Anda di halaman 1dari 20

DIAGNOSA, RENCANA KEPERAWATAN DAN JURNAL PENELITIAN

ALTERNATIF TERAPI UNTUK MENGATASI NYERI PADA PASIEN


SECTIO CAESAREA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Sistem Reproduksi 2
oleh Ibu Novi Novianti S.Kep.,Ners.M.Kep

Disusun oleh :

1. Dian Mulyani

2. Meiyanti Nurhasanah

3. Urfa Nabila

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SEBELAS APRIL SUMEDANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur seraya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
atas karunia,rahmat dan nikmat-Nyalah, penyusunan makalah yang berjudul
“DIAGNOSA, RENCANA KEPERAWATAN DAN JURNAL PENELITIAN
ALTERNATIF TERAPI UNTUK MENGATASI NYERI PADA PASIEN
SECTIO CAESAREA” telah terselesaikan dengan lancar dan tepat pada
waktunya. Makalah ini memaparkan tentang diagnosa yang muncul dan mungkin
muncul pada pasien dengan kasus sectio caesarea, rencana asuhan keperawatan
yang diberikan, serta alternatif terapi/tindakan keperawatan yang dapat digunakan
untuk mengatasi rasa nyeri pada klien dengan sectio caesarea.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih


kepada Ibu Novi Novianti S.Kep.,Ners.M.Kep selaku dosen Mata Kuliah Sistem
Reproduksi 2 dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, arahan dan
dorongan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan-kesalahan. Hal ini semata-semata karena keterbatasan
kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak, khususnya dari para pembaca, agar penulis bisa
memperbaikinya di waktu yang akan datang.

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi


penulis sendiri, dan umumnya bagi para pembaca.

Sumedang, Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .......................................................................................... 1


B. Tujuan ...................................................................................................... 3

BAB 11 PEMBAHASAN

A. Pengkajian ................................................................................................ 4
B. Analisa Data ............................................................................................. 4
C. Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 6
D. Rencana Asuhan Keperawatan ................................................................. 6
E. Alternatif terapi/tindakan keperawatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi rasa nyeri pada klien dengan sectio caesarea .......................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 15
B. Saran ......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat
melahirkan bayi dengan sempurna. Persalinan bisa saja berjalan secara
normal, namun tidak jarang proses persalinan mengalami hambatan dan harus
dilakukan dengan operasi (Kasdu, 2003). Umumnya, seorang wanita yang
melahirkan secara alami akan mengalami proses rasa sakit, yaitu berupa rasa
mulas disertai rasa sakit di pinggang dan pangkal paha yang semakin kuat.
Kondisi tersebut karena keadaan yang pernah atau baru akan terjadi dan
sering menyebabkan seorang wanita yang akan melahirkan merasa ketakutan,
khawatir, dan cemas menjalaninya. Karena kekhawatiran dan kecemasan
mengalami rasa sakit tersebut memilih persalinan sectio caesarea untuk
mengeluarkan bayinya. (Kasdu, 2003).
Pada masa lalu melahirkan dengan cara operasi merupakan hal yang
menakutkan karena dapat menyebabkan kematian. Namun dengan
berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan pandangan
tersebut mulai bergeser. Kini sectio caesarea kadang menjadi alternatif
pilihan persalinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pusat Studi
Obstetri dan Ginekologi di Washington DC tahun 1994 menunjukkan bahwa
setengah dari jumlah kelahiran sectio caesarea yang tercatat, secara medis
sebenarnya tidak diperlukan. Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea
juga terus meningkat baik di rumah sakit pendidikan maupun di rumah sakit
swasta.
Sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak
lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Banyak faktor yang
menyebabkan diambilnya tindakan sectio caesaria yaitu faktor ibu, faktor
janin, factor jalan lahir, berdasarkan partograf, partus kasep dan kegagalan.
Angka sectio caesarea terus meningkat dari insidensi 3–4% 15 tahun yang
lampau sampai insidensi 10–15% sekarang ini.
Sectio caesarea ini diperlukan jika persalinan per vaginam tidak
mungkin dilakukan, dengan keadaan abnormalitas pada bayi, ibu yang
memiliki kelainan plasenta, perdarahan hebat dan mencegah kematian janin
(Liu, 2008). Namun alasan yang paling banyak adalah anggapan yang salah
bahwa dengan operasi, ibu tidak akan mengalami rasa sakit seperti halnya
pada persalinan alami. Hal ini terjadi karena kekhawatir dan kecemasan
menghadapi rasa sakit yang akan terjadi pada persalinan alami (Kasdu, 2003).
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak
lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn, 2010). Bahaya infeksi
merupakan ancaman serius sehingga banyak terjadi kematian. Perkembangan
teknologi sectio caesarea demikian majunya sehingga bahayanya makin dapat
ditekan. Oleh karenanya pertolongan persalinan sectio caesarea makin banyak
dilakukan.
Dibawah ini terdapat sebuah kasus pada Ny.B yang melahirkan
anaknya dengan cara sectio caesarea adalah sebagai berikut :
Ny. B usia 36 tahun, melahirkan anak keduanya dengan cara sectio caesarea 1
hari yang lalu. Ny. B masih terbaring lemah, belum bisa mobilisasi karena
merasa nyeri pada area abdomennya dengan skala nyeri 7 menggunakan
Numerik Rating Scale (0-10). Ny. B sudah test feeding, saat ini makannya
masih bubur saring. Berdasarkan kasus tersebut :

a. Tentukan diagnosa keperawatan yang muncul dan mungkin muncul pada


Ny. B.
b. Buat rencana keperawatan untuk Ny. B baik tindakan mandiri maupun
kolaboratif (cantumkan sumber).
c. Berikan alternatif terapi/tindakan keperawatan yang dapat digunakan
untuk mengatasi rasa nyeri pada klien (lampirkan jurnalnya, boleh lebih
dari 1 tindakan keperawatan).

B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sesuai dengan kasus diatas adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui diagnosa yang muncul dan diagnosa yang mungkin
muncul pada Ny. B.
2. Untuk mengetahui rencana asuhan keperawatan baik tindakan mandiri
maupun kolabotarif pada Ny. B.
3. Untuk mengetahui alternatif terapi/tindakan keperawatan yang dapat
digunakan untuk mengatasi rasa nyeri.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
1. Data demografi
Nama : Ny. B
Usia : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Ny. B merasa nyeri pada area abdomennya dengan skala nyeri 7
menggunakan Numerik Rating Scale (0-10).
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. B melahirkan anak keduanya dengan cara sectio caesarea 1 hari
yang lalu. Ny. B masih terbaring lemah, belum bisa mobilisasi karena
merasa nyeri pada area abdomennya dengan skala nyeri 7.
c. Riwayat Nutrisi
Ny. B sudah test feeding, saat ini makannya masih bubur saring.

B. Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Masalah

1 DO : Sectio caesarea Nyeri akut


Ny. B merasa nyeri
Perubahan fisiologis
pada area abdomennya
dengan skala nyeri 7 Luka operasi
menggunakan Numerik
Jaringan terputus
Rating Scale (0-10).
Jaringan terbuka

Nyeri akut
2 DS : Post op Sectio caesarea Nutrisi kurang dari
Ny. B sudah test Metabilisme meningkat kebutuhan tubuh
untuk kebuthan ibu dan
feeding, saat ini
bayi
makannya masih bubur
Intake yang masuk
saring.
tidak adekuat

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
3 DS : Sectio caesarea Hambatan
Ny. B masih terbaring mobilitas fisik
Perubahan fisiologis
lemah, belum bisa
Luka operasi
mobilisasi karena
merasa nyeri pada area Jaringan terputus
abdomennya
Jaringan terbuka

Nyeri akut

Imobilisasi

Hambatan mobilitas
fisik

4 Post op Sectio Caesarea Kerusakan


integritas kulit
Ketidaktahuan dalam
perawatan luka post op
SC tindakan masif

Luka SC mengalami
infeksi

Kerusakan integritas
kulit
5 DS : Sectio caesarea Defisit perawatan
Ny. B masih terbaring diri
Adaptasi psikologis
lemah, belum bisa
Taking in
mobilisasi karena
merasa nyeri pada area Perlu pelayanan dan
perlindungan
abdomennya
Adanya kelemahan fisik
(lemah)

Defisit perawatan diri

6 Sectio caesarea Resiko infeksi

Perubahan fisiologis

Luka operasi

Jaringan terputus

Jaringan terbuka

Proteksi tubuh

Pintu masuk kuman

Resiko infeksi

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul :
1. Nyeri akut b.d adanya luka post operasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakadekuatan nutrisi
3. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri
4. Kerusakan integritas kulit b.d tindakan pembedahan
Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Defisit perawatan diri : mandi dan eliminasi b.d kelemahan fisik
2. Resiko infeksi b.d peningkatan kerentanan tubuh terhadap bakteri
sekunder pembedahan

