Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG PAVILLIUN RST dr. ASMIR

SALATIGA

Disusun oleh :

1. Ika pujiati
2. Lilik Sholekhah
3. Maryana Nurul
4. M. Pudji Rusdiantoro
5. Oktin Widarini P
6. Risa

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen keperawatan merupakan koordinasi dan integrasi dari
sumberkeperawatan dengan menerapkanproses manajemen untuk mencapai tujuan,
objektivitas asuhan keperawatan danpelayanan keperawatan (Hubberd, 2008).
Sebagaimana proses keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri dari
pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil.
Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga
daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit
dibandingkan proses keperawatan. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang
pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana
strategis melalui pendekatan: pengumpulan data, analisis SWOT dan penyusunan
langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam
pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dan melakukan
pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2002).
Cara pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa di bangsal pavilliun RST dr
Asmir di dapatkan berdasar hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Setelah
dilakukan pengkajian tersebut data-data adalah ruang dimasukkan ke dalam
pendokumentasian secara tertulis.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan selama 4 minggu,
mahasiswa mampu melaksanakan konsep ketrampilan manajemen keperawatan di
Ruang Paviliun RST dr. Asmir Salatiga.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan pengkajian tentang gambaran umum di Ruang Paviliun RST dr.
Asmir Salatiga.
b. Menganalisa aspek menejemen.
c. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah terkait dengan manajemen keperawatan.
d. Menetapkan masalah yang telah diobservasi.
e. Menyusun tujuan dan rencana penyelesaian.
f. Melakukan kegiatan berdasarkan rencanaa yang telah ditetapkan.
g. Melakukan kegiatan yang optimal.
h. Mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

C. MANFAAT
1. Bagi pasien
Tercapainya kepuasan dan kenyamanan klien yang optimal
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Terbinanya tanggung jawab serta disiplin perawat.
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
3. Bagi Rumah Sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan pavilliun yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional dalam konteks
pelayanan prima.
b. Mempelajari penerapan Asuhan Keperawatan Profesional.
4. Bagi Mahasiswa
a. Mampu mengaplikasikan secara langsung proses manajemen keperawatan di
ruang pavilliun
b. Mampu melakukan peran sebagai kapala ruang, ketua tim dan perawat pelaksana
di Ruang paviliu

BAB II

PENGKAJIAN

A. PROFIL RUANGAN
Ruang pavilliun merupakan ruang perawatan untuk kelas vip, dengan 12 ruang
kamar pasien. Pelayanan campur. Perbatasan ruang

B. INPUT
1. Man
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat didapatkan bahwa ketenaga
kerjaan perawat di ruang pavilliun saat ini masih kurang, karena ruang pavilliun
baru beroperasi.
a. Tenaga kesehatan di ruang pavilliun
Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan adalah ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan
yang berkualitas. Dimana asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan
sumber daya yang sesuai dengan kualitas dan profesionalitas perawat dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Praktek professional yang merupakan ciri
profesi yang harus tetap dipelihara dan ditingkatkan dalam rangka
mempertahankan akuntabilitas dan standar kinerja yang tinggi. Berikut
merupakan daftar jenjang pendidikan perawat di ruang pavilliun RST dr.
Asmir Salatiga.

Tabel 1.1
Daftar jenjang pendidikan perawat di Ruang Pavilliun RST dr Asmir Salatiga

No Pendidikan Jumlah Persen keterangan


1. S1 Ners Keperawatan 2 orang 20 %
2. DIII Keperawatan 8 orang 80 %
Jumlah 10 orang 100 %

Dari data di atas didapatkan kesimpulan bahwa rata-rata jenjang pendidikan


perawat ruaang pavilliun adalah DIII keperawatan. Dengan jumlah 10
perawat, dimana 2 orang (20%) sudah menempuh pendidikan profesi ners, dan
8 orang (80%) menempuh pendidikan DIII keperawatan.

