Anda di halaman 1dari 2

 Pembagian wilayah wpp 572

Penyebaran ikan demersal diperkirakan tidak terlalu luas karena topografi dasar perairan yang
umumnya langsung terjal di Samudera Hindia, diikuti oleh luasan paparan dangkal yang membujur
ke arah tenggara semakin sempit. Operasi penangkapan ikan demersal lebih banyak dilakukan di
pantai barat Aceh sampai perairan Sibolga serta antara Padang, Muko-Muko, Bengkulu dan Manna
(Bengkulu Selatan). Daerah penyebaran ikan karang ekonomis di WPP-RI 572 tidak begitu luas,
mengingat sebagian besar dari pantainya terjal dan dipengaruhi oleh massa air tawar dari sungai
besar dan kecil yang bermuara ke Samudera Hindia sebelah barat Sumatera. Daerah penyebaran
ikan karang ekonomis terutama terdapat di perairan sekitar Pulau Weh, Kepulauan Simeuleu,
sebelah barat Padang dan Bengkulu serta sekitar Pulau Enggano.

 Sumber daya ikan pada wpp 572

Analisis Komposit Sumber Daya Ikan WPP 572


Indikator Sumber
Unit Data Bobot Skor Nilai Flag
Daya Ikan
Di perairan Selat Malaka, kondisi perikanannya
CPUE baku 14,29 2 28,57
hampir mengalami over exploited
Asumsi: d50%(tinggi badan dimana 50% tubuh
Ukuran ikan ikan tertahan di mata jaring) harus proporsional 14,29 3 42,86
dengan ukuran mata jaring.
Proporsi tertangkapnya TKG ikan yang tertangkap rata-rata TKG II dan
14,29 2 28,57
juvenil III.
Hasil tangkapan utama jumlahnya hampir sama
Komposisi jenis 14,29 2 28,57
dengan by catch
Endangered,
Hasil tangkapan didominasi oleh ikan kembung
Threatened, Protected 14,29 1 14,29
dan teri
Species
Range collapse
14,29 2 28,57
sumberdaya ikan
Sebagian berada pada kondisi sedang. Perlu
Densitas ikan karang
dikembangan penanaman terumbu karang 14,29 2 28,57
& invertebrate
untuk meredam gelombang air laut.
100 14 200

Berdasarkan Statistik Perikanan Tangkap (DJPT, 2012), produksi ikan demersal di WPPRI 572
pada tahun 2011 yang paling tinggi adalah jenis peperek yaitu 10.202 ton atau 7,7% total produksi ikan
demersal yang besarnya 131.698 ton. Berturut-turut diikuti oleh ikan kakap merah sebanyak 6,1%,
kurisi 6,0%, layur 5,7%, manyung 5,4% dan jenis lainnya kurang dari 5%. Komposisi produksi sepuluh
jenis ikan demersal dominan di WPP-RI 572.

Jenis ikan pelagis kecil yang dominan tertangkap pada tahun 2011 adalah kembung (Rastrelliger
spp), teri (Stolephorus spp.), selar (Selaroides spp.), layang (Decapterus spp.), tembang (Dussumieria
spp.) dan lemuru (Sardinella spp.) yang masing-masing mengkontribusi 29,1 %, 17,8%, 8,2%, 7,3% 6,2%
dan 3,8 % dari total hasil tangkapan yang didaratkan di WPP-RI 572.

Berdasarkan Statistik Perikanan Tangkap tahun 2012, komposisi jenis udang di WPP-RI 572 pada
tahun 2011 didominasi oleh kelompok jenis udang dogol (Metapenaeus spp.) sebesar 48,6% dari total
produksi udang penaeid yang besarnya 35.130 ton, diikuti oleh kelompok udang jerbung (P. merguiensis,
P. indicus) 31,5%, udang krosok (Parapenaeopsis spp.) 9,1%, udang windu (P. monodon, P. semisulcatus)
2,1% dan udang ratu (Penaeus sp.)1,8%.

Sumberdaya cumi-cumi merupakan salah satu jenis sumberdaya perikanan laut yang penting.
Produksi cumi-cumi di WPP-RI 572 pada tahun 2011 sebesar 8.892 ton atau 42,9% dari total produksi
binatang lunak yang besarnya mencapai 20.930 ton.

 Nelayan

Jumlah nelayan 2,8 juta orang (laut: 2,325 juta, perairan umum: 490 ribu). Jumlah Rumah
Tangga Perikanan 938.809 RTP (laut: 613 ribu, perairan umum: 325 ribu). Jumlah kapal
perikanan 779.108 unit (laut: 593,7 ribu, perairan umum: 185,3 ribu), sebagian besar (>90%)
merupakan armada skala kecil (< 5GT)

Anda mungkin juga menyukai