D. Rencana Keperawatan
Diagnosa yang muncul :
1. Nyeri akut b.d adanya luka post operasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
a. Mengungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurang
Skala nyeri 0-2 (dari 0-10)
b. Dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri
c. Kooperatif dengan tindakan yang dilakukan
d. TTV dalam batas normal
Suhu : 36-37°C
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Respirasi : 18-20x/menit
Nadi : 80-100x/menit

Intervensi Rasional

Pertahankan tirah baring selama masa Meminimalkan stimulasi atau


akut meningkatkan relaksasi

Terangkan nyeri yang diderita klien dan Meningkatkan koping pasien


penyebabnya dalam melakukan guidance
mengatasi nyeri

Ajarkan teknik distraksi Pengurangan persepsi nyeri

Kaji intensitas, karakteristik dan derajat Pengkajian yang spesifik


nyeri membantu memilih intervensi
yang tepat

Kolaborasi pemberian analgetik Dapat membantu mengurangi rasa


nyeri
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakadekuatan nutrisi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
nutrisi pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil:
a. Menoleransi diet yang dianjurkan
b. Melaporkan tingkat energi yang adekuat

Intervensi Rasional

Kaji kebutuhan/pola makan pasien Sebagai acuan dalam memberikan


inervensi selanjutnya

Buat perencanaan makan dengan pasien Bertujuan untuk memenuhi


yang masuk dengan jadwal makan nutrisi pasien sesuai dengan
kebutuhan tubuh

Berikan informasi yang tepat tentang Memberikan pengetahuan tentang


kebutuhan nutrisi dan cara nutrisi yang dimaksudkan untuk
pemenuhannya pemenuhan nutrisi pasien yang
adekuat sehingga membantu
dalam proses penyembuhan

Biarkan pasien memilih menu yang Diharapkan dpat memenuhi


sesuai dengan kesukaan ibu, bila tidak kebutuhan nutrisi pasien
ada ontraindikasi
Ciptakan lingkungan yang Membantu pasien dalam
menyenangkan untuk makan meningkatkan nafsu makan

Kolaborasi Untuk proses pemenuhan nutrisi


Diskusikan dengan ahli gizi dalam pasien yang adekuat dan protein
menentukan kebutuhan protein pasien berfungsi untuk proses
yang mengalami ketidakadekuatan penyembuhan luka post op SC
asupan protein atau kehilangan ptotein
3. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien
dapat menunjukan tingkat mobilitas optimal.
Kriteria Hasil :
a. Dapat melakukan pergerakan dan perpindahan
b. Mempertahanan mobilitas optimal yan dapat ditoleransi dengan
karakteristik mandiri.
Lakukan pengkajian mobilitas pasien Untuk mengetahui peningkatan
secara terus-menerus kemampuan klien dalam
melakukan mobilisasi

Ubah posisi klien setiap 1-2 jam Membantu mencegah komplikasi


bedah seperti flebitis

Latih rentang pergerakan sendi aktif Meningkatkan sirkulasi,


dan pasif untuk memperbaiki kekuatan meringankan mobilisasi sendi,
dan daya tahan otot dan mencegah kontraktur dan
atrofi otot serta
mempertahanan/meningkatkan
keuatan otot

Berikan penguatan positif selama Membantu meningkatkan


aktivitas kemampuan klien dalam latihan
mobilisasi

Tingkatkan aktivitas secara bertahap Aktivitas sedikit demi sedikit


dapat dilakukan oleh klien sesuai
yang diinginkan, memberikan rasa
tenang dan aman pada klien
emosional

Lakukan tindakan pegendalian nyeri Memcegah terjadinya peningkatan


sebelum memulai latihan atau terapi nyeri
fisik

4. Kerusakan integritas kulit b.d luka pembedahan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan tidak
terjadi kerusakan integritas kulit.
Kriteria Hasil :
a. Pasien atau keluarga menunjukan rutinitas perawatan luka yang
optimal.
b. Tidak ada lepuh atau laserasi pada kulit.
c. Eritema kulit dan eritema disekitar luka minimal.

Intervensi Rasional

Inspeksi adanya kemerahan, Mengetahui adanya tanda-tanda


pembengkakan, atau tanda-tanda infeksi
dehisensi atau eviserasi pada area insisi
Inspeksi luka pada setiap menggati Untuk mengetahui proses
balutan penyembuhan luka dan
mengetahui adany tanda-tanda
infeksi

Lakukan perawatan luka secara rutin Jaringan kulit yang mengalami


kerusakan dapat mengganggu
suplai nutrien dan sangat rentan
terhadap tekanan serta trauma dan
mencegah terjadinya infeksi

Pertahankan jaringan sekitar terbebas Kelembaban yang berlebihan


dari drainase dan kelembaban yang menghambat proses
berlebihan penyembuhan luka
Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Defisit perawatan diri : mandi dan eliminasi b.d kelemahan fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri.
Kriteria Hasil :
a. Mampu mendemonstrasikan teknik-teknik untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri dan mengidentifikasi/menggunakan sumber-
sumber yang tersedia
b. Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan
higiene oral
c. Mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi
dan menyediakan perlengkapan mandi
d. Mengenali atau mengetahui kebutuhan bantuan untuk eliminasi

Intervensi Rasional

Berikan bantuan ( perawatan mulut, Memperbaiki harga diri,


mandi, gosok gigi, dan perawatan meningkatkan kesejahteraan
perineal) sampai pasien sepenuhnya
dapat mengasumsikan perawatan diri
Ajarkan dan libatkan keluarga Mengurangi aktivitas klien dan
penggunaan metode alternatif untuk mengajarkan keluarga ketika
mandi dan higiene oral klien di rumah

Kaji kemampuan ambulasi secara Mengetahui kemampuan klien


mandiri dan aman dalam melakukan ambulasi secara
mandiri

Lakukan perawatan kateter Mencegah infeksi yang


diakibatkan oleh pemasangan
kateter
2. Resiko infeksi s.d faktor risiko : episiotomi, laserasi jalan lahir
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan tidak
terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
a. Tidak ada tanda-tamda infeksi seperti : rubor, kalor, dolor, tumor, dan
fungsio laesa.
b. Tanda-tanda vital normal terutama suhu (36-370C)
c. Pencapaian tepat waktu dalam penulihan luka tanpa komplikasi
d. Menunjuksn perilaku hidup sehat

Intervensi Rasional

Monitor tanda-tanda vital Suhu yang meningkat dapat


menunjukan terjadinya infeksi
(kalor)

Kaji luka pada abdomen dan balutan Mengidentifikasi apakah ada


tanda-tanda infeksi adanya pus

Jaga kebersihan sekitar luka dan Mencegah kontaminasi silang


lingkungan klien, lakukan perawatan /penyebaran organisme infeksius
luka dengan teknik asepti

Terangkan pada pasien pentingnya Infeksi dapat timbul akibat


perawatan luka selama masa post kurangnya kebersihan luka
operasi

Terangkan pada pasien cara Berbagai manifestasi klinik dapat


mengidentifikasi tanda infeksi menjadi tanda nonspesifik
infeksi; demam dan peningkatan
rasa nyeri mungkin merupakan
gejala infeksi

Catat hemoglobin dan hematokrit. Catat Resiko infeksi pasca melahirkan


perkiraan kehilangan darah selama dan penyembuhan buruk
prosedur pembedahan meningkat bila kadar hemoglobin
rendah dan kehilangan darah
berlebihan

Kolaborasi pemberian antibiotik Mencegah terjadinya proses


infeksi

E. Alternatif terapi/tindakan keperawatan yang dapat digunakan untuk


mengatasi rasa nyeri pada klien post operasi sectio Caesarea
1. Terapi Musik
Erna Yusinta melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
Terapi Musik terhadap Manajemen Nyeri pada Pasien Post Operasi
Sectio caesarea di Ruang Delima RSUD Pasar Rebo Tahun 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh terapi musik terhadap
manajemen nyeri pada pasien post operasi Sectio caesarea di ruang
delima RSUD Pasar Rebo. Penelitian ini menggunakan metode quasi
experiment dengan pendekatan desain pretest-postest with control group,
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 42
orang (21 orang kelompok kontrol dan 21 orang kelompok intervensi).
Nyeri diukur dengan Numeric Rating Scale (NRS). Uji statistik
menggunakan Paired Samples T-Test dan Mann-Withney U. Didapatkan
hasil dari penelitian ini ada pengaruh terapi musik terhadap manajemen
nyeri pada pasien post operasi Sectio caesarea di ruang delima RSUD
Pasar Rebo tahun 2013 (P value = 0,002; α = 0,05). Dengan begitu dapat
disimpulkan bahwa terapi musik berpengaruh secara signifikan terhadap
penurunan tingkat nyeri pada pasien post operasi Sectio caesarea di
ruang delima RSUD Pasar Rebo tahun 2013.
Ruth Berliana², Warsiti² melakukan penelitian yang berjudul
Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri
pada Ibu Post Sectio Caesarea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian terapi musik terhadap perubahan nyeri pada pasien
post oprasi sectio caesarea. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian eksperimen dengan One Group Pretest Postest. Sample
penelitian ini adalah pasien post oprasi sectio caesarea hari ke-1 di
bangsal Kenanga RSUD Wates Kulon Progo, dengan jumlah sample
sebanyak 34 pasien yang diambil secara purposive sampling.
Pengambilan data dilakukan menggunakan skla nyeri numberik sebelum
dan sesudah diberikan terapi musik selama 15 menit. Teknik analisa
menggunakan t-test sample related. Didapatkan hasil dari penelitian ini
nilai rata-rata nyeri yang didapat sebelum diberi perlakuan terapi musik
sebesar 5,64 dengan standar deviasi 1,09. Hasil nilai skala rata-rata yang
didapat setelah perlakuan terapi musik sebesar 3,79 dengan standar
deviasi 1,62. Kemudian diperoleh nilai ststistik asymp sig sebesar 0,003
(P<0,05). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa terapi musik dapat
berpengaruh terhadap perubahan intensitas nyeri post oprasi sectio
caesarea di Bangsal Kenanga RSUD Wates. Dimana musik dapat
memberikan kenyamanan, ketenangan, dan mengalihkan perhatian pasien
dari nyeri yang dirasakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sectio caesarea adalah tindakan untuk melahirkan bayi melalui
pembedahan abdomen dan dinding uterus (Nugroho, 2011). Sectio caesarea
adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat di atas 500 gram. (Mitayani, 2011). Banyak faktor yang
menyebabkan diambilnya tindakan sectio caesarea yaitu faktor ibu, faktor
janin, faktor jalan lahir, berdasarkan partograf, partus kasep dan kegagalan
melahirkan secara fisiologis.
Adapun diagnosa yang muncul pada Ny. B dengan kasus sectio
caesarea adalah nyeri akut b.d adanya luka post operasi, ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakadekuatan nutrisi, hambatan
mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan integritas kulit b.d tindakan pembedahan.
Sedangkan diagnosa yang mungkin muncul pada pada kasus pasien sectio
caesarea adalah defisit perawatan diri : mandi dan eliminasi b.d kelemahan,
resiko infeksi b.d peningkatan kerentanan tubuh terhadap bakteri sekunder
pembedahan. Rencana keperawatan disesuaikan dengan setiap diagnosa yang
dibuat untuk mengatasi keluhan yang dirasakan klien. Salah satu terapi
alternatif untuk mengatasi nyeri pada pasien sectio caesarea yaitu tindakan
terapi musik. Dimana terapi musik dapat berpengaruh terhadap perubahan
intensitas nyeri post oprasi sectio caesarea karena musik dapat memberikan
kenyamanan, ketenangan, dan mengalihkan perhatian pasien dari nyeri yang
dirasakan.

B. Saran
Hal terpenting dalam menghadapi persalinan adalah kesiapan mental,
tenaga, dan biaya yang harus ditanggung. Dengan penanganan persalinan
alternatif sectio caesarea, keluarga, orang terdekat dan suami khususnya
diharapkan dapat terus memberikan dukungan yang intens kepada istri
sebelum, selama dan pasca proses melahirkan. Dukungan yang positif dapat
membantu proses persalinan baik pervaginam dan sectio caesarea. Semua
yang dilakukan memiliki resiko masing-masing, sehingga ibu, calon ibu dan
suami dapat melakukan konsultasi kehamilan dan persalinan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Wikilson, Ahern. 2012. Diagnosis Keperawatan Nanda Nic Noc Edisi 9. Jakarta :
EGC
Sistem Reproduksi I. 2015. Sectio Caesarea Sebagai Alternatif Penanganan
Patologi Persalinan.
http://reproduksis1b.blogspot.co.id/2015/12/kelompok-6-sectio-
caesarea-sebagai.html. Diakses pada 22 Desember 2017.

http://polaperawat.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
(Selasa, 13 Januari 2015) mawaddah addah

Anda mungkin juga menyukai