Makalah Proses Pengeringan Bahan Pertanian 1
Makalah Proses Pengeringan Bahan Pertanian 1
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Kelas E Keteknikan Pertanian
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagian besar penduduk Indonesia masih menggunakan cara yang sederhana
dalam proses pengeringan. Proses pengeringan ini menjadi bagian yang penting dalam
pengolahan produk pertanian atau makanan dan dapat memberikan manfaat lain yang
penting selain melindungi pangan yang mudah rusak. Proses pengeringan ini
menimbulkan masalah yang sering menjadi kendala para mitra maupun petani dalam
hal peningkatan produksi bahan karena masih mengandalkan sinar matahari. Dasar
dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan
kandungan uap air antara udara dan bahan yang dikeringkan sehingga dapat
mengurangi kadar air dan memperkecil volume pangan, bahan tersebut lebih aman
disimpan, mudah ditransportasikan dan memudahkan penanganan selanjutnya
sehingga biaya pengangkutan dan penyimpanan dapat terkendali.
Proses pengeringan dapat berlangsung kurang lebih selama 3 sampai 4 hari
dan itu tergantung dengan cuaca. Pengeringan secara sederhana ini memiliki
kelemahan yaitu rendahnya mutu dan kebersihan produk, konsumsi waktu
pengeringan yang tergantung dengan cuaca secara tidak langsung bisa menurunkan
kualitas bahan.Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari di bedakan menjadi
dua yaitu pengeringan dalam jangka waktu yang panjang denga suhu yang rendah
atau pengeringandalam jangka waktu singkat dengan suhu yang tinggi. Pada
pengeringan dengan suhu yang rendah dapat menurunan kualitas produk karena
adanya mikrobiologis akibat sumber energy yang banyak terkandung dalam bahan
pertanian yaitu karbohidrat dan protein. Kedua hal ini dapat memicu tumbuhnya
mikroba dan mempercepat pertumbuhan jamur sehingga akan cepat busuk, begitu
pula dengan suhu yang tinggi akan merusak kandungan yang terdapat dalam bahan
secara fisik maupun kimia.
Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan alat pengering seperti pengering
rak, pengering konveyor, pengering fluidized bed, spray dryer dan drum dryer.
Banyak nya jenis alat yang tersedia memerlukan pengetahuan untuk menggunakan
alat secara tepat guna.Sekarang ini teknologi pada pascapanen di Indonesia telah
mengalami kemajuan untuk memberikan mutu yang baik bagi industri pengolahan
hasil pertanian. Oleh karena itu Teknik pengolahan pangan cukup beragam alatnya
untuk mengeringkan bahan setelah pascapanen tanpa lagi mengandalkan sinar
matahari bila cuaca tidak mendukung.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan tujuan dari pengolahan pangan dengan pengeringan?
2. Bagaimana prinsip dasar dan mekanisme pengolahan pangan dengan
pengeringan?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses pengolahan pangan dengan
pengeringan?
4. Bagaimana metode dan jenis pengolahan pangan dengan pengeringan?
5. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari pengolahan pangan dengan pengeringan?
6. Apa pengaruh proses pngolahan pangan dengan pengeringan terhadap bahan
pangan?
C. TUJUAN
1. Memaparkan definisi dan tujuan dari proses pengeringan dan pengeringan bahan
pangan.
2. Menjelaskan prinsip dasar dan mekanisme pengolahan pangan dengan
pengeringan.
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan.
4. Menjelaskan macam – macam metode dan jenis – jenis pengolahan pangan
dengan pengeringan.
5. Menjelaskan dampak baik dan dampak buruk dari proses pengeringan.
6. Menjelaskan apa saja dampak yang ditimbulkan oleh proses pengeringan terhadap
bahan pangan pangan.
D. MANFAAT
Dapat menjadi sumber informasi dalam hal pengolahan pangan dengan
pengeringan.Bisa menjadi media pembelajaran mata kuliah Alat Mesin Pasca Panen.
Mengetahui sebagian kecil metode pengeringan dari berbagai macam metode
pengeringan.Dapat memahami arti pentingnya pengeringan bagi hasil pertanian pasca
panen untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah
yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan enersi panas. Hasil dari proses
pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan kadar air
keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai aktivitas air yang
aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi. Pengertian proses
pengeringan berbeda dengan proses penguapan (evaporasi). Proses penguapan atau
evaporasi adalah proses pemisahan uap air dalam bentuk murni dari suatu campuran
berupa larutan (cairan) yang mengandung air dalam jumlah yang relatif banyak.
Pengeringan merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang sudah
lama dikenal. Tujuan dari proses pengeringan adalah menurunkan kadar air bahan
sehingga bahan menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan sehingga
memudahkan dan menghemat biaya pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan.
Di samping itu banyak bahan hasil pertanian yang hanya digunakan setelah
dikeringkan terlebih dahulu seperti tembakau, kopi, the dan biji-bijian.Meskipun
demikian ada kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya
perubahan sifat fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan.
Secara garis besar pengeringan bahan pangan hasil pertanian dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu pengeringan alami (natural drying atau disebut juga sun drying), dan pengeringan
buatan (artificial drying). Pengeringan alami biasanya dilakukan dengan menjemur bahan
pangan dibawah sinar matahari. Sementara pengeringan buatan dilakukan dengan alat yang
dibuat khusus untuk mengeringan bahan pangan..
4.1 Pengeringan Alami
4.1.1 Penjemuran (sun Drying)
Penjemuran merupakan proses pengeringan yang sederhana dan murah karena
sinar matahari tersedia sepanjang tahun dan tidak memerlukan peralatan khusus.
Sarana utama yang dibutuhkan untuk penjemuran adalah lantai penjemur atau
lamporan berupa lantai semen atau lantai plesteran batu bata. Lamporan dapat
dilengkapi dengan camber (bagian lantai yang berlekuk). Selain pada lamporan,
penjemuran juga dapat dilakukan pada rakrak penjemur, tampah bambu, anyaman
bambu dan tikar.Penjemuran dilakukan dengan menyebarkan bahan secara merata
pada lamporan, dan secara periodik dilakukan pembalikan bahan agar pengeringan
merata dan bahan tidak mengalami keretakan (sun cracking). Proses penjemuran
yang dilakukan di daerah bersuhu tinggi akan memerlukan luas bidang penjemuran
yang lebih kecil daripada di daerah bersuhu rendah. Demikian pula pada daerah yang
mempunyai RH rendah akan memerlukan bidang penjemuran yang lebih kecil
daripada daerah yang mempunyai RH tinggi.
Batch Drying merupakan metode tray drying yang paling sederhana. Tray dryer
terdiri dari bilik pemanasan yang terbuat dari kayu atau logam-logam tertentu.Tray atau
kolom digunakan untuk tempat menyusun material yang telah dikeringkan.Setelah
ruangan ditutup, maka udara panas dialirkan ke dalam ruang pemanas hingga semua
bahan menjadi kering.
Udara yang masuk kesebalah bawah ruang material menyababkan kolom yang
paling pertama cepat kering karena terkena panas lebih dulu. Setelah target tanggal
yang telah ditentukan, material yang sudah kering dikeluarkan dari tray atau kolom.
Material yang telah dikeluarkan tadi diamsukkan kedalam prosedur yang telah
ditentukan secara berulang-ulang.
Solar drying merupakan metode pengeringan yang saat ini sering digunakan untuk
mengeringkan bahan-bahan makanan hasil panen.Metode ini bersifat ekonomis pada skala
pengeringan besar karena biaya operasinya lebih murah dibandingkan dengan pengeringan
dengan mesin.Prinsip dari solar drying ini adalah pengeringan dengan menggunakan bantuan
sinar matahari.Perbedaan dari pengeringan dengan sinar matahari biasa adalah solar drying
dibantu dengan alat sederhana sedemikian rupa sehingga pengeringan yang dihasilkan lebih
efektif. Metode solar drying sering digunakan untuk mengeringkan padi. Namun karena pada
prinsipnya pengeringan adalah untuk mengurangi jumlah air (kelembaban) bahan, maka
metode ini juga bisa diaplikasikan untuk bahan makanan lain.
Cara kerja solar dryer adalah sebagai berikut:
Bahan yang ingin dikeringkan dimasukkan ke dalam bilik yang berada pada
ketinggian tertentu dari permukaan tanah.Udara sekitar masuk melalui saluran yang dibuat
lebih rendah daripada bilik pemanasan dan secara otomatis terpanaskan oleh sinar matahari
secara konveksi pada saat udara tersebut mengalir menuju bilik pemanasan.Udara yang telah
terpanaskan oleh sinar matahari kemudian masuk kedalam bilik pemanas dan memanaskan
bahan makanan.Pengeringan bahan makanan jadi lebih efektif karena pemanasan yang terjadi
berasal dari dua arah, yaitu dari sinar matahari secara langsung (radiasi) dan aliran udara
panas dari bawah (konveksi).
