Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

D
DENGAN LAPARATOMY E.C. ILEUS OBSTRUKSI
DI RUANG OK IGD RSUD DR. MOEWARDI

Disusun Oleh :

Ashari Lahemma
J230170023

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
LAPORAN KASUS KELOLAAN
DI RUANG OK IGD
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Ashari Lahemma


NIM : J230170023
Tanggal Praktek : 13 Juni 2013, Jam. 07.00

Nama Klien/Usia : An. D ( 10 Tahun)


Diagnosa Medis : Ileus Obstruktif

Ruang Persiapan Operasi (Pre OP)


Pengkajian Fokus

Keluhan Utama saat masuk RS : Perut terasa nyeri yang tak terhankan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien masuk RS tanggal 9 Juni 2017 dengan keluhan perut membesar dan terasa
nyeri. Orang tua mengatakan 1 minggu sebelum masuk RS klien tidak bisa buang
air besar, perut makin lama makin membesar. Saat pengkajian yaitu tanggal 13
Juni 2017 klien mengatakan nyeri perut seperti diremas-remas, dirasakan jika
sering bergerak miring ke kanan atau ke kiri. Nyeri dirasakan hilang timbul
dengan skala nyeri 8. Sebelumnya klien dirawat di bangsal Melati 2 sejak 4 hari
yang lalu dan dikonsulkan ke dokter bedah dan anastesi untuk dilakukan operasi
laparatomi atas indikasi ileus obstruktif.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Klien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya, namun klien memiliki riwayat
penyakit gastritis.

13
Data Subyektif :
Klien mengatakan nyeri perut :
P : gerakan
Q : seperti diremas-remas
R : area perut
S : skala 8
T : hilang timbul

Data Obyektif :
1. Tanda Vital : TD = 110/70 mmHg, N = 122x/menit, R = 26x/menit, S =
37,3oC
2. Kesadaran : Composmentis ( GCS = E4 V5 M6 )
3. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala meshocepal, tidak ada lesi, wajah tampak
meringis
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan.
4. Mata
Inspeksi : Bentuk simetris kanan dan kiri, konjungtiva tidak pucat,
sclera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu
penglihatan.
5. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris kanan dan kiri, septum naso tidak deviasi,
tidak ada pengeluaran cairan, darah dan secret dari hidung.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, serta tidak teraba adanya
massa/benjolan.
6. Mulut
Inspeksi : Mulut tampak bersih, mukosa bibir kering
7. Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris kanan dan kiri, tidak ada
pengeluaran serumen, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

14
8. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak terjadi
distensi vena jugularis (JVP)
Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid dan
pembengkakkan kelenjar getah bening.
9. Dada
a. Pernafasan (Paru-paru)
Inspeksi : Ekspansi dada simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi
dinding dada, serta tidak tampak penggunaan alat bantu pernafasan.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Bunyi sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler di seluruh lapang paru.
b. Sirkulasi (Jantung)
Inspeksi : Ictus cordis tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V mid clavicula, kiri tidak
ada nyeri tekan
Perkusi : Batas jantung tidak melebar.
Auskultasi : Bunyi jantung I (lup) terdengar di ICS IV Linea Sternum
dan bunyi jantung II (dub) terdengar di ICS II Linea
Sternum, reguler serta tidak terdengar bunyi jantung
tambahan.
10. Abdomen
Inspeksi : tampak distensi abdomen
Auskultasi : bising usus menurun
Palpasi : nyeri tekan dan teraba keras di seluruh area perut, hepar
dan limfe sulit teraba
Perkusi : suara redup
11. Genetalia
Terpasang kateter urine
12. Ekstremitas Dekstra Sinistra
5 5
5 5

15
Keterangan
0 : Paralisis sempurna
1 : Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat
2 : Gerakan otot penuh, melawan gravitasi dengan topangan
3 : Gerakan yang normal melawan gravitas
4 : Gerakan penuh yang normal, melawan tahanan minimal
5 : Kekuatan penuh, gerakan ke segala arah
Terpasang infuse NaCl 0,9% di tangan kanan

