menyewa pelatih tenaga penjualan untuk melatih
mereka dalam tekhnik barang dagangan dan penjualan modern. Akan tetapi sebelum melaksanakan
rencana tersebut, manajemen memutuskan untuk menyewa konsultan pemasaran untuk melakukan
audit pemasaran. Auditor mewawancarai manajer, pelanggan, perwakilan penjualan, dealer, dan
meneliti berbagai data.

3.2 Audit Pemasaran Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame

merupakan sebuah rumah makan yang berlokasi di Jakarta. Rumah makan ini menyajikan masakan khas
Indonesia. Menu yang paling banyak disukai oleh para pengunjung adalah Gado-gado, Coto Betawi dan
Gudeg Jogja. Dalam lima tahun terakhir, penjualan dan laba Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame

memang mengalami peningkatan, tapipeningkatan ini sangat tergantung kepada ketiga masakan
tersebutManajemen puncak merasa persoalannya terletak pada

keterampilan juru masak dan tenaga pemasaran. Menurutnya, kedua bagian ini tidak dapat berinovasi,
dan tidak cukup mampu untuk memperbaiki keadaan.

Manajemen puncak merencanakan untuk menyewa pelatih juru masak dan tenaga pemasaran masing–
masing untuk melatih mereka dalam teknik memasak dan pemasaran. Akan tetapi sebelum
melaksanakan rencana tersebut, manajemen memutuskan untuk menyewa konsultan pemasaran untuk
melakukan audit pemasaran. Auditor mewawancarai manajer, pelanggan, perwakilan penjualan, dan
meneliti berbagai data yangada. Berikut ini adalah temuan –temuan auditor, antara lain :

1.Lini produk perusahaan terdiri dari 20 produk. Ketiga menu pemimpin perusahaan (Gado-gado, Coto
Betawi dan Gudeg Jogja)sudah memasuki siklus hidup dewasa. Tiga produk pemimpin ini mewakili 85 %
penjualan tunai dan sudah tidak lagi mempunyai potensi pertumbuhan.

2.Sedangkan delapan dari produk tidak menguntungkan atau tidak memiliki potensi pertumbuhan.
3.Kreatifitas para juru masak kurang memadai

4.Pemasaran kurang maksimal

5.Biaya terlalu banyak terbuang untuk biaya bahan baku daripada tenaga pemasaran, dalam hal ini
periklanan kurang di maksimalkan.

6.Perusahaan telah melihat adanya perkembangan yang cepat pada menu masakan Padang, namun
perusahaan belum berbuat banyak.

7.Produk yang dihasilkan perusahaan terkesan hanya menarik konsumen yang

berpendapatan menengah keatas.

8.Menurut responden yang dimintai keterangan oleh pihak auditor menyatakan bahwa, masakan
disajikan oleh Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame adalah “ berkualitas diatas rata-rata dan
terkesan mahal “.

9.Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame juga menyewakan tempat untuk rapat atau pertemuan –
pertemuan khusus untuk para pengunjung.

10.Selain itu Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame juga menyediakan jasa untuk para pelanggan
yang berkeinginan melaksanakan pesta ulang tahun ataupun pesta pernikahan
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Sejumlah penelitian dan fakta empiris menunjukkan bahwa audit pemasaran yang baik dan benar
mampu memberi manfaat besar bagi perusahaan dalam meningkatkan efektivitas dan kinerja
pemasaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa audit pemasaran merupakan kunci sukses bisnis di
era milenium baru.

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk dapat meningkatkan pemasarannya adalah :
1) Menggunakan strength untuk memanfaatkan opportunities dan menggunakan strengths untuk
menghindari treaths. Strength perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru oleh
pesaing membuka opportunities bagi perusahaan untuk memasuki segmen market baru, dan
mengantisipasi apabila perusahaan mendapat serangan pesaing baru. Sehingga opportunities yang ada
dapat dimanfaatkan secara optimal dan threats yang timbul dapat diatasi dengan baik. 2) Mengatasi
weakness dengan memanfaatkan opportunities, dan meminimalkan weakness dan menghindari treaths,
yaitu mengatasi profit yang plus-minus dengan memanfaatkan kondisi ekonomi yang sampai saat ini
secara umum cukup menggairahkan, dan perusahaan memprediksikan sampai saat ini posisi pasar tidak
akan menurun, sehingga apabila suatu saat kebijakan pemerintah mempengaruhi bisnis yang sedang
dijalankan perusahaan, maka posisi pasar tetap tumbuh secara signifikan. Sehingga opportunities yang
diharapkan dan treaths yang akan terjadi dapat dimanfaatkan serta diatasi berdasarkan strength yang
ada.

Hasil dari Audit pemasaran menjadi gambaran perusahaan untuk ditindak lanjuti dengan melakukan
tindakan-tindakan korektif yang dibutuhkan oleh perusahaan, sesuai dengan hasil atau rekomendasi
yang didapat dari pelaksanaan audit pemasaran. Kini saatnya segenap organisasi bisnis mulai melirik,
mempelajari, mendalami, dan melaksanakan audit pemasaran dengan baik dan benar sehingga suatu
perusahaan yang mengimplementasikan dapat memetik manfaat sehingga mampu meningkatkan
efektivitas pemasaran yang pada gilirannnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara
keseluruhan.

Contoh Kasus Audit Pemasaran

PT. Permen Gummy adalah sebuah perusahaan permen yang berukuran industri menengah. Perusahaan
ini membuat permen rasa tropical berry yang banyak diminati anak-anak kecil. Dalam dua tahun terakhir,
penjualan dan labanya sangat kecil. Manajemen puncak merasa persoalannya terletak pada tenaga
penjualan. Menurutnya, pada bagian ini tidak dapat bekerja keras atau tidak cukup pintar untuk
memperbaiki keadaan.

Manajemen puncak merencanakan untuk menyewa pelatih tenaga penjualan untuk melatih mereka
dalam tekhnik barang dagangan dan penjualan modern. Akan tetapi sebelum melaksanakan
rencana tersebut, manajemen memutuskan untuk menyewa konsultan pemasaran untuk melakukan
audit pemasaran. Auditor mewawancarai manajer, pelanggan, perwakilan penjualan, dealer, dan
meneliti berbagai data.

Berikut ini adalah temuan – temuan auditor, antara lain :

1. Lini produk perusahaan terdiri dari 10 jenis produk permen karet. Dua produk pemimpin
perusahaan (Gummy Soda dan Gummy Ballon) sudah memasuki siklus hidup dewasa. Dua produk ini
mewakili 70 % penjualan tunai dan sudah tidak lagi mempunyai potensi pertumbuhan.

2. Sedangkan tiga produk perusahaan tidak menguntungkan atau tidak memiliki potensi
pertumbuhan.

3. Pemasaran tidak jelas

4. Strategi pemasaran tidak memperhatikan perubahan system distribusi

5. Biaya terlalu banyak terbuang untuk tenaga penjualan daripada tenaga pemasaran, dalam hal ini
periklanan kurang di maksimalkan.

6. Perusahaan telah melihat adanya perkembangan yang cepat pada pasar makanan ringan dan
permen coklat, namun perusahaan belum berbuat apa – apa.

7. Produk yang dihasilkan perusahaan hanya menarik konsumen anak-anak dan sangat tergantung
orang tuanya.

8. Menurut responden yang dimintai keterangan oleh pihak auditor menyatakan bahwa permen yang
diproduksi oleh perusahaan adalah “ berkualitas rata – rata dan agak kuno “.
9. Perusahaan menjual produknya kepada pedagang permen yang besar dan supermarket besar.

10. Selain itu tenaga penjualannya juga telah mencakup pedagang – pedagang kecil atau pengecer kecil
yang terdapat dipelosok- pelosok daerah.

audit pemasaran

Nama : Riany

Kelas : 3EB14

NPM : 26212269

Depok, 10 Mei 2015

No : 001/KLS/V/2015

Lampiran :

Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada

Yth, Direktur PT. XYZ

Di Jakarta

Kami telah melakukan audit atas pemasaran pada perusahaan PT. XYZ untuk periode 2014. Audit
kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran keuangan perusahaan dan oleh
karenanya kami tidak memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan tersebut.
Audit kami hanya mencakup pengujian sistem pengendalian manajemen dan kebijakan distribusi. Audit
tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas
(hasil guna). Audit yang dilakukan akan memberikan saran perbaikan atas kelemahan program
pemasaran yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai
perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan ekonomis, efisiensi, dan
lebih efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :

Bab I : Informasi Latar Belakang

Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit

Bab III Rekomendasi

Baba IV : Ruang Lingkup Audit

Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerjasama
dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staff yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik ini.

Tim Audit

Riany dan Riyanto

Bab I

Informasi Latar Belakang


PT. XYZ merupakan industri yang bergerak di bidang pengolahan pangan yang halal, bermutu tinggi,
inovatif, higeinis, dan bergizi yang memenuhi standar mutu dan keaman pangan yang di dukung oleh
sumber daya manusia yang handal, kreativitas, dan teknologi pengelolahan pangan yang memadai.

Tujuan di dirikannya perusahaan adalah untuk mengembangkan nilai-nilai dan kultur kerja
professional dalam seluruh aspek manajemen dan produksi sehingga lebih tanggap dan peka terhadap
arti pelayanan pelanggan, disiplin, efektifitas dan efisiensi biaya produksi, dalam rangka mewujudkan
sebuah arti kepuasan pelanggan. Produk yang di produksi PT. XYZ yaitu:

1. Sosis

2. Burger

3. Baso

4. Produk cold cut daging ayam dan daging sapi

Tujuan di lakukannya audit adalah untuk:

1. Untuk mengetahui manajemen perusahaan telah menjalankan perencanaan pemasaran

dengan baik untuk mendukung pencapaian target perusahaan

2. Untuk mengetahui kebijakan distribusi telah berjalan dengan baik untuk mendukung

pemasaran produk

Bab II

Kesimpulan Audit

Bedasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:

1 . Prosedur pemasaran PT. XYZ dalam distribusi, agen, perantara penjualan, wakil

produsen,belum beroperasi secara efektif.

2 . perusahaan mengendalikan aktivitas pemasarannya hanya melalui analisis pasar, belum

mengendalikan aktivitas pemasarannya melalui analisis biasa dan audit pemasaran

Kriteria:

1. Prosedur pemasaran dalam perusahaan PT. XYZ dalam distribusi agen perantara penjualan,

wakil produsen harus beroperasi secara efektif agar dapat mencapai target yang sudah

direncanakan.

2. Perusahaan dalam mengendalikan aktivitas pemasarannya harus melalui analisis pasar,

analisis biasa dan audit pemasaran agar aktivitas pemasarannya dapat teratur, sesuai dengan

ketentuan perusahaan dan tujuan perusahaan.

Penyebab

1. Perusahaan belum menyediakan alternatif distribusi ketika terjadi gangguan dalam proses

distribusi misalnya banjir, macet dan gangguan lainnya.

2. Perusahaan belum menerapkan adanya analisis biasa dan audit pemasaran.

Akibat

1. Ketika terjadi gangguan dalam proses pengiriman distribusi terganggu dan proses pengiriman

pun terhambat dan mengakibatkan keterlambatan waktu pengiriman.

2. Tidak bisa memaksimalkan target yang sudah di rencanakan akibatnya pengendalian

aktivitas perusahaan hanya mencapai 80% - 90%


Daftar Ringkasan Temuan Audit

No

Kondisi

Kriteria

Penyebab

Akibat

1.

Prosedur pemasaran PT. XYZ dalam distribusi, agen, perantara penjualan, wakil produsen, belum
beroperasi secara efektif.

Prosedur pemasaran dalam perusahaan PT. XYZ dalam distribusi agen perantara penjualan, wakil
produsen harus beroperasi secara efektif agar dapat mencapai target yang sudah direncanakan.

