Namun, talenta yang dimiliki oleh perupa muda asal Ambarawa, Semarang ini
patut menjadi perhatian para penikmat seni tanah air.
Sebagai seorang perupa dengan gaya surealis, Roby sangat terinspirasi oleh
karya dari seniman pop surealis ternama, Mark Ryden.
Meskipun sangat terinspirasi oleh karya dari Ryden, Roby yang mulai
berkarya sejak tahun 2011 mampu menegaskan ciri khas dalam tiap
karyanya, yang tidak hanya berupa lukisan di atas kanvas, namun juga
seringkali berupa drawing. Memadukan unsur lembut, cute, sendu, dan
seringkali menyelipkan sentuhan macabre, karya-karya Roby sarat akan
kesan dramatik, melankolis, dan menimbulkan ironi dari unsur yang
bertentangan di dalamnya. Objek yang langganan hadir dalam karya-karya
Roby salah satunya adalah kelinci, atau yang disebutnya
sebagai kincy. Bukan tanpa sebab, namun kesukaan Roby pada kelinci sudah
terbentuk sejak kecil dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Kelinci
seringkali menjadi alterego sang seniman, yang selalu membawa cerita
berbeda di tiap karya.
Pada pertengahan Mei 2016, Roby digandeng oleh Galerie Stephanie untuk
berpartisipasi dalam gelaran seni bergengsi di Jepang, Art Fair Tokyo 2016.
Bersama dengan seniman Filipina, Iya Consorio-Barroquinto, keduanya
memamerkan karya dalam tajuk pamer “We’re Expecting” di booth N54.
Sebagai perupa pop surealis, keduanya memamerkan karya yang bercerita
tentang jarak yang ada di antara ekspektasi dan juga kenyataan, yang
seringkali ada di luar harapan.