13. Kulit
Inspeksi : kulit kering
Palpasi : turgor kulit elastis

Pemeriksaan Penunjang :
Tanggal : 12 Juni 2017
1. Hasil pemeriksaan Radiologi : foto abdomen 3 posisi dengan simpulan
ileus obstruktif letak tinggi, tak tampak perforasi;
2. Hasil pemeriksaan parasitologi tinja : simpulan ditemukan kista
entamoeba histolytica

Hasil Laboratorium :
Tanggal 12 Juni 2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 15,1 g/dl 10,8 – 15,6
Leukosit 23,6 ribu/ul 4,5 – 14,5
Trombosit 313 ribu/ul 150 – 450
Eritrosit 5,58 juta/ul 3,80 – 5,80
Gol. Darah O

Hemostatis
PT 18,6 detik 10,0 – 15,0

16
Kimia Klinik
GDS 122 mg/dl 60 – 100
Albumin 2,7 g/dl 3,8 – 5,4
Kreatinin 1,3 mg/dl 0,3 – 0,7
Ureum 78 mg/dl < 48

Natrium Darah 121 mmol/L 132 – 145


Kalium Darah 3,4 mmol/L 3,1 – 5,1
Clorida Darah 92 mmol/L 98 – 106

Verifikasi Ceklist Pre Operasi :


1. Dilakukan pengecekan identitas klien ( Gelang Pasien )
2. Telah dilakukan inform consent mengenai tindakan operasi yang akan
dilakukan dan disetujui pihak keluarga
3. Telah dilengkapi pengecekan laboratorium dan persediaan darah (PRC)
4. Klien dalam keadaan NPO ( puasa )

Persiapan Saat Di Ruang Penerimaan Klien :


1. Pengecekan dokumen oleh perawat penerima klien di ruang OK IGD
2. Klien telah menggunakan baju operasi dan penutup kepala untuk operasi
3. Klien dipindah ke ruang 2 OK IGD

17
Analisa Data (Pre Operasi)
No Data Fokus Etiologi Problem
1 DS : Agen injuri Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri perut : biologis
P : gerakan ( Proses penyakit )
Q : seperti diremas-remas
R : area perut
S : skala 8
T : hilang timbul

DO :
1 KU sedang
2 Klien tampak lemah
3 Ekspresi wajah tampak
meringis
4 Distensi abdomen
5 TD = 110/70 mmHg,
N= 122x/menit, R= 26x/menit,
S= 37,3oC

18
Planning (Pre Operasi)
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Respon non verbal dapat
berhubungan tindakan keperawatan reaksi non menjadi indikasi adanya
dengan agen selama 1 jam (pre verbal derajat nyeri yang
injuri biologis operasi), diharapkan dirasakan
klien menunjukan 2. Kaji tanda- 2. Indikator terhadap
perbaikan terhadap tanda vital keluhan nyeri yang
keluhan nyeri dengan dirasakan
kriteria hasil : 3. Kaji 3. Analisa secara seksama
 Tanda-tanda vital karakteristik karakteristik nyeri
dalam rentang nyeri (PQRST) membantu diferensial
normal diagnosis nyeri sehingga
 Ekspresi wajah tindakan tepat dapat
rileks ditentukan
4. Lakukan teknik 4. Untuk mengurangi
distraksi pada keluhan nyeri
klien
5. Kolaborasi 5. Membantu
dengan dokter menghilangkan nyeri dan
dalam meningkatkan
pemberian penyembuhan
terapi analgetik
(pre medikasi)

19
No. Tanda
Hari/tgl/jam Tindakan (Pre Operasi)
Dx Tangan
Selasa, I 1. Mengobservasi reaksi non verbal Ashari
13 Juni 2017 2. Mengkaji tanda-tanda vital
Jam. 10.00 wib 3. Mengkaji karakteristik nyeri
(PQRST)
4. Melakukan teknik distraksi
(pengalihan perhatian) pada klien

