Anda di halaman 1dari 9

Program Studi : Keperawatan Medikal Bedah III

Dosen pengampu : Musmuliadin,ST.Kep.,M.Tr.Kep

“MAKALAH OBAT METADON”

SULISNAWATI
4201017041

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON
BAUBAU
2020

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada koordinator Musmuliadin,
M,Tr.Kep.,M.Tr.Kep yang telah banyak membantu dalam menyususn serta memberi
motivasi yang luar biasa agar dapat menyelesaikan makalah ini dangan baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Aamiin.

Baubau,21 September 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Nama Obat Metadon..........................................................................2


B. Nama Obat (Merk) Metadon..............................................................2
C. Mekanisma Obat Metadon dalam Mengatasi Nyeri...........................2
D. Efek Samping Metadon......................................................................3
E. Kontraindikasi Metadon.....................................................................4

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................5
B. Saran...................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................6

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berhenti dari pengaruh narkoba membutuhkan waktu terutama bagi mereka
yang mencandunya sudah menahun. Di sebagian negara, jenis narkoba yang
umum disuntikkan adalah heroin, dan hingga saat ini metode terapi pendekatan
medis yang paling efektif dan diakui untuk ketergantunga heroin adalah program
pengalihan (substitusi) narkoba yang mengalihkan pada zat lain atau yang biasa
disebut terapi metadon. Metadong dikembangkan di Jerman pada tahun 1945
sebagai obat penawar rasa sakit. Pada pertengan tahun 1960-an, metan pertama
kali di uji coba di New York, Amerika Serikat. Metadon juga dikenal luar di
Australia dan Eropa sebagai terapi abagi ketergantunga opiate. Metadon juga
dipakai untuk detoksifikasi orang yang tergantung pada opiate den juga sebagai
terapi lanjutan. Keefektifan metadon jauh melmapaui terapi non farmasi apapun.
Saat ini terdapat belasan negara yang telah merasepkan metadon oral, termasuk
Nepal, Vietnam dan Thailand (BNN, 2006).
A. Rumusan Masalah
1. Apa nama obat ?
2. Apa nama obat (merk) kodein?
3. Bagaimana mekanisme obat kodein dalam pengatasan nyari?
4. Apa efek samping obat kodein?
5. Apa kontraindikasi obat kodein?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian obat kodein
2. Untuk mengetahui nama obat (merk) kodein
3. Untuk mengetahui mekanisme obat kodein dalam pengatasan nyari
4. Untuk mengetahui efek samping obat kodein
5. Untuk mengetahui kontraindikasi obat kodein
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nama Obat
Berdasarkan Undang–Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, metadon adalah obat yang di golongkan dalam narkotoka golongan
dua. Metadon merupakan suatu agonis sintetik opioid yang kuat dan diserap
dengan baik secara oral dengan daya kerja jangka panjang, digunakan dibawah
pengawasan dokter dan digunakan untuk terapi pengguna opiate.
Methadone merupakan jenis obat yang termasuk dalam golongan analgesik opium. 
Obat ini digunakan sebagai pengganti obat-obat narkotika yang menyebabkan kecanduan,
contohnya heroin, dalam proses rehabilitasi yang dijalani oleh pecandu narkotika.
Kinerja obat ini adalah dengan mencegah gejala-gejala putus obat akibat berhenti
mengonsumsi narkotika. Selain gejala puus obat, methadone dapat digunakan sebagai pereda
rasa sakit. Namun, hanya untuk rasa sakit yang parah dan berkepanjangan bila obat analgesic
kuat lain tidak cocok.
B. Nama Obat (Merk)

No Nama dagang Produsen Bentuk sediaan Kekuatan


1 Dolophine West Ward Pharmaceutical Tablet 5 mg dan 10 mg
2 Metadol Paladin Labs Inc Larutan 10 mg
3 Metadol Paladin Labs Inc Tablet 1 mg
4 Diskets West Ward Pharmaceutical Tablet 40 mg
5 Methadone Physicians Total Care Inc Tablet 10 mg
Hydrochloride