Tabel 2.1
Tenaga non keperawatan di Ruang Pavilliun RST dr Asmir Salatiga

No Posisi Jumlah Pendidikan


1. Office Boy (OB) 5 SLTA
2. Tenaga administrasi 0 -
Jumlah 5

Didapatkan data bahwa di ruang pavilliun memiliki 5 orang tenaga non


keperawatan pada bagian OB (Office Boy) yaitu sebanyak 5 orang.

b. Program pengembangan kinerja staf


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang diperoleh hasil
bahwa untuk program pengembangan staf, ada kebijakan dari rumah sakit
apabila perawat tersebut ingin melanjutkan sekolah misal S1 Keperawatan,
harus mengajukan permintaan izin pada kepala ruang kemudian ke kepala
instalasi lalu ke bidang pelayanan perawatan dan ke direktur medik
keperawatan. Dan rumah sakit juga akan mendelegasikan perawat yang akan
diikut sertakan dalam seminar ataupun pelatihan kepada kepala ruang, ketua
tim, maupun perawat pelaksana yang belum mengikuti pelatihan.

Tabel 1.3
Daftar pelatihan perawat RST dr Asmir Salatiga

No Nama Pendidikan Jabatan Pelatihan


.
1 Yulia Eka DIII Kepala Ruang BTLS, LPCM, PPI,
BHD, EDUKASI
OBAT, GLUKOMA
2 Windi Astuti DIII Perawat Pelaksana BTCLS, PPI, BHD,
EDUKASI OBAT
3 Siti Baitiyah DIII Perawat Pelaksana BTCLS, HAM,
APAR, PPI, BHD
4 Ervianti DIII Perawat Pelaksana BTCLS, PPI, BHD,
APAR
5 Arif Ukri DIII Perawat Pelaksana BTCLS, HAM, PPI,
APAR, BHD
6 Arnia S1 Ners CI BTCLS, PPI, BHD,
APAR, BLS,
PERAWATAN LUKA
7 Dian DIII Perawat Pelaksana BTCLS, HAM,
APAR, PPI, BHD
8 Elsa DIII Perawat Pelaksana BTCLS
9 Muna DIII Perawat Pelaksana BTCLS, BHD, APAR
10 Fatih S1 Ners CI BTCLS

OB SLTA Office Boy (OB)

Berdasarkan tabel 1.3, didapatkan kesimpulan 10 orang tenaga keperawatan


sudah mengikuti pelatihan BTCLS, APAR, PPI, HAM, BHD.
c. Kasus yang sering ditemukan

Tabel 1.5

Rekapitulasi 5 kasus penyakit di ruang Pavilliun selama pengkajian

No Nama penyakit Jumlah Persentase

1 Obs febris 9

2 Dipepsia 7

3 DHF 2

4 Typoid 3

5 CKR 2

Total 23

Berdasarkan data yang telah didapatkan dan dilakukan oleh data bahwa
diagnose penyakit terbanyak ruang pavilliun pada bulan februari, maret, april
2017 adalah obs febris dengan jumlah 9 orang. Jumlah keseluruhan pasien
pada bulan februari, maret, april 2017 berjumlah ??? orang yang terdiri dari
pasien bpjs dan pasien umum.

d. Jumlah pasien

Mahasiswa melakukkan pengkajian selama 7 hari, selama pengkajian


berlangsung didapatkan pada hari pertama jumlah pasien sebanyak 7 pasien
dengan 3 orang perawat pada sift pagi, 2 orang perawat pada siff siang dan
malam. Selanjutnya pada hari kedua, 2 pasien pulang dan jumlah pasien
tersisa 5 pasien. Dan pada hari ketiga, di ruang pavilliun sebanyak 3 orang, 2
pasien pulang. Lalu 1 pasien datang, menjadi total sebanyak 4 pasien,hari ke 5
total pasien sebanyak 6,hari ke 6
e. Tingkat ketergantungan pasien

Data yang didapatkan selama pengkajian di ruang Pavilliun, didapatkan


bahwa ke 7 pasien dengan minimal care yaitu pasien bisa mandiri atau hampir
tidak memerlukan bantuan dengan ciri ciri: pasien mampu naik turun tempat
tidur,mampu ambulasi dan berjalan sendiri,mampu makan dan minum
sendiri,mampu mandii sendiri atau mandi dengan sebagaian bantuan,mampu
membersihkan mulut atau sikat sendiri,mampu berpakaian dan berdandan
dengan sedikit bantuan,status psikologis stabil,pasien di rawat untuk prosedurr
diagnostic,oprasi ringan.karena kebutuhannya dibantu keluarga. Perawat
hanya membantu yang berhubungan dengan kebutuhan medis.

f. Kebutuhan perawat
Menurut Douglas Berdasarkan hasil observasi di ruang paviliun terdapat
jumlah perawat dalam 1 hari yaitu pagi terdiri dari 3 perawat: kepala
ruang,wakil, dan perawat pelaksana, siang terdiri dari: 3 perawat
pelaksana,dan malam terdiri dari 3 perawat pelaksana, jadi dalam satu hari
ruang pavilion membutuhkan 10 tenaga perawat.

Menurut Douglas, rumus untuk penghitungan kebutuhan tenaga


keperawatan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.6
Standar jumlah perawat dalam setiap shift jaga :

Klasifikasi Klien
Jumlah pasien
Minimal Care Parsial Care Total Care
0,17 0,27 0,36
0,14 0,15 0,30
0,07 0,10 0,20

2. Money
a. Sumber pemasukkan

Sumber pemasukkan di RST dr. Asmir Salatiga yaitu didapatkan dari


pasien yang memiliki fasilitas kesehatan BPJS dan pasien umum. Sedangkan
di ruang pavilliun tidak ada sumber pemasukkan khusus karena pihak
bendahara lah yang mengelola keuangan rumah sakit. Untuk pembangunan
dan SDM (Sumber Daya Manusia) didapatkan dana dari pasien BPJS, umum,
dan JamKesDa untuk pegawai KWB dan PNS mendapatkan tambahan dana
dari pemerintah.

b. Pengeluaran

Mengenai pengeluaran yang dikeluarkan oleh ruangan, semuanya


sudah di atur langsung dari rumah sakit, jadi pihak dalam ruang pavilliun
tidak mengetahui jumlah anggaran yang dikeluarkan. Dan pasiendi ruang
pavilliun yang dirawat inap maupun jalan langsung menyelesaikan
administrasinya ke kasir rawat jalan dan kasir rawat inap.

c. Sistem evaluasi anggaran

Ruang pavilliun tidak memiliki sistem evaluasi anggaran tertentu


karena semua pemasukkan dan pengeluaran yang ada dikelola langsung oleh
bagian anggaran rumah sakit. Askep dan paket tindakan hanya mengurus
billing pasien selama dirawat diruang pavilliun yang meliputi biaya setiap
tindakan keperawatan, medis dan pengkodean biaya jika pasien menggunakan
BPJS.

d. Kendala dalam anggaran

Tidak ada kendala dalam anggaran keuangan untuk alat-alat dan


barang habis pakai dan kebutuhan ruangan yang di perlukan karena semua
pemasukkan dan pengeluaran sudah diatur oleh bidang anggaran rumah sakit.
Jika ada kerusakan atau habis pada alat medis diruangan maka akan
dilaporkan ke bagian pengadaan dan teknisi servis segera melakukkan
tindakan dan pemenuhan yang di butuhkan. Kerusakan barang akan segera
diperbaiki atau diganti.

3. Methods

a. Pelaksanaan timbang terima

Timbang terima pasien (operan) merupakan tehnik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatau (laporan) yang berkaitan dengan

keadaan klien.

Tujuan Operan

1. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.

2. Menyampaikan hal hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas

berikutnya.

3. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Lnagkah Langkah Operan

1. Kedua kelompok sift dalam keadaan sudah siap.

2. Petugas sift yang akan mengoperkan mempersiapkan hal hal yang

akan di sampaikan

3. Perawat primer atau ketua tim menyampaikan kepada penanggung

jawab sift yang selanjutnya.


4. Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak

terburu buru

5. Perawat primer atau ketua tim dan anggota kedua sift observasi

langsung kondisi klien.

Prosedur Operan

1. Persiapan

a. Kedua kelompok sudah harus dalam keadaan siap

b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

2. Pelaksanaan

a. Operan dilaksanakan setiap pergantian sift.

b. Dari Nurse Station perawat berdiskusi untuk melaksanakan

operan dengan mengkaji secara komprehesift yang berkaitan

tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang

sudah dan yang belum dilaksanakan serta hal hal penting lainya

yang perlu dilimpahkan.

c. Hal hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang

lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian

diserahterimakan kepada perawat jaga berikutnya.

Hal hal yang perlu disampaikan pada saat operan


a. Identitas pasien & diagnose medis

b. Masalah keperawatan yang muncul

c. Tindakan keperawatan yang sudah dan yang belum

d. Intervensi kolaboratif dan dependensi

e. Rencana umum dan persiapan lain.

f. Perawat yang melakukan operan dapat melakukan klarifikasi

Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal hal yang

dioperkan.

g. Penyampaian pada operan secara singkat dan jelas

h. Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali

pada kondisi khusus.

i. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada buku

laporan ruangan oleh perawat primer (Nursalam 2015)

Hasil observasi yang dilakukkan pada tanggal 08-11 Mei 2017


(seminggu) diperoleh hasil bahwa timbang terima dilakukan oleh seluruh
perawat shift sebelumnya dengan shift selanjutnya, dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa dalam tahap pelaksanaan sebelum operan jaga,
perawat melaksanakan timbang terima pasien yaitu shift jaga sebelumnya
mengoperkan ke perawat shift jaga selanjutnya sambil keliling ke ruang
pasien satu per satu di depan pintu kamar pasien sambil membawa buku
laporan perawat ruang dan informasi yang disampaikan dalam timbang terima
adalah keluhan masing-masing pasien, pasien yang membutuhkan perawatan
lebih, program yang telah dilakukan dan perencanaan program yang akan
dilakukan hari itu. Timbang terima pasien (operan) yang dilakukan oleh
perawat shift malam ke perawat shift pagi yatiu pada pukul 07.30 WIB-
selesai, lalu pukul 13.45 WIB oleh perawat shift pagi ke perawat shift siang,
dan pukul 20.50 WIB oleh perawat shift siang kepada perawat shift malam,
seterusnya.

Macam-macam metode asuhan keperawatan menurut grant dan massey


(2003), marquis dan Huston (2008) terdapat 4 metode pemberian asuhan
keperawatan professional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan :

1. Metode asuhan keperawatan professional (MAKP) fungsional

Model ini diterapkan pada saat perang dunia ke 2. Pada saat itu karena
masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di
bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan,
perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada (Nursalam, 2015).

2. Model asuhan keperawatan professional (MAKP) Kasus

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat


ia dines. Paien akan dirawat oleh perawat yang berbeda oleh setiap sift dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada
hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa di terapkan satu pasien
satu perawat,dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau
untuk perawatan khuusus seperti isolasi,intensift care. Metode ini
berdasarkan pendekatan holistic dari filosofi keperawatan. Perawat
bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu
Nursalam( 2015).

3. Model asuhan keperawatan profesinal (MAKP) Primer


Pada metode keperawatan primer terhadap kontinuitas keperawatan dan
bersifat komprehensif serta dapat dipertanggungjawabkan, setiap perawat
primer biasanya mempunyai 4-6 klien dan bertanggung jawab selama 24
jam selama klien dirawat di Rumah sakit. Perawat primer bertanggung
jawab untunk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam
merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana
pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas,
kelanjutan asuhan akan di delegasikan kepada perawat lain atau (asociate
Nurse )

4. Model asuhan keperawatan professional (MAKP) TIM

Metode tim menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 Tim atau grup yang terdiri atas tenaga
professional,tehnikal , dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang
saling membantu (Douglas 2014)

Metode asuhan keperawatan diruang merupakan hasil kolaborasi


dengan diagnose medis dan program yang diberikan oleh dokter. Asuhan
keperawatan untuk pasien didokumentasikan setelah tindakan keperawatan.
Kepala ruang dan perawat ruang di ruang pavilliun bekerja sama dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan berupa pengkajian sampai intervensi
keperawatan dan implementasi sampai evaluasi.

b. Alur penerimaan pasien

Di ruang pavilliun, alur penerimaan pasien baru diinformasikan dari


IGD atau poli, dan perawat pavilliun akan menyiapkan ruangan sesuai kelas
pasien dan ketika pasien sudah masuk ke ruang pavilliun, perawat akan
menjelaskan aturan di ruang pavilliun, seperti pergantian shift, fasiltas dalam
kamar pasien, dan anjuran memencet bel ketika ada keluhan atau
membutuhkan bantuan perawat.
PASIEN DATANG

PASIEN DATANG
LOKET JAMINAN
PENDAFTARAN ASKES/JAMKESMAS
LOKET JAMINAN
PENDAFTARAN
KASIR ASKES/JAMKESMAS

KASIR
POLIKLINIK
SPESIALIS

POLIKLINIK
PERLU
SPESIALIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PERLU
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

PEMERIKSAAN PENUNJANG
FARMASI
LAB
RADIOLOGI
PEMERIKSAAN
ECGPENUNJANG FARMASI
LAB
ENDOSKOPI KASIR
RADIOLOGI
ECG
ENDOSKOPI KASIR
KASIR
YA TIDAK
PULANG
TINDAKAN

KASIR
TINDAKAN PULANG
PERLU DIRAWAT

PERLU DIRAWAT
PASIEN
TEMPAT PENDAFTARAN RAWAT INAP
RAWAT INAP
PASIEN
TEMPAT PENDAFTARAN RAWAT INAP
RAWAT INAP
c. Pendokumentasian asuhan keperawatan

Dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu catatan yang memuat


seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan, yang disusun secara sistimatis, valid, dan dapat dipertanggung
jawabkan secara moral dan hukum, disamping itu pendokumentasian asuhan
keperawatan juga merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang berguna untuk
kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan
tanggung jawab perawat (Hidayat, 2009).

Pendokumentasian dilakukan menggunakan format yang berisi


pengkajian awal keperawatan dengan model essay yang berisi tentang
identitas pasien, riwayat kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan pasien,
kebiasaan kesehatan, kesehatan reproduksi, psikologis, sosial, keadaan
spiritual, informasi penunjang, diagnosa keperawatan. Selain itu juga terdapat
pendokumentasian asuhan keperawatan yang meliputi tanggal,data fokus,
diagnosa keperawatan, rencana, jam da ntindakan keperawatan serta evaluasi.
Metode pengisian menggunakan essay. Pendokumentasian juga dilakukan
pada catatan pemberian obatdengan model penulisan nama obat dan dosis
terapinya. Model ini memudahkan pekerjaan perawat karena dapat bekerja
lebih cepat. Dari observasi 7 rekam medis pasien diketahui bahwa 7 rekam
medis berisi data pengkajian yang lengkap, dan perencanaan dilakukkan
sesuai ONEC, dan pada pengisian SOAP diruang pavilliun sudah lengkap
namun pada Assesment tidak diberi keterangan masalah pasien teratasi atau
belum teratasi. (mensoap 3x dlm sehari, dipersen!) (yg mmbuat intervensi
siapa??? Jlskn, implementasi)