No. Tanda
Hari/tgl/jam Evaluasi (Pre Operasi)
Dx Tangan
Selasa, I S: Ashari
13 Juni 2017 Klien mengatakan masih merasa nyeri
Jam. 11.00 pada perutnya

O:
Klien tampak meringis
Distensi abdomen
TD = 110/70 mmHg, N= 122x/menit,
R= 26x/menit, S= 37,3oC

Implementasi (Pre Operasi):


1. Mengobservasi reaksi non verbal
2. Mengkaji tanda-tanda vital
3. Mengkaji karakteristik nyeri (PQRST)
4. Mengalihkan perhatian klien dengan mengajak ngobrol

Evaluasi (Pre Operasi) :


S : Klien mengatakan masih merasa nyeri perut ( P : gerakan, Q : seperti
diremas-remas, R : seluruh area perut, S : skala 8, T : hilang timbul )
O : KU sedang, klien tampak lemah, ekspresi wajah tampak meringis, TD =
110/70 mmHg,N= 122x/menit, R= 26x/menit, S= 37,3oC

20
Ruang Operasi
Laporan Intra Operasi :
A. Persiapan
1. Klien
Dilakukan sign in yang meliputi konfirmasi klien (gelang klien, lokasi
operasi, prosedur, informed consent operasi, informed consent anastesi),
lokasi operasi sudah diberi tanda, klien tidak memiliki riwayat alergi, klien
tidak memiliki resiko kesulitas bernafas atau penggunaan alat bantu, klien
beresiko mengalami perdarahan > 300 ml sehingga sudah disiapkan transfusi
bila perlu. Klien mendapatkan satu akses intravena tidak ada rencana
pemberian terapi cairan khusus.
Sebelum dilakukan insisi (time out) dilakukan konfirmasi terkait pemberian
antibiotik profilaksis sebelumnya yaitu Ciprofloxacin 500 mg/iv pada pukul
09.00 WIB. Selanjutnya dilakukan hal-hal berikut:
a. Klien diposisikan supine
b. Klien dilakukan General Anastesi
c. Dalam stadium anestesi dilakukan aseptik dan antiseptik medan operasi
menggunakan alkohol 70% kemudian povidon iodin 10%
2. Ruang :
Ruang OK IGD yang dipakai yaitu ruang OK 2
3. Alat yang disiapkan
a. 1 set box instrumen laparatomi, terdiri atas:
Duk klem 4
Scalpel mes 2
Pinset anatomi 2
Pinset sirurgis 2
Gunting jaringan 1
Gunting benang 1
Hag kulit 4
Langen back 2
Skalpel 1
Bengkok 2
b. Duk steril/drapper untuk menutup tubuh klien saat dilakukan operasi
c. Jas operasi
d. Handle couter

21
e. Handle suction
f. Desinfektan
Alat tidak steril :
1) Tempat sampah
2) Lampu operasi
3) Monitor hemodinamik
4) Meja operasi
5) Perlak
6) Meja anestesi
7) Mesin couter
8) Mesin suction
9) Tempat sampah benda tajam
10) Tempat linen
Bahan medis habis pakai :
 urine bag jumlah: 1
 Topi operasi jumlah: 4
 Masker jumlah: 4
 Sarung tangan steril jumlah: 5 pasang
 Alkohol jumlah: 1 botol
 povidone iodine jumlah: 12 botol
 NaCl 0,9% 500 ml jumlah: 4
 Benang
 Silkam 2/0 jumlah: 1
 safil 2/0 jumlah: 1
 silkam 3/0 jumlah: 2
 Plain Gut 3-0 jumlah: 1
 Catgut chromic jumlah: 1
 Kasa steril jumlah: 5 pack
 hipafix jumlah: 2 kotak
 sufratul jumlah: 2 buah
4. Perawat :
a. Menyiapkan alat-alat
b. Memindahkan klien dari brancard ke meja operasi.
c. Memastikan monitor terpasang pada klien
d. Memposisikan klien dalam keadaan supine.

