Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN FIELD TRIP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(PKN)
DI GEDUNG DPR RI JAKARTA

KELAS : IV (EMPAT)

DI SUSUN OLEH :

1. Taufik Nur Hidayat


2. Farsha
3. Sindi Yulianti

SD ISLAM AL BARKAH

JL. KARANG TENGAH RAYA NO. 10 LEBAK BULUS JAKARTA


SELATAN

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan dan Manfaat Kunjungan

Tujuan dan Manfaat kunjungi ke DPR ini adalah :

1. Belajar Sejarah tentang DPR


2. Memahami tentang tugas dan kewajiban anggota DPR
3. Mengetahui Keindahan gedung parlemen

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Lokasi Kunjungan

Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang beralamat di Jalan
Jenderal Gatot Subroto Jakarta, 10270 Nomer telpon: 021 - 571 5876.

Kompleks Parlemen termasuk dalam wilayah Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang,
Jakarta Pusat. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Gelora, sebelah selatan dengan Kompleks
Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kompleks Televisi Republik Indonesia (TVRI), dan
Komplek Taman Ria Senayan, di sebelah timur berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto, dan
Kompleks Kementerian Kehutanan (Gedung Manggala Wanabakti) di sebelah utaranya.

2.2 Sejarah/Profil gedung DPR

Kompleks Parlemen didirikan pada 8 Maret 1965. Saat itu, Presiden Soekarno mencetuskan
untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of the New Emerging Forces) yang merupakan
wadah dari semua New Emerging Forces. Anggota-anggotanya direncanakan terdiri dari negara-
negara Asia, Afrika, Amerika Latin, negara-negara Sosialis, negara-negara Komunis, dan semua
Progresive Forces dalam kapitalis.

Conefo dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).


Melalui Keppres No. 48/1965, Soekarno menugaskan kepada Soeprajogi sebagai Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT). Menteri PUT kemudian menerbitkan Peraturan Menteri
PUT No. 6/PRT/1965 tentang Komando Pembangunan Proyek Conefo.

Gedung Kura-kura alias Gedung Parlemen RI yang berada di Kompleks Parlemen berdiri di atas
lahan wakaf bekas lembaga pendidikan Islam yakni Madrasah Islamiyah yang merupakan cikal
bakal lahirnya Pondok Pesantren Darunnajah.

2.3 Sejarah Museum DPR

Prakarsa

Sejak masa KNIP (tahun 1945) sampai dengan DPR RI periode 2004 - 2009, DPR RI telah
mengalami 16 periode.Tiap periode memiliki latar belakang,sejarah politik, jumlah
anggota,jumlah Fraksi dan kinerja yang berbeda.

Kilas balik perjalanan DPR RI mulai tahun 1945 (saat pelantikan pertamakali Anggota KNIP)
inilah yang akan diusahakan dapat divisualisasi dalam "MUSEUM DPR-RI".Prakarsa pembuatan
Museum DPR RI dimulai pada periode DPR 1987 - 1992 dengan Pimpinan DPR-RI saat
itu:M.Kharis Suhud sebagai Ketua, R.Soekardi Sebagai Wakil Ketua, Saiful Sulun sebagai Wakil
Ketua,Dr.HJ.Naro,S H sebagai Wakil Ketua.

Realisasi pembuatan Museum DPR RI yaitu dengan membentuk Yayasan dengan nama
"Yayasan Museum DPR-RI dengan ketuanya Bapak Jailani (Jhony) Naro,S H.

Langkah awal yang dilakukan oleh Yayasan Museum adalah membuat perencanaan
pembangunan Gedung Museum DPR RI dan membentuk Tim Museum DPR RI yang bertugas
mengadakan studi banding ke Parlemen Luar Negeri dan mengumpulkan koleksi-koleksi baik
berupa naskah,barang dan foto yang berkaitan dengan parlemen jaman penjajahan sampai
dengan proses pembentukan KNIP serta kegiatan-kegiatan DPR-RI mulai tahun 1945.

