Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN POLA KOPING

STRESS,ADAPTASI DAN KOPING

A. PENGERTIAN
1. Koping
Koping adalah cara yang dilakukan individu, dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan dicapai, dan respons terhadap
situasi yang menjadi ancaman bagi diri individu (Nurhaeni, 1998).

2. Stres
Stress adalah ketegangan, setiap ketegangan yang dirasakan oleh seseorang akan
mengganggu dan dapat menimbulkan reaksi fisiologis, emosi, kongnitif, maupun
prilaku. (I Wayan Candra, dalam Manajemen Stres, 2012)

3. Adaptasi
Adaptasi adalah perubahan yang terjadi dalam rangka menyesuaikan diri melalui
suatu pertahanan diri yang dapat sejak lahir atau diperoleh melalui pengalaman.
(I Wayan Candra, dalam Manajemen Stres, 2012)

B. POHON MASALAH STRES,ADAPTASI,DAN KOPING.


Menurut Referensi : Dwiyanti (2001), Handoyo (2001), NANDA 2015-2017, Dya
Sustrami (2008).
Resiko mencederai Resiko mencederai Resiko mencederai
Diri Sendiri orang lain Lingkungana

Prilaku
Kekerasan

Ketidakefektifan
Koping Individu

DISTRES
ADAPTASI

GEJALA FISIK : EMOSIONAL : INTELEKTUAL : GEJALA


INTERPERSONAL :
- Sulit Tidur, sakit kepala, - Marah-marah, gelisah, - Mudah lupa, kacau
adanya gangguan suasana hati mudah pikirannya, daya ingat - Acuh, mendiamkan orang
pencernaan, kulit gatal- berubah-ubah, sedih, menurun, sulit lain, kepercayaan pada
gatal, punggung terasa depresi, gugup, agresif berkonsentrasi, suka org lain menurun,
sakit, keringat berlebihan. terhadap orang lain. melamun berlebihan. munutup diri secra
berlebihan.

Tidak Tidak Adanya Kondisi Manajemen Penganlaman


C.
Adanya PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Lingkungan
Kesempatan yang Tidak Pribadi
Dukungan Beberapa prosedur diagnostik
Berpartisipasi dalam yang dapat
Kerjadilakukan,Menurut
Sehat Candra. 2012, yaitu:
Pembuatan Keputusan (Traumatis
Sosial
Fisik)
1. Elektroensefalogram (EEG)
Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk mengukur aktivitas elektrik otak,
mengidentifikasi disritmia, asimetris atau penekanan irama otak. EEG juga
digunakan untuk mendiagnosis epilepsi, neoplasma, stroke, penyakit degeneratif
dan metabolisme.

2. Computerized EEG Maping


Computerized EEG Maping digunakan mengukur aktivitas otak.

3. Computerized Axial Tomography (CT Scan)


CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran
dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak, mengukur struktur otak
untuk mendeteksi lesi, abses, daerah infark atau aneurisma. CT Scan juga dapat
mengidentifikasi perbedaan anatomi pasien skizofrenia, gangguan mental organik,
dan gangguan bipolar.

4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Magnetic Resonance Imaging (MRI) ialah gambaran pencitraan bagian badan
yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota
badan tersebut. Berbeda dengan "CT Scan", MRI tidak menggunakan radiasi
sinar-x dan cocok untuk mendeteksi jaringan lunak, misalnya kista ataupun tumor
yang masih sedikit, tetapi pencitraan dengan MRI lebih mahal daripada
menggunakan CT Scan. MRI digunakan untuk mengukur anatomi dan status
biokimia otak, mendeteksi edema otak, iskemia, infeksi, neoplasma, trauma, dan
lain-lain.

5. Positron Emission Tomography (PET)


Positron Emission Tomography, yang dikenal dengan sebutan penggambaran
PET adalah pemeriksaan diagnostik dengan cara visualisasi fungsi tubuh
menggunakan radioisotop yang memancarkan positron. Positron adalah partikel
tipis yang diemisikan dari unsur radioaktif mengalir pada pasien, yang
dikembangkan dengan teknik radioaktif untuk menganalisa berbagai penyakit
dalam kedokteran nuklir menggunakan instrumen tomographic untuk
menggambarkan sebagian organ tubuh dan memfungsikannya dengan
menyisipkan radio isotop ke dalam sistem vaskuler dan kemudian mencari
konsentrasi dari pengusut dalam berbagai organ tubuh. PET digunakan untuk
mengukur fungsi otak secara spesifik, seperti : metabolisme glukose, penggunaan
oksigen, aliran darah, dll.

6. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)


SPECT adalah bagian dari kedokteran nuklir untuk mengukur aliran darah dan
tingkat aktivitas otak pada pasien dengan gangguan, dan membandingkannya
dengan otak normal. sama dengan PET, tetapi SPECT juga digunakan untuk
melihat kesan dari aktivitas sirkulasi cairan serebrospinalis.

D. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan Stres Secara Umum

Cara-cara ini dapat kita kelompokkan dalam beberapa kelompok, seperti:

a. Upaya sendiri
Di dalam upaya-upaya yang dapat dilakukan sendiri termasuk upaya-
upaya yang pada umumnya dapat dilakukan oleh individu tersebut sendiri,
misalnya upaya-upaya dimana stres dihadapi secara awam hingga upaya-
upaya yang sebetulnya bersifat psikoterapeutik.

b. Upaya Sekliling
Di sini dimaksudkan adanya dukungan sosial dan sumber sumber dan
masyarakat (social support dan social resource). Tidak semua stresor dapat
dibawa untuk mendapatkan pertolongan kepada masyarakat, sebab ada
kondisi-kondisi tertentu dimana hal ini malah diberi sanksi oleh
masyarakat, serta kedudukan kita di dalam masyarakat tersebut.

E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :
1. Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan :
 Sejauhmana pasien mengetahui tentang penyakit yang dialaminya sekarang?
 Apakah pasien sering melakukan pemeriksaan ke pusat pelayanan kesehatan
tersekat?
 Bagaiamana sikap pasien untuk mengatasi masalah yang dideritanya?
2. Pola Nutrisi :
 Apakah pasien memiliki kebiasaan merokok?
 Bagaimana pola asupan nutrisi pasien sebelum dan setelah masuk rumah sakit?
 Apakah pasien mengalam nafsu makan, ketidaknyamanan, rasa dan bau, mual
muntah yang dialami pasien
 Berapa berat badan pasien sebelum dan setelah masuk rumah sakit?
3. Pola Eliminasi:
 Bagaimana pola eliminasi pasien saat sebelum dan setelah masuk rumah sakit?
 Apakah pasien mampu melakukan perawatan diri eliminasi secara mandiri?
 Apakah pasien terbiasa menggunakan alat bantu ekskresi?
4. Aktivitas dan Latihan:
 Apakah pasien memiliki kegiatan aktivitas yang biasa dilakukan sebelum masur
rumah sakit?
 Apakah pasien memiliki kemampuan untuk merawat diri sendiri?
 Apakah dalam melakukan aktivitas pasien menggunakan alat bantu jalan?
 Apakah pasien memiliki masalah riwayat kesehatan terdahulu?
5. Tidur dan Istirahat :
 Bagaimana pola tidur pasien sebelum dan setelah masuk rumah sakit?
 Apakah pasien sering mengalami gangguan pola tidur?
 Apakah pasien mengalami lesu, kantung mata, keadaan umum, mengantuk
6. Sensori, Presepsi dan Kognitif:
 Apakah pasien mengalami gangguan berkomunikasi?
 Apakah pasien mengalami stressing??
7. Konsep diri
 Apakah pasien mengalami gambaran perubahan terhadap dirinya?
 Apakah pasien sering merasa marah, cemas, depresi, takut?
8. Seksual dan Repruduksi:
 Apakah pasien mengalami gangguan seksualitas?
 Apakah pasien mengalami gangguan menstruasi bagi wanita?
 Apakah pasien mengalami hubungan seksualitas saat setelah masuk rumah sakit?
9. Pola Peran Hubungan :
 Apakah pasien mengalami gangguan fungsi peran?
10. Manajemen Koping Setress :
 Bagaimana cara pasien mengatasi stress yang dialaminya?
 Apakah pasien menggunakan obat-obatan atau zat tertentu?
11. Sistem Nilai Dan Keyakinan :
 Apakah pasien selalu mendapat apa yang diinginkannya?
 Apakah pasien dipengaruhi oleh keyakinannya?

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan koping (NANDA. 2015-2017)
a. Definisi
Ketidakmampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stresorr,
ketidakadekuatan pilihan respons yang dilakukan, dan/atau ketidakmampuan
untuk menggunakan sumber daya yang tersedia.
b. Batasan Karakteristik
1. Akses dukungan sosial tidak adekuat
2. Kesulitan mengorganisasi informasi
3. Ketidakmampuan memenuhi harapan peran
4. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
5. Ketidakmampuan meminta bantuan
6. Ketidakmampuan mengatasi masalah
7. Ketidakmampuan menghadapi situasi
8. Ketidakmampuan mengikuti informasi
9. Kurang perilaku yang berfokus pada pencapaian tujuan
10. Penyalahgunaan zat
11. Perilaku mengambil risiko
12. Perubahan konsentrasi
13. Perubahan pola komunikasi
14. Perubahan pola tidur
15. Sering sakit
16. Strategi koping tidak efektif

c. Faktor yang Berhubungan


1. Derajat ancaman yang tinggi
2. Dukungan sosial yang tidak adekuat yang dicaptakan oleh karakteristik
hubungan
3. Gangguan pola melepaskan ketegangan
4. Ketidakadekuatan kesempatan untuk bersiap terhadap stresorr
5. Ketidakmampuan mengubah energi yang adaptif
6. Krisis maturasi
7. Krisis situasi
8. Kurang percaya diri dalam kemampuan mengatasi masalah
9. Penilaian ancaman tidak akurat
10. Perbedaan gender dalam strategi koping
11. Ragu
12. Sumber yang tersedia tidak adekuat
13. Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat.
G. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


No Keperawatan Hasil
1. Ketidakefektifan NOC : NIC
koping : kurang Kriteria hasil
percaya diri dalam a. Mengidentifikasi a. Berikan pasien a. Agar
kemampuan pola koping yang tanggung jawab mengetahui
mengatasi masalah efektif dengan terhadap kemampuan
skla (1-5) prilakunya pasien tentang
sendiri tanggung jawab
terhadap
prilakunya

b. Mengidentifikasi b. Konsultasikan b. Agar


pola koping yang dengan keluarga mengetahui
tidak efektif dalam rangka informasi
dengan skala mendapatkan mengenai
(1-5) informasi kondisi kognisi
mengenai kondisi dasar pasien
kognisi dasar
pasien

c. Agar pasien
c. Menggunakan c. Batasi jumlah tidak merasa
perilaku untuk pemberi bosan jika diberi
mengurangi stres perawatan perawatan
dengan skala
(1-5) d. Agar pasien
d. Gunakan suara merasa nyaman
yang lembut dan
d. Melaporkan rendah
penurunan gejala e. Agar pasien
fisik akibat stres e. Jangan tidak merasa
dengan skala memojokkan dirinya
(1-5) pasien dipojokkan

f. Agar pasien
e. Melaporkan f. Hindari mendebat merasa tertekan
peningkatan pasien
kenyamanan
psikoloagis
dengan skala g. Agar perilaku
(1-5) pasien selalu
efektif
g. Acuhkan perilaku
f. Menghindari yang tidak tepat h. Agar pasien bisa
situasi stres lebih merasa
yang terlalu h. Berikan percaya diri
banyak penghargaan jika tentang
dengan skala pasien dapat pengontrolan
(1-5) mengontrol diri diri
ii.
iii.

H. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan interverensi

I. EVALUASI
a. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap klien
terhadap reason langsung pada intervensi keperawatan)
b. Evaluasi Sumatif (merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis
mengenai status kesehatan klien terhadap waktu)
(Poer, 2012)

J. REFERENSI
NANDA,NIC-NOC. 2015. Panduan Penyusuhan Asuhan Keperawatan Profesional.
Jogjakarta : MediAction
NANDA Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10. Jakarta. EGC
Amrie, Muhammad. 2011. Penatalaksanaan Stress. Available:
https://www.scribd.com/doc/49126305/Penatalaksanaan-Stress-II-By-Muhammad-
Ulul-Amrie
Candra. 2012. Manajemen Stres. Denpasar : Poltekkes Denpasar jurusan Keperawatan
Lestari. 2015. Pola Fungsional Menuruf Gordon. (Available)
http://askepkita.com/tag/pola-fungsional-menurut-gordon/
Dwiyanti. 2001. Faktor-faktor penyebab Stres.jakarta.EGC
Dya Sustrami. 2008 Asuhan Keperawatan Klien Dengan Perilaku
Kekerasan.Jakarta.EGC
Handoyo. 2001. Gejala Stres.Jakarta.EGC
Nurhaeni. 1998. Pengertian Koping. Available. Jtptunimus-gdl-syafiqamug-76559-3
babii.pdf
Poer,M.2012. Makalah Dokumentasi Keperawatan “ Dokumen Evaluasi”. (Online).
Available at http//www.scribd.com/doc/106424735/makalah-dokumentasi-evaluasi-
keperawatan. Diunduh pada 2 September 2016.

Denpasar,.....................2016
Nama Pembimbing/CI Nama Mahasiswa

............................................... .....................................................
NIP. NIM.

Nama Pembimbing/CT

..............................................................

NIP.

Anda mungkin juga menyukai