C. Mekanisme Kerja
Methadone diberikan ketika jenis obat pereda nyeri (analgesic) lain tidak
lagi efektif dalam meredakan nyeri. Cara kerja obat ini menyerupai morfin, yaitu
mengubah kinerja sistem saraf dan otak dalam merespon rasa sakit dan nyeri
yang dialami pasien.
Metadon bekerja pada reseptor mu (µ) secara agonis penuh, dengan efek
puncak 1-2 jam setelah diminum. paruh waktu metadon pada umumnya adalah
sekitar 24 jam. penggunaan secara berkesinambungan akan diakumulasi pada
berbagai bagian tubuh, numun khususnya pada hati. Proses akumulasi
inisebagian menjadi alasan mengapa toleransi atas penggunaan metadon berjalan
lebih lambat daripada penggunaan morfin dan heroin. Efek analgesic yang
dirasakan dalam 30-60 menit setelah diminum dan terjadi konsentrasi puncak di
otak dalam waktu 1-2 jam setelah diminum, hal ini membuat konsumsi metadon
tidak segera menimbulkan perasaan euphoria sebagaimana heroin/morfin.
Metadon dilepas dari lokasi ikatan ekstravaskular ke plasma secara perlahan,
sehingga penghentian penggunaan metadon secara mendadak tidak langsung
menghasilkan gejala putus zat. Gejala putus zat baru akan diraskan setelah
beberapa waktu kemudian dan dialami beberapa hari lebih lama daripada gejala
putus obat (Permenkes Nomor 57 Tahun 2013).
D. Efek Samping
Efek samping metadon antara lain gangguan tidur, mual muntah, konstipasi,
mulut kering, berkeringat, vasodilatasi dan gatal-gatal, menstruasi tidak teratur,
ginekomastia dan disfungsi seksual pada pria, serta retensi cairan dan
penambahan berat badan. Efek samping tidak terlalu banyak dialami oleh orang
yang telah menggunakan heroin.
Efek metadon lainnya sebagai analgetik, sedatif, depresi pernafasan, dan
euforia. Efek lainnya adalah menurunkan tekanan darah, konstraksi pupil, dan
efek saluran cerna yaitu memperlambat tonus sfingter pilorik, dan meningkatkan
tonus sfingter oddi yang berakibat spasme saluran empedu. (Kepmenkes RI
No.494/Menkes/SK/VII/2006).
Meskipun metadon digunakan untuk mengobati ketergantungan narkoba,
tapi pengguna masih dapat mengalami efek fisik negatif. Pemantauan cermat dan
hubungan yang erat antara dokter dan pasien sangat penting untuk penggunaan
yang tepat. (Inciardi, J.A. and Harrison, L.D, 2000). Untuk memperkuat efek
metadon yang terbatas, obat ini dirancang untuk memblokir efek dari opiat, tetapi
hanya bila diberikan dalam dosis yang tepat.

Beberapa efek fisik dan samping metadon adalah:

1. Jangka pendek :
a. Kegelisahan.
b. Muntah
c. Mual
d. Diperlambat bernapas
e. Gatal kulit
f. Sembelit
g. Disfungsi Seksual
h. Kematian
2. Jangka panjang:
a. Paru-paru dan masalah respirasi
3. Pengaruh terhadap Wanita :
a. Perubahan siklus menstruasi atau selang dalam siklus
b. Kehamilan komplikasi jika pengguna mengurangi tingkat dosis selama
kehamilan.
E. Kontraindikasi
Kontraindikasi methadone adalah sebagai berikut :
1. Gangguan liver berat : risiko menjadi esefalopati hepatic
2. Alergi atau intoleransi terhadap methadone
3. Asma bronchial akut
4. Intoksikasi alkohol
5. Risiko ileus paralisis
6. Peningkatan tekanan intrakranal atau trauma kepala
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metadon adalah obat yang di golongkan dalam narkotoka golongan dua.
Metadon merupakan suatu agonis sintetik opioid yang kuat dan diserap dengan
baik secara oral dengan daya kerja jangka panjang, digunakan dibawah
pengawasan dokter dan digunakan untuk terapi pengguna opiate. Methadone
diberikan ketika jenis obat pereda nyeri (analgesic) lain tidak lagi efektif dalam
meredakan nyeri. Cara kerja obat ini menyerupai morfin, yaitu mengubah kinerja
sistem saraf dan otak dalam merespon rasa sakit dan nyeri yang dialami pasien.
Efek samping metadon antara lain gangguan tidur, mual muntah, konstipasi,
mulut kering, berkeringat, vasodilatasi dan gatal-gatal, menstruasi tidak teratur,
ginekomastia dan disfungsi seksual pada pria, serta retensi cairan dan
penambahan berat badan.
B. Saran
Dengan adanya Makala ini mahasiswa atau pembaca bisa berhati-hati dalam
penggunaan obat yang sesuai dengan prosedur atau resep dari dokter.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Narkotika Nasional. (2006). Pusat Rehabilitasi lido-kewajiban Negara untuk
Mengobati Korban Narkoba. [online]. tersedia :
http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?
nama=ArtikelTrithab&op=detail artikel Trithab&id=44&mn=2&smn=e [17
Januari 2012]

id.scribd.com/document/382099477/Makalah-Metadon

https:id. scribd.com/document/389502637/Tri-Ananda-A-162210101110-Metadon

Kepmenkes RI No.495/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman PTRM di Rumah


sakit dan Satelit Uji coba. Maulan, Heri DJ.(2009). Promosi Kesehatan. Surabaya
:EGC.

Peraturan Pemerintah Kesehatan No. 57 Tahun 2013 Tentang Pedoman


Penyelenggaran Program Terapi Rumatan Metadon

Undang–Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 mengenai Narkotika

www.aladokter.com/mthadone#::text=methadone%20diberikan%20ketika%20jenis
%20obat,dan %20nyeri%20yang%20dialami%20pasien.

Anda mungkin juga menyukai