22
e. Perawat instrumen (mahasiswa) dan operator mencuci tangan/scrubbing,
gowning, gloving
f. Memasang kabel couter dan suction.
B. Prosedur Operasi
1. Klien diposisikan supine dalam stadium anastesi
2. Dilakukan prosedur aseptik antiseptik dan mempersempit medan operasi
dengan duk steril
3. Dilakukan irisan sesuai desain
4. Dilakukan penilaian dan monitoring bagian ileus yang obstruksi
5. Dilakukan pemotongan ileus yang mengalami nekrosis
6. Klem pembuluh arteri/vena
7. Kontrol perdarahan
8. Jahit lapis demi lapis
9. Pasang balutan luka
C. Laporan Operasi
1 Operasi dilakukan pada pukul : 11.20-14.20 WIB
2 Nama Operasi : Laparatomi Eksplorasi
3 Diagnosa Pra bedah : Ileus Obstruktif
4 Diagnosa Pasca bedah : Post Op Laparatomi
5 Jumlah perdarahan : ± 150 cc
6 Terpasang infus D5 + ½ NS : ± 1500 ml (intra operasi)
7 Produksi urine : ± 100 cc
8 Injeksi : Pukul 10.54 : Fortanest 5 mg/IV
Pukul 10.57 : Propofol 1 % 200 mg/IV
Pukul 10.59 : Reconium Bromide 50 mg/IV
9 Monitoring Tanda Vital
Pukul 11.20 : TD= 138/73 mmHg, N=185x/mnt, SPO2 = 98%
Pukul 11.50 : TD= 118/49 mmHg, N=178x/mnt, SPO2 = 100%
Pukul 12.30 : TD= 91/44 mmHg, N=174x/mnt, SPO2 = 100%
Pukul 13.15 : TD= 96/46 mmHg, N=161x/mnt, SPO2 = 100%
Pukul 13.50 : TD= 96/45 mmHg, N=154x/mnt, SPO2 = 100%
Pukul 14.20 : TD= 105/65 mmHg, N=132x/mnt, SPO2 = 100%

23
Analisa Data (Intra Operasi)
No Data Fokus Etiologi Problem
1 DS : - Efek Samping Resiko
DO : Prosedur Ketidakseimbangan
1. Klien dalam kondisi tidak Pembedahan volume cairan
sadar Tubuh
2. Jumlah perdarahan ± 150 cc
3. Produksi urine ± 100 cc
4. Terpasang infus D5 + ½ NS
(± 1500 ml)
5. TD= 96/45 mmHg,
N=154x/mnt, S= 36,3oC
6. Kulit kering
7. Mukosa bibir kering
8. Kulit tampak pucat

24
Planning (Intra Operasi)
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Resiko Setelah dilakukan 1. Monitoring 1. Indikator terhadap
ketidakseimbangan tindakan tanda-tanda status cairan
volume cairan keperawatan selama vital
tubuh 2 jam (intra 2. Monitoring 2. Gejala klinis seperti
berhubungan operasi), diharapkan tanda klinis mukosa bibir, kondisi
dengan efek klien status dehidrasi kulit, kelembaban
samping prosedur keseimbangan kulit, menunjukan
pembedahan cairan tubuh tetap status keseimbangan
stabil dengan cairan tubuh
kriteria hasil : 3. Monitoring 3. Perdarahan yang
 Tidak terjadi adanya menetap dan
perdarahan perdarahan berlebihan merupakan
banyak yang menetap indikator volume
 Tanda-tanda vital selama operasi cairan tubuh
dalam rentang
normal 4. Pertahankan 4. Pemasukan cairan
 Kondisi kulit status parenteral sesuai
lembab pemasukan indikasi/program dapat
 Mukosa bibir cairan mengontrol masalah
lembab parenteral pada status cairan
sesuai program
5. Mencegah terjadinya
5. Kolaborasi
syok akibat perdarahan
pemberian
yang berlebihan
transfusi PRC
sesuai program

25
No. Tanda
Hari/tgl/jam Tindakan (Intra Operasi)
Dx Tangan
Selasa, I 1. Memonitoring tanda-tanda vital Ashari
13 Juni 2017 2. Memonitoring tanda klinis dehidrasi
Jam. 13.20 wib 3. Memonitoring adanya perdarahan
yang menetap selama operasi
4. Mempertahankan status pemasukan
cairan parenteral sesuai program

No. Tanda
Hari/tgl/jam Evaluasi (Intra Operasi)
Dx Tangan
Selasa, I DS : - Ashari
13 Juni 2017 DO :
Jam. 13.20 1. Klien dalam kondisi tidak sadar
2. Jumlah perdarahan ± 150 cc
3. Produksi urine ± 100 cc
4. Terpasang infus D5 + ½ NS (± 1500
ml)
5. TD= 96/45 mmHg, N=154x/mnt, S=
36,3oC
6. Kulit kering
7. Mukosa bibir kering
8. Kulit tampak pucat

26
Ruang Pemulihan (Post Op)
Saat dipindahkan ke Ruang Recovery Room ( RR ) klien masih dalam keadaan
pengaruh obat anastesi
1. Pengkajian Fokus
Jam 15.20
Data subyektif :
- Klien mengatakan merasa nyeri pada perut ( P : luka insisi post
pembedahan, Q : seperti diris-iris, R : perut daerah insisi, S : skala 8,
T : terus menerus )
- Klien mengatakan merasa mual
Data Obyektif :
- Klien tampak lemah, klien tampak mual, ekspresi wajah tampak meringis,
klien tampak pucat, mukosa bibir kering, TD =105/65 mmHg, N=
132x/menit, R= 26x/menit, S= 37,1oC, terpasang IVFD D5 + ½ NS 30
tpm, SPO2 99%, terpasang oksigen nasal kanul 3 lpm
- Terdapat luka insisi post pembedahan di daerah perut sepanjang ± 6 cm
- Terpasang balutan pada luka post pembedahan
- Peristaltik usus melemah (2x/menit)

2. Penilaian Skor Post Anastesi ( Steward Score )


a. Pergerakan : Gerak bertujuan =2
b. Pernapasan : Napas spontan, batuk =2
c. Kesadaran : Sadar penuh, bereaksi terhadap rangsangan = 2
Total skor =6

27
Analisa Data (Post Operasi)
No Data Fokus Etiologi Problem
1 DS : Luka post Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri perut pembedahan
dirasakan :
P : luka insisi post pembedahan
Q : seperti diiris-iris
R : perut daerah insisi
S : skala 8
T : terus menerus

DO :
1. Klien tampak lemah
2. Ekspresi wajah tampak
meringis
3. Klien tampak pucat
4. TD =105/65 mmHg, N=
132x/menit, R= 26x/menit, S=
37,1oC
5. SPO2 99%

2 DS : Klien mengatakan merasa Efek Anastesi Nausea


mual
DO :
1. Klien tampak mual
2. Klien tampak pucat
3. Mukosa bibir kering
4. Peristaltik usus melemah
(2x/menit)

28
3 DS : - Luka insisi post Kerusakan
DO : pembedahan Integritas
1. Terdapat luka insisi post Jaringan
pembedahan di daerah perut
sepanjang ± 6 cm
2. Terpasang balutan pada luka
post pembedahan

29
Planning (Post Operasi)
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Observasi reaksi 1. Respon non verbal
berhubungan tindakan keperawatan non verbal dapat menjadi
dengan luka selama 1 jam (pre indikasi adanya
post operasi), diharapkan derajat nyeri yang
pembedahan klien menunjukan dirasakan
perbaikan terhadap 2. Kaji tanda-tanda 2. Indikator terhadap
keluhan nyeri dengan vital keluhan nyeri yang
kriteria hasil : dirasakan
 Tanda-tanda vital 3. Kaji karakteristik 3. Analisa secara
dalam rentang nyeri (PQRST) seksama
normal karakteristik nyeri
 Ekspresi wajah membantu
rileks diferensial diagnosis
nyeri sehingga
tindakan tepat dapat
ditentukan
4. Lakukan teknik 4. Untuk mengurangi
distraksi pada keluhan nyeri
klien
5. Kolaborasi 5. Membantu
dengan dokter menghilangkan nyeri
dalam pemberian dan meningkatkan
terapi analgetik penyembuhan
(pre medikasi)
2 Nausea Setelah dilakukan 1. Kaji penyebab, 1. Untuk
berhubungan tindakan keperawatan durasi dan mengidentifikasi
dengan efek selama 1 jam, frekuensi mual keefektifan
anastesi diharapkan keluhan yang dirasakan intervensi yang
mual terkontrol klien diberikan