Perusahaan belum menyediakan alternative distribusi ketika terjadi gangguan dalam proses distribusi
misalnya banjir, macet dan gangguan lainnya.

Ketika terjadi gangguan dalam proses pengiriman distribusi terganggu dan proses pengiriman pun
terhambat dan mengakibatkan keterlambatan waktu pengiriman

perusahaan mengendalikan aktivitas pemasarannya hanya melalui analisis pasar , belum mengendalikan
aktivitas pemasarannya melalui analisis biasa dan audit pemasaran
Perusahaan dalam mengendalikan aktivitas pemasarannya harus melalui analisis pasar, analisis biasa dan
audit pemasaran agar aktivitas pemasarannya dapat teratur, sesuai dengan ketentuan perusahaan dan
tujuan perusahaan.

perusahaan belum menerapkan adanya analisis biasa dan audit pemasaran.

tidak bisa memaksimalkan target yang sudah di rencanakan akibatnya pengendalian aktivitas perusahaan
hanya mencapai 80%- - 90%

Bab III

Rekomendasi

Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian manajemen
di masa yang akan dating. Kelemahan ini dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:

1. Perusahaan mengendalikan aktivitas pemasarannya hanya melalui analisis pasar, belum

mengendalikan aktivitas pemasarannya melalui analisis biasa dan audit pemasaran


2. Kelemahan yang terjadi pada Prosedur pemasaran PT. XYZ dalam

distribusi, agen, perantara penjualan, wakil produsen, belum beroperasi secara efektif.

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi maka di berikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah
perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi:

1 . Perusahaan harus mengendalikan aktivitas pemasarannya melalui analisis pasar, analisis biasa dan
audit pemasaran agar dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan perusahaan.

2 . Dalam distribusi, agen, perantara penjualan, wakil produsen, harus beroperasi secara efektif yaitu
dengan menyediakan alternative proses distribusi agar mencapai target yang telah di rencanakan oleh
perusahaan.

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada

pada manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang
lebih buruk pada pemasaran dalam perusahaan di masa yang akan datang.
Bab IV

Ruang Lingkup Audit

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakuakan hanya meliputi masalah audit
pemasaran PT. XYZ untuk periode 2014. Audit kami mencakup pengujian sistem pengendalian
manajemen dan kebijakan distribusi.

Laporan Hasil Audit Pemasaran

Depok, 14 Mei 2015

No :001/KLS/V/2015

Lampiran :

Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada

Yth, Direktur PT. ABC

di Depok

Kami telah melakukan audit atas pemasaran pada perusahaan PT. ABC untuk periode 2014. Audit
kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran keuangan perusahaan dan oleh
karenanya kami tidak memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan tersebut.
Audit kami hanya mencakup bidang pemasaran pada PT. ABC. Audit tersebut dimaksudkan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang akan terjadi, sehingga dimasa yang akan datang perusahaan
dapat lebih efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :

Bab I : Informasi Latar Belakang

Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit

Bab III : Rekomendasi

Bab IV : Ruang Lingkup Audit

Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerjasama
dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staff yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik ini.

Tim Audit

Adi dan Annisa

BAB I

INFORMASI LATAR BELAKANG

PT. ABC (selanjutnya disebut “Perusahaan”) berlokasi di Jl. ABC No. XX Depok Jawa Barat, didirikan
tanggal 20 Juni 2009 dan terdaftar pada tanggal 21 Juli 2010 oleh para pendiri yang terdiri dari :

1. Mr. X

2. Mr. Y

Visi perusahaan adalah untuk menjadi franchise minuman kopi blended siap saji no. 1 di Indonesia
dengan investasi yang terjangkau. Misi perusahaan adalah untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen dengan berfokus pada produk, sistem dan pelayanan yang berkualitas dengan budaya K-O-P-I,
yakni Kreatif, Orientasi kualitas, Produktif, dan Inovatif. Dengan motto yang dianut perusahaan yakni
“peluang bisnis yang low maintenance dan low investment, tapi high style dan high profit”.

Susunan organisasi Perusahaan adalah sebagai berikut :

Pemilik/Founder : Mr. X

Manager : Mr. R

Kabag I : Mr. I

Kabag II : Mr. L

Kabag III : Mr. H

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk :

1. Menilai bagaimana perusahaan melaksanakan setiap program/aktivitas pemasaran untuk mencapai


tujuannya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.

2. Menilai bagaimana kebijakan produk, kebijakan penetapan harga, kebijakan distribusi, serta
kebijakan promosi dan publikasi yang diterapkan perusahaan.

3. Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan Fungsi Pemasaran yang ditemukan.

BAB II

KESIMPULAN AUDIT

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:

Kondisi

1) Pemasaran perusahaan tidak menyesuaikan tujuan dengan perubahan kondisi.

2) Perusahaan tidak memiliki prosedur perencanaan pasar secara tertulis.


3) Perusahaan tidak menggunakan prediksi pasar yang komprehensif dalam menyusun rencana
pemasarannya.

4) Perusahaan tidak mengendalikan aktivitas pemasarannya melalui analisis biaya, analisis pasar, dan
audit pemasaran.

5) Manajemen tidak mengetahui tentang elastisitas permintaan harga, pengaruh kurva pengalaman,
kebijakan penetapan harga pesaing.

6) Perusahaan tidak melakukan evaluasi secara periodik terhadap anggota salurannya.

7) Perusahaan tidak mengevaluasi secara periodik metode pengiriman produknya.

8) Anggaran promosi penjualan tidak memadai.

9) Perusahaan tidak memiliki tujuan periklanan dengan tegas.

10) Program periklanan tidak berjalan secara efisien.

Kriteria

1) Perusahaan harus beradaptasi dengan terjadinya perubahan kondisi bisnis. Perusahaan dapat
beradaptasi dengan perubahan kondisi apabila memiliki prosedur perencanaan pasar secara tertulis.
Dengan prosedur perencanaan pasar menghasilkan rencana yang tepat sesuai dengan strategi
pencapaian tujuan perusahaan

2) Perusahaan juga harus menggunakan prediksi pasar yang komprehensif dalam menyusun rencana
pemasarannya, mengendalikan aktivitas pemasarannya melalui analisis biaya, analisis pasar, dan audit
pemasaran

3) Manajemen mengetahui tentang elastisitas permintaan harga, pengaruh kurva pengalaman,


kebijakan penetapan harga pesaing untuk mengetahui bagaimana pengaruh informasi tersebut terhadap
keputusan harga produk.

4) Perusahaan secara periodic melakukan evaluasi terhadap anggota salurannya, metode pengiriman
produknya sehingga hasil evaluasi ini digunakan sebagai umpan balik dalam pengambilan keputusan
distribusi dan metode pengiriman pada periode berikutnya.

5) Anggaran promosi penjualan memadai sehingga terjadi kesesuaiaan anggaran promosi dengan
kebutuhan tujuan pemasaran. Perusahaan juga harus memiliki tujuan periklanan yang dinyatakan
dengan tegas agar program periklanan telah berjalan secara efisien.

Penyebab
1) Perusahaan hanya melakukan review secara garis besar (umum) atas pengendalian manajemen.
Belum dilakukan upaya review secara komprehensif dan sistematik terhadap aktivitas pemasaran
perusahaan.untuk mencapai tujuannya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.

2) Perusahaan menetapkan strategi pemasaran yang menawarkan bisnis minuman kopi blended
dengan harga terjangkau, unggul di kualitas dan cita rasa sesuai dengan lingkungan pemasaran yang
dihadapi dan perusahaan intensitas pesaingnya. Perusahaan hanya bersaing di segmen pasar menengah
kebawah hingga menengah.

3) Keterbatasan yang secara internal dihadapi perusahaan adalah minimnya SDM yang dimiliki
perusahaan yang memiliki pengetahuan tentang bidang pemasaran atau berlatar belakang pendidikan
tinggi.

Akibat

1) Perusahaan menjadi pilihan untuk berbisnis franchisee minuman kopi blanded siap saji hanya
untuk kalangan menegah kebawah sampai menengah., tidak ada rencana kerja pasti yang menjadi
patokan. Sehingga pendapatan dari para mitra kerjanya tidak stabil setiap bulan, hanya beberapa daerah
pemasaran yang pembelian bahan bakunya tergolong stabil, tidak ada patokan khusus atau analisis
khusus yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya mengendalikan aktivitas pemasarannya.

2) Tidak ada informasi yang akurat yang dapat digunakan perusahaan untuk membuat keputusan harga
produk.

3) Perusahaan hanya melihat dari pembelian kembali produknya dan mengevaluasi metode
pengiriman apabila ada kendala yang dihadapi, tidak mengevaluasi secara periodik.

4) Tidak ada biaya tambahan untuk promosi dan anggaran promosi belum memadai, belum ada
panduan periklanan yang dinyatakan secara jelas, dan tidak berpengaruh langsung terhadap laba
perusahaan.

Pejabat yang bertanggung jawab : Manager dan Kabag Pemasaran.

Daftar Ringkasan Temuan Audit

No.

Kondisi

Kriteria

Penyebab
Akibat

1.

Pemasaran perusahaan tidak menyesuaikan tujuan dengan perubahan kondisi.

Perusahaan beradaptasi dengan terjadinya perubahan kondisi bisnis.

Perusahaan tetap dengan tujuan awalnya yakni menjadi franchise minuman kopi blanded no. 1 di
Indonesia.

Perusahaan menjadi pilihan untuk berbisnis franchisee minuman kopi blanded siap saji hanya untuk
kalangan menegah kebawah sampai menengah.

2.

Perusahaan tidak memiliki prosedur perencanaan pasar secara tertulis.

Dengan prosedur perencanaan pasar menghasilkan rencana yang tepat sesuai dengan strategi
pencapaian tujuan perusahaan.

Manajemen hanya berpatokan pada bagaimana pasar berkembang, melihat bagaimana sikap dari
pesaingnya, dan menyesuaikan dengan selera konsumen yang dinamis.

Tidak ada rencana kerja pasti yang menjadi patokan. Sehingga pendapatan dari para mitra kerjanya tidak
stabil setiap bulan.

3.

Perusahaan tidak menggunakan prediksi pasar yang komprehensif dalam menyusun rencana
pemasarannya.

Prediksi pasar dihasilkan dari metode yang tepat dan disusun berdasarkan informasi prediksi pasar yang
realistis.

Prediksi pasar yang dilaksanakan oleh perusahaan hanya sebatas daerah mana yang bisa dijadikan basis
pemasarannya.

Hanya beberapa daerah pemasaran yang pembelian bahan bakunya tergolong stabil.

4.

Perusahaan tidak mengendalikan aktivitas pemasarannya melalui analisis biaya, analisis pasar, dan audit
pemasaran.

Perusahaan melakukan salah satu audit pemasaran secara vertikal atau horizontal.

SDM yang dimiliki perusahaan tidak mengetahui analisis biaya.


Tidak ada patokan khusus atau analisis khusus yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya
mengendalikan aktivitas pemasarannya.

5.

Manajemen tidak mengetahui tentang elastisitas permintaan harga, pengaruh kurva pengalaman,
kebijakan penetapan harga pesaing.

Elastisitas permintaan harga, pengaruh kurva pengalaman, kebijakan penetapan harga pesaing adalah
informasi untuk membuat keputusan harga produk.

Manajemen tidak mengetahui tentang elastisitas permintaan harga, pengaruh kurva pengalaman,
maupun kebijakan penetapan harga pesaing.

Tidak ada informasi yang akurat yang dapat digunakan perusahaan untuk membuat keputusan harga
produk.

6.

Perusahaan tidak melakukan evaluasi secara periodik terhadap anggota salurannya.

Hasil evaluasi perusahaan yang secara periodik digunakan sebagai umpan balik dalam pengambilan
keputusan distribusi pada periode berikutnya.

Tidak ada jadwal periodik untuk menilai franchiseenya karena tidak ada Supporting Fee yang diberikan.

Perusahaan hanya melihat dari pembelian kembali produknya.