4.2.3 Spray drying
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering berbentuk sebuah
drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku atau gasifier. Alat
pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada suhu 1200-1800 oF
tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900 oF.Pengering rotary dryer
biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang berbentuk bubuk, granula, gumpalan
partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara
otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan
berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap listrik,
batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber dan
penangkap air elektrostatis
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas
sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang
piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku cadang lainnya..
Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya (bervariasi
dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan karena
rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya.
Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan gas
panas yang mengalir melalui mantel luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam
seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses pengeringan
bahan yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah
7. Menggunakan daya listrik yang sedikit
Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :
1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan
2. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
3. Efisiensi energi rendah
4. Perawatan alat yang susah
5. Tidak ada pemisahan debu yang jelas.
4.2.5 Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryer adalah sistem pengeringan yang diperutukan bagi bahan berbobot
relatif ringan, misalnya serbuk dan ganular. Prinsipnya bahan yang akan dikeringkan dialiri
dengan udara panas yang terkontrol dengan volume dan tekanan tertentu, selanjutnya bagi
bahan yang telah kering karena bobotnya sudah lebih ringan akan keluar dari ruang
pengeringan menuju siklon untuk ditangkap dan dipisahkan dari udara, namun bagi
bahan/material yang halus akan ditangkap oleh pulsejet bag filter. Cocok digunakan untuk
serbuk, butiran, aglomerat, dan pelet dengan ukuran partikel rata-rata normal antara 50 dan
5.000 mikron.Kelebihan metode ini ialah perpindahan panas dan kontrol terhadap ukuran
partikelnya lebih baik serta pencampuran yang lebih efisien.
Kelebihan pengering sistem fluidisasi:
1. Aliran bahan yang menyerupai fluida mengakibatkan bahan mengalir secara kontinyu
sehingga otomatis memudahkan operasinya.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan hampir mendekati
isothermal.
3. Sirkulasi bahan diantara dua fluidized bed membuatnya memungkinkan untuk
mengalirkan sejumlah besar kalor yang diperlukan ke dalam ruang pengering yang
besar.
4. Pengering tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.
5. Laju perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara pengering
dan bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering metode kontak yang lain.
6. Pindah kalor dengan menggunakan pengering tipe fluidisasi membutuhkan area
permukaan yang relatif kecil.
7. Sangat ideal untuk produk panas sensitif dan non-panas sensitive.
Kekurangan pengering sistem fluidisasi:
1. Sulit untuk menggambarkan aliran dari udara panas yang dihembuskan ke ruang
pengering, dikarenakan simpangan yang besar dari aliran udara yang masuk dan
bahan terlewati oleh gelembung udara, menjadikan sistem kontak/singgungan tidak
efisien.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan padatan yang terus menerus pada hamparan
akan menyebabkan ketidakseragaman waktu diam bahan di dalam ruang pengering,
karena bahan terus menerus terkena hembusan udara panas.
3. Tidak dapat mengolah bahan yang lengket atau berkadar air tinggi dan abrasive.
4.2.6 Vacuum Dryers
Vakum ialah proses menghilangkan air dari suatu bahan, bersama dengan penggunaan
panas maka vakum dapat menjadi suatu metode pengeringan yang efektif. Prinsip kerja mesin
ini adalah memanaskan produk pada suhu yang bisa diatur, disertai dengan penyedotan
(pemvakuman) uap air dari produk yang dipanaskan tersebut (admin, 2010).Pengeringan
dapat dicapai dalam suhu yang lebih rendah sehingga lebih hemat energi.Metode ini cocok
untuk mengeringkan bahan yang sensitif terhadap panas atau bersifat volatil karena waktu
pengeringannya yang singkat. Kelebihan yang lain dari pengeringan menggunakan vakum
ialah dapat digunakan untuk mengeringkan bahan yang tak bisa dikeringkan jika terdapat
kehadiran air. Sistem ini terdiri dari ruang vakum (bisa stationer atau berputar), pompa
dengan katup dan gauge serta sumber panas. Proses pengeringan vakum sering melibatkan
beberapa langkah penerapan panas dan vakum. Mengurangi tekanan pada permukaan cairan
akan membuat cairan tersebut menguap tanpa perlu diikuti kenaikan suhu. Ada dua tipe
pengering vakum, yaitu Double cone Rotary Vacuum Dryer dan Cylindrical shell rotary
vacuum dryer. Pada Double cone Rotary Vacuum Dryer ruang pengering dipasang pada
poros yang berputar. Proses pengeringan melibatkan pemutaran dari ruang chamber yang
memungkinkan gerakan jatuh turun. Pada Cylindrical shell rotary vacuum dryer, di dalam
ruang pengering dipasangi dengan alat pemutaran untuk mencampur dan mengaduk. Tipe ini
digunakan biasanya untuk produksi batch dalam jumlah besar.
Vacum drying ini bermanfaat untuk pengeringan sayur-sayuran dan produk lainnya
sesuai dengan keinginan Anda. Mesin ini digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain
mengeringkan sayur-sayuran pada suhu tidak terlalu tinggi, sehingga nilai gizi tidak hilang.
Mesin ini juga bisa digunakan untuk produk makanan.
Flash Dryer adalah sebuah instalasi alat pengering yang digunakan untuk
mengeringkan adonan basah dengan mendisintregasikan adonan tersebut kedalam bentuk
serbuk dan mengeringkanya dengan mengalirkan udara panas secara berkelanjutan. Proses
pengeringan yang terjadi di Flash dryer berlangsung dengan sangat cepat. kaan secara instan.
Seperti asal katanya “flash” yang berarti kilat. Maka alat ini mengeringkan bahan yang
dikeringkan dengan sangat cepat, dalam hitungan milisekon. Flash Dryer cocok digunakan
untuk mengeringkan bahan yang sensitif terhadap panas.Flash Dryer tidak cocok digunakan
untuk material yang dapat menyebabkan erosi pada alat dan berminyak.
4.2.8 Freeze Drying
Prinsip kerja freeze drying meliputi pembekuan larutan, menggranulasikan larutan
yang beku tersebut, mengkondisikannya pada vacum ultra-high dengan pemanasan yang
sedang sehingga mengakibatkan air pada bahan pangan tersebut akan menyublim dan akan
menghasilkan produk padat (solid product).
Keunggulan pengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya, antara lain adalah :
a. Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna, dan
unsur organoleptik lain).
b. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan bentuk
setelah pengeringan sangat kecil).
c. Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga dan
lyophile sehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis,
organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum pengeringan).
Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperoleh jika prosedur dan proses
pengeringan beku yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan yang
dikeringkan. Kondisi operasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk tidak
menjamin akansesuai dengan produk jenis lain.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam
jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Tujuan dari
pengeringan adalah menurunkan kadar air bahan sehingga bahan menjadi lebih awet,
mengecilkan volume bahan sehingga memudahkan dan menghemat biaya
pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan. Proses pengeringan dapat bekerja
dengan melalui tiga tahap yaitu konveksi, konduksi dan radiasi, dimana pada proses
konduksi dan radiasi tetap berlangsung walaupun jumlah waktunya relative sedikit.
Prinsip pengeringan pada umumnya melibatkan antara dua kejadian yaitu panas harus
diberikan pada bahan, dan air harus dikeluarkan dari bahan. Antara kedua kejadian
tersebut melibatkan 2 proses yaitu proses pindah panas dengan pindah massa yang
terjadi secara bersamaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan dapat
digolongkan menjadi dua yaitu : faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yang
dikeringkan atau disebut faktor internal (ukuran bahan, kadar air awal dari bahan dan
tekanan parsial di dalam bahan) dan faktor yang berhubungan dengan udara pengering
atau disebut sebagai faktor eksternal (suhu, kelembaban dan kecepatan volumetrik
aliran udara pengering).
Metode dan jenis pengeringan dibedakan menjadi 2 cara yaitu pengeringan
alami (natural drying atau disebut juga sun drying), dan pengeringan buatan
(artificial drying). Pada proses pengeringan ini juga memiliki dampak yang
ditimbulkan baik positif maupun negative. Dampak positif dari pengeringan yaitu
dapat menambah umur dari bahan yang digunakan karena tidak ada air yang
terkandung didalamnya sehingga mikroorganismenya tidak dapat tumbuh, sedangkan
dampak negative dari pengeringan yaitu bahan pangan yang dikeringkan mempunyai
nilai gizi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan segarnya. Selama proses
pengeringan berlangsung dapat terjadi perubahan warna, tekstur, aroma dan lain-
lainnya. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut sebenarnya dapat dibatasi
seminimal mungkin dengan jalan memberi perlakuan pendahuluan pada bahan yang
akan dikeringkan (misal dengan cara diblansing)
DAFTAR PUSTAKA
Anggun, Dwi P.S, 2012. Makalah Pengolahan Pangandengan Proses Pengeringan. IPB:
Bogor