Anda di halaman 1dari 20

GAMBARAN PERILAKU DAN SIKAP KESEHATAN SANTRI

PUTRA DI ASRAMA PONDOK INDUK PONDOK PESANTREN


DARUL ‘ULUM JOMBANG

KARYA ILMIAH

Oleh:
EKO PRIYONO
NIM. 7111015

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2011
DESCRIPTION OF STUDENTS HEALTH HABIT IN
PESANTREN DARUL ‘ULUM MAIN COTTAGE OF JOMBANG

FINAL MAJOR PROJECT

By:
EKO PRIYONO
NIM. 7111015

DIPLOMA 3 STUDY PROGRAM OF NURSING


HEALTH SCIENCE FACULTY
PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM UNIVERCITY
JOMBANG
2011
LEMBAR PENGESAHAN
GAMBARAN PERILAKU KESEHATAN SANTRI PUTRA DI
ASRAMA PONDOK INDUK PONDOK PESANTREN DARUL
‘ULUM JOMBANG

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi persyaratan mengikuti UAS Program Studi


Diploma 3 Keperawatan

Oleh:
EKO PRIYONO
NIM. 7111015

Disetujui Oleh :
Dosen pembimbing

Drs. Sumargono, ST. M.Pd.

Jombang, 28 Desember 2011


ABSTRAK

GAMBARAN PERILAKU KESEHATAN SANTRI PUTRA DI


ASRAMA PONDOK INDUK PONDOK PESANTREN DARUL
‘ULUM JOMBANG
EKO PRIYONO

Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang


berkaitan dengan sakit dan penyakitnya, layanan kesehatan, makanan dan
lingkungan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
perilaku santri putra di asrama pondok induk pondok pesantern darul ulum Jombang.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 November 2010 – 9 Juli 2011 di


asrama Ibnu Siena, Al-Qohiroh, Raden Fattah, dan Falestin pondok induk pondok
pesantren Darul ‘Ulum Jombang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan populasi seluruh santri putra yang bertempat tinggal di asrama
pondok induk pondok pesantren Darul ‘Ulum Jombang.. teknik sampling yang
digunakan adalah cluster sampling sehingga didapatkan sample sebanyak 153
responden.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran perilaku kesehatan santri


putra di asrama pondok induk pondok pesantren Darul ‘Ulum Jombang 50,3 % (77
santri) berperilaku positif dan 49,7 % (76 santri). Dan gambaran perilaku kesehatan
santri putra di asrama pondok induk pondok pesantren darul ulum jombang antara
lain perilaku terhadap sakit dan penyakitnya 41,2 % (63 santri) berperilaku positif
dan 58,8 % (90 santri) berperilaku negatif, perilaku terhadap pelayanan kesehatan
58,2 % (89 santri) berperilaku positif dan 47,1 % (72 santri) berperilaku positif dan
52,9 % (81 santri) berperilaku negatif, perilaku terhadap lingkungan 45,1 % (69
santri) berperilaku positif dan 54,9 % (84 santri) berperilaku negatif.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa gambaran perilaku kesehatan


santri putra pondok induk Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang sebagian besar
masih berperilaku negatif pada perilaku terhadap sakit dan penyakit, terhadap
makanan dan lingkungan. Hal ini dikarenakan santri masih kurang sadar diri dan
kurang pengwasan dari pembina asrama.

Kata kunci : perilaku kesehatan santri putra


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul
“GAMBARAN PERILAKU KESEHATAN SANTRI PUTRA DI ASRAMA PONDOK
INDUK PONDOK PESANTREN DARUL ‘ULUM JOMBANG”

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menyadari adanya kekurangan


dan keterbatasan, namun berkat bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua
pihak akhirnya karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada Drs. Sumargono, ST. M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memberi bimbingan serta arahan dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan, dan motivasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis
menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karnanya
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempunaan
karya ilmiah ini.Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca.

Jombang, Desember 2011

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………... i


Daftar Isi ………………………………………………………………………… ii
Bab I. Pendahuluan ……………………………………………………………..1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………….1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………... 2
1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 2
1.4. Manfaat ……………………………………………………………… 2
Bab II. Tinjauan Pustaka …………………………………………………………. 3
2.1. Konsep Perilaku Manusia …………………………………………… 3
Bab III. Metodologi Penelitian ……………………………………………………. 8
3.1. Desain Penelitian ……………………………………………………. 8
3.2. Populasi dan Sampel …………………………………………………9
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………………… 10
4.1. Hasil Penelitian ……………………………………………………... 11
4.2. Pembahasan ………………………………………………………… 14
Bab V. Kesimpulan dan Saran …………………………………………………… 15
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………. 15
5.2. Saran ………………………………………………………………… 15
Daftar Pustaka …………………………………………………………………….. 16

BAB
ii I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Kata santri merujuk dari bahasa arab yaitu: “Tholabul Ilmi”. Tholibun berarti
mencari, al-ilmu berarti ilmu, sedangkan Tholabul Ilmi berarti orang yang mencari ilmu.
Santri pada umumnya diharuskan tinggal dan menetap di pondok pesantren sebagai tempat
tinggal para santri menuntut ilmu. Maka dari itu santri dituntut banyak aturan dan kewajiban
yang harus dilakukan oleh santri untuk mengarahkan santri sesuai dengan tujuan utama.
Dengan adanya aturan-aturan yang berlandaskan ajaran-ajaran agama islam, maka
diharapkan hal ini bias menuntun santri untuk berperilaku positif.
Menurut pengamatan penulis selama tinggal di asrama pondok induk PP. Darul
‘Ulum mayoritas santri setiap tahunnya tidak menunjukkan perilaku positif yang
mencerminkan citra pondok pesantren, karena masih banyak santri tidak bisa menjaga
kebersihan lingkungan, menjaga dan membersihkan kamar, menjaga kesehatan diri seperti
mandi dua kali sehari, mengenal penyakit yang diderita, tidak memeriksakan dirinya jika
sakit dan sebagainya.
Dampak dari perilaku yang negatif adalah lingkungan yang kotor sedangkan
lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan manusia sehingga tidak sedikit
manusia khususnya santri putra yang mengalami berbagai penyakit yang disebabkan oleh
ketidakbersihan diridan lingkungan seperti diare, scabies,herpes dan lain sebagainya.
Hal yang paling penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku kesehatan
antara lain: menggunakan kekusaan/kekuatan atau dorongan, pemberian informasi, dan
diskusi partisipatif. Beberapa upaya yang telah dilakukan yaitu dengan dibuatkan jadwal
kebersihan (ro’an) setiap Jum’at dan peringatan atau tegoran dari pengurus pondok
pesantren. Akan tetapi hal tersebut kurang diperhatikan oleh para santri sehingga lingkungan
pondok pesantren yang bersih, nyaman dan sehat belum terwujud. Sehingga perlu diberikan
penyuluhan tentang kebersihan lingkungan.
Dari fenomena diatas, maka peneliti sebagai tenaga kesehatan merasa tergugah untuk
membuat penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku Kesehatan Santri Putra di Asrama
Pondok Induk Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang”.

1.2. Rumusan Masalah


1
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil
adalah bagaimana gambaran perilaku kesehatan santri putra di asrama pondok induk
PP. Darul ‘Ulum Jombang ?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran perilaku kesehatan santri putra di asrama pondok induk
PP. Darul ‘Ulum Jombang.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi perilaku santri putra di asrama pondok induk PP. Darul
‘Ulum Jombang terhadap sakit dan penyakitnya.
b. Mengidentifikasi perilaku santri putra di asrama pondok induk PP. Darul
‘Ulum Jombang terhadap pelayanan kesehatan.
c. Mengidentifikasi perilaku santri putra di asrama pondok induk PP. Darul
‘Ulum Jombang terhadap makanan.
d. Mengidentifikasi perilaku santri putra di asrama pondok induk PP. Darul
‘Ulum Jombang terhadap lingkungan kesehatan.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Peneliti
Merupakan pengetahuan dan pengalaman tentang gambaran perilaku
kesehatan santri putra di asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang dan dapat
mengembangkan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1.4.2. Bagi Pendidikan
Dapat dijadikan pertimbangan dan masukan dalam rangka meningkatkan
kebersihan dan kesehatan lingkungan di lingkungan pondok pesantren dan perilaku
santri untuk berperilaku positif yang sesuai dengan tujuan dan citra pondok
pesantren.
1.4.3. Bagi Pondok Pesantren Darul ‘Ulum
Dapat dijadikan masukkan untuk meningkatkan kebersihan dan lingkungan
santri yang sehat dan juga untuk memperbaiki perilaku sehat santri untuk berperilaku
positif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Perilaku Manusia

2.1.1. Pengertian

Perilaku menurut biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktifitas


organisme bersangkutan, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak
langsung. Sedangkan Perilaku manusia menurut hakekatnya adalah suatu aktifitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, mencangkup
berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya (Notoadmodjo, 2007).
Selanjunya dapat dipahami bahwa perilaku manusia adalah aktifitas yang timbul
karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung (Drs. Sunaryo, M.Kes.).

Sebagaimana dikutip oleh Notoadmodjo, (2007), perilaku adalah tindakan


atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati bahkan dipelajari (Robert Kwick,
1974). Seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Skinner (1938) yang
dikutip oleh (Notoadmodjo, 2007), seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa
perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan
tanggapan (respon). Respon dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Respondent respon atau reflexive, ialah respon yang ditimbulkan oleh


rangsangan-rangsangan tertentu. Pasangan-pasangan yang semacam ini
disebut eliciting stimuli, karena menimbulkan respon-respon yang relatif
tetap, misalnya : makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang
kuat akan menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya.
2) Operan respon atau instrumental respon adalah respon yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang seperti ini
disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena perangsangan-perangsangan
tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme.
4
2.1.2. Prosedur Pembentukan Perilaku
Menurut Skinner prosedur pembentukan perilaku dalam operant
3
conditioning adalah :
a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau
rainforcer berupa hadiah-hadiah atau reward bagi perilaku yang akan
dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil
yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-
komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada
terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai
tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforce sebagai hadiah untuk
masing-masing komponen-komponen tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku, dengan menggunakan urutan
komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah
dilakukan, maka hadiahnya diberikan, hal ini akan mengakibatkan
komponen atau perilaku tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau
perilaku ini sudah terbentuk, kemudian dilakukan komponen yang kedua
yang diberi hadiah (Komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi).

2.1.3. Proses Adopsi Perilaku Baru

Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmojo (2003),


menjelaskan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri seseorang
tersebut terjadi proses yang beruntun yaitu :

a. Awareness, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih


dahulu terhadap stimulus.
b. Interest, merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Sikap sudah
mulai timbul.
c. Evaluation, menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hari ini berarti responden sudah lebih baik lagi. 5
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, terhadap stimulus.

Menurut Lawren Green yang dikutip oleh Notoadmojo (2003), yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor pokok yaitu :

a. Faktor predisposisi yang mencangkup pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan


norma.
b. Faktor pendukung yaitu yang memungkinkan individu, kelompok, atau
masyarakat keseluruhan berbuat umumnya sektor ini meliputi sumber daya
contohnya pelayanan kesehatan.
c. Faktor pendorong yaitu hal-hal mendorong individu, kelompok, atau
masyarakat keseluruhan melaksanakan hidup sehat.

2.1.4. Bentuk Perilaku


Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoadmojo (2007) dalam buku “Kesehatan
Masyarakat”, bentuk perilaku dibedakan menjadi :

a. Bentuk Pasif

Artinya yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung
dapat dilihat manusia atau orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sifat
batin dan pengetahuan.

b. Bentuk Aktif
Artinya apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.

2.1.5. Ciri-ciri Perilaku

Menurut Warlito Wirawan Sarwono (1983) dalam bukunya “Pengantar


Umum Psikologi”, ciri-ciri manusia yang membedakan dari makhluq lainnya adalah :

a. Kepekaan Sosial
Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan perilakunya
sesuai pandangan dan harapan orang lain.
b. Kelangsungan Perilaku
Artinya antara perilaku yang satu ada kaitannya dengan perilaku lain,
perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru lalu dan seterusnya.
c. Orientasi Pada Tugas

Artinya bahwa setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada


suatu tugas tertentu.

d. Usaha dan Perjuangan


Artinya usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan
ditentukan sendiri, serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang
tidak ingin diperjuangkan.
e. Unik
Artinya bahwa manusia yang satu berbeda dengan yang lainnya tidak
ada dua manusia yang sama persis di muka bumi ini, walaupun dilahirkan
kembar.

2.1.6. Macam-macam Perilaku

a. Perilaku Tertutup
Artinya respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup,
misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang
pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui seks dan sebagainya.
b. Perilaku Terbuka
Artinya respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau
terbuka, misalnya seorang ibu memeriksakan kahamilnnya atau membawa
anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. 7

bbbbb.1.7. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Perilaku Manusia

a. Keturunan

Keturunan diartikan sebagai pembawaan yang merupakan karunia dari


Tuhan yang Maha Esa. Keturunan sering disebut pula pembawaan, heredity.
Teori tantang keturunan disampaikan oleh Gregor Mendell yang dikenal hipotesa
genetika. Teori Mendell mengatakan bahwa :

a) Tiap sifat makhluq hidup dikendalikan oleh faktor keturunan.


b) Tiap pasangan merupakan penentu alternatif bagi keturunannya
c) Pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan memisah dan
menerima pasangan faktor keturunan.

b. Lingkungan

Lingkungan sering disebut miliu, environment atau juga disebut nurture.


Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang berpengaruh
pada diri dalam perilaku. Lingkungan turut berpengaruh terhadap perkembangan
pembawaan dan kehidupan manusia. Lingkungan dapat digolongkan :

a) Lingkungan Manusia
Yang termasuk lingkungan ini adalah keluarga, sekolah dan masyarakat
termasuk didalamnya kebudayaan, agama, taraf kehidupan dan
sebagainya.
b) Lingkungan Benda
Benda yang terdapat disekitar manusia yang turut memberi warna yang
berada di sekitarnya.
c) Lingkungan Geografis
Latar geografis memengaruhi corak kehidupan manusia. Masyarakat yang
tinggal di daerah pantai mempunyai keahlian, kegemaran dan kebudayaan
yang berbeda dengan manusia yang tinggal di daerah gersang.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian
yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang bisa memengaruhi
sesuatu hasil. (Nursalam, 2003)
Penelitian yang bersifat deskriptif yaitu penelitian bertujuan untuk
menjelaskan, memberi suatu nama, situasi atau fenomena dalam menemukan ide
baru (Nursalam, 2003). Penulis hanya ingin mengetahui gambaran perilaku santri
putra di asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum.
9

3.2. Populasi dan Sampel 8

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek, (misalnya manusia, klien) yang


memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Posulasi adalah
keseluruhan subjek penelitian (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, 2006).

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh santri putra yang bertempat
tinggal di asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang. Yang berjumlah 250
orang, terbagi dalam empat asrama yaitu : Ibnu Siena 70 orang, Al Qohiroh 55 orang,
Raden Fatah 50 orang, dan Falestin 75 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti, (Suharsimi


Arikunto, 2006). Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau
karakteristik yang sama dengan populasi (Azwar, 2001). Pada penelitian ini sampel
harus memenuhi kriteria yang diinginkan. Sampel pada penelitian ini adalah 153
orang.

N
n = 1 x N (d)2

n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi

d : tingkat signifikasi (p) d = 0,05

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menampilkan data-data responden dan pembahasan
hasil penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku Santri Putra di Asrama Pondok
Induk Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang” yang dilaksanakan pada tanggal
04-09 Juli 2011.
Sampel penelitian ini adalah santri putra yang memenuhi kriteria penelitian.
Besar sampling pada penelitian ini adalh 153 santri dengan menggunakan teknik
sampling cluster sampling, adapun data yang ditampilkan meliput data umum dan
data khusus. Data umum menyajikan data responden yang terdiri dari usia dan
pendidikan. Data khusus membahas tentang perilaku seseorang terhadap sakit dan
penyakitnya, perilaku terhadap pelayanan kesehatan, perilaku terhadap makanan, dan
perilaku terhadap lingkungan kesehatan.
11

4.1. HASIL PENELITIAN


4.1.1. Data Umum 10
Data umum menyajikan karakteristik responden berdasarkan usia dan
pendidikan.

a) Usia
Tabel 4.1 distribusi responden berdasarkan tingkat usia santri putra pondok induk PP.
Darul ‘Ulum Jombang.
No. Umur Jumlah Prosentase
1. 11-14 81 52,9 %
2. 15-18 68 44,4 %
3. ≥ 19 4 2,6 %
Jumlah 153 100 %

Berdasarkan table 4.1 dari 153 responden bahwa mayoritas yang berumur
11-14 tahun adalah 81 santri (52,9 %).

b) Pendidikan
Tabel 4.2 distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan santri putra
asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang.
No. Pendidikan Jumlah Prosentase
1. SMP 80 52,3 %
2. SMA 63 41,2 %
3. PT 10 6,5 %
Jumlah 153 100 %

Berdasarkan tabel 4.2 dari 153 responden bahwa mayoritas berpendidikan


SMP adalah 80 santri (52,3 %).

12

4.1.2. Data Khusus


Data khusus menyajikan karakteristik responden yang terdiri dari perilaku
seseorang terhadap sakit dan penyakitnya, perilaku terhadap pelayanan kesehatan,
perilaku terhadap makanan, dan perilaku terhadap lingkungan kesehatan.
a) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakitnya.
Tabel 4.3 distribusi responden berdasarkan perilaku seseorang terhadap sakit dan
penyakitnya santri putra asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang.
No. Perilaku Jumlah Prosentase
1. Positif 63 41,2 %
2. Negatif 90 58,8 %
Jumlah 153 100 %

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa mayoritas santri putra asrama
pondok induk 90 santri (58,8 %) dari 153 responden masih berperilaku negatif dalam
perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakitnya.

b) Perilaku terhadap pelayanan kesehatan


Tabel 4.4 distribusi responden berdasarkan perilaku seseorang terhadap pelayanan
kesehatan santri putra asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang.
No. Perilaku Jumlah Prosentase
1. Positif 89 58,2 %
2. Negatif 64 41,8 %
Jumlah 153 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa mayoritas santri putra asrama
pondok induk 89 santri (58,2 %) dari 153 responden berperilaku positif dalam
perilaku seseorang terhadap pelayanan kesehatan.

c) Perilaku terhadap pelayanan kesehatan


Tabel 4.5 distribusi responden berdasarkan perilaku seseorang terhadap makanan santri
13
putra asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang.
No. Perilaku Jumlah Prosentase
1. Positif 72 47,1 %
2. Negatif 81 52,9 %
Jumlah 153 100 %

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa mayoritas santri putra asrama
pondok induk 81 santri (52,9 %) dari 153 responden masih berperilaku negatif dalam
perilaku seseorang terhadap makanan.

d) Terhadap lingkungan kesehatan


Tabel 4.6 distribusi responden berdasarkan perilaku seseorang terhadap
lingkungan santri putra asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang.
No. Perilaku Jumlah Prosentase
1. Positif 69 45,1 %
2. Negatif 84 54,9 %
Jumlah 153 100 %
Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa mayoritas santri putra asrama
pondok induk 84 santri (54,9 %) dari 153 responden masih berperilaku negatif dalam
perilaku seseorang terhadap lingkungan

e) Gambaran perilaku kesehatan santri putra di asrama pondok induk PP. Darul
‘Ulum Jombang.
Tabel 4.7 distribusi responden berdasarkan gambaran perilaku kesehatan santri putra
asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang.
No. Perilaku Jumlah Prosentase
1. Positif 76 49,7 %
2. Negatif 77 50,3 %
Jumlah 153 100 % 14

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa dari 153 responden 77 santri (50,3
%) mayoritas gambaran perilaku kesehatan santri putra pondok induk PP. Darul
‘Ulum masih berperilaku negatif.

4.2. PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengumpulan data dan melihat hasil yang diperoleh, maka
pembahasan yang akan disajikan peneliti adalah tentang gambaran perilaku
kesehatan sanri putra di asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang.

4.2.1. Gambaran Perilaku Kesehatan Santri Putra di Asrama Pondok Induk PP.
Darul ‘Ulum Jombang.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 diatas diketahui bahwa perilaku
kesehatan santri putra asrama pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang mayoritas 77
santri (50,3 %) masih berperilaku negatif. Hal ini dipengaruhi banyak faktor
diantaranya pendidikan, dimana didapatkan data 80 santri (52,3 %) masih
berpendidikan SMP.
Dimana terbentuknya perilaku dipengaruhi oleh pendidikan, karena semakin
tinggi pendidikan semakin matang seseorang berperilaku. Menurut Notoadmojo
(2003), terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan proses
interaksi individu dengan lingkungan melalui proses belajar.
Hal tersebut bisa mengakibatkan santri berperilaku negatif terhadap perilaku
kesehatannya, untuk itu santri juga masih perlu pengawasan dan pembelajaran dari
pembina asrama untuk berperilaku kesehatan yang baik dan benar sehingga santri
lebih bisa menjaga perilaku kesehatan seperti membuang sampah di tempat sampah,
cuci tangan sebelum dan sesudah makan dan perilaku kesehatan lainnya. Ada 76
santri (49,7 %) dapat berperilaku positif dalam perilaku kesehatan sehingga santri
yang sudah berperilaku positif bisa mengarahkan dan memberi tahu santri yang
berperilaku negatif tentang perilaku kesehatan yang baik dan benar selain
pengawasan dari pembina karena yang lebih dekat adalah santri dengan santri itu
sendiri.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Gambaran perilaku kesehatan santri putra di asrama pondok induk PP. Darul
‘Ulum Jombang mayoritas masih berperilaku negatif yaitu sebanyak 77 (50,3 %).
Dengan demikian dapat dicerminkan bahwa perilaku kesehatan santri di lingkungan
pondok induk PP. Darul ‘Ulum Jombang belum tercapai secara maksimal. Oleh
karena itu sangat penting sekali bila kesadaran santri lebih ditingkatkan dan
diarahkan pada orah berperilaku kesehatan yang lebih baik.

5.2. Saran
Dengan melihat hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti maka peneliti
menyarankan :

5.2.1. Bagi Pengasuh Asrama


Diharapkan agar lebih meningkatkan kesadaran dan motivasi santri tentang arti
perilaku kesehatan yang mencerminkan citra santri dan pondok pesantren yang
sebenar-benarnya.

5.2.2. Bagi Institusi dan Petugas Kesehatan


Melihat dari hasil yang dilakukan oleh peneliti masih banyak santri yang
berperilaku negatif, diharapkan santri bisa mendapat pendidikan kesehatan tentang
perilaku kesehatan khususnya pada perilaku terhadap sakit dan penyakitnya, perilaku
terhadap makanan, perilaku terhadap kebersihan lingkungan supaya santri bisa
berperilaku kesehatan yang lebih baik.
5.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharakan penelitian mengarah pada faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
kesehatan pada santri.
DAFTAR PUSTAKA
15
Nursalam (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Thesis, Dan Instrumen
Penelitian Keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta.
Nursalam (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Salemba Medika. Jakarta.
Notoadmojo (2005). Metodologi Penelitian Keperawatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoadmojo (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip Dasar. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Notoadmojo (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu Dan Seni. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Program Studi D3 Keperawatan FIK UNIPDU (2010). Buku Panduan Penyusunan
Karya Tulis Ilmiah. UNIPDU. Jombang.

16

Anda mungkin juga menyukai