7.

Perusahaan tidak mengevaluasi secara periodik metode pengiriman produknya.

Hasil evaluasi perusahaan yang secara periodik digunakan sebagai umpan balik dalam pengambilan
keputusan pengiriman pada periode berikutnya.

Tidak ada jadwal periodik untuk menilai metode pengiriman yang digunakan.

Perusahaan hanya mengevaluasi apabila ada kendala yang dihadapi.

8.

Anggaran promosi penjualan tidak memadai.

Perusahaan menyediakan anggaran untuk promosi, sehingga sesuai dengan kebutuhan tujuan
pemasaran.

Perusahaan jarang mengikuti event-event khusus untuk mempromosikan produknya.

Tidak ada biaya tambahan untuk promosi.


9.

Perusahaan tidak memiliki tujuan periklanan dengan tegas.

Dengan adanya tujuan periklanan yang dinyatakan dengan tegas dapat mendukung pencapaian tujuan
pemasaran perusahaan.

Perusahaan lebih banyak melakukan promosi secara umum.

Belum ada panduan periklanan yang dinyatakan secara jelas.

10.

Program periklanan tidak berjalan secara efisien.

Beban periklanan dengan kegiatan pemasaran yang seharusnya dijalankan secara efisien.

Perusahaan tidak memiliki anggaran promosi yang pasti.

Tidak berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.

BAB III

REKOMENDASI

Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajememn dimasa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

Kelemahan yang terjadi pada pengendalian manajemen yang dilakukan perusahaan.

Kelemahan yang ditimbulkan akibat minimnya SDM yang dimiliki perusahaan yang memiliki pengetahuan
tentang bidang pemasaran atau berlatar belakang pendidikan tinggi.

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah
perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi :

1. Struktur organisasi perusahaan yang sederhana mempermudah manajemen untuk mangambil


kebijakan dalam fungsi pemasarannya. Namun disayangkan, kemudahan itu tidak didukung dengan
prosedur perencanaan pasar yang jelas tertulis. Manajemen hanya berpatokan pada bagaimana pasar
berkembang, melihat bagaimana sikap dari pesaingnya, dan menyesuaikan dengan selera konsumen
yang dinamis. Sebaiknya manajemen mulai membuat prosedur perencanaan pasar yang tertulis sehingga
perusahaan memiliki rencana kerja pemasaran yang jelas selama satu periode.

2. Hal lainnya yang menjadi perhatian adalah latar belakang pendidikan SDM yang bekerja di bagian
pemasaran. Memang, salah satu visi dari perusahaan adalah untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-
luasnya. Tapi sebagai bahan pertimbangan perusahaan, mungkin dengan ditambahnya tenaga kerja
profesional yang menguasai ilmu pemasaran, bisa lebih mendukung pencapaian tujuan pemasaran
perusahaan.

3. Perusahaan perlu lebih banyak mengadakan aksi-aksi sosial yang berhubungan dengan masyarakat.
Karena selain berfungsi sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, tapi bisa juga sebagai sarana promosi
brand perusahaan. Perusahaan juga lebih baik bukan hanya menyebutkan saja kegiatan sosialnya, tapi
juga menceritakannya.

4. Perusahaan perlu melakukan penilaian frachisee-nya, metode pengiriman, dan kinerja saluran
distribusinya secara periodik. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan mempunyai informasi kinerja
mengenai frachisee-nya, metode pengiriman, dan kinerja saluran distribusi. Meskipun keputusan untuk
melakukan pembelian kembali bukan berada di perusahaan, tapi dengan adanya informasi tersebut akan
mempermudah manajemen dalam membuat keputusan mengenai rekan kerjanya.

BAB IV

RUANG LINGKUP AUDIT

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah Fungsi
Pemasaran PT. ABC. Audit kami mencakup penilaian atas kebijakan produk, kebijakan penetapan harga,
kebijakan distribusi, serta kebijakan promosi dan publikasi yang diterapkan perusahaan.

Adi Fajar Suseno at 12:34

Anda mungkin juga menyukai