d. Discharge planning

Discharge planning merupakan komponen sistem perawatan


berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan
bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga
menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan
sumber dengan harga yang terjangkau (Perry dan Potter, 2006). Hasil
observasi dan wawancara pada tanggal 09 Mei 2017 menunjukkan bahwa
perawat telah menuliskan rencana kepulangan pasien pada form resume
keperawatan, dan sudah terdapat lembar khusus untuk discharge planning.
Perawat mengatakan jika pasien pulang ditulis di status pasien : “nama,
alamat, jenis kelamin, umur, tanggal masuk, no RM, tanggal keluar, agama,
dokter utama, ruang/ kelas, diagnosa masuk, diagnosa akhir, ringkasan riwayat
atau pemeriksaan fisik, hasil labolatorium, rontgen, USG, konsultasi (yang
penting), pemeriksaan perawatan/ dengan komplikasi (jika ada), operasi,
terapi/ pengobatan anjuran, rujukan, dan tanda tangan dokter”. Selanjutnya
pasien pulang diberi kartu kontrol serta obat pulang. Dalam 7 hari terdapat
jumlah pasien pulang total sebanyak 4 pasien semua diberikan Discharge
Plaining dan semua mengisi Discharge Plaining.

e. Ronde keperawatan

Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk


mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh kepala tim (KATIM),
kepala ruangan, serta melibatkan seluruh anggota tim (Qurotul a’yun, 2010).

Berdasarkan data diruangan pada saat wawancara dengan kepala


ruangan mengatakan ronde keperawatan diruang pavilliun belum berjalan
dengan optimal. Jadi jika ada masalah pada pasien akan didiskusikan secara
informal bersama seluruh tim dan dokter penanggung jawab.

f. Komunikasi efektif dan terapeutik


(teori)
g. Cara memperkenalkan ruangan kepada pelanggan

Berdasarkan hasil observasi pada perawat diruang pavilliun didapatkan


kesimpulan jika pengenalan ruangan dijelaskan oleh perawat ketika ada pasien
baru, perawat menjelaskan fasilitas yang ada di dalam kamar meliputi, almari,
kulkas, tv, kamar mandi, AC, dan kamar mandi serta tombol pencet bantuan
pasien jika dalam kondisi darurat tanpa perlu keluarga pasien keluar ke nurse
station.
h. Penjamin mutu
(?) kepuasan pasien, ada complain gk??? Pake questioner! Point ny apa sj,
empati tgg jwb simpati. Ada gak di situ! (klo gk buat lg diajukan bu anik.
i. SOP

SOP adalah serangkaian instruksi yang menggambarkan


pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada sebuah
organisasi (EPA, 2001). (sop ada komplit brp?) dilihat! Dr semua yg blm ada
apa!! Adasosialisasi dr pokja

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di ruangan pavilliun


sekarang sudah mempunyai SOP namun ada tindakan yang belum sesuai SOP
yaitu tidak menggunakan handscoon ketika melakukan tindakan medis ke
pasien serta tidak menggunakan 5 benar obat ketika melakukkan injeksi
ataupun membagikan obat oral. Selama pengkajian dengan teknik wawancara
kepada kepala ruang Pavilliun dan observasi, di dapatkan data bahwa SOP
penerimaan pasien di instalasi rawat inap mengenai patient safety gelang
pasien sudah diterapkan untuk identitas pasien saja, yaitu pink untuk
perempuan, dan biru muda untuk laki-laki. Untuk SOP pemasangan gelang
parient safety, kepala ruang mengatakan selama ini pemasangan gelang
identitas (biru dan pink) langsung dari IGD.

4. Materials
a. Denah ruangan

b. Komposisi ruangan
Ruang pavilliun terdiri dari 12 kamar vip dengan fasilitas disetiap kamarnya
berbeda-beda, sebagai berikut :
1) Pavilliun 1
Di ruang pavilliun 1 terdapat tempat tidur pasien, set monitor, sofa
tunggu pasien, meja makan pasien, meja kursi teras, kulkas, dispenser
(aqua galon), lemari baju pasien, wastafel, kamar mandi (shower, kloset
duduk, air panas dingin, rak handuk pasien), tempat sampah, tiang infuse,
TV, keset, O2 sentral, dan AC.
2) Pavilliun 2-4
Terdapat tempat tidur pasien, set monitor,sofa, meja makan pasien,
meja kursi teras, kulkas, dispenser, lemari baju pasien, kamar mandi
wastafel, kamar mandi, tempat sampah, tiang infuse, keset, bell, O2, TV,
dan AC.
3) Pavilliun 5-9
Terdapat tempat tidur pasien, kursi meja teras, meja makan pasien,
tiang infuse, AC, kamar mandi, dispenser, bell, kulkas, lemari baju, TV,
O2.
4) Pavilliun 10-12
Terdapat tempat tidur pasien, sofa tunggu, tiang infuse, AC, kulkas,
kamar mandi, wastafel, meja makan pasien, TV, dispenser, O2, bell pasien.
c. Inventaris ruangan
No Alat Jumlah Keterangan
1 Meja/ kursi perawat 3 meja, 11
kursi
2 Lemari linen 1
3 Loker perawat 1
4 Komputer, printer 1
5 Wastafel 2
6 Kamar mandi/ toilet 1
7 Keset 1
8 Dispenser 1
9 Kulkas 1
10 Rak sepatu 1
11 Papan whiteboard 1
12 Papan pembaca hasil 1
rontgen
13 EKG 1
14 Troli emergency 1
15 Troli EKG 1
16 Troli Injeksi 1
17 Troli GV 1
18 Animex 2
19 Neon box bacarotgen 1
20 Tensi digital 2
21 Tensi air raksa 2
22 Tensi lapangan 1
23 Stetoskop 3
24 Termometer 1
25 Termometer digital telinga 1
26 Nabulizer 2
29 Gds 1

d. Sterilisasi alat
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 8 mei 2017 pada ibu CI bahwa
sterilisasi alat yang dimiliki saat ini menggunakan alat sterilisasi di ruang
CSSD
e. Fasilitas kamar pasien
1) Ruang rawat inap sesuai nomor kamar
2) Kamar mandi, WC untuk pasien ada di dalam ruangan

f. Fasilitas staf (liburny, cuti, dpt gk?? Muslim saat lebaran, natal, reward)
Fasilitas untuk petugas kesehatan
1) Kamar mandi dan WC berada di lingkup ruang perawat
2) Kulkas
3) Loker perawat
4) Rak sepatu
5) Dispenser
6) Nurse station

5. Machine
a. Jumlah kamar pasien
Ruang pavilliun memiliki 12 tempat tidur, dengan pelayanan unggulan
diruang pavilliun yaitu lebih care terhadap pasien.

C. PROSES
1. Planning
a. Visi, misi, tujuan, dan motto
Visi :
Menjadikan ruang pavilliun sebagai ruang rawat inap yang aman dan nyaman
berlandaskan pada pemberian asuhan keperawatan yang professional.
Misi :
Menguatamakan kepentingan pasien, CARE PASIEN.
Tujuan :
Memberikan kepuasan kepada pasien dalam pelayanan yang professional.
Motto :
“5 S (Senyum, Sapa, Santun, Sentuh, Sembuh)
b. Pre conference
Pre conference di ruang pavilliun saat ini belum dilaksanakan secara optimal.
c. Bimbingan mahasiswa
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hbahwa metode pembelajaran CI
kepada mahasiswa dilakukan secara langsung, seperti member arahan dan
bimbingan praktek terkait manajemen keperawatan. Penunjukkan CI
disesuaikan dengan jenjang mahasiswa praktek, dan kepala ruang menunjuk
perawat sebagai CI sesuai dengan surat perintah dari staf RS.
d. Jadwal shift(dikaji dg karu, karu pakai metode apa, bgmn) nyambung di atas
yg douglas
Penjadwalan shift dibuat perbulan dengan jumlah jam kerja per minggu
37- 42 jam, pembagian jadwal dibagi menjadi non-shift (Dinas pagi) dan shift
(Dinas pagi, siang, dan malam). Tenaga non-shift meliputi kepala ruang dan
tenaga administrasi, tenaga shift adalah Katim (Kepala Tim) dan perawat
pelaksana. Shift pagi dimulai pukul 07.00 – 14.00 WIB, shift siang pukul
14.00 – 21.00 WIB, dan shift malam 21.00 – 07.00 WIB.
e. Rapat
Rapat bulanan di ruang pavilliun belum berjalan rutin, namun sudah ada
rencana untuk melakukkan rapat rutin bulanan untuk mengevaluasi kinerja
perawat dan fasilitas ruang serta pelayanan terhadap pasien.
f. Rotasi pegawai
? 6 bulan sekali, kriteria rotasi seperti apa? –sesuai pelatihan

2. Organizing
a. Struktur organisasi
Di ruang pavilion sudah memiliki penyusunan struktur pengorganisasian
ruangan.
b. Sistem organisasi dan job description
c. Pergantian staf- mirip rotasi
d. Cara meminimalisir ketidakhadiran pegawai –yg dilakukkan oleh karu apa?
3. Actuacting
a. Reward (bentuk hadiahny apa?)
Berdasarkan hasil wawancara di dapatkan hasil bahwa pegawai yang
berprestasi dan naik jabatan akan diberikan reward kepada direktur RS.
b. Punishment
Hasil wawancara didapatkan hasil bahwa apabila pegawai yang melakukan
pelanggaran akan di pindahkan ruangan, sedangkan pada PNS akan diberikan
surat peringatan (SP) dan penundaan kenaikan pangkat, sedangkan karyawan
wiyata bakti (KWE) akan diberi surat peringatan 1, 2, 3 dan dikeluarkan.
c. Motivasi
??? pakai questioner motivasi pd perawat. Ada skala ny???
d. Wewenang kepala ruang untuk penyelesain masalah pasien (demokratis,
otoriter, kepemimpinan)
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil bahwa wewenang kepala ruang
adalah :
1) Konsultan dan pengendalian masalah untuk perawat
2) Mengevaluasi kerja
3) Membuat jadwal dinas dan member penugasan
e. Konflik dan cara mengatasi (ada gk?)
Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah
intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya
(Nursalam, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil bahwa saat ini belum ada
konflik karena ruangan pavilliun merupakan bangunan baru sehingga masalah
dalam ruangan belum muncul.
4. Controlling
a. Kinerja perawat
Kinerja perawat sebenarnya sama dengan prestasi kerja diperusahan. Perawat
ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar obyektif yang terbuka dan dapat
dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan dihargai sampai penghargaan
superior, mereka akan lebih terpacu untuk mencapai prestasi pada tingkat
lebih tinggi (faizin dan winarsih, 2008 ).
Hasil wawancara didapatkan hasil bahwa untuk penilaian kinerja perawat,
disediakannya form kredensial oleh bagian komite keperawatan dikeluarkan
oleh kepala seksi keperawatan. (minimal 1 bulan)!!!!

b. Supervisi
??????
(mensupervisi perawat dan bangsal gmn? Teori, berjenjang, pp disupervisi
karu…katim ke pelaksana, karu ke katim – disupervisi sesuai tugasnya .. 1
bulan (gentian)
SUPERVISI BERJENJANG!!! Menilai evaluasi perawat di ruang

D. OUTPUT
1. Pasien safety
Dr tim PPI (1 bulan ada p/ jatyh gk???)
2. Perawatan diri

3. Kepuasan pasien
Dibuat persen!!! Tabel boleh
4. Kecemasan
Questioner cemas! Baku (HARS ) ADA 7, DISEBAR
5. Kenyamanan
Nyeritingkatny. Skala nyeri sedang ringan berat
6. Pengetahuan
Questioner!!! Ttg penyakitnya… lgsg ke pasien. Dikategori

Anda mungkin juga menyukai