Makalah Pendidikan Islam Pada Era Modern
Makalah Pendidikan Islam Pada Era Modern
mungkin dapat dihindari. Hal yang dapat dilakukan umat Islam hanyalah
Berpijak pada kenyataan bahwa negara Indonesia dihuni oleh sekitar 85%
komunitas muslim, maka tidak terhindarkan lagi bahwa dalam era globalisasi ini
memberikan arahan dan menuntun anak didik secara massal, untuk menjadi umat
1
Muslih Usa dan Aden Wijdan SZ, Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial, (Yogyakarta:
Aditya Media,1997) hlm. 143
1
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN ISLAM PADA ERA GLOBALISASI
sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitar tempat ia hidup. Proses
tersebut senantiasa dilandasi oleh nilai-nilai ideal Islam yang melahirkan norma-
norma dan akhlakul karimah untuk mempersiapkan kehidupan dunia dan akherat
yang khasanah. Dengan kata lain, pendidikan merupakan persoalan hidup dan
kehidupan, dan seluruh proses hidup dan kehidupan adalah proses pendidikan,
Islami yang diharapkan tercermin dari sikap hidup dan keterampilan hidup yang
secara sempurna lahir dan batin, material, spiritual, dan moral, sebagai cerminan
b. Pengertian Modern
2
Muhammad Karim, Pendidikan Kritis Transformatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009) hlm. 179
2
menyebut suatu era baru (new age), yang berfungsi untuk membedakan dengan
zaman modern ditandai dengan renaissance atau enlightenment, maka itu berarti
menyempitkan makna dari kata modern itu. Bertrand Russel mengungkapkan ada
dua hal yang terpenting yang menandai sejarah modern, yakni runtuhnya otoritas
maksimal dalam berpikir dan bekerja demi kebahagian umat.5 Era globalisasi
konstelasi dunia dalam bidang iptek dan ekonomi. Namun perlu disadari pula
Namun, persepsi pendidik di era ini rupanya sudah mulai goyang dan
rapuh. Hal ini teridentifikasi dari beberapa persepsi dan fakta di lapangan.
Pendidik di era ini tidak banyak lagi yang mempersiapkan dirinya sebagai
3
anak didik, tetapi mempersepsikan dirinya sebagai seorang petugas semata yang
mendapatkan gaji baik dari negara, maupun organisasi swasta dan mempunyai
termotivasi oleh sifat yang materialis dan pragmatis yang tidak lagi di motivasi
didiknya.
ruhaniyat (afektif). Hal ini terbukti dari produktivitas pendidikan yang banyak
melahirkan siswa dan kesarjanaan cerdas dan terampil, tetapi masih banyak siswa
yang tawuran, perkelahian, pemerkosaan dan lain sebagainya serta masih banyak
juga sarjana berdasi yang korupsi, menindas, maling hak rakyat. Terjadinya semua
ini adalah salah satu indikator bahwa pendidikan yang didapatkannya itu belum
lengkap. Walaupun ada yang berhasil tapi jumlahnya tidak banyak. Padahal Islam
Modernitas Barat dimulai pada abad ke-15 Masehi, yakni ketika bangsa
Barat meninggalkan ikatan spiritual gereja dan mulai memfokuskan pada landasan
kehidupan yang berpijak pada rasio (akal). Menurut pandangan Barat, nilai
7
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta : Prenada Media, 2005), hlm. 5
4
spiritual tidak jarang dianggap sebagai ‘penghambat’ bagi pembangunan yang
beriorientasi materialistis.8
kritik. Sasaran utama kritik tersebut adalah pendewaan aspek rasio yang
sebagai ‘mesin modernitas’. Namun pada masa sekarang, telah terbukti bahwa
rasio secara fundamental tidak memadai. Lebih- lebih karena rasio sekedar
dimaksud perennial ialah nilai kemanusiaan yang bersumber pada asal manusia
yang suci (Fitrah) yang mempunyai watak kesucian dan lurus (hanif).9
Pendidikan islam pada era sekarang ini sudah dilembagakan dalam sekolah
yang memiliki tingkatan dan berjenjang-jenjang mulai dari MI, MTs, MAN
8
Abdulloh Idi, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2006) hlm. 108
9
Ibid. Hlm. 111
5
Sistem Dasar Pendidikan Islam
PESERTA
DIDIK PENGAJAR
TUJUAN
PENDIDIKA
N ISLAM
PERANGK
PERANGK
AT KERAS
ATLUNAK
kemaslahatan umat.
masing di lingkungannya.
6
Karena itu lembaga pendidikan harus merupakan lembaga yang meliputi
Tentulah dari tujuan umum ini dapat dijabarkan lagi secara lebih khusus
dan rinci sesuai dengan kehendak pendiri masing-masing lembaga. Suatu hal yang
sangat utama pada lembaga pendidikan ialah bagaimana mengajar peserta didik
tetapi pendidikan dan latihan yang dilaksanakannya harus merupakan bagian yang
tidak dapat terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional dalam arti kata bahwa
Jadi untuk mencapai hasil yang baik seperti yang telah digariskan
10
Teuku Amiruddin, Reorientasi Manajemen Pendidikan Islam di Era Indonesia Baru, (Yogyakarta:
UII Press, 2000) hlm. 81-83
7
a. Peserta didik
b. Pengajar
rumah tangga dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
termasuk pendidikan. Sistem masyarakat yang yang tanpa mengenal batas ini
meniscayakan potensi lokal dan nasional untuk unjuk kekuatan dalam mengarungi
kompetesi skala global tersebut. Kenyataan bahwa tata kehidupan “lokal” dan
dan ikatan-ikatan sosial dalam berbagai aspek kehidupan terus masuk ke dalam
mampu menjadi warga “global” tanpa tercabut dari akarnya atau tanpa kehilangan
jati dirinya. Menutup diri atau bersikap eksklusif akan ketinggalan zaman,
11
Ibid.
12
Rochidin Wahab FZh, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (SPII), (Bandung : Alfabeta CV,
2004) hlm. 260
13
Musthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif, (Yogyakarta : TERAS, 2010) hlm.13-14
8
Tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan pada masa era
Semua orang sependapat bahwa dunia ini yang sifatnya berubah-ubah selalu
mengalami perubahan. Jadi perubahan itu akan terjadi terus menurus sesuai
dengan sifat dunia dan hal ini adalah alami. Hanya saja kadangkala perubahan
itu terjadi sedemikian cepatnya sedangkan di sisi lain manusia belum siap
untuk menghadapi perubahan yang terjadi. Karena itu ada berbagai sikap
dicapai
harus mampu menyakinkan orang lain yaitu dengan jalan dia mengubah dirinya
sendiri terlebih dahulu sebelum mengubah orang lain, sesuai sabda Rasululloh
Globalisasi itu disukai atau tidak tetap akan terjadi dan karena hal
9
dahsyatnya dari negara-negara yang kuat (maju) melanda ke negara-negara
yang kurang kuat (sedang berkembang). Karena itu Indonesia khususnya umat
keadaan itu dengan program pendidikan yang lebih konkrit dan realistis untuk
menghadapi berbagai ancaman yang datangnya dari negara kuat tersebut (link
and match).14
dirinya.
pada “pasar” yaitu pada kebutuhan masyarakat dan di sisi lain dapat
mengajar serta tempat untuk berlatih menjadi manusia yang penuh semangat
dan kreatif dalam meniti karir, maka hal ini akan memberi dampak positif
14
Teuku Amiruddin, Reorientasi Manajemen Pendidikan Islam di Era Indonesia Baru, (Yogyakarta:
UII Press, 2000) hlm. 84-85
10
dalam perkembangan masyarakat. Bagi peserta didik dan alumni yang
kampusnya lagi.15
6. a. Beberapa hal yang akan dihadapi pada masa era globalisasi dapat
4. Sentralisasi 4. Disentralisasi
5. Pengalaman 5. Terdidik
15
Ibid. Hlm. 87
11
3) Kurang meratanya penguasaan untuk menggunakan berbagai perangkat
akurat.
teknologi.16
elekrtonika.
16
Teuku Amiruddin, Reorientasi Manajemen Pendidikan Islam di Era Indonesia Baru, (Yogyakarta:
UII Press, 2000) hlm. 102
12
d. Menciptakan kondisi dan situasi kampus menjadi “Kampus Idaman”
semua nilai itu mempunyai kualitas baik atau buruk , benar atau salah, halal atau
haram dan alat penilai yang digunakan harus stabil (tetap). Untuk menentukan
kriteria penilaian dari setiap amal perbuatan maka Allah swt. Telah menyediakan
akal atau kecerdasan bagi manusia. Akal ini adalah sebagai alat yang utama untuk
menganalisa dan mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan dengan akal
sehari-hari.17
17
Ibid. Hlm. 103
13
PENUTUP
a. KESIMPULAN
Zaman modern atau era baru merupakan proses kemajuan dari suatu
maksimal dalam berpikir dan bekerja dalam kebahagiaan umat, dan sampai
sekarang ini yang memegang konstelasi dunia adalah negara Barat dan memotori
era globalisasi di bidang iptek dan ekonomi, Modernitas Barat dimulai pada abad
ke-15 Masehi, yakni ketika bangsa Barat meninggalkan ikatan spiritual gereja
dan mulai memfokuskan pada landasan kehidupan yang berpijak pada rasio
(akal). Sebagai klimaks dari kritik atas modernitas yang sangat mendewakan
dimaksud perennial ialah nilai kemanusiaan yang bersumber pada asal manusia
yang suci (Fitrah) yang mempunyai watak kesucian dan lurus (hanif). Pendidikan
Islam pada era sekarang ini sudah dilembagakan dalam sekolah yang memiliki
tingkatan dan berjenjang-jenjang mulai dari MI, MTs, MAN hingga Universitas
Islam. Jadi untuk mencapai hasil yang baik seperti yang telah digariskan secara
globalisasi adalah suatu keharusan dalam sejarah kehidupan manusia, yang dapat
pendidikan Islam dan para subyek pendidikannya dapat bersaing dan menghadapi
tantangan globalisasi.
14
15