30
dengan kriteria hasil : 2. Kaji tanda-tanda 2. Indikator terhadap
1. Klien melaporkan vital keluhan mual yang
keluhan mual dirasakan
berkurang 3. Hindari faktor 3. Membantu
2. Klien melaporkan pencetus mual meminimalkan mual
tidak muntah dan mencegah
3. Klien merasa terjadinya muntah
nyaman setelah 4. Kondisikan 4. Meminimalkan efek
mual berkurang lingkungan yang mual
4. Klien merasa rileks nyaman
dan tenang 5. Kolaborasi 5. Menurangi mual
pemberian terapi dengan aksi
antiemetik sesuai sentralnya pada
indikasi hipotalamus
3 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Observasi kondisi 1. Menilai keadaan
integritas tindakan keperawatan luka (basah, luka insisi sehingga
jaringan selama 1 jam, rembesan, resiko perdarahan
berhubungan diharapkan adanya lepasnya balutan) dapat dicegah
dengan luka proses penyembuhan 2. Berikan pakaian 2. Untuk mengurangi
insisi post luka dengan kriteria yang longgar tekanan pada area
pembedahan hasil : pada klien luka
1. Perfusi jaringan 3. Anjurkan klien 3. Membantu
normal untuk mengikuti keefektifan
2. Klien bisa program terapi pemberian terapi
kooperatif terhadap selama fase selama fase
tindakan/prosedur perawatan perawatan
perawatan dan 4. Pertahankan 4. Membantu
pengobatan yang kondisi luka tetap mempercepat proses
diberikan kering dan bersih penyembuhan luka
5. Kolaborasi 5. Membantu proses
pemberian terapi penyembuhan luka
sesuai program

31
No. Tanda
Hari/tgl/jam Tindakan (Post Operasi)
Dx Tangan
Selasa, I 1. Mengobservasi reaksi non verbal Ashari
13 Juni 2017 2. Mengkaji tanda-tanda vital
Jam. 15.00 wib 3. Mengkaji karakteristik nyeri
(PQRST)
4. Melakukan teknik distraksi pada
klien
Selasa, II 1. Mengkaji penyebab mual yang Ashari
13 Juni 2017 dialami klien
Jam. 15.05 wib 2. Mengkaji TTV
3. Menjauhkan klien dari bau-bauan
yang merangsang mual
4. Menyediakan lingkungan yang
bersih dan nyaman
Selasa, III 1. Mengobservasi kondisi luka Ashari
13 Juni 2017 2. Memberikan pakaian longgar pada
Jam. 15.10 wib klien
3. Menganjurkan klien untuk makan
diit RS yang disediakan, minum
obat sesuai anjuran selama masa
perawatan di bangsal

No. Tanda
Hari/tgl/jam Evaluasi (Post Operasi)
Dx Tangan
I S: Ashari
Klien mengatakan merasa nyeri pada
Selasa, luka operasi P : luka insisi post
13 Juni 2017 pembedahan, Q : seperti diiris-iris
Jam. 15.20 wib R : perut daerah insisi, S : skala 8
T : terus menerus

32
O:
1. Klien tampak meringis
2. TD = 100/60 mmHg,
N= 112x/menit, R= 26x/menit,
S= 36,1oC
II S : Klien mengatakan merasa mual Ashari
O:
1. Klien tampak mual
2. Klien tampak pucat
3. Mukosa bibir kering
III S:- Ashari
O:
1. Terdapat luka insisi post
pembedahan di daerah perut
sepanjang ± 6 cm
2. Terpasang balutan pada luka post
pembedahan

33

Anda mungkin juga menyukai