Koleksi yang terkumpul berupa barang,naskah dan foto kemudian ditempatkan di ruang
serbaguna lt.2 gedung Nusantara IV (posisi sekarang di lt.2 gedung Nusantara) dan ditandai
dengan penandatanganan Prasasti Peresmian Museum DPR RI oleh Ketua DPR-RI, Bapak
M.Charis Suhud.
Pengembangan

Pengembangan Museum DPR RI dilakukan pada periode DPR hasil Pemilu 1997 dengan Ketua
DPR-RI yang saat itu dipegang oleh: Bapak H.Harmoko Atas prakarsa nya, maka museum DPR
RI dikembangkan dengan menambah koleksi baik barang,naskah maupun foto serta diupayakan
menempati ruang dan gedung yang representatif untuk Museum DPR RI. Realisasi
Pengembangan Museum DPR RI, yaitu membentuk Tim Pengembangan Museum DPR RI
dengan ketuanya Bapak Drs. Edo Wasdi, M.Si.

Mengingat waktu yang tersedia sekitar 3 ( tiga ) bulan yaitu mulai bulan Juli sampai dengan
September 1999, maka Tim Pengembangan Museum DPR RI mengadakan rapat-rapat secara
maraton baik di Gedung DPR RI maupun di luar Gedung DPR RI yang melibatkan instansi Arsip
Nasional, Direktorat Jenderal Permuseuman, Departemen Pendidikan Nasional dan Perpustakaan
Nasional. Tim Pengembangan Museum DPR RI selanjutnya menyusun agenda kerja secara ketat
yang meliputi, Perencanaan, pengorganiosasian, ( pembagian tugas ) serta evaluasi. Karena tiap
tahap agenda kerja dijadikan dasar untuk pelaksanaan kerja tahap berikutnya, maka Rapat Tim
Pengembangan Museum DPR RI pada bulan Juli dan Agustus 1999 diadakan seminggu sekali,
dengan tujuan untuk mengevaluasi tiap bidang kerja yang telah dilaksanakan.

2.4 Ruang Paripurna DPR

Rapat Paripurna DPR RI adalah rapat Anggota yang dipimpin oleh pimpinan DPR dan
merupakan forum tertinggi dalam melaksanakan wewenang dan tugas DPR RI. Penjadwalan dan
acara Rapat Paripurna ditetapkan dan diputuskan dalam Rapat Badan Musyawarah (BAMUS)
atau Rapat Konsultasi pengganti Rapat BAMUS antara Pimpinan DPR dan Pimpinan Fraksi,
atau Rapat Paripurna itu sendiri. Dalam pelaksanaan Rapat Paripurna dipimpin oleh pimpinan
DPR dan dihadiri oleh paling sedikit 3 (tiga) orang pimpinan DPR. Setiap Rapat Paripurna DPR
RI diawali dengan sesi penyampaian aspirasi daerah pemilihan dari setiap Anggota.Dalam setiap
pembukaan Rapat Paripurna DPR RI, lagu kebangsaan Indonesia Raya wajib diperdengarkan
dan/atau dinyanyikan. Selama penyelenggaraan Rapat Paripurna DPR RI, dilarang mengadakan
rapat atau kegiatan lain.
Rapat Paripurna Luar Biasa dilaksanakan dalam masa reses apabila diusulkan oleh :

 Presiden;
 Pimpinan alat kelengkapan DPR;
 Pimpinan Fraksi; atau
 Anggota dengan jumlah paling sedikit 28 (dua puluh delapan) orang yang mencerminkan
lebih dari 1 (satu) Fraksi.

Rapat Paripurna Luar Biasa dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan BAMUS atau
Rapat Konsultasi.

2.5 Kegiatan/Rangkaian Kunjungan

BAB 3

3.1 Kesimpulan
 DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga
Negara.
 DPR RI mempunyai kedudukan yang sama dengan lembaga Negara lainnya
 Kedudukan DPR RI kuat,karena dapat mengawasi Presiden
3.2 Saran
 Kita harus mengikuti tentang keadaan DPR dan Negara
 Kegiatan berkunjung ke DPR harus sering dilakukan
 Anggota DPR bergantian ke sekolah-sekolah melihat kita
BAB 4

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai