Artikel Lif Skill
Artikel Lif Skill
Latar Belakang .
K onsep pendidikan kecakapan hidup atau life skill education dalam kurun
waktu 3-4 tahun terakhir menjadi wacana yang gencar dikumandangkan jajaran
Departemen Pendidikan Nasional , dan pada saat ini telah menjadi suatu kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan . Hal ini terlihat dari terakomodasinya kegiatan-
kegiatan yang mengarah kepada pencapaian kecakapan hidup bagi setiap peserta didik
dalam rancangan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK). Posisi pendidikan kecakapan
hidup ini diperkuat dengan terbitnya PP nomor 19 Tahun 2005 Pasal 13 seperti yang
tersurat pada ayat ( 1 ) dinyatakan bahwa “ kurikulum untuk SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/SMAK atau bentuk lain yang sederajat
dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup “. Hal itu sejalan dengan panduan
KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP kurikulum untuk semua jenjang pendidikan formal
maupun non-formal dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup Atas dasar itu, baik
sekolah formal maupun non-formal memiliki kepentingan untuk mengembangkan
pembelajaran berorientasi kecakapan hidup.
Yang menjadi masalah pendidikan kecakapan hidup di sekolah-sekolah formal
terutama di tingkat SD SMP dan SMA masih terdapat perbedaan pandangan baik secara
konsep maupun pengimplementasiannya, sehingga life skill diartikan terbatas kepada
satu kegiatan pembekalan dalam keterampilan tertentu yang sifatnya vocasional saja (
hard skill). Sehingga hakekat pendidikan life skill dalam proses pembelajaran yang
sebenarnya kecenderungan minim sekali bahkan menjadi hilang. Hal ini terlihat dari
hasil penelitian dari Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas
Negeri Malang (LP3 UM) menyatakan bahwa kenyataan pengimplementasi
pembelajaran yang berorientasi kepada kecakapan hidup atau soft skill ini di sekolah dan
perguruan tinggi masih minim Kamdi ( 2008 ). Padahal sekitar 70 persen pekerjaan
sekarang membutuhkan kecakapan sosial, personal dan emosional untuk bisa bekerja
sama. Tidak ada orang yang bisa bekerja sendiri untuk mendesain sebuah
komputer,".Dimana kecakapan-kecakapan tersebut dominan terlaksana dalam proses
pembelajaran . Untuk itu pengimplementasian muatan kecakapan hidup dalam aktivitas
pembelajaran. dinilai bisa menjawab tuntutan akibat perubahan yang sangat cepat yang
memunculkan tantangan yang lebih komplek dan meningkat dari lingkungan
di abad ke -21 ini.
Apa itu konsep life skill dan bagaimana pengimplementasiannya dalam proses
pembelajaran, tulisan ini mencoba untuk mengungkapnya.
Konsep Kecakapan Hidup
Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa pengertian kecakapan
hidup ( life skill) bukan sekedar keterampilan untuk bekerja ( vocasional ) tetapi memiliki
KEC.
HIDUP KECAKAPAN
PERSO- BERPIKIR
NAL
KECAKAPAN
HIDUP KECAKAPAN
GENERIK KOMUNIKASI
KEC. HIDUP
LIFE SOSIAL KECAKAPAN
SKILL KERJASAMA
KECAKAPAN
KECAKAPAN AKADEMIK
HIDUP
SPESIFIK
KECAKAPAN
VOKASIONAL
Dari pengertian dan konsep di atas kecapan hidup tidak semata-mata mempunyai
kemampuan tertentu ( vocasionaljob ) , namun juga memiliki kemampuan dasar
pendukung secara fungsional seperti : membaca, menulis , memecahkan masalah,
bekerjasama dan penggunaan teknologi. kecakapan hidup merupakan kecakapan-
kecakapan secara praktis dapat membekali seorang individu dalam mengatasi bebagai
macam persoalan hidup dan kehidupan . Kecakapan itu termasuk aspek pengetahuan
sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental serta kecakapan kejuruan.
Dari laporan di atas terlihat bahwa tujuan dari pendidikan kecakapan hidup adalah
untuk membantu generasi muda didalam menghadapi perubahan yang sangat cepat
sehingga mereka mampu untuk menyesuaikan diri dari perubahan tersebut melalui
pendidikan keterampilan . Hal ini sejalan dengan rekomendasi dari Develovment Basic
Education ( Puskur : 2007 ) Kecakapan hidup adalah berbagai jenis ketrampilan yang
memampukan remaja-remaja menjadi anggota masyarakat yang aktif, produktif dan
tangguh.
Depdiknas ( 2006 ) membagi tujuan pendidikan kecakapan hidup ini menjadi dua
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum kecakapan hidup bertujuan
memfungsikan pendidikan sesuai fitrahnya , yaitu mengembangkan potensi peserta didik
dalam menghadapi perannya dimasa yang akan datang. Sedangkan secara khusus adalah :
Kesatu , mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problem yang dihadapi, Kedua, memberikan wawasan yang luas dalam
pengembangan karir peserta didik. Ketiga, memberikan bekal dengan latihan dasar
tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari . Keempat, memberikan
kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel dan
kontekstual dan yang kelima, mengoptimalkan pemamfaatan suberdaya di lingkungan
sekolah , dengan memberi peluang pemamfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat
dengan prinsif manajement berbasis sekolah.
Model ini memerlukan kesiapan dan kemampuan tinggi dari sekolah, kepala
sekolah, dan guru mata pelajaran. Kepala sekolah dan guru harus pandai dan cekatan
menyiasati dan menjabarkan kurikulum, mengelola pembelajaran, dan mengembangkan
penilaian. Ini berarti, mereka harus kreatif, penuh inisiatif, dan kaya gagasan.
Keuntungannya, model ini relatif murah, tidak membutuhkan ongkos mahal, dan tidak
menambah beban sekolah terutama kepala sekolah, guru, dan peserta didik.
Kedua, melalui kegiatan ekstrakurikuler. Out put pendididkan akan lebih berhasil
apabila selama proses pembelajaran siswa dilibatkan langsung secara nyata dengan
permasalahan yang terjadi dilingkungannya, begitu juga dengan tujuan pencapaian
pendidikan kecakapan hidup perlu ada action langsung siswa terhadapat lingkungan
nyata di lapangan. Untuk memenuhi harapan tersebut kegiatan ekstrakurikuler merupakan
wadah yang tepat. , selain dapat menutupi kekurangan dari pelaksanaan kurikuler yang
banyak disorot lebih menitik beratkan kepada unsur kognetif juga siswa dapat langsung
mengimplementasikan teori-teori dan prinsif tentang kecakapan hidup dalam kehidupan
nyata. Dalam forum ini juga siswa dapat menanyakan apa saja tentang materi yang
sedang dibahas , sementara guru, instruktur dapat memberikan materi secara utuh tanpa
harus mengintegrasikan pada pelajaran tertentu. Kegiatan ektrakurikuler yang berpotensi
bisa dimasukan dalam pendidikan kecakapn hidup antara lain : OSIS. Pramuka,kesenian,
PMR, KIR dan pencinta alam.
Untuk mencapai tujuan pendidikan kecakapan hidup ini tidak akan lepas dari
peran guru sebagai pelaksana kurikulum, fasilitator dan motivator bagi siswa melalui
kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga siswa memiliki bekal kompetensi untuk
bekerja dan bermasyarakat dalam mengarungi kehidupan. Kurikulum sebagai petunjuk
jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mata pelajaran sebagai kendaraan yang
membawa peserta didik mencapai kompetensi tertentu dimana guru berperan sebagai
sopir untuk mengantarkan peserta didik sampai ke tujuan pembelajaran sesuai standar
kompetensi yang ditetapkan. Untuk itu kreativitas guru dalam mengembangkan
kecakapan hidup di dalam setting kelas sesuai dengan mata pelajaran yang di
ampunya.sangat di perlukan.
Pendidikan kecakapan hidup bukanlah sesuatu yang baru dan karenanya juga
bukan topik yang orisinil. Yang benar-benar baru adalah bahwa kita mulai sadar dan
berpikir bahwa relevansi antara pendidikan dengan kehidupan nyata perlu ditingkatkan
intensitas dan efektivitasnya. Hal ini berarti proses pembelajaran yang selama ini
dilakukan di sekolah sebenarnya juga telah menumbuhkan kecakapan hidup namun
ketercapaiannya masih sebatas sebagai efek pengiring (nurturant efect) yang secara
otomatis terbentuk seiring terkuasainya subtansi mata pelajaran. Sementara itu
berdasarkan konsep pendidikan berorientasi kecakapan hidup bahwa aspek-aspek
kecakapan hidup harus sengaja dirancang untuk ditumbuhkan dalam kegiatan belajar.
Perancangan dimulai dari penyusunan program pembelajaran, penyusunan satuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan sistem evaluasinya. Hal ini menuntut guru
untuk melakukan reorientasi pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya guna
mengembangkan kecakapan hidup.
Apabila hal ini dapat dicapai , diharapkan perdebatan para akhli selama ini
mengenai sejauh mana dunia pendidikan dapat diharapkan menjadi sarana persiapan
siswa memasuki dunia kerja atau menghasilkan siswa yang siap bekerja menemui titik
terang. Dengan demikian ketergantungan terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan ,
yang berakibat pada meningkatnya angka penggangguran , dapat diturunkan , yang
berarti produktifitas nasional dapat meningkat secara bertahap. Hal tersebut sangat
mungkin tercapai karena kebutuhan kecakapan individu ( peserta didik ) untuk hidup di
dalam masyarakat sudah disiapkan selama siswa mengikuti pelajaran di ruang-ruang
kelasnya.
Kesimpulan
1. Pendidikan kecakapan hidup ( life Skill education ) adalah upaya
mempersiapkan generasi muda didalam menghadapi perubahan yang sangat cepat
sehingga mereka mampu untuk menyesuaikan diri dari perubahan tersebut
melalui pendidikan keterampilan dengan jalan mengembangkan potensi peserta
didik dalam menghadapi perannya dimasa yang akan datang
2. Kecakapan hidup (life skill) tidak hanya menyangkut kecakapan vocasional saja
tapi meliputi kecapan mental dan fisik
3. Pengimplementasian pendidikan kecakapan hidup dalam aktivitas pembelajaran
yaitu dengan mengintegrasikan kedalam mata-pelajaran yang ada pada muatan
wajib kurikulum melalui reorientasi program mulai dari perencanaan, pelaksanan
dan evalusi yang berorientasi kepada pendidikan kecakapan hidup.
4. Pendidikan kecakapan hidup merupakan salah satu alternatif yang perlu
dipertimbangkan dalam solusi mencapai tujuan pendidikan di abad ke-21 yang
perlu diadopsi dan diimplementasikan di setiap jenjang pendidikan.