Laporan Kasus Osteoarthritis Di RS Dody Sarjoto
Laporan Kasus Osteoarthritis Di RS Dody Sarjoto
RS DODY SARJOTO
Disusun Oleh :
Yunita Rahmadhani Syurya
PO713241151049
D.III Fisioterapi
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus praktek klinik ini dengan
Praktek klinik ini merupakan salah satu mata kuliah yakni KDPK II yang merupakan
salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di Kampus Jurusan Fisioterapi. Adapun sub
bagian dari laporan ini adalah beberapa pengetahuan umum terkhusus mengenai
Dengan terselesaikannya laporan praktek klinik ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
2. Pembimbing Akademik
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif pada kartilago sendi yang banyak
ditemukan. OA lutut lebih sering menyebabkan disabilitas dibandingkan OA pada sendi lain.
Penderita OA mengeluh nyeri pada waktu melakukan aktivitas atau jika ada pembebanan
pada sendi yang terkena. Pada derajat yang lebih berat nyeri dapat dirasakan terus menerus
diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai24 juta jiwa di kawasan Asia
penyebabnya, akan tetapi ditandai dengankehilangan tulang rawan sendi secara bertingkat
(Murray, 1996). Penyakit inimenyebabkan nyeri dan disabilitas pada penderita sehingga
menggangguaktivitas sehari-hari.
Prevalensi osteoarthritis total di Indonesia 34,3 juta orang pada tahun2002 dan mencapai
36,5 juta orang pada tahun 2007. Diperkirakan 40% daripopulasi usia diatas 70 tahun
berbagai derajat dariringan sampai berat yang berakibat mengurangi kualitas hidupnya
rawan sendi). Gejala osteoarthritis genue bersifat progresif, dimana keluhan terjadi perlahan-
lahan dan lama-kelamaan akan memburuk (Helmi, 2012). Osteoarthritis terjadi karena proses
perbaikan sendi tidak mampu mengimbangi kerusakan yang terjadi. Osteoarthritis dapat
menyerang pria maupun wanita. Di bawah usia 45 tahun OA lebih banyak menyerang pria,
dan di atas 55 lebih banyak wanita yang terserang (Sasongko, 2011). Dari aspek fisioterapi,
contohnya bangkit dari duduk ,jongkok, berlutut, berdiri lama. Akibat dari menurunnya
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan selama menjalani praktek klinik di RS Dody
Sarjoto selama kurang lebih empat minggu terakhir ini, penulis menemukan banyak penderita
atas.
B. Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi
Knee joint adalah salah satu sendi kompleks dalam tubuh manusia. Femur, tibia, fibula,
dan patella disatukan menjadi satu kelompok yang kompleks oleh ligament. (Ballinger,
2007)Sendi merupakan pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka.Terdapat
tiga jenis utama berdasarkan kemungkinan gerakannya yaitu sendi fibrus, sendi tulang rawan
Sendi fibrous atau sinartroses adalah sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat,
maka tidak mungkin ada gerakan antara tulang – tulangnya, misalnya: sutura antara tulang
pipih tengkorak. Sendi tulang rawan atau amfiartroses adalah sendi dengan gerakan sedikit
dan permukaan persendiannya dipisahkan oleh bahan dan mungkin sedikit gerakannya.
Misalnya, Simphisis pubis, dimana sebuah bantalan tulang rawan mempersatukan kedua
tulang pubis. Sendi synovial atau diartroses adalah persendian yang bergerak bebas dan
Gambar IIA.2 Anatomi Knee Joint Kanan dari sisi Lateral view dan Medial view
Sendi lutut dibentuk oleh epiphysis distalis tulang femur, epiphysis proksimalis, tulang
tibia dan tulang patella, serta mempunyai beberapa sendi yang terbentuk dari tulang yang
berhubungan, yaitu antar tulang femur dan patella disebut articulatio patella femoral, antara
tulang tibia dengan tulang femur disebut articulatio tibio femoral dan antara tulang tibia
dengan tulang fibula proximal disebut articulatio tibio fibular proxsimal (De Wolf, 1996).
Sendi lutut merupakan suatu sendi yang disusun oleh beberapa tulang , ligament beserta
otot, sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yang disebut dengan sendi lutut atau knee
a. Tulang Femur
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang kerangka pada
bagian pangkal yang berhubungan dengan acetabulum membentuk kepala sendi yang
disebut caput femoris. Di sebelah atas dan bawah dari columna femoris terdapat taju
yang disebut trochantor mayor dan trochantor minor, di bagian ujung membentuk
persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut condylus medialis dan
condylus lateralis, di antara kedua condylus ini terdapat lekukan tempat letaknya
tulang tempurung lutut (patella) yang disebut dengan fosa condylus (Syaifuddin,
1997).
b. Tulang Tibia
Tulang tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal melekat pada os fibula,
pada bagian ujung membentuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan terdapat
c. Tulang Fibula
Merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang membentuk
persendian lutut dengan os femur pada bagian ujungnya. Terdapat tonjolan yang
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang femur. Jarak
patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah tetap dan yang berubah hanya jarak
patella dengan femur. Fungsi patella di samping sebagai perekatan otot-otot atau
tendon adalah sebagai pengungkit sendi lutut. Pada posisi flexi lutut 90 derajat,
kedudukan patella di antara kedua condylus femur dan saat extensi maka patella
Stabilitas sendi lutut yang lain adalah ligamentum. Ada beberapa ligamentum yang
capitulum fibulla, yang berfungsi menahan gerakan varus atau samping luar.
menahan gerakan valgus atau samping dalam dan eksorotasi, dan secara
popliteum.
medialis dan lateralis. Semua ligament tersebut berfungsi sebagai fiksator dan
stabilisator sendi lutut. Tranversum genu di samping ligament ada juga bursa pada
sendi lutut. Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan
terjadinya gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi oleh membran
synovial. Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara lain : (a) bursa
popliteus, (b) bursa supra patellaris, (c) bursa infra patellaris, (d) bursa subcutan
B. Patofisiologi
rawan sendi) gagal dalam memeliharakeseimbangan antara degradasi dan sintesis matriks
biomekanik dari tulang rawan, yang menjadikantulang rawan sendi kehilangan sifat
nyeri dan perasaan tidak nyaman. Sinoviosityang mengalami peradangan akan menghasilkan
rongga sendi dan merusak matriks rawan sendi serta mengaktifkan kondrosit. Pada akhirnya
tulangsubkondral juga akan ikut berperan, dimana osteoblas akan terangsang dan
a. Fase 1
Terjadi penguraian proteolitik pada matrik kartilago. Metabolismekondrosit menjadi
kartilago.
b. Fase 2
Pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago,disertai adanya
c. Fase 3
sinovia. Produksi makrofag sinovia sepertiinterleukin 1 (IL 1), tumor necrosis factor-
arsitektur sendi dan stres inflamasi memberikan pengaruh pada permukaan artikular
akibat proses ”wear and tear” pada sendisebagai hasil dari proses penuaan. Tetapi,
teoari ini. Osteoartritis adalah sebuah proses penyakit aktif pada sendi yang dapat
mengalami perubahan oleh manipulasi mekanik dan biokimia. Terdapat efek penuaan
Wilson, 2013).Untuk melindungi tulang dari gesekan, di dalam tubuh ada tulangrawan.
Namun karena berbagai faktor risiko yang ada, maka terjadi erosi pada tulang rawan dan
Tulang rawan sendiri berfungsi untuk menjamin gerakan yanghampir tanpa gesekan
di dalam sendi berkat adanya cairansinovium dan sebagai penerima beban, serta meredam
C. Etiologi
antara lain sebagai berikut berikut : umur, jeniskelamin, kegemukan, cidera sendi.
OA terutama disebabkan oleh rusaknya tulang rawan yang melindungi persendian. Saat
tulang rawan rusak, sendi tidak lagi meluncur dengan lancar pada saat bergerak sehingga
menyebabkan rasa nyeri, peradangan, serta pergerakan yang terbatas. Meskipun telah banyak
perkembangan di dunia kedokteran, penyebab dari kerusakan ini masih belum diketahui.
Beberapa faktor diduga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi ini
seperti usia, obesitas, sendi yang terlalu sering digunakan, genetik, riwayat cedera, dan otot
yang lemah. Individu dengan pekerjaan yang mengharuskan penggunaan sendi tertentu secara
D. Klasifikasi
Grade 3: Sedang, osteofit sedang, terdapat ruang antar sendiyang cukup besar.
Grade 4: Berat atau parah, osteofit besar, terdapat ruang antarsendi yang lebar dengan
BAB III
STATUS KLINIS
A. ANAMNESIS
1. Anamnesis Umum
Nama : Ny. S
Usia : 58 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
2. Anamnesis Khusus
RPP : Sebelumnya pasien merasakan rasa nyeri dan kebal pada kaki,
3. Anamnesis Sistem
darah.
dengan jarak yang jauh, dan berdiri saat sedang dalam posisi duduk.
B. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Pernapasan : 18 kali/menit
Inspeksi
Statis : Pada pasien ini terlihat secara statis keaadaan umum pasien baik,
tidaknampak deformitas.
Dinamis : Pasien sulit berjalan dan terlihat pincang karena kehilangan fase heel
strike.
Palpasi
Tujuan :
Teknik :
Pemeriksaan dilakukan dengan cara meraba atau menekan pada daerah sekitar
Hasil :
Quick Test
Gerak Aktif
Tujuan :
Untuk memperoleh informasi LGS secara global dan ada atau tidaknya nyeri
Teknik :
Pasien dalam keadaan tidur terlentang atau supine lying. Kemudian pasien
eksorotasi.
Hasil :
Endorotasi-Eksorotasi namun tidak full ROM tanpa adanya rasa nyeri yang
timbul, namun adanya krepitasi saat melakukan gerakan fleksi dan ekstensi
kedua lutut.
Gerak Pasif
Tujuan :
Untuk memperoleh informasi mengenai LGS dari pasien, ada atau tidaknya
Teknik :
menggerakkan tungkai pasien secara pasif atau dengan memberikan bantuan full
Hasil :
eksorotasi, endfeel lunak. Namun adanya krepitasi saat akhir gerakan fleksi.
Tujuan :
Untuk mengetahui kemampuan atau nilai otot dari pasien.
Teknik :
Pasien dalam keadaan tidur terlentang atau supine lying. Kemudian pasien
memberikan tahanan kepada pasien sehingga tidak terjadi perubahan ROM pada
Hasil :
Pasien dapat melawan tahanan yang diberikan oleh terapis pada gerakan fleksi
Jongkok ke berdiri
Berjalan lama
Naik Tangga
3. Pemeriksaan Spesifik
Ballotement Test
Tujuan :
Teknik :
dengan jari tangan lainnya patella ditekan ke bawah. Dalam keadaan normal
patella itu tidak dapat ditekan ke bawah: dia sudah terletak di atas kedua condyli
dari femur. Bila ada (banyak) cairan di dalam lutut, maka patella sepertinya
Hasil :
Tujuan :
Teknik :
Posisi pasien berbaring terlentang di atas bed, satu lutut pasien ditekuk dan
lutut yang lain tetap lurus. Posisi pemeriksa duduk dipinggir bed,sambil
menekan kaki pasien, dimana yang lututnya tadi ditekuk, kedua lengan
Hasil:
Teknik :
Posisi pasien berbaring terlentang di atas bed, satu lutut pasien ditekuk dan
lutut yang lain tetap lurus. Posisi pemeriksa duduk di tepi bed sambil
Hasil :
Mc Murry Test
Tujuan :
Teknik :
penderita dan tangan lainnya memegang lutut. Tungkai kemudian ditekuk pada
sendi lutut. Tungkai bawah eksorotasi dan endorotasi kemudian secara perlahan-
lahan diekstensikan. Kalau terdengar bunyi “klek” atau teraba sewaktu lutut
diluruskan, maka meniskus medial atau bagian lateral yang mungkin terobek
Hasil :
MMT
Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
C. PROBLEMATIK FISIOTERAPI
Impairment
Fungtional Limitations
Disability
D. DIAGNOSA FISIOTERAPI
“Adanya gangguan fungsional ekstremitas inferior akibat Osteoarthritis Knee”
Tujuan
1. Jangka Pendek
2. Jangka Panjang
Tindakan Fisioterapi
1. Teknologi Fisioterapi
a. Teknologi Alternatif :
-MWD
-US
b. Teknologi Terpilih :
-IRR
-TENS
-Exercise Therapy
2. Edukasi
misalnya : naik turun tangga dan berjalan dengan jarak yang jauh.
lutut.
F. PROGNOSIS
G. INTERVENSI FISIOTERAPI
Tujuan :
Dengan adanya vasodilatasi pembuluh darah maka sirkulasi darah menjadi lancar,
sehingga pemberian nutrisi dan oksigen kepada jaringan akan meningkat, dengan
demikian kadar sel darah putih dan antibodi didalam jaringan tersebut juga
terhadap agen penyebab proses radang juga semakin baik dan nyeri menjadi
berkurang.
Persiapan Alat :
terlebih dahulu.
Persiapan Pasien :
dibuat tegak lurus dengan sinar infra red. Bagian tersebut dibersihkan dari
keringat dan diinformasikan kepada pasien bahwa panas yang dirasakan adalah
rasa hangat. Jadi apabila pasien merasakan panas harap memberitahukan kepada
terapis.
Pelaksanaan Terapi
Lampu diletakkan tegak lurus dengan jarak 45-60 cm dengan waktu 15 menit.
Tujuan :
Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien.
Persiapan Alat :
Pasang elektrode sesuai channel 1 dan channel 2 pada kedua lutut pasien masing-
masing pada sisi medial dan lateral knee, dengan durasi waktu 10 menit.
Persiapan Pasien :
Sebelum dilakukan terapi, pasien diberitahu tujuan dari terapi dan harus
dijelaskan bahwa yang dirasakan berupa rangsangan geatran. Posisi pasien tidur
Pelaksanaan Terapi :
Penempatan elektroda pada bagian lateral dan medial kedua lutut. Kemudian
3) Exercise Therapy
Tujuan :
Tujuan yang dicapai dari latihan ini adalah untuk relaksasi otot yang mengalami
Persiapan Pasien :
Pelaksanaan Terapi
Persiapan Pasien :
Pelaksanaan Terapi :
o Vital Sign
Pernapasan : 18 kali/menit
berat
Fleksor 4
Ekstensor 4
Jongkok ke berdiri
Berjalan lama
4. Nyeri 3 / sangat nyeri
Naik Tangga
o Vital Sign
Pernapasan : 24 kali/menit
berat
Fleksor 4
Ekstensor 4
Jongkok ke berdiri
Berjalan lama
1. Nyeri 3/ sangat nyeri
Naik Tangga
o Vital Sign
Pernapasan : 26 kali/menit
terlalu berat
Fleksor 5
Ekstensor 5
Jongkok ke berdiri
Berjalan lama
4. Nyeri 3/ sangat nyeri
Naik Tangga