Laporan Praktikum Garnish Dan Napkin
Laporan Praktikum Garnish Dan Napkin
DASAR KULINARI
PENDAHULUAN
Latar belakang
Napkin folding dan garnish digunakan secara luas dalam dunia kuliner sebagai hiasan. Tepatnya,
garnish digunakan untuk menghias hidangan di atas alat hidang sedangkan napkin digunakan sebagai
penghias di atas meja. Pentingnya praktikum ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah dalam
membuat garnish dan napkin folding.
Tujuan
Membuat dan mengetahui langkah-langkah dalam membuat garnish dari buah-buahan dan
sayur-sayuran
TINJAUAN PUSTAKA
Napkin adalah serbet makanan yang harus dilipat indah sebelum dipasang di atas meja tamu.
Napkin folding adalah bentuk lipatan dari serbet yang biasanya diletakkan di atas meja sebagai hiasan
dan mempunyai bentuk penampilan yang indah dan menarik. (Subroto, 2003)
Garnish adalah bahan-bahan tambahan yang dibubuhkan pada bahan makanan pokok, yang
disajikan secara terpisah dan berfungsi sebagai hiasan menarik. Jenis-jenis hiasan bisa berupa: ukiran es,
ukiran mentega, patung lilin, dan ukiran sayuran. (Idayati, 2008)
Alat
1. Pisau
2. Talenan
3. Napkin
4. Piring Saji
Bahan
1. Apel
2. Wortel
CARA KERJA
Membuat Garnish
1. Potong Apel pada bagian atas dekat tangkai sekitar 3 cm ke bawah. sisihkan sejenak bagian
bawah.
2. Ukir bagian atas dengan menggunakan pisau hingga membentuk bunga
3. Ukir bagian dalam nya dan sisihkan bagian dalam tersebut.
4. Untuk bagian bawah apel, iris tipis satu ukuran sekitar 6 lembar
5. Ambil sisa bagian dan ukir menjadi bentuk hati.
6. Susun di atas piring
HASIL
PEMBAHASAN
Dalam praktikum pertemuan kedua dasar kulinari, kelompok 1 membuat tiga jenis garnish dan dua jenis
napkin folding. Garnish yang dibuat masing-masing diberi nama “Kura-kura”, “Sayap Cinta yang Telah
Pergi”, dan “Kipas Cinta”. Sedangkan untuk Napkin folding, teknik yang dilakukan yaitu “The Bishop Hat”
dan “The Rose”.
Dalam pembuatan garnish, bahan dasar dari ketiga garnish tersebut adalah apel, baik apel fuji maupun
apel hijau. Garnish kura-kura dan garnis sayap cinta yang telah pergi juga ditambahkan sedikit wortel
yang telah dibentuk. Kendala yang dijumpai, antara lain yaitu keterbatasan jumlah bahan. Selain itu,
sedikitnya waktu yang tersedia untuk menyiapkan garnish, membuat apel yang disiapkan tidak direndam
dalam air garam terlebih dahulu. Hal ini akan berakibat pada berubahnya warna apel menjadi coklat
karena proses oksidasi.
Untuk penyiapan napkin folding tidak dijumpai kendala selama prosesnya. Teknik napkin folding “The
Bishop Hat” memang cukup rumit untuk dilakukan dan membutuhkan jenis napkin yang kaku. Jenis
teknik napkin fold ini biasa digunakan dalam acara makan malam di restoran. Sedangkan teknik napkin
fold mawar digunakan pada event-event tertentu yang bertemakan bunga atau kasih sayang seperti
valentine’s day.
KESIMPULAN
Praktikum dasar kulinari membuat dan menyiapkan garnish kura-kura, sayap cinta yang telah pergi, dan
kipas cinta serta napkin folding teknik “The Bishop Hat” dan “The Rose”.
DAFTAR PUSTAKA
(Subroto, Djoko. 2003. Food & Beverage and Table Setting. Jakarta. Grasindo)
(Idayati, Nurwahyuni., dan Yustina, Pratiwi. 2008. Garnish Buah dan Sayur Hiasan Pengundan
Selera)