Anda di halaman 1dari 8

K.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


1. Pengkajian
Pengkajian pada kasus BPH ( Benigna Prostat Hyperplasia ) dapat dilakukan
dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Tetapi lebih difokuskan pada area :
a. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Tanyakan pada klien keluhan adanya keluhan seperti : nyeri saat berkemih.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi mengenai penurunan
berat badan, pasien tampak pucat, pasien padat turun dari tempat tidur atau
tidak.
3) Riwayat Penyakit Terdahulu
Tanyakan pada klien riwayat penyakit yang dialami klien seperti kanker,
penyakit jantung, penyakit ginjal, dan hipertensi.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Mengkaji apakah ada riwayat / penyakit keluarga yang sama dengan klien.
Biasanya berhubungan dengan riwayat anggota keluarga lain.
b. Pola kebiasaan
1) Sirkulasi : adanya peninkatan tekanan darah.
2) Makanan / Cairan : mual muntah, adanya penurunan berat badan.
3) Nyeri / Kenyamanan : adanya nyeri pada panggul, pnggung, nyeri di
suprapubis. Nyeri pada punggung bagian bawah.
4) Keamanan : demam.
5) Seksualitas : terdapat penurunan kekuatan kontraksi ejakulasi, adanya
nyeri tekan pada prostat.

2. Diagnosa Keperawatan
Pelabelan Diagnosa diambil dari NANDA 2009-2011 :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen- agen penyebab cedera : biologi
( obstruksi ).
b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi anatomik
c. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan area bedah vaskuler
dan pengeluaran urine berlebih.
d. Risiko syok hipovolemik berhubungan dengan pendarahan, kesulitan
mengontrol pendarahan.
3. Intervensi Keperawatan
Nursing Care Plan ( NCP ) Untuk Pasien Dengan BPH ( Benigna Prostat Hyperplasia )
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan eliminasi urine berhubungan Tujuan : 1. O 1.
dengan : Setelah diberikan asuhan bservasi pola Pengukuran asupan dan
Obstruksi anatomik keperawatan selama … x 24 berkemih pasien. haluan yang akurat
Penyebab multiple jam diharapkan gangguan 2. J sangat penting untuk
Gangguan sensori motorik elaskan kepada pasien melakukan terapi
eliminasi urine dapat teratasi
Infeksi saluran kemih atu keluarga tentang penggantian cairan
Kriteria hasil : alasan terapi. secara tepat.
1. Rasa
Ditandai dengan : 3. D 2. Untuk meningkatkan
puas saat berkemih.
orong asupan cairan pemahaman pasein dam
2. Tidak
DS : sesuai program. membangun rasa
ada distensi kandung
Disuria 4. R percaya diri kepada
kemih.
Urgensi ujuk pasien ke ahli pasien.
3. Px
gizi untuk 3. Untuk melembabkan
tidak disuria.
DO : mendapatkan mukosa dan melarutkan
4. Pasien
Sering berkemih pengarahan tentang zat kimia di dalam
tidak mengalami kesulitan
Inkontinensia diet yang tubuh.
dalam berkemih
Nokturia diprogramkan. 4. Perubahan diet dapat
Retensi 5. D menurunkan ISK pasien.
Mengalami kesulitan diawal berkemih orong pasien untuk 5. Mendengarkan aktif
mengungkapkan menunjukkan respek
keluhan tentang terhadap pasien,
masalah perkemihan. Mengungkapkan secara
bebas membantu
menentukan ketakutan
pasien secara tepat.

2. Nyeri akut berhubungan dengan : Tujuan : 1. Kaji jenis dan 1. Untuk mengetahui
Agen Cidera : Setelah diberikan asuhan tingkat nyeri pasien. tingkat skala nyeri
Fisik keperawatan selama … x 24 2. Berikan obat yang pasien.
Biologis jam diharapkan nyeri akut dianjurkan untuk 2. Untuk menentukan
Kimia pasien dapat teratasi mengurangi nyeri kefektifan obat.
Kriteria hasil : 3. Atur periode 3. Untuk meningkatkan
Ditandai dengan : 1. Px tidak mengngkapkan istirahat tanpa kesehatan,
perasaan nyeri. terganggu. kesejahteraan, dan
DS : 2. Tidak ada perubahan tonus 4. Bantu pasien untuk peningkatan tingkat
Px mngungkapkan secara verbal nyeri otot mendapatkan posisi energi
yang di rasakan 3. Px tidak terlihat meringis. yang nyaman. 4. Untuk menurunkan
4. Tidak ada perilaku distraksi. 5. Pada saat tingkat ketegangan atau spasme
DO : nyeri pasien tidak otot dan untuk
Px terlihat memposisikan dri untuk terlalu kentara, mendistribusikan
menghindari nyeri implementasikan kembali tekanan pada
Perubahan tonus otot tehnik mengendalikan bagian tubuh.
Perubahan selera makan nyeri alternative. 5. Tehnik nonfarmakologi
Perilaku distraksi pengurangan nyeri akan
Px terlihat meringis efektif bila nyeri pasien
berada pada tingkat
yang dapat ditoleransi.
3. Risiko kekurangan volume cairan Tujuan : 1. Pantau 1. Turg
berhubungan dengan : Setelah diberikan asuhan turgor kulit or kulit buruk
Area bedah vaskuler keperawatan selama … x 24 setiapgiliran jaga dan merupakan suatu tanda
Pengeluaran urine berlebih jam diharapkan risiko catat penurunannya. dehidrasi.
2. Uji berat 2. Peni
kekurangan volume cairan
jenis urine. ngkatan kadar
dapat teratasi
3. Pantau hematokrit dan
Kriteria hasil : hemoglobin juga
tanda-tanda vital setiap
1. TTV stabil mengindikasikan
4 jam.
2. Nadi perifer teraba dehidrasi.
4. Berikan
3. Membran mukosa lembab 3. Taki
dan pantau cairan
4. Pengisian kepiler baik kardi, hipotensi, demam
parenteral.
5. Keluaran urine tepat dapat mengindikasikan
5. Ajarkan
pasien untuk deficit volume cairan.
mempertahankan 4. Untu
k mengembalikan
asupan cairan yang kehilangan cairan.
benar. 5. Tind
akan ini dapat
mendorong partisipasi
pasien dan pemberian
asuhan dalam
keperawatan dan
meningkatkan control
pasien.

4. Risiko syok hipovolemik berhubungan Tujuan : 1. Monitor keadaan 1. Untuk memonitor


dengan : Setelah diberikan asuhan umum pasien. kondisi pasien selama
Pendarahan keperawatan selama … x 24 2. Observasi vital perawatan terutama.
Kesulitan mengontrol pendarahan jam diharapkan risiko syok sign setiap 3 jam 2. Saat terdi perdarahan.
hipovolemik dapat teratasi atau lebih. Perawat segera
Kriteria hasil : 3. Jelaskan pada mengetahui tanda-
1. Pendarahan terkontrol pasien dan keluarga tanda presyok /syok.
dan berhenti tanda perdarahan, 3. Dengan melibatkan
dan segera laporkan psien dan keluarga
jika terjadi maka tanda-tanda
perdarahan. perdarahan dapat
4. Kolaborasi : segera diketahui dan
Pemberian cairan tindakan yang cepat
intravena. dan tepat dapat segera
5. Kolaborasi : diberikan.
pemeriksaan : HB, 4. Cairan intravena
PCV, trombosit. diperlukan untuk
mengatasi kehilangan
cairan tubuh secara
hebat.
5. Untuk mengetahui
tingkat kebocoran
pembuluh darah yang
dialami pasien dan
untuk acuan
melakukan tindakan
lebih lanjut.
4. Implementasi
Pelaksanaan/implementasi merupakan tahap keempat dalam proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan
keperawatan) yang telah direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui
berbagai hal, diantaranya bahaya fisik dan perlindungan kepada pasien, teknik
komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak
pasien tingkat perkembangan pasien. Dalam tahap pelaksanaan terdapat dua
tindakan yaitu tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi. (Aziz Alimul. 2009.
Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1. Page 111).

5. Evaluasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen- agen penyebab cedera : biologi
( obstruksi ) pada pasien dapat teratasi.
b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi anatomik pada
pasien dapat teratasi
c. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan area bedah vaskuler
dan pengeluaran urine berlebih dapat teratasi
d. Risiko syok hipovolemik berhubungan dengan pendarahan, kesulitan
mengontrol pendarahan dapat teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Bruner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal – Bedah Edisi 8 Vol :2. Jakarta : EGC.
Cynthia M.Taylor. 2012. Diagnosa Keperawatan dengan Rencana Asuhan, Edisi 10.
Jakarta : EGC.
Doenges.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 10. Jakarta: EGC.
Dorland. 2012. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 28. Jakarta :EGC.
Judith M. Wilkinson. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 9. Jakarta : EGC.
Nanda Internasional Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2009 – 2011.
Jakarta : EGC
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6.
Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai