Anda di halaman 1dari 26

MI– 02 PELATIHAN METADON

 4.4-diphenyl-6dimethylamino-3heptadon
 Full agonis
 Narkotika sintetik
 Bekerja long acting
 Digunakan di Amerika sejak tahun 60 an
 Bilamana digunakan untuk terapi rumatan
(maintenance) tidak menimbulkan eforia,
sedasi atau efek analgesik
 Dosis adekuat sangat individual
 Liquid : dispensing dengan pompa otomatis
sehingga dosis kecil dapat terukur dgn baik.
 Setiap 1 ml mengandung 10 mg methadone
HCl
 Mempunyai cara kerja yang serupa dengan
morfin  (depresi pernafasan,
ketergantungan fisik)
 Oral bioaviabilitas 80 – 90%
 Diabsorbsi secara perlahan setelah 30 – 60
menit pemberian dan mencapai efek puncak
2-4 jam
 Dengan pemberian dosis yang berulang
waktu paruh rata-rata 24-36 jam
 Metabolisme di liver dalam bentuk metabolit
yang tidak aktif
 10% diekskresi melalui urin dalam bentuk
metadon
 Dapat diberikan dalam dosis tunggal setiap
hari
 Tidak ada dosis absolut
 Umumnya antara 60-120 mg (sangat bervariasi
dan bersifat individual)
 Penting menilai respons klinis  seseorang
butuh dosis rendah,yang lain butuh dosis tinggi
 Umumnya: dosis awal berkisar antara 15-30 mg
lalu dinaikkan 5-10 mg setiap 3 – 5 hari,
kemudian dinilai dalam 3 hari
 Pasien dengan komorbiditas dinilai kondisi fisik
dan obat lain yang diminum
 Very well tolerate
 berkeringat dan sulit b.a.b
 Gangguan fungsi seksual
 Berkurangnya cairan saliva  perawatan gigi
 Gangguan pola tidur
 Memegang peran utama dalam interaksi obat ini adalah Liver Enzyme P-450
 Obat yang dapat meningkatkan kadar methadon dalam plasma :
- SSRI (khususnya Fluvoxamine)
- Ketaconazole
 Menurunkan kadar plasma metadon (akibat menurunkan aktivitas Liver

Enzyme P-450) :
- Antikonvulsan (Fenitoin, karbamazepin)
- Rifampisin
- ARV : Nevirapine, efavirens
 Efek potensiasi dengan metadon :
- Benzodiazepin, alkohol, dan depresan SSP lain
- Antidepresan Trisiklik
 Semua golongan opioid kontra indikasi untuk:
- Akut abdomen, trauma kepala, kerusakan
paru-paru berat  tunda inisiasi metadon
 Gangguan hati yang berat (jaundice, ascites),
hepato encephalopathi  turunkan dosis bila
memulai terapi metadon
 Akut asma, akut alkoholisme, ulcerative colon
(toxic megacolon), spasme saluran empedu
dan kencing, MAOIs  tunda inisiasi metadon
 Gangguan psikiatrik  kesulitan untuk
mengisi informed consent dan menetapkan
dosis inisiasi
 Jarang terjadi reaksi alergi.
 Penggunaan bermacam-macam adiktif
membutuhkan pengobatan khusus
 Wanita hamil
- Gejala putus heroin berisiko untuk terjadi abortus yang
spontan, fetal distress, kematian intra- uterin, bayi
meninggal sewaktu dilahirkan
- Metadon merupakan pilihan utama untuk perempuan
hamil dengan etergantungan heroin

 Klien dengan HIV reaktif yang masih ketergantungan


opiat
- Metadon merupakan drug of choice
 Saat pertama ibu hamil datang
 Pemberian metadon aman untuk ibu menyusui
 Bayi yang lahir dari dari ibu pengguna metadon
hanya sekitar 25% yang akan mengalami gejala
putus zat.
 Perawatan bayi dengan gejala putus zat adalah
dengan penurunan bertahap (tappering off)
dengan barbiturat, tinc opii, oral morfin
 Tanda putus zat pada bayi: menghisap lebih
sering, menangis melengking
Rumatan Metadon
 Retensi terapi jangka panjang
 Dosis methadone yang cukup, penggunaan heroin

berkurang & retensi terapi lebih baik pada dosis


>60mg
 Hubungan therapeutic yang berkualitas
 Memantau dan melakukan review teratur
 Terapi konstipasi yang agresif
 Pendekatan terapi yang komprehensif
- secara medis, psikologis dan layanan sosial
- perhatian terhadap gangguan mood
Jelaskan kegiatan penggunaan obat-obatan & resiko.
Tinjau :
 Tujuan pasien
 Sesering mungkin melakukan penilaian dan kontrol
- diskusi dengan apoteker: bukti-bukti intoksikasi
 Cara medikasi
- Dosis, take away
- Kepatuhan pasien (dosis yang terlewat)
- Obat lain yang diresepkan
 Intervensi psikososial dan dukungan
- Masih melanjutkan penggunaan obat psikoaktif
sesekali
Lihat petunjuk :
 Dosis take-away
 Dosis yang terlewat
 Transfer (lokal/internasional)
 Pemberian resep
 Memastikan pasien menepati janji
 Methadone dalam penjagaan polisi
 Dosis take-away :
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga pasien bisa
mendapatkan dosis take-away setelah ikut program?
- Apa indikasi-indikasi stabilitasnya sehingga pasien bisa
dipertimbangkan untuk mendapatkan dosis take-away?
- Apa alasan-alasan untuk memberikan dosis take-away?
- Berapa banyak dosis take-away yang dapat diberikan dalam 1
waktu?
- Berapa dosis yang dilarang?
- Apa arti dosis yang terlewat?
- Bagaimana dosis ditentukan?
Lihat petunjuk :
 Dosis bawa pulang:
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga pasien bisa
mendapatkan dosis bawa pulang setelah ikut program?
 Apa indikasi-indikasi stabilitasnya sehingga pasien bisa
dipertimbangkan untuk mendapatkan dosis bawa pulang?
 Apa alasan-alasan untuk memberikan dosis bawa pulang?
 Berapa banyak dosis bawa pulang yang dapat diberikan
dalam 1 waktu?
 Berapa dosis yang dilarang?
 Apa arti dosis yang terlewat?
 Bagaimana dosis ditentukan?
Lihat petunjuk :
 Dosis yang terlewat
 Transfer (lokal/internasional)
 Pemberian resep
 Memastikan pasien menghadiri perjanjian
 Metadon dalam perlindungan polisi
 Biasa terjadi pada awal terapi, dan toleransi
berkembang ke efek samping-efek samping lain
 Beberapa efek samping amat sulit untuk dibedakan
dari gejala putus zat
- mual, nyeri sendi, berkeringat, sulit tidur
- waktu kerja amat penting
 Beberapa efek samping merupakan masalah kronis
- konstipasi, berkeringat, gangguan tidur
- perubahan endokrin (libido berkurang, menstruasi)
- masalah gigi
 Bisa timbul 1-3 jam hingga lebih dari 8 jam
setelah minum dosis
 Menjadi lebih buruk bila letih secara fisik atau
duduk diam / bosan
 Meningkat karena makanan atau alkohol
 Waktu pemberian dosis (sore)
 Dosis dibagi, bila dosis tinggi
 Aktifitas
 Sindrom carpel tunnel
 Retensi terhadap cairan
 Nyeri sendi
 Gatal-gatal / bentol karena histamin
 Mual yang tetap
 Menurunkan libido
- Gejala menopause
- Defisiensi testosteron
a. impoten
b. penurunan ejakulasi
c. anhidonia / fatigue
- Berat badan bertambah
- Amenorrhoea
 Kembali subur, biasanya setelah abstinen
- Butuh kontrasepsi
 Efek samping yang muncul  Very well tolerate,
tidak berbahaya
 Tidak ada efek samping terhadap organ tubuh
 Yang berbahaya adalah terjadi overdosis jika:
 fase inisiasi terlalu cepat dinaikkan
 digunakan bersamaan dengan depresan SSP
lainnya seperti Benzodiazepine, alkohol,
antidepressan dll
 Over regulation
 Under Dosing
 Premature discharge
 Misunderstandings about methadone
 Stigmatization by drug Treatment
Providers

Anda mungkin juga menyukai