SUBINVOLUSI UTERI
1. Pengertian
Subinvolusi uteri adalah proses kembalinya uterus ke ukuran dan bentuk seperti sebelum
hamil yang tidak sempurna (Adelle Pillitteri, 2002) Subinvolusi adalah kegagalan uterus
untuk mengikuti pola normal involusi, dan keadaan ini merupakan salah satu dari penyebab
umum perdarahan pascapartum. (Barbara, 2004)
2. Etiologi
a. Terjadi infeksi pada endometrium
b. Terdapat sisa plasenta dan selaputnya dalam uterus sehingga proses involusi uterus tidak
berjalan dengan normal atau terlambat.
c. Terdapat bekuan darah
d. Mioma uteri
3. Manifestasi Klinis
Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai kira-kira 4 – 6 minggu
postpartum.
a. Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam abdomen/pelvis dari yang diperkirakan/penurunan
fundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.
b. Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke bentuk serosa,lalu kebentuk
kochia alba
c. Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari postpartum/lebih dari 2
minggu postpartum
d. Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan
e. Leukore dan lochia berbau menyengat,bisa terjadi jika ada infeksi.
f. Pucat,pusing,dan tekanan darah rendah
g. Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyak (>500 ml)
h. Nadi lemah,gelisah ,letih,ekstrimitas dingin.
4. Patofisiologi
Kekurangan darah pada uterus. Kekurangan darah ini bukan hanya karena kontraksi dan
retraksi yang cukup lama, tetapi disebabkan oleh pengurangan aliran darah yang pergi
keuterus di dalam maa hamil, karena uterus harus membesar menyesuaikan diri dengan
pertumbuhan janin. Untuk memenuhi kebutuhannya, darah banyak dialirkan keuterus dapat
mengadakan hipertropi dan hiperplasi setelah bayi dilahirkan tidak diperlukan lagi, maka
pengaliran darah berkurang, kembali seperti biasa. Demikian dengan adanya hal-hal tersebut
uterus akan mengalami kekurangan darah sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami atrofi
kembali ke ukuran semula.
Subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh darah yang
lebar tidak menutup sempurna sehingga pendarahan terjadi terus menerus.
5. Pemeriksaan penunjang
a. USG
b. Radiologi
c. Laboratorium (Hb.golongan darah, eritrosit, leukosit, trombosit, hematokrit, CT, Blooding
time)
6. Terapi
a. Pemberian Antibiotika
b. Pemberian Uterotonika
c. Pemberian Tansfusi
d. Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya sisa – sisa plasenta
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record, dll.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini:
pengeluaran lochia yang tetap berwarna merah (dalam
bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari
2 minggu postpartum adanya leukore dan lochia berbau menyengat
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik
hemofilia, mioma uteri, riwayat preeklamsia, trauma jalan lahir
kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta
retensi sisa plasenta.
c. Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah/sedang menderita
hipertensi, penyakit jantung dan preeklamsia, penyakit keturunan
hemofilia dan penyakit menular.
d. Riwayat obstetrik
1) Riwayat menstruasi meliputi : menarche ,lamanya siklus, banyaknya, baunya, keluhan waktu
haid.
2) Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin, kawin yang keberapa,
usia mulai hamil
e. Riwayat hamil,persalinan dan nifas yang lalu
1) Riwayat hamil meliputi: waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus.
2) Riwayat persalinan meliputi:
Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin,
adakah kesulitan dalam persalinan, anak lahir hidup/mati, BB &
panjang anak waktu lahir.
3) Riwayat nifas meliputi:
Keadaan lochia,apakah ada perdarahan, ASI cukup/tidak, kondisi
ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi.
4) Riwayat kehamilan sekarang
a) Hamil muda:Keluhan selama hamil muda
b) Hamil tua: keluhan selama hamil tua, peningkatan BB, suhu nadi, pernafasan, peningkatan
tekanan darah, keadaan gizi akibat mual atau keluhan lain.
c) Riwayat ANC meliputi:
Dimana tempat pelayanan, berapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat.
5) Riwayat persalinan sekarang meliputi:
Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin,
apakah ada penyulit dalam persalinan (misal: retensio plasenta,
perdarahan yang berlebihan setelah persalinan, dll), anak lahir
hidup/mati, BB dan panjang anak waktu lahir.
3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum ibu
2) Tanda-tanda vital meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan.
3) Kulit : dingin, berkeringat, pucat, capilary refil memanjang, kering, hangat, kemerahan.
4) Kandung kemih : distensi, produksi urin menurun/berkurang.
b. Pemeriksaan khusus
1) Uterus
Meliputi: tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
2) Lochia
Meliputi: warna, banyaknya dan baunya.
3) Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka
jahitan
4) Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
5) Payudara
Dilihat kondisi aerola,konsistensi dan kolostrum
B. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1.DS: Klien mengatakan banyaknya Perdarahan Gangguan
pendarahan yang keluar dan pervaginam perfusi jaringan
mengeluh pusing
DO: Pasien mengeluh pusing dan
terlihat pucat
2. DS: Klien mengatakan demam Sisa plasenta dan Infeksi
DO:Meningkatnya temperatur dan
selaput ketuban.
Leukosit
3.DS: Klien mengatakan bahwa klien Perdarahan Kekurangan
sangat lemah pervaginam volume cairan
DO: Bibir kering, turgor kulit jelek,
dan tonus otot lemah
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
pervaginam
2. Infeksi berhubungan dengan adanya sisa plasenta dan selaput ketuban.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
pervaginam
T6
D. Intervensi
No.Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Perfusi jaringan 1. Monitor tanda-tanda 1. Perubahan perfusi
menjadi adekuat vital jaringan menimbulkan
Kriteria hasil :
perubahan pada tanda
Klien tidak
vital
terlihat pucat,
2. Catat perubahan
HB meningkat
2. Dengan adanya
warna kuku,mukosa
perdarahan maka
bibir,gusi dan
volume darah
lidah,suhu kulit.
disirkulasi menjadi
berkurang sehingga
sirkulasi di jaringan
perifer pun berkurang
hal inilah yang
menyebabkan cyanosis
dan kulit yang dingin.
3. Perubahan tingkat
3. Evaluasi tingkat
kesadaran merupakan
kesadaran
salah satu indikator
peningkatan/penurunan
gangguan perfusi
4. Kolaborasi (Monitor
jaringan
kadar gas darah dan 4. Perubahan kadar gas
PH) darah dan PH darah
merupakan tanda
hipoksia jaringan)
5. Berikan terapi 5. Oksigen diperlukan
oksigen untuk menurunkan
hipoksia.
DAFTAR PUSTAKA
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
c. Kurang mobilisasi
d. Usia
e. Parietas
i. Infeksi.
m. Mioma uteri
C. MANIFESTASI KLINIS
g. Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
D. KLASIFIKASI
Perdarahan
b. Penyebab
2. Subinvolusi Ligamen
Yaitu kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia kembali seperti sedia kala
Ligamen, fasia dan jaringan lat penunjang serta alat genitalia masih kendor
b. Penyebab
Sering melahirkan
Faktor umur
Ligamen , fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia sudah berkurang
elastisitasnya.
3. Subinvolusi Serviks
Perdarahan
b. Penyebab
Multi paritas
Terjadi ruptur saat persalinan
4. Subinvolusi Lochea
Seharusnya lochea berubah secara normal sesuai dengan fase dan lamanya
postpartum.
Perdarahan
Demam, menggigil
b. Penyebab
Tidak mobilisasi
Infeksi
Tidak kembalinya bentuk dan konsistensi vulva dan vagina seperti semula
setelah beberapa hari postpartus.
a. Tanda gejala
terlihat oedem
konsistensi lembek
b. Penyebab
Infeksi
6. Subinvolusi Perinium
Konsistensi lembek
Udem
b. Penyebab
infeksi
E. PENATALAKSANAAN
3. Methergin atau ergotrate, 0,2 mg setiap 3-4 jam selama 3hari dapat
diprogramkan. Antibiotik spektrum luas bisa ditambahkan jika uterus nyeri tekan
setelah 2 minggu.
5. Pengobatan alternatif:
b. Refleksologi: terapi pada hipofisis dan zona uterus dikaki dapat meredakan
subinvolusi sehingga tidak perlu ditemukan intervensi medis.
F. TERAPI
a. Pemberian Antibiotika
b. Pemberian Uterotonika
c. Pemberian Tansfusi
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan khusus
Uterus
Lochia
Perineum
jahitan.
Vulva
Payudara
Pemeriksaan penunjang
a. USG
b. Radiologi
c. Laboratorium (Hemoglobin, golongan darah,eritrosit,leukosit, trombosit,
hematokrit,CT,Blooding time)
A.Pengertian
1. Uterus
2. Tempat plasenta
3. Ligamen
4. Serviks
5. Lochia
6. Vulva
7. Vagina
8. Perineum
1.SUBINVOLUSI UTERUS
a. Pengertian
Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen/pelvis dari yan Seharusnya
atau penurunan fundus uteri lambat
6) Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
c. Penyebab
3). Lochea rubra lebih dari 2 minggu postpartum dan pengeluarannya lebih
banyak dari yang diperkirakan.
d. Terapi
2). Perdarahan
b. Penyebab
3. SUBINVOLUSI LIGAMEN
Yaitu kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia kembali seperti sedia kala
2). Ligamen, fasia dan jaringan lat penunjang serta alat genitalia masih kendor
b.Penyebab
2) Faktor umur
2) Perdarahan
b. Penyebab
1) Multi paritas
5. SUBINVOLUSI LOCHEA
Seharusnya lochea berubah secara normal sesuai dengan fase dan lamanya
postpartum,
3) Perdarahan
4) Demam, menggigil
a. Penyebab
4) Tidak mobilisasi
6) infeksi
2) terlihat oedem
3 )konsistensi lembek
b. Penyebab
2) Infeksi
7. SUBINVOLUSI PERINEUM
3). Oedem
b. Penyebab
3). infeksi
3. Kurang mobilisasi
4. Factok usia
5. Parietas
9. infeksi.
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
2. ANAMNESA
Oleh : Bidan
c. Proses persalinan:
Kala I : 8 jam
Kala II : 15 menit
Jumlah perdarahan
Kala I : 50 cc
Kala II : 100 cc
Kala III : 50 cc
Kala IV : 20 cc
· Obeservasi KU
B. DATA OBYEKTIF
Konsistensi : lembek.
Posisi uterus : antefleksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
GDS: 10
C. ASSESMENT
- Lochea Rubra
MASALAH : subinvolusi
Tindakan segera: pasang infuse R/L ,inject oksitosin dan terapi obat oral
D.PLANNING
4). Lakukan pemeriksaan penunjang dan hasilnya kadar Hb: 7 mmHg , leukosit:
5). Anjurkan ibu untuk mobilisasi supaya darah bisa lancar keluar dari uterus
6). Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya agar mempercepat proses involusi
uterus