Sebagai landasan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis
masalah: Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar
tentang cara berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan
dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk
merangsang berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah
Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus
dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan menyelesaikan
masalah, serta mendapat pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini
mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa
mencapai ketrampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam
tingkat berfikir lebih, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.
Guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah berperan sebagai penyaji masalah, penanya,
mengadakan dialog membantu menyelesaikan masalah, dan memberi fasilitas penelitian. Selain itu
guru menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan intelektual siswa.
Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas
yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.
2 Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi
siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
3 Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu,
masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
4 Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan
hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan
diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah
disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
5 Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik bagi siswa
sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat
adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan memecahkan masalah siswa
serta membangkitkan motivasi belajar siswa.
b. Keterkaitan dengan Berbagai Masalah Disiplin Ilmu
Masalah yang diajukan dalam pembelajaran berbasis masalah hendaknya mengaitkan atau melibatkan
berbagai disiplin ilmu.
c. Penyelidikan yang Autentik
Penyelidikan yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis masalah bersifat autentik. Selain itu
penyelidikan diperlukan untuk mencari penyelesaian masalah yang bersifat nyata. Siswa menganalisis
dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, menarik kesimpulan dan menggambarkan hasil
akhir.
d. Menghasilkan dan Memamerkan Hasil/Karya
Pada pembelajaran berbasis masalah, siswa bertugas menyusun hasil penelitiannya dalam bentuk
karya dan memamerkan hasil karyanya. Artinya hasil penyelesaian masalah siswa ditampilkan atau
dibuatkan laporannya.
e. Kolaborasi
Pada pembelajaran masalah, tugas-tugas belajar berupa masalah harus diselesaikan bersama-sama
antar siswa dengan siswa , baik dalam kelompok kecil maupun besar, dan bersama-sama antar siswa
dengan guru.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah