Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, metadon adalah obat
yang digolongkan dalam narkotika golongan dua. Metadon merupakan suatu agonis sintetik opioid
yang kuat dan diserap dengan baik secara oral dengan daya kerja jangka panjang, digunakan secara
orak dibawah supervisi dokter dan digunakan untuk terapi bagi pengguna opiate. Metadon bekerja
pada reseptor mu (µ) secara agonis penuh, dengan efek puncak 1-2 jam setelah diminum. Paruh
waktu metadon pada umumnya adalah sekitar 24 jam. Penggunaan secara berkesinambungan akan
diakumulasi pada berbagai bagian tubuh, namun khususnya pada hati. Proses akumulasi ini sebagian
menjadi alasan mengapa toleransi atas penggunaan metadon berjalan lebih lambat daripada
penggunaan morfin atau heroin. Efek analgesik dirasakan dalam 30-60 menit setelah diminum dan
terjadi konsentrasi puncak di otak dalam waktu 1-2 jam setelah diminum, hal ini membuat konsumsi
metadon tidak segera menimbulkan perasaan euphoria sebagaimana heroin/morfin. Metadon
dilepas dari lokasi ikatan ekstra vascular ke plasma secara perlahan, sehingga penghentian
penggunaan metadon secara mendadak tidak langsung menghasilkan gejala putus zat. Gejala putus
zat baru akan dirasakan setelah beberapa waktu kemudian dan dialami beberapa hari lebih lama
daripada gejala putus zat heroin (Permenkes Nomor 57 Tahun 2013). Metadon bukan terapi untuk
menyembuhkan ketergantungan heroin. Tetapi metadon memberikan kesempatan kepada
penggunanya untuk mengubah hidupnya menjadi lebih stabil, mengurangi resiko terkait penggunaan
narkoba suntik dan juga mengurangi kejahatan yang sering terkait dengan kecanduan.
Methadone merupakan jenis obat yang termasuk dalam golongan analgesik opium. Obat ini
digunakan sebagai pengganti obat-obatan narkotika yang menyebabkan kecanduan,
contohnya heroin, dalam proses rehabilitasi yang dijalani oleh pecandu narkotika. Kinerja
obat ini adalah dengan mencegah gejala-gejala putus obat akibat berhenti mengonsumsi
narkotika. Selain gejala putus obat, methadone dapat digunakan sebagai pereda rasa sakit.
Namun, hanya untuk rasa sakit yang parah dan berkepanjangan bila obat analgesik kuat
lain tidak cocok.
Dosis Methadone
Dosis methadone akan diputuskan oleh dokter berdasarkan beberapa pertimbangan
yang meliputi jenis penyakit, usia, serta kondisi kesehatan pasien.
Dosis stabilisasi methadone yang kemudian diberikan adalah 40 mg per hari, bisa
dalam satu kali penggunaan atau dibagi-bagi dalam beberapa dosis. Pada saat
kondisi pasien sudah stabil, dosis tersebut akan dikurangi secara bertahap.
Sementara untuk menangani rasa sakit yang parah, dosis methadone yang
dianjurkan adalah 2,5 hingga 10 mg dalam 6-8 jam sekali jika diperlukan.
Obat ini bisa memicu gejala putus obat, Karena itu, jangan berhenti
menggunakannya tanpa pengawasan dan anjuran dari dokter.
Konstipasi.
Mual.
Muntah.
Sakit perut.
Mengantuk.
Sakit kepala.
Hipotensi.
Gangguan penglihatan.
Impotensi.
Berkeringat.
Retensi urine.