Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Obesitas adalah berasal dari bahasa latin obesitas, yang berarti “lemak atau
gemuk”. Atau dapat diartikan secara pengertian bahasa yakni kelebihan makanan.
Pengertian obesitas atau kegemukan menurut WHO adalah kondisi medis dimana tubuh
kelebihan lemak yang memiliki akumulasi berefek negative pada kesehatan, yang
menyebabkan berkurangnya harapan hidup dan/atau peningkatan masalah kesehatan.(
Subono, Aung, 2016)

WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang
dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi
overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan sebanyak lebih
dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas. Angka ini akan semakin meningkat
dengan cepat. Jika keadaan ini terus berlanjut maka pada tahun 2230 diperkirakan 100%
penduduk dunia akan menjadi obes (Sayoga dalam Rahmawaty, 2004). Panama dan
Kuwait tercatat sebagai dua negara dengan prevalensi obesitas tertinggi di dunia, yakni
sekitar 37%. Setelah itu Peru (32%) dan Amerika Serikat (31%). Di Brasil, kenaikan
kasus obesitas terjadi pada anak-anak sebesar 239%.
Di Eropa, Inggris menjadi negara nomor satu dalam kasus obesitas pada anak-
anak, dengan angka prevalensi 36%. Disusul oleh Spanyol, dengan prevalensi 27%
berdasarkan laporan Tim Obesitas Internasional (Cybermed, 2003). Masalah obesitas
meluas ke negara-negara berkembang: misalnya, di Thailand prevalensi obesitas pada 5-
12 tahun anak-anak telah meningkat dari 12,2% menjadi 15,6% hanya dalam dua tahun
(WHO, 2003).
Tingkat prevalensi obesitas di Cina mencapai 7,1% di Beijing dan 8,3% di
Shanghai pada tahun 2000 (WHO, 2000). Prevalensi obesitas anak-anak usia 6 hingga 11
tahun sudah lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1960-an (WHO, 2003). Selain
itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada tahun 2005, secara global ada
sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau overweight dan 400 juta
di antaranya dikategorikan obesitas. Pada Tahun 2015 diprediksi kasus obesitas akan
meningkat dua kali lipat dari angka itu.

1
Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan mencapai tingkat yang
membahayakan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas pada anak
telah mencapai 11%. Di Indonesia hingga tahun 2005 prevalensi gizi baik 68,48%, gizi
kurang 28%, gizi buruk 88%, dan gizi lebih 3,4% (Data SUSENAS,2005).
Sedangkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3%
terdiri dari (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat badan
berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%.
Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun.
Dalam hal ini akan diuraikan pada kajian ini tentang apa yang disebut
obesitas,epidemiologi, manifestasi klinik, gejala obesitas, macam-macam obesitas, factor-
faktor yang mempengaruhi, pencegahan dan perobatan obisitas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendefinisikan obesitas secara umum, baik epidemiologi, manifestasi klinik, gejala,
macam-macam, factor-factor yang mempengaruhi dan cara pencegahannya dan
pengobatan obesitas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah:
 Mengetahui definisi Obesitas.
 Gejala-gejala yang mengakibatkan obesitas.
 Mengetahui macam-macam obesitas.
 Factor-factor yang mempengaruhi obesitas.
 Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan obesitas

2
BAB II

KASUS dan RANCANGAN

A. Kasus
Ny. F seorang mahasiswa yang berusia 19 tahun dengan TB: 160 cm, dan BB: 80
kg. Ia tinggal dengan ibunya yang bekerja sebagai PNS. Ny. F akhir-akhir ini mengeluh
lutut sering sakit dan pegal, sendinya sering nyeri, terutama di persendian bagian kaki
dan bagian jempol kaki dan klien mengatakan sesak dada sejak seminggu ini. Ny.F
mempunyai riwayat penyakit Hipertensi sehingga ia sering merasa pusing. Kawatir
dengan keadaan anaknya ibunya pun membawa Ny.F ke rumah sakit untuk dilakukan
pemeriksaan lab, sebagai berikut:
Kolestrol total : 250 mh/dl
LDL : 150 mg/dl
HDL : 25 mg/dl
Asam Urat : 8 mg/dl
Glukosa puasa : 100 mg/dl
Pemeriksaan fisik:
- TD:175/95 mmHg
- RR: 120 X/menit
- S: 37℃
- N: 24x/menit

Ny. F sangat menyukai makanan berlemak, bersantan, dan berminyak. Satu hari
sebelum pemeriksaan dilakukan Ny.F mengatakan sempat menghadiri acara ulang tahun
temannya dan Ny.F mengatakan mengkonsumsi makanan tinggi lemak yang lumayan
banyak. Dibawah ini adalah makanan Ny.F dalam sehari:

Pagi: nasi 200 gr, ayam goring 2 potong, sayur lodeh 1 mangkok, the manis 1 gelas

Snack: kolak pisang 1 mangkok

Siang: nasi 200 gr, sate kambing 10 tusuk, sop kikil 1 mangkok lalapan (daun kemangi
50 gr)

3
Snack: juice jeruk 1 gelas + biscuit 100 gr

Malem: Mie ayam 1 mangkok

Waktu Jenis makanan Bahan makanan GR E P L KH


makan

Pagi Nasi Nasi 200 356 4,2 0,2 81,2

Ayam goring Ayam 110 332,2 20,02 27,5 0

Minyak 5 45,1 0 5 0

Sayur lodeh Labu siam 5 1,3 0,03 0,005 0,335

Daun melinjo 5 5,5 0,415 0,06 1,11

Kacang panjang 5 17,85 0,865 0,075 3,5

Jagung 20 6,6 0,44 0,02 1,48

Santan 40 129,6 1,68 13,72 22,24

Teh manis The 100 99 5 1,3 21,3

Gula 26 94,64 0 0 24,44

snack Kolak pisang Pisang 50 49,5 0,6 0,1 12,9

Gula aren 39 143,52 0 0 37,05

Santen + air 40 48,8 0,8 4 3,04

Siang Nasi Nasi 200 356 4,2 0,2 81,2

Sate kambing Daging kambing 200 308 33,2 18,4 0

4
Kecap 50 23 2,85 0,65 4,5

Sop kikil Babat 40 45,2 7,04 1,68 0

Tomat 5 1 0,05 0,015 0,21

Wortel 50 21 0,6 0,15 4,65

Daun bawang 10 2,9 0,18 0,07 0,52

Kol 25 6 0,35 0,05 1,325

Lalapan Daun kemangi 50 23 2 0,25 4,45

Snack Juice jeruk Jeruk 55 24,7 0,495 0,11 6,16

Gula 26 94,64 0 0 24,44

Biscuit Biscuit 100 456 6,9 14,4 75,1

Malem Mie ayam Mie kering 50 168,5 3,95 5,9 25

Ayam 40 120,8 7,28 10 0

Sawi 20 4,4 0,46 0,06 0,8

Kecap 5 9,2 1,14 0,26 1,8

Jumlah 2996 104,745 104,175 438,75

B. Rancangan
1) Pengkajian
Seseorang perawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) melakukan
pengkajian terhadap seorang remaja yang berkunjung untuk memeriksakan keadaan
kondisinya. Di bawah ini disajikan sebagian data hasil pengkajian yang
didapatkannya. Hasil pengkajian itu mendukung adanya masalah tentang perilaku.
5
1. Pengkajian Faktor Predisposisi
a. Riwayat keperawatan
Ny.F berumur 19 tahun saat ini iya mengeluh lutut sering sakit dan pegal,
sendinya sering nyeri, terutama di persendian bagian kaki dan bagian jempol
kaki dan ia mengatakan sesak dada sejak seminggu ini. Ny.F datang ke
puskesmas karena disuruh oleh ibunya. Ia baru pertama kali dating ke
Puskesmas karena sebelumnya tidak adamasalah kesehatan yang serius. Ny.F
sedang menempuh pendidikan di sekolah tinggi di Jakarta, ia tidak banyak
tahu tetang obesitas. Ibunya Ny.F yang mengatarkan Ny.F ke Puskesmas.
Ny.F mempunyai kebiasaan makan makanan yang berlemak, bersantan, dan
berminyak. Ny.F seorang penganut agama islam dan tinggal di suatu wilayah
daerah Cilandak.
b. Keadaan Fisik

Berat badan Ny.F 80 kg dan tinggi badan 160 cm. Tanda-tanda vital klien
yaitu Tekanan Darah: 175/95 mmHg, RR: 120 X/menit, suhu: 37℃, Nadi:
24x/menit.

c. Kesiapan belajar
Ny.F mengatakan bahwa ia tertarik untuk ,empelajari tentang obesitas dan
ia ingin sekali sembuh dari keadaannya. Pengetahuan obesitas masih sangat
kurang karena ia belum pernah mendapatkan informasi tentang hal tersebut
apapun. Ia dapat berkomunikasi dengan mengunakan bahasa Indonesia
dengan baik.
Ketika pertama kali dateng ke Puskesmas, Ny.F tampak sedang
pusing,sesak, nyeri dan pegal. Ia mengatakan bahwa hari ini ia bersedia diberi
penyuluhan oleh perawat di rumahnya.
d. Motivasi Belajar
Motivasi Ny.F untuk mempelajari kondisinya cukup kuat. Ia mengatakan
apapun yang harus dilakukan akan dilaksanakan asalkan ia sembuh dari
kondisinya saat ini.

6
e. Kemampuan membaca
Ny.F mempunyai kemampuan membaca dan menulisdengan cukup
baik.bacaan berupa “ leaflet” tentang obesitas dan diminta membacanya, Ny.F
dan diminta membacanya, Ny.F dapat menjelaskan kembali inti dari isi “
leaflet” tersebut. Ia mengatakan lebih menyukai belajar dengan cara Tanya
jawab dan menyukai bahan bacaan yang bergambar karena mudah diingat.
2. Pengkajian Faktor Pemungkin
Di puskesmas, khususnya di klinik pelayanan kesehatan umum, perawat
yang memberikan pelayanan kepada pasien obesitas telah memiliki keterampilan
memberikan penyuluhan kesehatan dengan baik karena telah serin kali dilakukan
pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa “ leaflet” dan lembar
balik.
Rumah Ny.F dekat dari puskesmas dan dapat dijangkau dengan naik
angkot atau berjalan kaki. .
3. Pengkajian Faktor Penguat
Ny. F tinggal dengan ibunya yang berpendidikan sajarna. Ibu Ny.F
mempunyai cara pandang yang berbeda tentang hidup sehat. Ia mempunyai
pandangan yang lebih positif terhadap hidup sehat sehingga dapat memberikan
dukungan moral kepada anaknya Ny.F dan mendorongnya untuk pergi
memeriksakan diri ke puskesmas. Ibu Ny.F tampaknya tidak begitu menyukai
makanan-makanan yang bersantan, berlemak, dan berminyak, semantara Ny.F
sangat menyukainya.

2). Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan, perawat berusaha


merumuskan diagnose keperawatan. Adapun diagnose keperawatan tersebut
dirumuskan sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahun Ny.F tentang perawatan kesehatan obesitas berhubungan
dengan kurang terpapar informasi.

7
3). Perencanaan tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk menyelesaikan diagnose-diagnosa


keperawatan tersebut adalah berupa pendidikan kesehatan yang ditunjukan kepada
Ny.F dan ibunya.

8
BAB III
RANCANGAN PEMBAHASAN

Diagnose keperawatan
Adanya risiko tinggi untuk terjadinya hambatan dalam proses menurunkan berat
badan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tetang perawatan kesehatan
obesitas.
A. Tujuan pembelajaran
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, Ny.F dan ibunya mampu
melakukan perawatan kesehatan menurunkan berat badan dengan baik.
2. Tujuan khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 1 kali 120 menit, Ny.F dan
ibunya akan mampu:
a. Menjelaskan pengertian dari obesitas
b. Menjelaskan gejala-gejala obesitas
c. Menjelaskan Macam-macem tipe obesitas
d. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi obesitas
e. Mengetahui resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas
f. Mengetahui pencegahan atau pengobatan obesitas
B. Materi belajar
a. Definisi

Obesitas adalah berasal dari bahasa latin obesitas, yang berarti “lemak
atau gemuk”. Atau dapat diartikan secara pengertian bahasa yakni kelebihan
makanan. Pengertian obesitas atau kegemukan menurut WHO adalah kondisi
medis dimana tubuh kelebihan lemak yang memiliki akumulasi berefek
negative pada kesehatan, yang menyebabkan berkurangnya harapan hidup
dan/atau peningkatan masalah kesehatan. ( Subono, Aung, 2016)

9
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh
yang belebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat
membahayakan kesehatan ( Irwan, 2016).

Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dengan


kebutuhan energy, yakni konsumsi kalori terlalu belebihan dibandingkan
dengan kebutuhan atau pemakaian energy. Obesitas sering dikaitkan dengan
banyaknya lemak dalam tubuh. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh lebih
banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh
dengan berat badan pada wanita adalah sekitar 25-30 % dan pria sekitar 18-
23%. (Irwan, 2016)

Berat badan yang idea pada orang dewasa menurut rumus Dubois ialah:

BB(kg)= (TB-10)+10%. (Irwan, 2016).

Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese)
yang disebabkan penumpukan adipose ( adipocytes: jaringan lemak khusus
yang disimpan tubuh) secara belebih. Presentasi lemak simpanan dibawa kulit
pada wanita adalah 9% dan pada pria 4,4%, presentasi lemak simpan di
rongga perut dan dada pada wanita adalah 2,3 % dan 1,55% pada pria. (Irwan,
ME2016)

b. Epidemiologi

Penelitihan longitudinal dimasarakat industry selama abad terakhir ini


telah menunjukkan pertumbuhan dalam tinggi dan berat badan disebanding
dengan generasi sebelumnya. penelitihan telah menggambarkan prevalensi
obesitas masa anak 7-43 % (Canada), 7,3 % ( United Kingdom) dan 27,1 %
pada mur 6-11 dan 21,9% pada umur 12-17 tahun (Amerika Serikat). Obesitas
lebih menonjol di daerah kota (urban) daripada di daerah perdesaan (rural).

Insiden obesitas pada masa anak berhubungan kuat dengan variable


keluarga, termasuk obesitas orang tua, status sioekonomik yang lebih tinggi,
bertambahnya pendidikan orang tua, ukuran keluarga kecil dan pola

10
inaktivitas keluarga. Anak dari orang tua dengan tingkat aktivitas tinggi
cenderung lebih langsing daripada sebayanya. Bertambah jumlah waktu yang
digunakan untuk melihat televisi tampak berkoelasi dengan kenaikan insiden
obesitas masa anak dan dapat berkaitan tidak hanya dengan sifat tidaqk
bergerak tetapi juga mempengaruhi konsumsi makanan akibat iklan produk-
produk makanan. (Behrman, dkk, 2009)

c. Manifestasi Klinik

Obesitas dapat menjadi jelas pada setiap umum, tetapi obesitas tampak
paling sering pada usia 1 tahun pertama, pada usia 5-6 tahun, dan selama
remaja. Anak yang obesitas karena masukan kolori tinggi secara berlebian
biasanya tidak hanya lebih berat daripada yang lain pada kelompoknya sendiri
tetapi lebih tinggi, dan umur tulangnya lebih tua. Tanda-tanda muka tampak
sering sangat tidak sepadaan. Adipositas di daerah dada laki-laki sering
berkesan tumbuh payudara dan karenanya, mungkin merupakan tanda yang
memalukan. Abdomen cenderung menggantung, dan sering ada striae putih
atau merah lembayung. Genetelia eksterna anak laki-laki tampak kecil tidak
sepadan tetapi sebenarnya paling sering berukuran rata-rata, penis sering
terbungkus dalam lemak pubis. Pubertas dapat terjadi awal dengan akibat
bahwa akhirnya ketinggian anak gemuk mungkin kurang kurang dari pada
tinggi akhir dari sebayanya yang dewasa lebih lambat. Perkembangan
genetalia etermitas nirmal pada kebanyakan wanita, dan menarche biasanya
tidak tertunda dan mungkin maju. Pada obesitas, ekstermitas biasanya lebih
besar di lengan mungkin relative kecil dan jari sedikit demi sedikit mengecil.
Sering ada lutut bengkok (genu valgum).
Anak dengan obesitas atau kelebihan berat menggalami stress dan
kesukaran social dan pesikologis yang berarti. Masyarakat barat perkotaan
mempunyai prasangka budaya yang kuat terhadap obesitas. Gangguan
psikologis sering terjadi pada anak gemuk. Bahkan pada anak yang
tampaknya menyesuaikan diri dengan bai. Evaluasi psikologis yang cukup
sering menampakan masalah psikologis berarti yang mendasar, yang mungkin

11
pada mulanya turun menjadi penyebab obesitas dan biasanya merupakan
factor tambahan pada perawatannya. (Behrman, dkk, 2009)

d. Gejala obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam
dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan
dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.
Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada
siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri
punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul,
lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Kegemukan dapat diketahui dengan mengukur jumlah lemak seluruh
tubuh menggunakan alat impedans atau mengukur ketebalan lemak di tempat-
tempat tertentu menggunakan alat kaliper. Selain itu lemak di sekitar perut
dapat diukur dengan menggunakan meteran. Secara sederhana kegemukan
dapat dihitung dengan menghitung Indeks Massa Tubuh, yaitu membagi berat
𝐵𝐵
badan (kg) dengan tinggi badan dikuadratkan (m2) atau IMT = 𝑇𝐵 (𝑚2).

e. Macam – Macam Kegemukaan


Menurut Vague, yang telah mengadakan penelitihan selama 30 tahun
tersebut, ada dua jenis orang gemuk yaitu tipe android dan tipe ginoid yang
jelas berbeda dari bentuk tubuhnya. Orang yang gemuk tipe android memiliki
lemak yang lebih pada daerah dada dan perut, sedangkan tipe ginoid
lemaknya, terutama, ditimbun di sekitar pinggul dan paha. Meskipun kedua
tipe kegemukan ini dapat dijumpai baik pada wanita ataupun pria, namun
biasanya tipe android terdapat pada pria ginoid, terutama pada wanita.
Menurut vague, selain berbeda bentuknya, nasib kedua jenis penderita
kegemukan ini ternyata juga tidak sama. Yang tipe android harus berhati-hati,
sebab ia potensial mengalami kelainan metabolisme lemak, metabolisme

12
glukosa ( kencing manis), serta kemungkinan untuk mendapatkan berbagai
penyakit yang akan di bahas kemudian. Sebab ini adalah penting bagi anda
untuk mengetahui tipe kegemukan anda. Untuk menentukannya, selain dengan
melihat bentuknya, anda dapat juga mengukur lingkaran pinggang (waist)
dengan lingkar pinggul (hip) disebut “ration W/H”. seseorang dikatakan
ginoid ektrim jika ratio W/H-nya 0,5 dan dikatakan android jika ratio W/H-
nya sekitar 1. (kuntaraf, jonathan dan Kathleen L. Kuntaraf, 1992).

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Obesitas

Faktor makanan ini merupakan yang terpenting untuk terjadinya


kegemukan baik sebagai penyebab tunggal maupun penyakit lainnya.
Ketidakseimbangan antara masukan kaliori dan pemakaian dapat disebabkan
banyak faktor, antara lain:
1. Aktifitas Fisik
Pada umumnya seseorang yang gemuk kurang aktif daripada seseorang
dengan berat badan normal. Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh
yang menyebabkan pengeluaran yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik dan mental serta memanfaatkan kualitas hidup agar tetap sehat
dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik secara teratur yang dilakukan paling
sedikit 30 menit/hari. Jika lebih banyak waktu yang dipergunakan untuk
beraktifitas fisik, maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak (admin,
2008).
2. Meningkatnya konsumsi zat gizi (asupan makanan)
Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan
secara berlebihan, zat gizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan
akan meningkatkan berat badan secara keseluruhan. Adapun zat gizi makro
yang dapat mempengaruhi kenaikan berat badan jika dikonsumsi berlebihan
antara lain:

13
a. Karbohidrat
Karbohidrat memang merupakan peranan penting dalam alam karena
merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya
relative murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi
utama karbohidrat adalah Sumber energi pemberi rasa manis dari makanan,
penghemat protein, mengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran
feces (altemaster, 2003).
Dalam diet seimbang, dianjurkan 50-60 % kebutuhan kalori berasal dari
karbohidrat, kegunaan utama energi. Kegunaan lainnya sebagai energy
cadangan, komponen struktur sel, dan sumber serat (Sayogo, 2006).
b. Protein
Protein adalah molekul makro dan merupakan bagian terbesar setelah air.
Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama
lain dalam ikatan peptide. Protein ini mempunyai fungsi khusus yang tidak
tergantikan oleh zat lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh.
Kebutuhan protein remaja berkisar antara 44-59 gr/hari. Tergantung pada
jenis kelamin dan umur. Protein juga menyuplai sekitar 12-14% asupan energi
selama masa anak dan remaja (Suandi, 2003).
c. Lemak
Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai
sumber energi, lemak juga menghasilkan 9 kal/gr nya, sebagai pelumas yaitu
membantu pengeluaran sisa-sisa pencernaan dan metabolism, memelihara
suhu tubuh dan pelindung organ-organ vital. Depkes RI menganjurkan untuk
mengkonsumsi lemak kursang dari 25% total energi per hari (Sayogo, 2006).
Faktor-faktor lain dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:
1. Faktor genetik.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan
dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas.
Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.

14
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan
pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
2. Faktor lingkungan.
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang
dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya).
Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat
mengubah pola makan dan aktivitasnya.
3. Faktor psikis.
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang
menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang
kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
4. Faktor kesehatan.
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
1. Hipotiroidisme
2. Sindroma Cushing
3. Sindroma Prader-Willi
4. Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
5. Faktor obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa
menyebabkan penambahan berat badan.
6. Faktor perkembangan .
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya)
menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh.
Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak,
bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan
orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat

15
dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan
cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
7. Aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab
utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang
makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori.
Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak
melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
Adapun faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam obesitas adalah gaya hidup
dan konsumsi pangan, gaya hidup sendetari (unsur gerak fisik sangat minim),
beban mental (stress) dan lingkungan.
Seseorang dapat dikatakan obesitas jika berat badan pada laki-laki melebihi
15% dan wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.
Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuh harus bekerja lebih
berat, karena harus membawa kelebihan berat badan yang tidak memberikan
manfaat langsung, dan karena itu akan merasa lebih gerah.

Resiko Kesehatan yang berhubungan dengan Obesitas


NO Hal/Tipe Simtom
Masalah
1 Kardiovaskuler Hipertensi:
Jantung
Koroner, vena
varicose,
sindrom
pickwickian
2 Endokrin dan Non-DM
reproduktif (tergantung
insulin),
Amenore,
Infertilitas, Pre-

16
Eklampsia
3 Gastrointestinal Kolesistitis dan
Kolelitiasis,
Fatty Liver
4 Psikiatri dan Diskriminasi
Sosial
5 Muskuloskeletal Osteoarthritis,
& Dermis iritasi, infeksi
(lipatan kulit,
striae)
6 Keganasan Kanker Kolon,
Rectum, Prostat,
empedu, Buah
dada, Uterus,
Ovarium

g. Pencegahan dan Perobatan

Karena obesitas dapat mengekalkan diri karena alasan pesikologis atau


fisiologis, anak gemuk anak dari orang tua gemuk, atau mereka yang dengan
saudara-saudara sekandung gemuk harus didorong untuk taat pada program
sistematik latihan fisik yang giat dan keseimbangan diet yang sesuai dengan
tingkat pengeluaran energynya. Berat ideal diinginkan tidak hanya untuk
alasan keindahan tetapi juga berkemungkinan untuk mencegah komlikasi
obesitas seperti diabetes, pernapasan pendek, dan meninggal awal. Bayi
kelebihan berat badan yang tidak diobati dapat tetap tetap kelebihan berat
ketika dewasa. Upaya awal untuk mengubah perilaku dimulai pada masa bayi,
seperti pemberian makan sesuai kebutuhan segera saat lahir, pemberian
makanan hanya bila ada tanda-tanda lapar pada umur 1 tahun, hindarkan
perkenalan dengan menunjukkan makanan menarik atau member resep waktu

17
makan dengan jam, dan dengan mendidik anak makan kalau lapar, dapat
secara efektif mencegah kelebihan makan dan kegemukan.

Sesudah obesitas masa anak diteggakan, adalah sangat sukar


melaksanakan rencana efektif untuk pengurangan berat dan pemeliharaannya
tanpa peran serta dan motivasi aktif anak maupun keluarga. Tehnik yang
digunakan untuk pengurangan lemak pada orang dewasa, termasuk
pembedahan, farmakoterapi, dan balon lambung, merupakan kontraindikasi
untuk anak. Diet kalori amat rendah adalah tidak tepat karena diet ini dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pada titik kritis selama masa
anak. Namun, cara lain, memelihara berat badan selama pertumbuhan cepat
remaja menyebabkan penurunan berat badan yang efektif untuk umur tersebut
ketika pertumbuhan terjadi atau mungkin lebih disukai pengurangan berat
badan dan protocol latihan fisikyang drastic. Pengobatan obesitas anak yang
berhasil memerlukan perhatian pada setidak-tidaknya komponen-komponen
berikut: (1) modifikasi diet dan kandungan kalori; (2) defisinisi dan
penggunaan program latihan fisik yang sesuai; (3) modifikasi prilaku untuk
anak; dan (4) ketelibatan keluarga pada terapi. Ada keberhasilan sedang dalam
modifikasi program prilaku, namun hasil untuk individu sangatlah bervariasi.
Program yang melibati terapi keluarga secara simultan agar efektif dalam
mencegah perubahan kearah obesitas berat seperti diukur dengan pengurangan
ketebalaan lipatan kulit triceps selama remaja, jika tetapi mulai pada usia 10-
11 tahun. Program demikian juga meliputi pemantauan sendiri, pengendalian
rangsangan, pengurangan frekuensi makana, penyusunan kembali ingatan
(cognitive) dan menambah aktivitas fisik. Ketelibatan keluarga adalah paling
efektif jika orang tua secara bersama telibat pada rencana pengobatan dan
berupaya mengubah gaya hidup keluarga. Walaupun program ini telah
menunjukkan beberapa keberhasilan, penderita tidak mencapai status
monobese (kurang daripada 20% kelebihan berat).

Jika praktisi memilih melaksanakan diet, kebutuhan nutrisi dasar harus


dipenuhin. Semua kebutuhan diet esensial mungkin termasuk dalam diet

18
1.100-1.300 kalori untuk anak umur 10-14 tahun selama beberapa bulan.
Beberapa anak menghindari makan yang belebih sesudah mereka dibolehkan
kembali pada diet bebas pilihan. Kadang-kadang kerja sama yang lebih
terjamin jika sedikit porsi diet diizinkan diantara waktu makan, terutama pada
sore hari. Jika ragu-ragu apakah masukan vitamin harian cukup, dapat
diresepkan konsentrat vitamin. Vitamin D harus dimasukkan, karena semua
untuk pertumbuhan anak. Penurunan berat badan yang cepat tidak boleh
diupayakan, dan pengawasan medic harus dipertahankan. Selama tahun-tahun
pertumbuhan, pertahankan berat badan sementara anak bertambah tinggi
sering merupakan tujuan yang cukup. Paling baik adalah terapi obat dibatasi.
Dukungan pesikologis harus melibatkan seluruh keluarga. (Behrman, dkk,
2009
C. Metode Belajar
1. Metode Diskusi
Metode ini digunakan untuk penyampaian materi diatas.
2. Metode Demostrasi
Metode ini diguanakan untuk mencapai tujuan kemapuan Ny.F untuk
menambah pengetahuan tetang obesitas.
D. Alat Bantu Belajar
1. Leaflet dan lembar balik tentang definisi obesitas, gejala-gejala obesitas,
macam-macam obesitas, factor-faktor yang mempengaruhi obesitas, resiko
kesehatan berhubungan dengan obesitas, dan pencegahan atau pengobatan
obesitas.
E. Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses
pendidkan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan lisan.
1. Pertanyaan Lisan
a. Jelaskan definisi obesitas?
b. Jelaskan gejala-gejala obesitas?
c. Jelaskan macam-macam obesitas?

19
d. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi obesitas?
e. Sebutkan resiko kesehatan yang akan muncul akibat obesitas?
f. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan obesitas?

20
BAB IV

SKENARIO

Hari ini Ny.F dan ibunya mendatangi puskesmas Cilandak untuk memeriksa
kondisinya saat ini karena saat ini Ny.F merasa lutut sering sakit dan pegal, sendinya sering
nyeri, terutama di persendian bagian kaki dan bagian jempol kaki dan klien mengatakan sesak
dada sejak seminggu ini. Ny. F pun diperiksa oleh dokter dan dokter mendiagnosa bawah Ny.F
mengalami Obesitas dan dokter pun memanggil perawat yang ada di puskesmas Cilandak itu
untuk memberikan penyuluhan tentang obesitas kepada Ny.F namun Ny.F belum bersedia hari
ini dikarenakan hari ini iya ada jadwal kampus, iya meminta perawat untuk memeberikan
penyuluhan tentang obesitas besok di rumahnya dan perawatpun setuju akan memberikan
penyuluhaan kesehatan besok di rumah klien dikarenakan rumah klien dekat dengan puskesmas

“ keesokan harinya”

Perawat gede dan perawat istiqomah: Assalamu’alaikum, selamat pagi ( sambil mengetuk pintu)

Ibu Nadya: wa’alaikumsalam, selamat pagi

Perawat gede: perkenalkan saya perawat geda dan ini rekan saya perawat isti kami dari
puskesmas cilandak tujuan datang kesini untuk melakukan penyuluhan tentang obesitas kepada
ade firda

Ibu Nadya: oh ini suster-suster yang ada di puskesmas kemarin ya, ayo suster masuk ke dalam.

Perawat gede dan perawat isti: baik bu, terima kasih

Ibu Nadya: silakan duduk sus, saya permisi untuk memanggil anak saya dulu ya sus.

Perawat gede dan perawat isti: baik bu

“ beberapa menit kemudian ny.f dan ibunya dateng dan telihat ny firda sedang enak mengemil
snack yang ada di tangan dan ditangannya telihat ada 3 snack yang dia pegan.”

21
Ibu Nadya: ini sus anak saya kebetulan hari ini dia lagi libur kuliah sehingga dia hari ini ada
dirumah, kalau begitu saya pamit sebentar untuk membuat minuman buat suster-suster telebih
dahulu ya bu.

Perawat gede: tidak usah repot-repot bu

Bu Nadya: tidak apa apa sus, kalau begitu saya permisi dulu ya bu.

Perawat gede: terima kasih bu

“ dimulai lah pembincangan perawat dengan ny. Firda”

Perawat gede: astaga ibu, ibu kenapa makan snack begitu banyak? Ibu tahu tidak isi kandungan
dari snack tersebut?

Firda: tidak tahu sus

Perawat gede: ibu kandungan di dalam senack tersebut cukup berbahaya bu karena didalamnya
terkandung zat seperti perwarna buatan, pemanis buatan, pengawet dan MSG yang cukup banyak
dan kandungan-kandungan tersebut dapat mengakibatkan obesitas bu.

Firda: oh begitu ya sus, kalau begitu saya akan mengurangi mengemil deh sus.

“ tiba-tiba ibu nadya datang dengan membawa minum yang telah dibuatnya”

Bu nadya: silakan sus diminum dan dimakan cemilannya

Perawat gede dan perawat isti: baik bu, terima kasih bu

“ perawat isti dan perawat gede melanjutkan pembincangan yang tadi bersama ny. firda

Perawat isti: bagus kalau ade firda mau mengurangi mengemil tapi harus bener-bener
dilaksanakan ya de, baik kita mulai saja ya bu penyuluhannya tetapi sebelum memulai
penyuluhan saya ingin bertanya telebih dahulu , ibu dan ade firda sudah tahu belum apa saja
gambaran tentang penyakit obesitas tersebut?

Firda dan bu nadya: tidak tau sus, emang apa sus?

22
Suster isti: kalau begitu saya akan memberikan terlebih dahulu lembar leaflet kepada ade firda
dan ibu, setelah itu tolong ade firda baca-baca dan pahami dulu tentang obesitas.

“ade firda mulai membaca dan memahami isi leaflet tersebut”

“ 15 menit kemudian”

Suster isti: jadi gimana ibu apakah ibu sudah ada gambaran tentang obesitas?

firda: mengerti sedikit-sedikit sus.

Suster isti: kalau begitu saya dan rekan saya akan memulai penyuluhan tentang obesitas saya de.
Jadi obesitas menurut WHO adalah kondisi medis dimana tubuh kelebihan lemak yang memiliki
akumulasi berefek negative pada kesehatan, yang menyebabkan berkurangnya harapan hidup
dan/atau peningkatan masalah kesehatan. ( Subono, Aung, 2016) dan gejala dari obesitas tersebut
yaitu:

1. Penimbunan lemak yang berlebihan di tubuh


2. timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan
aktivitas yang ringan.
3. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya
pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita
sering merasa ngantuk.
4. Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan
pergelangan kaki).
5. Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
6. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat
dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.
7. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di
daerah tungkai dan pergelangan kaki.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas de firda dan bu nadya yaitu

23
1. Aktivitas fisik
2. Meningkatnya konsumsi zat gizi (asupan makanan)
3. Factor genetic
4. Factor kesehatan
5. Factor lingkungan
6. Factor psikis
7. Factor obat-obatan
8. Factor pengembangan

Perawat isti: bagiamana sejauh ini de firda dan ibunya apakah ada pertanyaan?

Firda: ada sus, badan sayakan suka mengalami nyeri tu sus, saya mau nanya adakah sus cara
mengurangi nyeri tersebut?

Perawat isti: ade de, petolongan pertamanya biasa dengan cara relaksasi tarik nafas dalam,
minum air hangat dan mengompres bagian yang nyeri dengan air hangat de biar nyerinya
berkurang de, tetapi kalau sudah nyeri sekali langsung dibawah ke rumah sakit ya de jangan
dibiarkan.

Ibu nadya: cara relaksasi nafas dalam gimana ya sus?

Perawat isti: cara relaksasi nafas dalam yaitu dengan cara ade firda dan ibu meletakan kedua
telapak tangan diatas perut, setelah itu tarik nafas dalam perlahan-lahan melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut ( lakukan sebanyak 3 kali), setelah itu saat nafas dalam terkhir ibu
dan ade firda menahan nafas selama 2-3 detik, setelah itu hembuskan pelahan-lahan ya bu dan de
firda. Kalau bias lakukan prosedur ini sebanyak 4 sampai dengan 7 kali ya bu dan de firda atau
sampai nyerinya berkurang.

Perawat gede: oke de firda dan bu nadya kita mulai lagi ya penyuluhannya. De firda dan bu
nadya harus tahu resiko kesehatan yang akan terjadi bila terjadi obesitas, resikonya itu dapat
mengakibatkan

1. Struk
2. Penyakit hati atau liver
3. DM

24
4. Peradangan sendi
5. Kanker usus besar
6. Penyakit jantung

Adapun cara pencegahan buat pasien-pasien obesitas yaitu dengan cara:

1. Membiasakan diri bangun pagi


2. Berolahraga
3. Makan tepat waktu dan secukupnya
4. Menghindari kebiasaan jelek seperti merokok, bergadang, dan meminum
alcohol
5. Megurangi konsumsi makanan cepat saji penting untuk menghindari akibat
buruk dari obesitas

Perawat gede : baik saya akan menanyakan satu pertanyaan kepada de firda dan bu nadya,
apakah ibu tau cara mengitung indek massa tubuh ibu dan apakah ibu tahu standar nilai-nilai
indeks massa tubuh beberapa saja yang dikatakan kategori badan kurang, badan ideal, berat
badan lebih, gemuk dan sangat gemuk?

Firda: tidak tau sus, emang bagaimana cara mengitungnya sus dan berapa standar-standar nilai
dari indeks massa tubuh?

Perawat gede: jadi rumus dari menghitug indeks massa tubuh itu sendiri yaitu

25
Perawat gede: baik de firda dan bu nadya penyuluhan tentang obesitas cukup sampai disini
telebih dahulu, sebelum saya dan rekan saya pamit pulang saya ingin menanyakan kepada de
firda tolong jelaskan kembali secara ringkat gambaran tentang obesitas?

Firda: baik sus, obesitas adalah kondisi medis dimana tubuh kelebihan lemak yang memiliki efek
negative pada kesehatan. Adapun gejala-gejala dari obesitas tersebut yaitu penimbunan lemak
belebih ditubuh, sesak nafas, sulit tidur diakibatkan sesak nafas, sering merasa ngantuk saat siang
hari, mengakibatkan nyeri terutama dibagian pinggul, lutut, pegelangan keringat belebih, dan
pembengkakan daerah pegelangan kaki. Adapun factor yang mempengaruhi obesitas yaitu
adapun faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas firda dan bu nadya yaitu aktivitas fisik,
meningkatnya konsumsi zat gizi (asupan makanan), factor genetic, factor kesehatan, factor
lingkungan, factor psikis, factor obat-obatan, factor pengembangan. Resiko kesehatan yang
diakibatkan obesitas yaitu: struk, penyakit hati atau liver, DM, peradangan sendi, kanker usus
besar, penyakit jantung. Dan cara pencegahan obesitas yaitu dengan cara: membiasakan diri
bangun pagi, olah raga, makan tepat waktu tetapi secukupnya, menghidari merokok, bergadang,
meminum alcohol, dan menghindari konsumsi makanan cepat saji. Sudah sus segitu saja yang
bias saya jelaskan.

perawat isti: bagus ibu sudah bias menjelaskan secara ringkat tetang obesitas. Kalau begitu saya
dan rekan saya pamit kembali ke puskesmas lagi ya de firda dan bu nadya, semoga ade lekas
sebuh dan berat badan ade berkurang.

Perawat gede: permisi de firda dan bu nadya kami pamit dulu. Assalamu’alaikum

Bu nadya dan firda: wa’alaikumsallam, terima kasih sus

Perawat gede dan perawat isti: sama-sama.

“SELESAI”

26
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Obesitas adalah berasal dari bahasa latin obesitas, yang berarti “lemak atau
gemuk”. Atau dapat diartikan secara pengertian bahasa yakni kelebihan makanan.
Pengertian obesitas atau kegemukan menurut WHO adalah kondisi medis dimana
tubuh kelebihan lemak yang memiliki akumulasi berefek negative pada kesehatan,
yang menyebabkan berkurangnya harapan hidup dan/atau peningkatan masalah
kesehatan. ( Subono, Aung, 2016)

WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang
dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan
prevalensi overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan
sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas.

Gejala yang muncul pada pederita obesitas antara lain yaitu penimbunan
lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi
pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu
(tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri
punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut
dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif
lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat
dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering
ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah
tungkai dan pergelangan kaki.
Menurut Vague, yang telah mengadakan penelitihan selama 30 tahun
tersebut, ada dua jenis orang gemuk yaitu tipe android dan tipe ginoid yang jelas
berbeda dari bentuk tubuhnya. Orang yang gemuk tipe android memiliki lemak yang
lebih pada daerah dada dan perut, sedangkan tipe ginoid lemaknya, terutama,
ditimbun di sekitar pinggul dan paha. Meskipun kedua tipe kegemukan ini dapat
dijumpai baik pada wanita ataupun pria, namun biasanya tipe android terdapat pada
pria ginoid, terutama pada wanita.
Factor-faktor yang mempengaruhi obesitas adalah aktifitas fisik,
meningkatnya konsumsi zat gizi, factor genetic, factor lingkungan, factor psikis,
factor keseatan, factor obat-obatan, factor pengembangan, aktivitas fisik.

27
Cara mencegah dan mengobati obesitas adalah (1) modifikasi diet dan
kandungan kalori; (2) defisinisi dan penggunaan program latihan fisik yang sesuai;
(3) modifikasi prilaku untuk anak; dan (4) ketelibatan keluarga pada terapi.

B. Saran
1. Bagi penderita obesitas disarankan untuk bisa memilih makanan yang baik dan
sehat serta sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Pengurangan kalori dan
meningkatkan olah raga merupakan cara alami yang murah meskipun tidak mudah
untuk mempertahankan dalam jangka waktu lama.
2. Bila perubahan cara hidup gagal menurunkan Berat Badan, perlu diberikan obat-
obatan yang aman dan efektif, sebaiknya dipilih obat yang bekerja lokal pada usus
karena efek samping nya lebih kecil dibandingkan dengan yang sistemis.
3. Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien,
mulai dari keluarga, saudara, orang sekitar klien sampai teman akrab klien.

28
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syaiful. 2005. Obesitas dalam Masyarakat.Jakarta: Yudhistira.


Behrman, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Ibrahim, Anwar. 2008. Obesitas. Surabaya: Pariwara.
Irwan. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish.
Kuntaraf, Jonathan dan Kathleen L. Kuntaraf. 1992. Olah Raga Sumber Kesehatan. Jakarta:
Indonesia Publishing House.
Submbono, Aung. 2016 . Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta: Pendidikan Deepublish.
Suliha, Uha, dkk. 2001. Pendidikan kesehatan dalam keperawatan. Jakarta. EGC

29

Anda mungkin juga menyukai